USTADZ MODUS

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM,,,,

Sebaik baik bacaan adalah membaca Al Qur'an 🥰🥰🥰

*****

Happy reading guys 😘😘😘

Masih di ruang tamu Ndalem Utara, Echa masih nyaman dalam tidurnya tidak merasa terganggu sama sekali dengan pembicaraan orang disekitarnya.

"Sepertinya Echa sangat kelelahan." ucap Umi Maryam.

"Tidurnya sangat nyenyak tidak terganggu dengan suara disekitarnya." sambung Gus Azka.

"Echa jika sudah tidur Gus, meskipun ada gempa bumi tidak akan bangun." ucap Arvin membuat semuanya tertawa.

"Hahahaha,,, emang kamu pikir Echa latihan jadi mayat Mas?"

"Lah lihat sendiri dari tadi kita tertawa Echa sama sekali tidak terganggu."

" Istrimu Imut Bang." ucap Afkar diangguki yang lainnya, sementara Zio sendiri tetap dengan wajah tanpa ekspresi nya.

"Echa seumuran kan dengan Azmi dan Afkar ya Vin?" tanya Gus Alzam.

"Iya Gus, lebih tua  Gus Azmi dan Gus Afkar beberapa bulan ."

"Hah,,, ber arti Abang menikahi Bocil dong." ucap Yusuf karena memang Zio sering mengatakan Azmi dan Afkar bocil.

"Hahahaha,,, Bang Yusuf benar ." Azmi dan Afkar tertawa bersama namun tawa keduanya langsung terhenti ketika mendapat tatapan tajam dari Zio.

"BERISIK,,,,!" teriak Echa.

"Cha,, bangun " ucap Lita pelan.

"Lima menit lagi Bun, Echa masih bermimpi menikah dengan Jungkook." balas Echa.

'Plakkk' Arvin memukul pelan  Echa.

Dengan amat sangat terpaksa akhirnya Echa bangun  dia membuka matanya perlahan dan mengedarkan pandangannya, melihat satu persatu orang yang berada di sana.

Mata Echa langsung melotot tajam saat melihat keberadaan Zio.

"USTADZ MODUS!" teriak Echa.

Semua orang menutup telinga sementara Zio hanya menatap Echa datar, menghiraukan teriakan melengking Echa.

"Echa jaga sikap mu." peringat Arvin,dia merasa malu dengan tingkah putri semata wayangnya itu.

"Gara gara lo, gue harus masuk kesini" ucap Echa.

Bagaimana bisa Echa menyalahkan Zio sementara dia di masukkan pesantren memang karena ulahnya sendiri.

Menghiraukan keberadaan orang orang yang berada disana Echa mengambil tangan Zio lalu menggigit nya sekuat kuatnya.

"Astaghfirullah Echa,,,!" Ucap Lita panik.

Mereka tertawa lucu dengan tingkah Echa, yang satunya kelewat datar dan satunya kelewat aktif.

"Rasakan ini, rasakan."Setelah mengigit Zio, Echa beralih mencubit Zio.

Zio hanya diam menerima tingkah ajaib istri kecilnya,tanpa orang lain sadari bibir Zio sedikit tertarik membentuk senyuman tipis sangat tipis hingga tidak bisa di katakan sebuah senyuman.

"Echa,,," Lita segera menarik tubuh putrinya.

"Tidak sopan sekali kamu, dia itu Gus El putra Kyai Alzam." ucap Lita.

Echa mendelik sebal." Tapi dia itu sangat Rese Bun."

"Gus El bukan rese kamu saja Cha yang kelewat nakal."

"Kenalkan ini Echa, putri kami, kami ingin menitipkan  dia disini agar belajar ilmu agama."

"Echa,, panggil saya Umma Ella saya Bibik nya Gus El, ini Neneknya panggil Nenek, ini Paman Azka panggil Aba dan Ini Ayahnya Gus El panggil Abi, dan ini Adiknya Gus El, Gus Azmi, dan mereka sepupu Gus El panggil Bang Yusuf dan Bang Afkar, ada satu lagi saudara kembar Gus El Ning Zia." Ella memperkenalkan seluruh anggota keluarganya.

"Oh iya lupa,, nama panjang Gus El adalah Zio Aqeel Asna Nafis Al Fath."

",Gak penting! ngapain juga gueharus tahu nama si ustadz Modus ini." dumel Echa pelan,namun masih bisa di dengar oleh orang yang berada di sana.

"Ayo biar Umma antar ke kamar kamu Nak." ajak Ella.

"Ayah sama Bunda benar benar mau ninggalin Echa disini?" Echa memasang wajah cemberutnya.

"Sayang,,, kamu disini belajar yang benar, Kami sangat menyayangi mu Nak."

" Ayo sayang,, sekalian nanti Umma kenalkan sama teman sekamar kamu " Dengan lemas Echa berdiri mengikuti Ella.

"Salim dulu Nak sama Ayah Bunda kamu."

Echa mencium tangan Arvin dan Lita kemudian Arvin  menyuruh agar mencium tangan Keluarga Zio juga.

Zio menyodorkan tangannya pada Echa, Echa menerima nya namun bukan mencium nya tapi menggigit tangan Zio kembali.

"Rasain !"

Saat Echa akan menyentuh tangan Yusuf segera Zio menarik baju belakang Echa.

"Bukan Muhrim tidak boleh." ucap Zio.

Arvin dan Lita tersenyum melihat itu, mereka sangat yakin jika Zio pasti  bisa merubah anak mereka menjadi lebih baik.

Sebelum pergi meninggalkan Ndalem Utara Echa yang masih menyimpan dendam pada Zio menginjak kaki Zio terlebih dahulu.

Echa berjalan bersama Ella sambil menggendong Boneka kelinci besar nya.

Mereka menjadi pusat perhatian para santri, bagaimana tidak menjadi pusat perhatian jika di pesantren itu tidak diperbolehkan membawa boneka besar tapi yang Echa bawa lebih dari besar tubuh Echa.

"Echa,,  bonekanya  titip sama Umma dulu ya." ucap Ella lembut.

"Echa tidak bisa tidur kalau tidak ada Boneka Umma."

"Nanti biar Umma ganti yang lebih kecil bagaimana?"

Tadi di Ndalem Echa sudah dilarang untuk membawa Bonekanya tapi dia kekeh tetap membawanya.

"Sayang,, nanti Bonekanya Echa di ambil sama pengurus."

Echa terlihat berpikir kemudian mengangguk pelan.

"Assalamu'alaikum." ucap Ella saat memasuki kamar  santri Anggrek B kamar yang akan di tempati Echa.

"Waalaikum Nyai." jawab Santri yang berada di dalam kamar itu.

"Ustadzah Syifa Ini ada santri baru yang akan menempati kamar ini juga,dia juga sekelas sama Aurel dan Mutia."

"Saya titip Echa ya Nak." ucap Ella.

"Iya Nyai."

"Echa Umma balik dulu, Boneka nya Umma bawa dulu nanti Umma ganti ya "

Ustadzah Syifa, Aurel dan Mutia menatap interaksi mereka penuh dengan tanda tanya sebenarnya siapa Echa sebenarnya mengapa Nyai mereka terlihat sangat perhatian sekali.

"Assalamu'alaikum." ucap Ella setelah itu meninggalkan kamar Anggrek B.

"Waalaikum salam."

"Hai,, Echa." ucap Mutia dengan senyum Pepsodent nya.

"Hai juga saya Echa " Echa memperkenalkan dirinya.

"Akh,,, aku kira kamu akan sombong Cha, karena kebiasaannya anak kota itu sombong " ucap Mutia Antusias.

"Aku Mutia."

"Aurel."

"Syifa."

Tidak butuh waktu lama untuk Echa dekat dengan teman sekamar nya, karena Echa memang tipe orang yang mudah akrab dengan siapapun.

"Jadi kita harus tidur di ranjang kecil ini?" ucap Echa melihat ranjang bertingkat dua itu.

"Iya."

"Astaga,,, kita sudah seperti di panti asuhan saja." keluh Echa.

"Aku ke kantor guru dulu ya." pamit Ustadzah Syifa.

Kini dikamar itu hanya tinggal bertiga, mereka terus bertanya pada Echa kehidupan di kota.

"Cha Kamu apanya Keluarga Ndalem sih?" tanya Aurel.

"Abi Alzam itu sahabatnya Ayahnya Echa."

"Abi?" kaget mereka.

"Heem,,,"

"Kamu manggil Kyai Alzam Abi?"

"Iya di suruh Umma Ella." jawab Echa santai

"Hah,,, waw." heboh Aurel dan Mutia.

"Kamu tadi dari Ndalem mana?" tanya Aurel kepo.

" Ndalem apa?" tanya balik Echa yang tidak paham Ndalem itu apa.

"Rumah?"

"Oh,,  bilang kalau Rumah, ngapain bilang Ndalem segala, aku itu tadi ke rumahnya Abi Alzam."

"Wah,,, ber arti kamu sudah ketemu Gus Tampan kan?"

"Gus Tampan siapa?"

"Ih,,, Gus El Putra sulung Kyai Alzam."

"Idihh Manusia modus itu dibilang tampan ."

_

_

_

TBC

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Ida Miswanti

Ida Miswanti

Kasian Zio nasipnya seperti Gus Alzam suka digigit istrinya bedanya Ning Queena gigit Gus Alzam pas hamil 🤭😆

2025-02-07

0

Aily Nursehati

Aily Nursehati

Baca ulang lg
ga apa lah kangen sama kluarga ustd Al 🤗

2023-05-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!