Setelah suaminya pergi Amelia dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya yang tadi tertunda.
Lalu dia memastikan keadaan mansion aman agar tidak ada yang melihat ke pergiannya apa lagi tadi dia tahu dari suaminya jika Clara, sedang tidur siang jadi aman pikirnya.
Dia mengeluarkan seluruh koper miliknya dan anak-anaknya ke depan mansion lalu menyuruh supir taksi online menaruhnya di bagasi mobil, karena ada 4 koper jadi dia dua kali membawanya, untung kalau siang hari di mansion para pelayan tidak ada yang berkeliaran di dalam rumah utama, mereka menempati bangunan kecil di belakang mansion Wibowo.
Setelah semuanya selesai Amelia bergegas pergi dari sana, mobil yang di tumpangi ya berhenti tepat di parkiran sebuah mall, Amelia rupanya sudah menyiapkan mobilnya di sana mobil yang dia beli tanpa sepengetahuan suaminya.
Setelah mengindahkan barang-barangnya dari taksi ke mobilnya sendiri Amelia langsung tancap gas pergi meninggalkan ibukota, dia menyetir mobilnya sendiri karena tidak mempunyai sopir, Karena akan tinggal di desa jadi dia berfikir untuk apa punya sopir toh di desa nanti pasti jarang menggunakan mobil.
-
Di desa
Jingga baru saja bangun tidur dan ternyata hari sudah sore, saat sampai tadi dia langsung mandi dan tidur sampai dini hari. Dia keluar dari kamarnya menuju ke dapur untuk minum, di dapur bi Asih sedang memasak di bantu kakaknya Al, yang sedang mencuci sayuran Jingga berdehem kemudian tersenyum.
ehem ...
Al, menoleh ke arah belakang melihat Jingga baru bangun tidur.
"Mau ngapain dek, makanannya belum Mateng semua ini." ujar Al.
"Jingga cuman mau minum nggak mau makan." jawab Jingga.
Al, hanya menggeleng kan kepala kemudian melanjutkan pekerjaannya.
"Neng Jingga mau bibi masakin apa neng?" bi Asih bertanya barangkali anak majikannya itu ingin memakan makanan tertentu.
"Jingga terserah bibi aja yang penting enak di makan." jawab Jingga, karena dia tidak terlalu pemilih kalau soal makan.
Sedangkan Nila masuk ke dalam dapur dengan tangan penuh tentengan kantong plastik.
"Bibi nieh semua belanjaan yang bibi butuhkan." ujarnya meletakan satu kantong belanjaan untuk bi Asih, sedangkan satu kantung lagi di taruh di atas meja makan, Jingga mendekati kakaknya itu melihat banyak sekali camilan yang di beli kakaknya dia bertanya. "Kakak beli banyak banget makanan buat apa?"
"Ya buat di makan kita lah kan besok kita belum masuk sekolah jadi mari kita nyemil!" ujar Nila sambil tersenyum lebar pada adik nya.
Jingga dan Al, hanya menggelengkan kepala melihat kebiasaan Nila yang kini telah kembali setelah kemarin-kemarin dia murung terus karena Masalah di keluarganya.
Bi asih ikut tersenyum melihat kebahagian sederhana yang di lakukan Nila.
-
Di kantor, Dodi bersiap untuk pulang karena hari sudah gelap.
Dia bersiul senang ketika mengendarai mobilnya dia sudah membayangkan bisa bermalam dengan Amelia setelah banyak insiden yang membuat mereka tidak dekat.
Sampai di mansion nya dia membuka pintu melihat di dalam sunyi biasanya ada suara anak-anaknya di ruang keluarga tapi ini sepi, hanya ada clara yang sedang menonton tv sambil memakan cemilan di tangannya.
"Sayang kok kamu sendirian di mana yang lain?" Dodi bertanya pada istri keduanya.
Clara yang sedang asik nonton sampai tidak tahu suaminya pulang. "Loh mas kamu sudah pulang? maaf yeah aku nggak nyambut kamu habisnya nggak denger suara orang masuk."
bukanya menjawab pertanyaan suami dia malah bertanya hal lain.
"Nggak papa sayang, kamu sendirian Amelia dan anak-anak mana?" Dodi bertanya lagi karena belum mendapat jawaban dari Clara kemana penghuni rumahnya itu.
"Aku belum melihat mba dan anak-anak mas sejak bangun tidur tadi." jawab Amelia, karena memang dia baru keluar kamar setelah magrib tadi dan langsung duduk santai di ruang keluarga tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya.
Dodi yang mendengar jawaban Clara langsung menelfon Amelia, tapi nomer dia tuju tidak bisa di hubungi.
Dodi berlari ke arah kamar Amelia, dia punya firasat buruk tentang ini setelah sampai kamar dia melihat tidak ada lagi kosmetik dan barang-barang lain istrinya yang tersisa di meja rias, lalu dia mengecek lemari sang istri dan benar saja ada beberapa baju yang dibawa istrinya.
Dodi masih belum menyerah begitu saja dia kemudian menuju kamar anak-anaknya dia melihat semua kamar anaknya juga bersih tidak tersisa semua barang-barang ketiga anaknya yang ada di meja belajar tak ada yang di tinggal bahkan sama seperti istrinya anaknya hanya membawa baju mereka sedikit saja.
Dodi terduduk di lantai dia meneteskan air matanya apa dugaannya benar istri dan anaknya pergi dari mansion tapi kemana mereka pergi kenapa harus pergi pikirnya.
Dia bangun dari duduknya kemudian berjalan menuju dapur menanyakan pada pelayan di rumahnya.
"Apa kalian ada yang melihat istriku pergi tadi?" ujar Dodi.
Salah satu pelayan yang ada disana menjawab "Kami tidak melihatnya tuan karena jika siang hari kami berada di belakang." yang lain ikut mengiyakan perkataan temanya.
Dodi mengusap wajahnya kasar dia benar-benar putus asa sekarang kemana keluarganya pergi.
"Ada apa sich mas kok kamu terlihat kacau sekali." Clara yang mendengar suara suaminya yang cukup keras tadi menyusul sang suami, dan sampai di dapur dia melihat suaminya dan para pelayan disana entah sedang membicarakan apa.
"Amelia dan anak-anak pergi!" ujar Dodi sambil terus menangis dan mengusap rambut dan wajahnya gusar.
Deg
Clara tertegun mendengar penuturan suaminya, bagaimana mungkin madunya tersebut pergi dan dia tidak tahu.
"Kok bisa mas? mungkin mereka sedang berlibur tapi belum sempat meminta izin pada mas kan bisa juga?" ujar Clara.
Dodi menggelengkan kepalanya "mereka belum waktunya libur sekolah Clara mana mungkin pergi berlibur, aku yakin mereka pergi dari sini hiks..hiks." Dodi benar-benar terlihat kacau, Clara yang melihat suaminya seperti itu memeluk sang suami mencoba menenangkannya.
"Nanti kita cari sama-sama ya mas, pasti mba dan anak-anak bisa ketemu." ujar Clara, Dodi yang mendengar perkataan istrinya menghentikan tangisnya dia langsung menghubungi orang suruhannya agar mereka mencari dimana keberadaan anak dan istrinya.
"Cari istri dan anak-anak ku sampai dapat, saya tunggu kalian tidak boleh gagal mengerti!" setelah menghubungi orang suruhannya dia menuju ruang kerjanya mengecek cctv mansion nya, setelah di putar rekaman waktu sore hari tidak ada kegiatan yang mencurigakan dan anehnya rekaman cctv di depan rumah dan sampai depan pintu kamar Amelia mati, kenapa bisa begitu tapi setelah di ingat-ingat Amelia pernah berkata cctv rumahnya rusak dan itu sudah dua bulan yang lalu.
Ini salahnya karena mengabaikan orang di sekelilingnya sampai hal sekecil ini pun dia tidak ingat padahal Amelia sudah memberitahunya.
Dia semakin terpuruk, apa ciuman dari Amelia semalam adalah tanda perpisahan? ini salahnya kenapa tidak menyadari itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments