.
.
.
Xabara terus saja berjalan membiarkan Rovert yang terus memanggilnya,
"aaahhh!." Rovert terjatuh seketika langkah kaki Xabara terhenti lalu menoleh ke samping.
"t.. tolong tanganku, a. aku berjanji akan mengabulkan apapun permintaanmu sebagai balas budiku." kata Rovert dengan nada lemas dan pucat ditengah hujan deras.
Xabara menghela nafas berat lalu berbalik ke arah Rovert, samar-samar Rovert bisa melihat paras Xabara yang sudah bersih dari pewarna hitamnya lalu Ia malah tak sadarkan diri.
"kenapa aku selalu bertemu dengan Pria lemah?." gerutu Xabara lalu menekan nadi Rovert yang masih hidup.
Xabara berdiri lalu menarik Rovert sebisanya sampai masuk Mobil, tak Lupa Xabara mengangkut motornya diletakkan di Mobil belakang Rovert.
"hanya mengangkat seperti ini begitu kecil bagiku." gumam Xabara menutup pintu mobil dengan kencang.
Xabara yang dikenal Oleh Randy tidak punya pendidikan tinggi, asal-usul tidak jelas serta kulit hitam yang tidak ada pesonanya sama sekali, kini sosok Xabara menjelma menjadi dewi setelah ditimpa air hujan semua pewarna di tubuhnya luntur memperlihatkan rupa aslinya.
Xabara yang dianggap tak berguna tidak bisa apa-apa kini tengah menyetir mobil bahkan seperti seorang pembalap handal, Ia mencari Rumah Sakit kecil tapi ada Orang-orang yang cukup ia hindari.
"kenapa bedeb*h cab*l itu bisa disana?" geram Xabara segera melajukan Mobil Rovert yang Ia bawa.
Xabara terpaksa membawa Rovert ke Apartemen mewahnya, lalu mengobati Rovert di Kamarnya bahkan keningnya sama sekali tidak berkerut membedah lengan Rovert untuk mengeluarkan pelurunya.
cekrek...!
"cari tau Identitas Pria ini." pesan Xabara.
"baik Nona." balas seseorang lalu Xabara menyimpan ponselnya.
"penghianatan?." gumam Xabara sempat mendengar sepenggal pembicaraan Rovert.
Xabara meregangkan jemari tangannya setelah mengobati Rovert lalu Ia membersihkan diri.
"ungghhh!!" Rovert meringis memegang lengannya lalu Ia melihat lukanya sudah diperban.
Rovert mengedarkan pandangannya, "awwhh..! kenapa rasanya masih sakit? apa orang yang mengobatiku tidak menggunakan obat bius?" gumam Rovert merasa kulit bekas luka nya berdenyut sangat nyeri.
"dimana ini? apa gadis tadi?." gumam Rovert menebak.
Rovert menoleh ke Ponsel seseorang yang bergetar, Ia melihat sekitar yang tak menemukan tanda-tanda kehidupan seolah Rumah ini sudah lama sekali tidak dihuni, semua hawanya terasa dingin tapi tidak ada debu sama sekali.
ceklek..!
sosok gadis cantik dengan memakai Jubah mandinya berjalan ke arah Ponselnya lalu melihat isinya.
Rovert tercekat melihat penampilan sosok itu, tubuh Gadis itu benar-benar proposional serta kulitnya putih bersinar, garis wajahnya sangatlah kecil dan indah ditambah bibir merah Cerynya itu.
glek...!
"ada apa denganku? aku G*y kan? kenapa aku tertarik pada perempuan itu? siapa dia?." batin Rovert.
sebenarnya Rovert adalah Pria yang sangat normal tapi tidak ada satupun perempuan yang bisa membuatnya merasakan sesuatu sehingga dirinya malah menjaga jarak dengan makhluk yang namanya perempuan, Ia dekat dengan Asistennya laki-laki membuat gosip miring muncul karna hal itu, Rovert seorang G*y.
Xabara membaca data diri Rovert, "aah..? jadi dia yang selalu muncul itu?" gumam Xabara.
"permisi?." sapa Rovert.
"siapa kau?" tanya Rovert dengan hati-hati.
Xabara menoleh, penampilannya yang super seksi dengan rambut yang basah itu membuat Rovert beringsut mundur bukan karna apapun tapi Ia tidak menyangka reaksi tubuhnya Rovert akan seperti itu.
"aku? gadis yang tadi menolongmu." jawab Xabara melangkahkan kaki ke arah Rovert sambil melipat kedua tangannya.
"ha? gadis Ular?." tebak Rovert memperhatikan tubuh Xabara dari ujung rambut sampai ujung kaki tidak warna warna hitamnya sama sekali.
Xabara memutar kedua bola matanya dengan malas karna dipandang oleh Rovert sebenarnya tatapan Rovert tidak kotor hanya merasa heran saja dengan penampilan Xabara yang sebelumnya hitam, belang.
"aku tidak menyangka kau adalah CEO besar tempat Perusahaan Suamiku bekerja."
"suami? kau sudah menikah?." kaget Rovert.
Rovert bukanlah Pria yang banyak bicara, Ia juga bukan Pria yang bisa merubah-ubah ekspresi selain datar dan dingin serta sinis saja.
"ada sedikit insiden tapi aku akan menceraikannya karna dia tidak layak untukku." jawab Xabara sambil mengibaskan rambutnya yang basah.
Rovert diam lalu memandang Xabara sekali lagi, mana mungkin Rovert percaya gadis yang tadi seperti kura-kura dalam lumpur kini berubah menjadi bidadari turun dari langit.
"apa yang kau lihat??" tatap tajam Xabara.
"ahh bukan.! aku tadi yakin melihat rupanya hitam tapi kenapa sekarang berbeda?" tanya Rovert.
"sekali lagi kau bertanya akan aku sumpal mulutmu itu pakai pisau." ancam Xabara.
Rovert menggeleng kepalanya, Rovert tidak pernah merasa terintimidasi oleh seseorang tapi baru pertama kalinya Ia merasa sosok gadis menawan ini bisa membuatnya tunduk.
"siapa gadis ini? apa dia seorang Dewi Kematian?" batin Rovert.
"kau tidak takut berdua dengan Pria asing sepertiku terlebih kau tidak memakai baju." Rovert.
"hanya Pria G*y apa yang aku takutkan?" sinis Xabara lalu melangkah pergi ke Ruang ganti bajunya.
"kenapa aku merasa tertampar?" batin Rovert.
.
Xabara telah berpakaian seperti gadis biasa namun kulitnya masih putih bersih, Ia menerima sebuah paketan dari orang setianya dan isinya adalah pewarna kulitnya langsung saja Xabara memakai pewarna itu di sekujur tubuhnya didepan Rovert.
"hah??." Rovert sampai tercengang melihat pemandangan itu.
"semua gadis ingin kulit putih bersih tapi gadis aneh ini malah menghitamkan kulitnya?." batin Rovert tak bisa berkata-kata.
"Nona dia?" seorang gadis cantik menatap tajam Rovert.
"dia akan menjadi salah satu pionku untuk balas dendam, tenang saja dia hanya seorang Pria g*y." jelas Xabara yang tau pemikiran orang setianya itu.
"bagaimana bisa dia seorang G*y Nona? sudah jelas dia tampak seperti anj*ng lapar melihatmu tadi, kenapa membiarkan wajah dewimu terlihat olehnya?"
"Inkaya!" seru Xabara.
"iya Nona." Inkaya yang dipanggil segera menunduk artinya Xabara sedang menahan amarah, karna Xabara selalu memanggilnya Aya bukan Inkaya.
"sial*n..! kenapa ada gadis di muka bumi ini memandang rendah aku hanya karna Artikel itu? seharusnya aku musnahkan saja penerbitnya." batin Rovert yang merasa harga dirinya diinjak-injak oleh perempuan.
"dia hanya Pria lemah, aku bisa memotong b*r**g nya jika dia berani melec*hkanku." ujar Xabara tanpa melirik Rovert.
Rovert memejamkan matanya, "apa lidahmu itu berasal dari cabe? kenapa pedas sekali perkataanmu?"
"Nona dia?" Aya terlihat geram tapi Xabara menahan lengan Aya.
Xabara mengabaikan Rovert, Rovert sampai frustasi sendiri bagaimana bisa ada perempuan yang tidak tertarik dengan wajah tampannya.
Xabara membisikkan rencananya ke Aya yang mengerut tak suka, "kenapa ekspresimu?."
"jika Nona mau kami bisa menghabisi Keluarga tidak tau diri itu, seharusnya Nona memotong b*r*ngnya didepan kedua orangtuanya itu." cetus Aya.
Xabara menggeleng misterius, "hanya orang yang melec*hkanku saja yang pantas itunya di potong."
"dia seperti Pria bodoh Nona, bahkan saya jauh lebih baik darinya." sambung Aya lagi sambil melirik tak senang ke Rovert bahkan nada bicaranya juga cukup keras.
Rovert mendengarnya membelalak tak terima, bisa-bisanya Ia direndahkan seperti itu memangnya mereka siapa? kedudukan apa yang mereka punya hingga bisa merendahkan seorang Rovert yang ditakuti dunia bisnis.
"heiii?? siapa yang kau bilang Bodoh?? aku seorang Presdir di Perusahaan Besar."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Emak Aries
ketemu pawangnya si Rovert /Joyful/
2025-03-02
0
Susi Susiyati
udh bnyk novel mafia yg q bc baru kali ini ada novel cwenya lebih sangar dr yg cwo,menarik,,,,
2023-11-11
2
etna winartha
sdh lama sy baca novel br kali ini cewek lebih keras
2023-06-23
1