.
.
.
Xabara diam-diam mengawasi Randy yang diliputi rasa takut, Xabara sampai heran sendiri kenapa dirinya harus menikah dengan Pria pengecut seperti Randy. itu sebabnya Xabara menyamar menjadi gadis hitam dan tidak punya kelebihan apapun tapi kenyataannya Pria Pengecut itu memiliki tipe perempuan idealnya sendiri padahal dia sendiri tidak punya apa-apa selain wajahnya yang sedikit tampan itu.
"huh..!" Xabara mulai bosan dengan rasa takut Randy.
Xabara menghubungi seseorang, "aku akan berikan fotonya tapi kau harus berhasil membuatnya tergila-gila pada perempuan pilihanmu."
"baik Nona, serahkan semuanya pada saya." sahut suara perempuan dari ujung telfon.
Xabara berdecak pelan, "begini lebih baik, biar semuanya cepat selesai dalam waktu 2 minggu." gumam Xabara melenggang pergi dari tempat persembunyiannya.
Xabara menggunakan motor maticnya pergi dari Perusahaan tempat Randy bekerja, sepanjang perjalanannya Xabara mulai menyesali diri karna mengirim bunga itu pada Randy yang pengecut hingga merepotkan diri Xabara sendiri.
Byuurr....!
"woooiiiii ." teriak Xabara saat ada sebuah mobil melaju kencang padahal ada genangan air sehingga tubuh Xabara terciprat air.
"dasar bed*b*h..!" umpat Xabara lalu Ia segera menepi melihat pakaiannya yang basah kuyub padahal hujan sudah reda.
wuuussshhhh...!
Xabara melihat 2 mobil juga melaju kencang seperti kesetanan, Ia mencerna situasi yang sedang terjadi.
"apa Mobil tadi dikejar?." gumam Xabara menebak.
Xabara pun segera menaiki motornya dan putar balik, Ia menutup kaca helmnya sambil melaju kencang mengikuti mobil yang sempat ia sumpah serapahi.
"dimana ya?." gumam Xabara mulai bingung ada persimpangan ke kiri dan kenanan.
dor...! dor...!
Xabara langsung melaju ke Kiri mendengar suara tembakan, ternyata Mobil tadi melaju ke dalam hutan dan sepi.
"itu dia Mobilnya." Xabara melihat 3 Mobil berhenti diujung jalan.
Xabara segera mencari jalan lain sambil menyembunyikan motornya, "kenapa aku harus mau melibatkan diri?."
Xabara bukan tipe orang yang mau ikut campur masalah Orang lain tapi sekarang jiwa nya seakan memberontak untuk membantu Mobil menyebalkan itu.
"mungkin akan berguna untukku kedepannya." lanjut Xabara setelah menyembunyikan motornya dengan baik lalu menutupnya dengan ranting serta dedaunan.
Xabara mendengar suara tembakan dan perkelahian, Ia tidak tau penyerangan seperti apa yang mereka lakukan tapi yang jelas Orang yang di incar itu cukup kuat.
Xabara berhasil menemukan tempat itu, Ia melihat banyak may*t bergelimpangan dengan luka tembak di kepala, dada.
"woow...! tembakan yang bagus." gumam Xabara baru kali ini memuji seseorang.
"kau membawa senjata rupanya!" seringai Pria Tua yang menatap tajam Pria didepannya.
"tentu saja! aku tau kau seorang penghianat tapi tidak kusangka kau bergerak sangat cepat." kata Pria itu dengan angkuh.
"jangan sok tau ROVERT!! kau yang membuat semuanya menjadi kacau." bentak Pria tua itu dengan marah.
Pria yang dipanggil Rovert itu hanya menatap dingin Pria tua itu, "apa mendiang Papaku tau kalau kaulah yang menghabisinya?"
"tidak ada bukti tidak usah menuduhku." kata Pria tua itu dengan marah.
Xabara mendengar percakapan mereka mulai mengantuk karna sungguh panjang sekali.
"ini drama atau real? kenapa lebih banyak naskahnya dari pada actionnya?" batin Xabara dengan heran.
"jangan banyak bicara lawan aku Pak Tua!" seringai Rovert.
"aku sudah bilang kau tidak berpengalaman dalam hal penyergapan, aku tau kau akan merekamku!" kata Pria tua itu dengan senyum liciknya.
Rovert mengerutkan keningnya lalu Ia meringis seketika saat ada timah panas mengenai lengannya, "pengecut...!" maki Rovert.
"yah..! menangkap ikan besar sepertimu tidak bisa memakai jaring saja." kata Pria Tua itu dengan senyuman lalu mengangkat tangannya.
para bawahan Pria Tua itu mencoba mengambil sesuatu dari tubuh Rovert, dengan gerakan cepat Rovert mengelak lalu melempar rekaman itu ke dalam jurang.
"aku tidak akan menyerahkan benda itu padamu." kata Rovert menyeringai.
"geledah tubuhnya ! pasti masih ada perekam lain." titah Pria tua itu dengan raut wajah cemas.
Rovert tidak mengelak malah tertawa terpikal-pikal walau lengannya terus mengeluarkan darah tapi melihat penghianat terbesar dalam Rumahnya keliatan panik membuatnya senang.
"kau mencoba membunuhku? coba saja..! aku sudah mengirim semua rekaman itu ke E-mailku dan tak lupa mengirimnya ke Tim Jaksa yang sedang bersusah payah mencari penyebab kematian Papaku, aku mendapatkan semua yang aku butuhkan."
"dasar bocah Gila!" teriak Pria Tua itu dengan marah.
"kau lupa kalau aku adalah Putra Agra, aku tidak sebodoh Papaku yang sangat mempercayaimu! sejak Papaku meninggal dan Orang terakhir bersamanya adalah Kau, aku sudah curiga tapi memilih diam sampai aku kuat untuk menghabisimu Pak Bowo." jelas Rovert setengah meledek.
Bowo mengepalkan tangannya, "kalau begitu habisi dia!"
tiba-tiba saja tempat itu di timpa hujan deras, sangat deras hingga mereka kesulitan melihat dengan benar.
"si*l !." maki semua orang yang ada di tempat itu.
"buang saja dia ke jurang itu, lebih baik kita kembali untuk menutup aksesnya." titah Bowo.
Rovert berusaha melawan hingga 2 Pria terjatuh ke Jurang, rekannya marah semakin mengeroyok Rovert hingga terjatuh. tapi, tangan Rovert yang tidak terluka memegang bebatuan untuk menahan tubuhnya supaya tidak terjatuh.
"biarkan saja..! nanti dia akan jatuh sendiri." kata rekannya lalu mereka semua pergi meninggalkan Rovert dan kedua rekannya pasti sudah mati dibawah sana jadi percuma di cari.
Xabara melihat tangannya mulai belang terkena air, pewarna di tubuhnya mulai luntur memperlihatkan kulit putih bersihnya.
Xabara mendengar Mobil Bowo dan bawahannya sudah pergi, Ia berlari ke arah Rovert jatuh tadi.
"happp!!"
Rovert yang tidak kuat menahan tubuhnya hampir saja melepaskan pegangannya tapi ada yang memegang tangannya.
"semoga saja kau berguna untukku dimasa depan!" kata Xabara menarik tangan Rovert.
Xabara sepertinya tidak kesulitan menarik tubuh Rovert yang beratnya tidak normal, Rovert malah terpaku melihat wajah Xabara belang begitu juga bibirnya ada yang sebagian hitam dan merah seperti ceri.
"apa maksudnya? apa dia ular?." batin Rovert malah masih bisa berpikir ditengah situasi menegangkan seperti itu melihat Xabara berganti kulit.
Xabara berhasil menarik tubuh Rovert hingga terjatuh menimpanya.
"minggir!!" Xabara tanpa hati mendorong Rovert kesamping hingga Rovert meringis saat tangannya yang terluka terkena bebatuan sehingga semakin sakit saja luka tembaknya.
"jangan merengek seperti Bayi." ketus Xabara.
"tanganku terluka." adu Rovert.
Xabara melirik lengan Rovert yang memang berdarah, Ia menghela nafas berat.
"jika kau tidak berguna dimasa depan maka aku akan langsung menghabisimu." ancam Xabara.
Rovert terkekeh pelan, "perempuan bisa apa?"
Xabara menendang tulang kering Rovert yang merintih seketika, "jangan pertanyakan jenis kelamin karna kau sebagai laki-laki bisa apa? bodoh."
Rovert melebarkan matanya, Ia tidak menyangka akan ada perempuan yang menghinanya seperti ini.
"kau..? kenapa wajahmu begitu belang?" tanya Rovert melenceng.
Xabara melihat tangannya yang sudah putih bersih, Ia mengumpati hujan sehingga penyamarannya terbongkar.
Xabara menendang tulang kering Rovert sekali lagi lalu pergi tanpa berkata-kata, Rovert bangkit dengan segala kemampuannya mengikuti Xabara walau tertatih-tatih.
"hei..! gadis Ular bantu aku!" pinta Rovert.
Xabara tak mengubris panggilan Rovert yang mengatainya Ular karna berganti kulit.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Novita Sari
putra Agra malah keinget sama bapaknya GGS 🤣🤣🤣
2024-04-28
1
A N A
siluman bg wkwkkw/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-04-20
0
KaylaKesya
hahahahahahaha aduh Thor bikin suspen! Aku pikir Ada watak lain rupanya wanita ular Itu xabara kena hujan jdi berbelang🤣🤣🤣🤣 mantap Thor💪terbaek
2024-04-15
0