Sampai juga Aisyah disekolah, Aisyah mengikuti pelajaran dengan semangat. Aisyah punya cita cita sangat luhur, dia ingin jadi seorang guru. Aisyah tidak pernah patah semangat, dia berusaha sekuat tenaga, untuk mencapai cita citanya.
Akhirnya waktu pulang sekolah tiba, Aisyah dengan cepat membereskan buku bukunya. Dia berusaha cepat pulang. Sesampainya dirumah Aisyah mengucapkan salam,
Assalamualaikum bu"
" Walaikumsalam, Alhamdulillah udah pulang Syah" jawab ibu.
"Iya bu hari ini kebetulan pulang cepat, ada satu guru yang g hadir jadi bisa langsung pulang deh" sahut Aisyah.
" Ya udah kamu cepet mandi, terus makan ibu udah masak " ujar ibunya.
" Masak apa bu" tanya Aisyah lagi
" Sayur kesukaan mu sayur kacang, sama kerupuk, dan tempe" jawab ibunya lagi,
" Iya bu Aisyah mandi dulu" kata Aisyah lagi. Sambil berlalu ke kamarnya dan langsung ke kamar mandi untuk mandi. Aisyah menyelesaikan mandinya dengan cepat.
Selesai mandi dia cepat berpakaian rumahan. Terus dia makan karena waktu belum magrib. Sambil menunggu adzan magrib Aisyah baca dulu ayat suci Al' qur'an. Sampailah waktu yang ditunggu Aisyah pun bergegas melaksanakan sholat bersama ibunya.
Selesai sholat mereka berdzikir dan berdoa meminta keberkahan hidupnya.
" Aisyah ibu jadi teringat waktu kamu kecil dulu, hidup kamu seakan sulit sekali, kamu selalu sakit dan sakit. Ibu g nyangka kamu masih hidup sampai sebesar ini" kata ibunya sambil menyusut air matanya. Sambil mengenang masa kecilnya Aisyah.
Flash bake on. Saat Aisyah umur 2 tahun, Aisyah ditinggal Ayahnya. Aisyah mengalami sakit yang sangat parah, Aisyah terkena hepatitis
Ibunya Aisyah begitu gigih mencari uang buat pengobatan Aisyah, badan Aisyah sangat kurus. Dia divonis kurang gizi.
Segala macam cara sudah ibunya Aisyah lakukan. Saking tidak ada kemajuan, Aisyah semakin parah. Makanan dan minuman sudah tidak bisa masuk,
Aisyah tidak bergerak. para tetangga sudah menyatakan kalau Aisyah meninggal
Ibunya Aisyah sudah jatuh pingsan. Tidak sanggup menghadapi kehidupan, belum lama suaminya meninggal, sekarang anaknya, Ibunya Aisyah akhirnya sadar.
Namun tidak lama keajaiban datang, tangan Aisyah bergerak. Pak Ebes melihatnya, dan berseru, " Astagfirullah," katanya,
Tetangga yang lain melihat ke arah pak Ebes, " ada apa pak" kata oak Usep, " ini Aisyah bergerak tangannya". kaya Pak Ebes lagi
" coba buka pak kain penutupnya" seru pak Usep, dibukalah penutup wajah Aisyah, benar saja Aisyah membuka matanya. Dan sekaligus menangis.
" Alhamdulillah, Aisyah hidup lagi" serempak tetangga berucap hamdalah, para tetangga langsung sibuk. Ada yang berlari ke kamar ibunya Aisyah, ada yang manggil mantri, ada juga yang membereskan rumah ibunya Aisyah. Ada yang ke dapur buat makanan Aisyah dan ibunya.
"Bu, ibu Aisyah masih hidup " kata bu ebes.
" Apa" ibu Aisyah seolah g percaya dengan pendengarannya, namun tak urung dia pun bangkit dan berlari menuju ruang tamu, " Alhamdulillah, anakku masih hidup" seru ibunya Aisyah sambil bercucuran air mata.
Semenjak bangun kembali dari mati surinya. Dengan perlahan Aisyah mulai sembuh dari penyakitnya. Ada seorang dokter yang menolong ibu Aisyah menggratiskan pengobatan Aisyah.
Tidak terasa waktu cepat berlalu, Aisyah tumbuh menjadi anak yang baik, tapi sedikit pemurung. Aisyah menginjak usia 7 tahun. Diusianya yang ke 7 tahun dia tidak hidup mulus, di kepalanya, di kakinya, di tangannya, ditumbuhi penyakit koreng.
Aisyah kecil malu, dia selalu di buli teman temannya. Badan Aisyah bau koreng, tidak ada yang mau berteman dengan Aisyah. Kecuali satu orang yaitu Dwi Basuki, dialah yang selalu melindungi Aisyah dari perundungan baik dirumah atau disekolah.
Aisyah sekolah kelas satu, dia berusaha terus pergi ke sekolah sekalipun banyak yang merundungnya. Aisyah berusaha kuat, dia selalu menangis seorang diri. Dia begitu sakit hatinya saat orang tidak ada yang dekat dengannya.
Tapi ada satu siswa yang baik padanya namanya Euis, Euis selalu membela Aisyah. Apapun itu Euis merasa kasihan sama Aisyah yang seorang anak yatim, miskin dan tubuhnya penuh dengan koreng.
Pada suatu hari Aisyah diajak temannya bermain ke rumahnya. Ternyata sesampainya di rumah temannya Aisyah dikerjain habis habisan. Dia diguyur, di beri tanah wajahnya. Aisyah menangis tetapi tidak ada yang menolong, Aisyah pulang dengan wajah kotor, pakaian kotor, dan kaki berdarah, Aisyah menangis sepanjang jalan.
Sesampainya dirumah tidak ada ibunya. Kebetulan ibunya lagi mencuci dirumah tetangganya yaitu dirumah ibunya Dwi. Aisyah menangis seorang diri, sambil membersihkan badannya dan lukanya. Aisyah mengambil salep pagoda yang selalu ibunya oleskan ke koreng Aisyah. Darah di kaki Aisyah terus saja menetes, Aisyah terus menangis sambil memegang lukanya.
Dia bingung harus dengan apa memberhentikan darah yang terus menetes. Sampai pada akhirnya ibunya datang," Astagfirullah, Aisyah kamu kenapa?" seru ibu Aisyah sambil mengambil air hangat untuk mencuci luka Aisyah.
"Bu tadi aku dikerjain sama teman, kaki aku kena paku. Karena aku ditarik 2 tangan aku sama adek kakak yang jahat itu" adu Aisyah.
"Siapa syah yang berani melakukan itu" seru ibunya lagi sambil terus mengobati luka Aisyah.
" Itu bu namanya Geuis dan Ajat " mereka selalu jahat sama Aisyah" kata Aisyah lagi.
" Terus kenapa kamu mau diajak mereka kerumahnya?" tanya ibunya Aisyah.
"Aisyah diancam bu, kalau tidak mau akan dikasih cacing, Aisyah sangat geli lihat cacing" jawab Aisyah lagi.
"Udah nanti ibu adukan ke gurunya kalau begitu" ujar ibu Aisyah lagi.
" Jangan bu, Aisyah takut nanti Aisyah tambah dikerjain lagi" kata Aisyah lagi sambil memohon kepada ibunya, " bu, ibu janji ya jangan kesekolah, biar Aisyah saja nanti yang bilang ke bapak guru" kata Aisyah karena Aisyah takut dikerjain lebih parah lagi.
" Ya udah sekarang kamu makan, terus tidur ya, ibu mau nyuci lagi dirumah bu mantri" kata ibunya Aisyah.
Aisyah hanya mengangguk saja, lalu dia mencari makanan ke meja makan. Dia makan hanya dengan kerupuk saja, tidak ada lauk yang lain, namun Aisyah makan dengan lahap, setelah itu Aisyah mencoba tidur. Tapi tidak bisa dia merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Karena korengnya bernanah, dan luka yang baru masih terasa nyut nyutan.
Aisyah menangis seorang diri, ditempat tidur yang tipis Aisyah hanya bisa bolak balik sambil merasakan kesakitan tubuhnya.
Dan waktu pun berlalu dengan cepat, Aisyah telah berumur 12 tahun dia mau masuk sekolah menengah pertama. Alhamdulillah Aisyah masuk sekolah negri 20 di kota Bandung, Aisyah sangatlah bahagia bisa masuk ke sekolah negri.
Hari pertama sekolah Aisyah begitu bersemangat, dia bangun lebih pagi lagi karena ingin cepat ke sekolah. Sampai disekolah Aisyah berkenalan dengan teman temannya, namun tidak berbeda jauh saat dia di sekolah dasar, tidak ada yang mau mendekat kecuali satu orang yang namanya Rika. Dia mau berkenalan, dan mau duduk satu bangku. Alhasil Rika sama Aisyah jadi sahabat, dan ada teman laki laki yang selalu mengejek Aisyah. Namun bila ada orang merundung Aisyah dia yang selalu membela, tapi jika Aisyah lagi diam sendiri dia ganggu.
Aneh memang, anak itu bernama Asep, kulitnya putih, matanya sipit seperti orang tionghoa. Aisyah kadang kesal kalau selalu di ejek sama Asep, tapi Asep malah senang kalau Aisyah kesal sama dia.
Pada suatu hari semua kelas 1c disuruh membawa bunga mawar beserta potnya. Aisyah bingung karena dir rumahnya tidak ada tanaman. Mau bilang sama ibunya Aisyah segan karena Aisyah tau kalau ibunya tidak punya uang. Untuk makan aja sangat sulit.
Akhirnya Aisyah besok paginya tidak membawa bunga itu. Hanya dia yang tidak membawa, yang lain semua membawanya. Aisyah tidak berani masuk sekolah, dia diam diluar sekolahnya. Kebetulan Asep datang juga Rika.
"Syah kenapa g masuk?" tanya Rika.
"Eh iya kenapa kamu masih diluar" tanya Asep juga, Aisyah tidak menjawab dian cuma diam.
Rika pun menyelidik sambil berkata " Syah kamu tidak membawa bunga?"
"Eh iya bener kamu kenapa g bawa bunga, apa kamu lupa?" tanya Asep lagi.
"G aku g lupa, tapi aku g punya tanaman dirumah" jawab Aisyah.
Terus kenapa g beli, ini aku juga beli di tukang bunga " kata Rika, Aisyah terdiam, dia g berani berucap lagi, Asep curiga kalau sebenernya Aisyah tidak mempunyai uang. Kebetulan ada lewat tukang bunga ke depan sekolah. Sama Asep dipanggil, " Mang bunga sini mang" seru Asep.
Aisyah bingung dia tidak punya uang sama sekali, terus dia berkata " Sep saya g punya uang, mau bayar pake apa.
" Siapa yang suruh kamu beli, aku yang mau beli aku kurang suka dengan bunga yang aku bawa, jelek" kata Asep " nih buat kamu aja, aku g suka " katanya sambil memberikan bunga kepada Aisyah.
"Udah ambil Aisyah " kata Rika "biar kamu g kena hukuman"
" Baiklah, makasih ya Sep bunganya, untung kamu g suka dengan bunga ini aku jadinya bebas hukuman deh" kata Aisyah sambil tersenyum".
"Ayo kita masuk" ajak Rika .
"Yu atuh kan udah jamnya masuk" ujar Aisyah
" Iya sok kalian berdua duluan aku mau milih dulu bunga yang cantik " kata Asep sambil tersenyum, dia merasa senang bisa menolong Aisyah, alhasil dihari itu Aisyah tidak kena hukuman. Dan sekolahpun berakhir, Aisyah pulang dengan riang.
Tidak terasa dengan berjalan ya waktu kenaikan kelas pun tiba. Aisyah masuk sepuluh besar, dia masuk ke kelas 2 b, dia terpisah dari Rika dan Asep. Namun dikelas dua ada yang mau jadi temannya yaitu Maria Magdalena.
Dia seorang Nasrani, akan tetapi dia sangat menyayangi Aisyah. Hanya dialah satu satunya teman satu kelasnya yang mau berteman dengan Aisyah. Jika waktu istirahat tiba Maria selalu memberi jajan sama Aisyah. Kalau Aisyah kesusahan Maria selalu membantu.
Dengan seiringnya waktu, Aisyah lulus dari sekolah menengah pertama. Dia termasuk anak yang berprestasi. Diwaktu kelas dua dan tiga dia berhasil menjuarai cabang olah raga tenis meja sesekolah di bagian putri.
Aisyah ikut tes masuk sekolah negri namun Aisyah gagal karena salah pilih sekolah. Yang pada akhirnya Aisyah masuk ke sekolah swasta, itu juga dibantu oleh Dwi supaya bisa masuk kesekolah itu. Dan akhirnya masuklah Aisyah disekolah Banyangkara.
Flash back of......,.,.......... Aisyah bersedih jika mengingat dia waktu kecilnya. Sungguh sangat berat perjalan hidupnya. Namun walaupun demikian Aisyah mampu melewatinya sampai saat ini. Aisyah tumbuh menjadi pribadi yang sangat baik,
Aisyah selalu menolong orang, dia akan selalu membela orang yang di buli, dia berusaha membantu orang kesusahan sekalipun Aisyah kekurangan. Dia jalani hidup dengan semangat dan kerja keras.
Aisyah mengantikan ibunya bekerja cuci gosok dirumah tetangganya, sampai saat ini.
Kembali ke saat sekarang, " udah bu jangan diingat terus, kita kudu bahagia, apapun yang terjadi wajib kita syukuri" kata Aisyah, "
"Bener Syah kamu harus tetap berjuang ya, untuk mencapai cita citamu" jawab ibunya Aisyah.
" Iya bu , Aisyah akan berusaha sekuat tenaga, jangan sampai cita cita Aisyah kandas bu" ujar Aisyah lagi. Setelah mereka berbincang cukup lama tibalah waktu sholat isya. Merekapun menjalankan sholat isya, setelah selesai ibunya masuk kamar, Aisyah belajar untuk menghadapi kenaikan kelas yang akan datang.
Tidak terasa waktu sangat cepat berlalu tibalah Aisyah kenaikan kelas. Para orang tua dipanggil kesekolah Aisyah mendapat peringkat ke 4. Sahabatnya Andriani ke 3. Yang ke satu dan kedua diduduki oleh Ari, dan Meliani . Ibunya Aisyah cukup bangga dengan Aisyah, sebab sekolah dengan segala kekurangan tapi masih bisa jadi sepuluh besar.
Hari hari berlalu Dwi sudah lulus sekolah, dia mau melanjutkan ke perguruan tinggi negri. Namun tidak diterima terpaksa dia kuliah di sekolah swasta dia ngambil tehnik, karena dia jago dalam urusan tehnik.
Pada suatu saat Aisyah tidak ke rumah Dwi, karena Aisyah sakit kepala, jadi dia engga kerja di rumah Dwi. Dwi menunggu sampai siang ko belum datang datang, akhirnya Dwi memberanikan diri kerumah Aisyah, " Assalamualaikum, bu " seru Dwi.
" Walaikumsalam, eh mas Dwi silahkan masuk, maaf ya Aisyah g nyuci ke rumah mas Dwi, Aisyah sakit kepala katanya" jawab ibunya Aisyah.
"Oh pantes saya tungguin g datang datang, terus sekarang Aisyah Nya dimana bu" ujar Dwi lagi.
" Itu ada dikamar lagi tiduran " dari habis sholat subuh Aisyah mengeluh sakit kepala" jawab ibunya Aisyah lagi.
" Boleh saya ketemu Aisyah bu" tanya Dwi.
"Oh boleh silahkan masuk, kebetulan ada temannya Aisyah didalam juga " jawab ibunya Aisyah.
Lalu Dwi masuk dan didalam ada teman Aisyah Tina dan Neneng, " udah lama Neng, Tin, ?" tanya Dwi.
" Barusan kami datang, g tau kalau Aisyah sakit. Tadinya kita mau ngajakin nanti dihari minggu ada kegiatan karang taruna " jawab Neneng.
"Emang da kegiatan apa ko aku g tau ya?" tanya Dwi, soalnya Dwi cukup aktif dikarang taruna.
"Itu kita mau bahas tentang perpustakaan yang akan diadakan oleh karang taruna" jawab Neneng lagi.
"Oh kegiatan itu, emang udah fix waktunya, soalnya kemarin belum ditentukan waktunya untuk rapat" ujar Dwi pada Neneng.
" Iya tapi Aisyah sakit susah juga, soalnya yang punya program kan Aisyah sebagai seksi pendidikan dari karang taruna" jawab Neneng lagi.
"Neng, kan ada wakilnya Yuli kenapa g diganti aja dulu sementara sama Yuli" seru Tina, " daripada diundur undur terus. Syukur syukur Aisyah sehat pada waktunya" kata Tina lagi.
"Oh iya ya, kenapa g kepikiran ya, baiklah kalau begitu Syah kamu cepet sembuh ya, supaya bisa ikut rapat sama kita" ujar Neneng. "
"Ya udah kami pamit pulang ya" Neneng dan Tina pamit, akhirnya dikamar cuma ada Dwi dan Aisyah, mereka menjadi canggung.
"Syah udah minum obat belum" tanya Dwi.
" Udah tadi tapi masih sakit aja ni kepala" jawab Aisyah.
"Ya udah kita di klinik aja, mau g entar aku antar" Dwi menawarkan diri..,....,..........apa jawaban Aisyah mari besok kita teruskan bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments