Perjalanan Seorang Gadis Miskin

Perjalanan Seorang Gadis Miskin

Kisah Aisyah

Aisyah adalah seorang gadis berumur 16 tahun, hidup yang tidak mudah sehingga dia harus bekerja keras untuk menopang hidupnya juga ibunya. Ayah Aisyah sudah meninggal saat Aisyah umur 2 tahun, Aisyah hidup hanya berdua saja. Keseharian Aisyah adalah pagi dia bekerja cuci, gosok dirumah tetangganya, ada 3 rumah yg memakai jasanya, kl siang dia sekolah, kebetulan dirumah tempat Aisyah bekerja ada seorang pemuda yang bernama Dwi Basuki yang berumur 18 tahun suka sama Aisyah.

Dwi anak orang berada, orang tua Dwi suka sama Aisyah, namun sukanya itu hanya dengan pekerjaannya, bukan suka untuk bisa pacaran sama anaknya, karena orang tua Dwi selalu mengharuskan anaknya dapat orang yang satu level. Dwi punya kakak 2 orang cewe, kebetulan Dwi anak bontot, disitulah mulai ada konflik yang membuat Aisyah selalu dibuat kesulitan. Di satu sisi Aisyah butuh pekerjaan, disisi lain Aisyah sangat enggan berurusan dengan keluarga Dwi.

Pada suatu hari Aisyah datang untuk bekerja kerumah Dwi. Dia datang pagi2 sekali.

"Assalamualaikum" Aisyah mengucapkan salam.

"Walaikumsalam" kata orang yang didalam rumah.

"Masuk Aisyah, langsung aja ke dapur" kata ibunya Dwi.

"Baik bu" kata Aisyah.

Aisyah langsung bekerja tanpa banyak bicara, dia segera membereskan apa yang menjadi tugasnya.

"Aisyah ibu bisa minta tolong ga?" kata ibunya Dwi.

"Iya bu, apa yang bisa saya bantu?" kata Aisyah.

"Syah ibu sekarang mau pergi ke luar kota, Dwi hanya dirumah sediri, maukah kamu setiap pagi buat makanan buat Dwi?"

Aisyah agak kaget, karena ga mungkin dia harus berdua saja bersama Dwi, Aisyah mau menjawab, namun dia ragu.

"Gimana Aisyah?" tanya ibunya Dwi lagi.

"Ba-baik bu" jawab Aisyah sambil tergagap.

Aisyah ragu dan takut, karena dia tau Dwi seperti apa.

"Ya sudah kalau begitu saya mau siap-siap" kata ibunya Dwi.

Akhirnya pada hari itu ibunya Dwi pun berangkat keluar kota, meninggalkan Dwi dan Aisyah saja dirumah tersebut. Aisyah berusaha dengan cepat mengerjakan mencucinya, dan dilanjutkan menggosok baju, disaat dia asyik menggosok baju, Dwi datang, dia baru bangun. Dwi mau ambil minum ke dapur, dia melihat Aisyah sedang menggosok baju.

"Syah kamu udah dari tadi?" kata Dwi.

"Iya kak" kata Aisyah.

"Ibu udah pergi ya?" tanya Dwi lagi.

"Udah kak" jawab Aisyah.

"Kakak mau sarapan? biar Aisyah masakin" kata Aisyah lagi.

"Boleh Aisyah, kebetulan aku juga lapar" kata Dwi sambil berlalu pergi ke kamarnya.

Dwi mau siap-siap untuk sekolah, kebetulan dia sekolah pagi, Dwi duduk di kelas 3 sma. Aisyah berhenti dulu menggosok bajunya, kemudian dia membuka lemar es, lalu mengeluarkan bahan masakan yang akan dimasaknya. Aisyah mau masak yang simple saja supaya bisa cepat selesai, Aisyah membuat nasi goreng seafood, memang itu kesukaan Dwi, Dwi Pun turun buat sarapan.

"Syah makan bareng yu" ujar Dwi.

"Saya udah makan kak" jawab Aisyah.

"Kapan kamu makan, jangan bohong kamu" ucap Dwi lagi.

"Betul kak saya udah makan" kata Aisyah lagi.

Memang dasarnya Dwi seorang pemaksa dan tidak pernah mau dibantah, akhirnya Dwi menarik tangan Aisyah untuk duduk menemani dia makan.

"Syah cepet ambil piring ini nasi banyak g mungkin aku makan sendiri" kata Dwi.

Akhirnya Aisyah pun mengambil piring dan ikut makan, mereka makan dengan tenang, Dwi selalu mencuri curi pandang sama Aisyah, Aisyah hanya menunduk malu.

" Syah kamu kenapa nunduk terus, apa yang kamu lihat" seru Dwi "

"G ada kak, saya lagi menikmati makanan ini" jawab Aisyah, "

"Kamu g suka ya makan bareng aku" ucap Dwi, "

"Engga Kak bukan begitu" jawab Aisyah sambil gugup,

Aisyah tidak terbiasa berdua duaan sama laki laki, maka dia sangatlah tidak nyaman, namun apa mau dikata dia hanyalah seorang pembantu yang harus patuh apa kata majikan. Akhirnya acara sarapan pun selesai. Aisyah dengan cepat membereskan bekas makannya dan cepat kembali kepada pekerjaannya yang belum beres.

Namun siapa sangka Dwi mengikutinya, Dwi berusaha mendekati Aisyah yang lagi menyetrika bajunya,

" Aisyah aku mau berangkat, nanti kunci ya pintunya" kata Dwi, "

" Baik Kak " jawab Aisyah,

Dwi pun pergi, Aisyah menjadi lega, dia bisa berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugasnya . Dan akhirnya kerjaan Aisyah kelar juga, Aisyahpun pulang.

Dia harus ke rumah yang kedua, mau melakukan tugasnya juga.

singkat cerita Aisyah sudah selesai dirumah kedua. Aisyah kembali kerumahnya untuk memasak buat ibunya.

Aisyahpun memasak sayur kangkung, tempe, dan sambal, menu sederhana itu yang sehari hari dia makan, juga ibunya.

Aisyah cukup bersyukur karena dia masih diberi kemampuan untuk mencari nafkah walau upah yang tidak banyak tapi cukup buat dia makan dan ibunya. Aisyah anak yang tangguh, dia jarang sekali mengeluh.

Ibunya Aisyah punya warung kecil yang menyediakan jajanan anak2. Walaupun tidak besar Aisyah dan ibunya cukup bersyukur. Karena selama ini dia masih bisa makan, walaupun sederhana.

Siang pun tiba Aisyah harus berangkat sekolah. Aisyah dengan terburu buru berangkat sekolah karena waktu sudah mepet. Dia berjalan kaki kesekolah.Dan setengah jam kemudian dia sampai kesekolah. Kebetulan hari ini ada ulangan biologi. Aisyah cukup cerdas dan mampu mengerjakan dengan cepat soalnya.

Dia keluar kelas bersama teman temannya,

"Aisyah sini" seru Ani,

" eh iya ni, mau kemana" tanya Aisyah,

" kita ke kantin yu" Aisyah terdiam, dia g bisa ikut ke kantin karena dia sekolah g pernah membawa uang.

" Engga ni sok aja kamu duluan aku mau ke mesjid saja" kata Aisyah.

Kebetulan ada juga teman Aisyah yang sama dengan Aisyah kalau istirahat perginya ke mesjid untuk melaksanakan sholat ashar.

Akhirnya teman Aisyah pergi ke kantin. sementara Aisyah pergi ke mesjid dengan Rini temannya.

Aisyah anak yang pendiam, dia tidak banyak bergaul. Dia berbicara hanya seperlunya saja. jadi dia tidak terlalu banyak temannya, hanya beberapa saja di satu kelas tersebut.

Kebetulan kelas Aisyah kelas 1 A. Dengan berjalannya waktu tiba waktu Aisyah bubar sekolah. Kebetulan hujan Aisyah nunggu dulu sampai hujan reda, namun hujan tak kunjung reda.

Aisyah akhirnya pulang menerobos hujan karena khawatir keburu malam. Aisyah ingat belum melaksanakan sholat magrib, sehingga dia nekat untuk pulang. Akhirnya Aisyah sampai juga ke rumah dengan basah kuyup. Sepatunya juga basah, termasuk kaos kakinya. Aisyah cepat cepat membuka bajunya. Dan dia cepat mandi sekalian berwudhu untuk melaksanakan sholat magrib.

Selesai sholat magrib Aisyah melanjutkan mencuci baju dan kaos kakinya. Karena Aisyah cuma punya satu pasang kaos kaki. Seragam cuma punya 2 sehingga dia harus cepat mencucinya dengan harapan besok tidak hujan pagi2 supaya bisa kering bajunya,

"bu, lagi dimana, ko Aisyah datang ibu g ada" tanya Aisyah, Aisyah sambil mencari ke kamar ibunya. Ternyata ibunya sedang tidur. Aisyah khawatir tidak biasanya ibunya tertidur di jam segitu,

"Bu, ibu kenapa bu" tanya Aisyah lagi, Aisyah duduk dipinggir tempat tidur ibunya. Aisyah menempelkan tangannya ke kening ibunya, Aisyah kaget badan ibunya sangat panas,

" Bu, ibu demam sejak kapan? tadi ibu baik baik saja" tanya Aisyah lagi. Aisyah pergi ke dapur mengambil air hangat untuk mengompres ibunya. Setelah mengompres ibunya, Aisyah mengambil obat pereda demam.

" Bu, bangun dulu, ibu makan dulu ya, terus minum obat " ucap Aisyah lagi.

Ibunya hanya membuka matanya sedikit.

" Bentar Aisyah ibu ngantuk" jawab ibunya,

" Tapi ibu demam, ibu harus makan bu, lalu minum obat" kata Aisyah lagi,

" Iya nanti ibu makan, tapi sekarang ibu bener2 ngantuk " kata ibunya lagi,

" Ya sudah kalau ibu sudah makan ibu panggil Aisyah ya, aku mau mengerjakan tugas sekolah dulu bu" kata Aisyah lagi.

" Iya Aisyah, jangan lupa kamu juga makan" kata ibunya , "

" Iya bu ini juga aku mau makan dulu setelah itu aku mau mengerjakan tugas" kata Aisyah lagi, Aisyah berlalu dari kamar ibunya. Aisyah masuk ke dapur dan membuka tudung saji.

Alhamdulillah kangkung yang tadi siang dia

masak masih ada. Dan Aisyah pun makan.

setelah makan, Aisyah mengerjakan tugasnya. Namun Aisyah masih memikirkan ibunya yang demam. Aisyah pun bangkit ke kamar ibunya,

" Bu, ko belum makan" kapan minum obatnya kalau ibu g mau makan bu" kata Aisyah.

Akhirnya ibunya Aisyahpun bangun dengan terpaksa karena g mau buat Aisyah khawatir.

" Iya ini ibu mau bangun" jawab ibunya. Aisyah membantu ibunya bangun.

" Kepala ibu pusing" tanya Aisyah,

" Iya Syah ibu pusing" jawab ibunya,

"Ya udah ibu menyender, biar Aisyah yang suapin" kata Aisyah lagi.

Akhirnya ibunya Aisyah makan walaupun sedikit lalu minum obat. Aisyah membetulkan tidur ibunya biar istirahat, sambil bertanya, " apa ibu mau sholat isya, biar Aisyah bantu berwudhu nya" ujar Aisyah,

" Iya Aisyah ibu mau sholat dulu " jawab ibunya, Aisyah membantu ibunya Sholat.

selesai sholat ibunya ditidurkan lagi, sambil dibenahi selimutnya. Setelah dipastikan ibunya tidur. Aisyah keluar buat sholat isya, dan setelah sholat, Aisyah mengaji.

Aisyah anak yang baik dan selalu menjaga Auratnya. Selesai mengaji Aisyah beres beres rumah dulu setelah selesai Aisyahpun tidur.

Sementara ditempat lain Dwi masih asyik dengan gamenya. Sebenernya Dwi anak yang sangat cerdas dia mampu mencari uang dengan membuat game online. Dwi kecerdasannya di atas rata rata.

Aisyah dan Dwi berteman semenjak kecil jadi baik Dwi ataupun Aisyah tau persis gimana mereka masing masing saat kecil dulu. Dwi sering mengajak Aisyah belajar bersama dulu saat duduk disekolah dasar. Malah Dwi sendiri yang mengajari Aisyah baca tulis.

Saat Dwi masuk sekolah menengah pertama Aisyah mulai malu untuk terus main bersama Dwi dan Aisyah juga waktu kelas 4 sekolah dasar sudah sering bantu bantu tetangganya jagain anaknya para tetangga. Kalau ibunya si anak ada perlu. Di lingkungannya Aisyah dikenal baik. Dan rajin, dia tidak pernah mengharap imbalan kalau mau membatu tetangganya tersebut, sehingga para tetangganya suka sama Aisyah.

Selain baik Aisyah juga rajin mengaji. Dan jika malam tiba dia selalu pergi ke pesantren untuk ikut ngaji. Alahamdulillah alhasil Aisyah menjadi pribadi yang sholehah

Aisyah juga suka mengajar anak anak tetangganya ngaji iqro, dan Aisyah juga suka ngasih les matematika buat anak anak.

Kehidupan Aisyah sangatlah berwarna walaupun hidup pas pasan namun dia selalu bersyukur.

Kembali lagi kita ke Dwi yang sedang main game online.

"Wi keluar yu" ajak teman Dwi,

" Emang mau kemana" jawab Dwi,

" Kita nongkrong yu" ujar temannya lagi,

" Ah lebih baik dirumah saja, ini lagi nanggung banget" jawab Dwi lagi,

" udah nanti aja dilanjut, kita keluar bentar ada barang baru" kata temannya lagi.

Tapi Dwi g sedikitpun tertarik dia malah ingat sma Aisyah, " eh anak itu lagi ngapain ya" monolog Dwi, " apa aku chat saja dia ya, ko aku kangen ganggu dia" dalam hati Dwi sambil dia tersenyum membayangkan muka Aisyah yang kesal kalau dia ganggu. Tapi dia berpikir lagi, " ah mungkin dia sudah tidur, orang dia g pernah tidur terlalu malem" kata Dwi dalam hatinya lagi.

Dwi berperang dalam hatinya antara ingin cath Aisyah atau tidak, pada akhirnya Dwi nge cath juga,

" Assalamualaikum, Aisyah" semenit, dua menit, tiga menit tidak ada jawaban, Dwi kesal , bener saja pasti udah tidur orang baru jam 10 sudah tidur aja " monolog Dwi, ah sudahlah aku juga tidur saja, kata dwi lagi.

Akhirnya Dwi ancang ancang untuk tidur dia meng akhiri main game nya juga dia tidur.

Waktu menunjukan jam 3.00 Aisyah terbangun. Dia duduk sambil membaca doa. Dia keluar untuk mengambil air wudhu, dia melaksanakan sholat tahajud. Lalu dia melantunkan ayat suci Al'quran dengan suara merdunya. Sambil menunggu adzan subuh.

Adzan subuh pun berkumandang Aisyah langsung melaksanakan sholat subuh. Setelah sholat Aisyah melangkah ke kamar ibunya, kebetulan ibunya pun sudah bangun dan mau sholat. Namun saat dia mau berdiri, masih terasa pusing kepalanya. Akhirnya duduk kembali dan cepat dibantu Aisyah untuk melaksanakan wudhu. Dan ibunya pun sholat sambil duduk. Karena berdiri ibunya g sanggup.

Setelah selesai sholat ibunya Aisyah kembali Aisyah papah ke tempat tidur.

" Bu, istirahat dulu ya, Aisyah mau masak air dulu sama menyiapkan sarapan buat ibu biar ibu bisa minum obat lagi" kata Aisyah,

" Iya Aisyah, tapi ibu g mau obat kimia, sebaiknya buatkan saja ibu jamu yang biasa kamu bikin itu" jawab ibu Aisyah,

" Baik bu nanti Aisyah bikin, sekarang Aisyah mau buat bubur dulu ya" kata Aisyah lagi,

" Iya Aisyah" ujar ibunya.

Aisyahpun melangkah ke dapur untuk membuat bubur buat ibunya. Aisyah bekerja dengan telaten dan cekatan. Bubur dan jamu pun siap untuk ibunya. Dia simpan dulu diatas meja, lalu dia buat sarapan buat dirinya sendiri. Dia buat nasi goreng kencur kesukaannya, ditambah ceplok telur dan kerupuk.

Aisyahpun membawa buburnya ke kamar ibunya, " bu makan dulu yu, biar bisa minum jamunya" kata Aisyah, ibunya pun bangun dibantu Aisyah, lalu ibunya makan walaupun hanya beberapa suap, lalu minum jamunya yang dibuat Aisyah.

Setelah selesai, ibunya ditidurkan kembali. Demam ibunya sudah turun, tinggal pusing dan lemesnya,

" Bu Aisyah tinggal dulu ya, Aisyah mau sarapan, terus beres rumah, setelah itu aisyah mau nyuci dirumah Ibu Ninggrum," kata Aisyah,

Baik Aisyah, kamu hati2 ya" katanya ibu Aisyah.

" Iya bu", lalu Aisyah pun pergi ke dapur untuk sarapan. Setelah itu dia dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya dengan, setelah itu dia pamit kepada ibunya untuk pergi bekerja.

" Bu Aisyah pamit ya" sambil mencium tangan ibunya dengan takzim, Aisyahpun lalu pergi kerumah tetangganya, bersambung

Terpopuler

Comments

Muhaiir

Muhaiir

assalamualaikum

2023-07-10

0

Dy

Dy

semangat thor karyanya, yuk saling dukung dengan like and comment

2023-06-16

0

Dy

Dy

aisyah ank yang baik

2023-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 Kisah Aisyah
2 Sikap Dwi yang arogan
3 Masa kecil Aisyah
4 Perasaan Dwi
5 Keteguhan hati Aisyah
6 Hati yang rapuh
7 Lelah......
8 Keikhlasan melepasmu
9 Kesabaran yang membuahkan hasil
10 Kehancuran Wulan
11 Khabar duka
12 Terkasih, tersayang, tapi terbuang
13 Terlalu lelah menanti
14 Pernikahan....
15 Cinta tidak usah memiliki
16 Saat rasa cinta mengalahkan logika
17 Setelah cinta datang
18 Bahagiamu adalah lukaku
19 Badai mulai datang
20 Terjatuh lalu bangkit
21 Kehidupan Aisyah setelah perceraian
22 Satu harapan
23 Perjalanan gadis miskin.
24 Harapan seorang Dwi
25 Berita duka
26 Kesalahan Revan dan pengharapan seorang Dwi
27 Kekejaman Dwi
28 Usaha Dwi
29 Menggapai suatu harapan
30 Usaha tidak pernah mengkhianati hasil
31 Sebuah perasaan yang harus terbuang.
32 Kekecewaan Aisyah
33 Ya Allah hapuslah perasaan ini
34 Kepastian Aisyah buat Dwi
35 Aisyah galau
36 Jawaban keluarga Ratiman
37 Kegelisahan Aisyah
38 Badai pasti berlalu
39 Kecerdasan Aisyah
40 Hijrahnya seorang Dwi.
41 Aisyah mengambil keputusan
42 Aisyah bangkit
43 Semangat seorang Aisyah
44 kebencian Hasan menghancurkan ...
45 Kisah Astri
46 Masalah yang datang silih berganti
47 Ketemu orang masa lalu
48 jawab Nuri dan Astri
49 Ada apa dengan Nuri
50 Hilangnya Nuri
51 Jejak Nuri
52 Siap Mba mawar sebenarnya.
53 Nuri pulang
54 Jujur pada Istrinya Nuri
55 Semua bisa terjadi
56 Niko butuh mama
57 Salahkah hati ini ingin menepi
58 Pertemuan Aisyah dan anak angkatnya.
59 Kemarahan Wulan
60 Malam pertama yang gagal
61 Senjata makan tuan
62 Kemalangan Silvy
63 Kemalangan Silvy 2
64 Ibra menginnginkan
65 Keputusan Ibra
66 Ibra dapat kerjaan
67 Hancurnya keluarga Silvy
68 Kebangkitan Rina
69 Tyo jatuh dalam kenestapaan
70 Tyo berharap
71 Akhir kisah
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Kisah Aisyah
2
Sikap Dwi yang arogan
3
Masa kecil Aisyah
4
Perasaan Dwi
5
Keteguhan hati Aisyah
6
Hati yang rapuh
7
Lelah......
8
Keikhlasan melepasmu
9
Kesabaran yang membuahkan hasil
10
Kehancuran Wulan
11
Khabar duka
12
Terkasih, tersayang, tapi terbuang
13
Terlalu lelah menanti
14
Pernikahan....
15
Cinta tidak usah memiliki
16
Saat rasa cinta mengalahkan logika
17
Setelah cinta datang
18
Bahagiamu adalah lukaku
19
Badai mulai datang
20
Terjatuh lalu bangkit
21
Kehidupan Aisyah setelah perceraian
22
Satu harapan
23
Perjalanan gadis miskin.
24
Harapan seorang Dwi
25
Berita duka
26
Kesalahan Revan dan pengharapan seorang Dwi
27
Kekejaman Dwi
28
Usaha Dwi
29
Menggapai suatu harapan
30
Usaha tidak pernah mengkhianati hasil
31
Sebuah perasaan yang harus terbuang.
32
Kekecewaan Aisyah
33
Ya Allah hapuslah perasaan ini
34
Kepastian Aisyah buat Dwi
35
Aisyah galau
36
Jawaban keluarga Ratiman
37
Kegelisahan Aisyah
38
Badai pasti berlalu
39
Kecerdasan Aisyah
40
Hijrahnya seorang Dwi.
41
Aisyah mengambil keputusan
42
Aisyah bangkit
43
Semangat seorang Aisyah
44
kebencian Hasan menghancurkan ...
45
Kisah Astri
46
Masalah yang datang silih berganti
47
Ketemu orang masa lalu
48
jawab Nuri dan Astri
49
Ada apa dengan Nuri
50
Hilangnya Nuri
51
Jejak Nuri
52
Siap Mba mawar sebenarnya.
53
Nuri pulang
54
Jujur pada Istrinya Nuri
55
Semua bisa terjadi
56
Niko butuh mama
57
Salahkah hati ini ingin menepi
58
Pertemuan Aisyah dan anak angkatnya.
59
Kemarahan Wulan
60
Malam pertama yang gagal
61
Senjata makan tuan
62
Kemalangan Silvy
63
Kemalangan Silvy 2
64
Ibra menginnginkan
65
Keputusan Ibra
66
Ibra dapat kerjaan
67
Hancurnya keluarga Silvy
68
Kebangkitan Rina
69
Tyo jatuh dalam kenestapaan
70
Tyo berharap
71
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!