Sikap Dwi yang arogan

Aisyah bergegas ke rumah ibu Ningrum, karena dia sudah dikasih amanat untuk menyediakan makan buat Dwi.Saat sudah sampai rumah Dwi, Aisyah mengucapkan salam.

" Assalamualaikum, kak Dwi apa sudah bangun"

" Walaikumsalam, langsung masuk aja Syah, aku lagi kagok nih" jawab Dwi, kebetulan Dwi lagi ambil air minum di dapur.

Aisyah langsung masuk saja, dan langsung ke dapur. Langsung mengeksekusi masakan yang sudah tersedia di lemari es, secepat kilat Aisyah selesaikan. Setelah selesai Aisyah memanggil Dwi buat sarapan,

"Kak makanan udah siap ya, saya mau langsung nyuci takut kesiangan" kata Aisyah,

Dwi langsung ke meja makan tanpa menjawab ucapan Aisyah, mungkin Dwi kesel sebab Aisyah tidak mau nemenin dia makan.

pada akhirnya Dwi sarapan sendiri, setelah selesai Dwi bicara kepada Aisyah.

" Syah sini dulu saya mau pesen pesen sebelum saya berangkat sekolah"

"Pesen apa kak, kok serius banget" jawab Aisyah,

" Nanti malem bisa g kamu temenin aku " " kemana kak ?" tanya Aisyah lagi.

" Temen aku ulang tahun, aku males pergi sendiri" kata Dwi lagi.

" Maaf kak aku kayanya g akan dibolehin sama ibu, apalagi malem, siang aja g boleh " kata Aisyah lagi.

" Biar aku nanti yang ngomong sama ibu kamu ya, kan ibu kamu kalau sama aku bakal percaya" , "

" G Kak jangan ibu aku lagi sakit, aku g tega ninggalin beliau" kata Aisyah lagi,

" Emang ibu kamu sakit apa?" tanya Dwi,

"Semalem badannya demam. Makanya sekarang juga saya cepet cepet beresin kerjaan biar bisa cepet lihat ibu. Dan ngasih obat" jawab Aisyah,

"Ya udah kalau gitu kamu nyuci aja, setelah itu kamu pulang, besok aja menyetrikanya,"

" Baik kak, makasih ya kak, saya lanjut kerja lagi ".

"ok sekarang saya pergi dulu, nanti kalau udah beres, kunci pintunya, kuncinya simpan ditempat biasa ya" kata Dwi lagi.

Akhirnya Dwi pun pergi untuk sekolah, namun diperjalanan dia bertemu teman temannya .

"Hai wi tunggu, wi mau ikut kita g?" "

" Emang mau kemana?" tanya Dwi.

"Kita mau ngadain lomba group band, siapa tau kamu berminat, kamu kan punya group juga" ujar temannya Dwi,

" Kebetulan hari ini aku ada pemantapan mau ujian, kayanya aku g bisa ikut dulu deh" jawab Dwi,

"Ah kamu mah g asyik, so jadi anak teladan aja" kata temannya Dwi,

"Eh lo kenapa ngatain gue begitu, maksud lo apa?" Dwi jadi berang mendengar ucapan temen temennya, "

"Bukan begitu wi, tolong jangan diambil hati omongan si budi, dia mah emang agak rese," kata agus temennya Dwi, "

" Udahlah gua udah kesiangan, ngomong sama lo pada ngabisin waktu," kata Dwi lagi sambil berlalu dari teman temannya.

Kembali lagi kepada Aisyah, Aisyah cepet cepet menyelesaikan tugasnya. Langsung pulang tampa kerja ditempat kedua.Dia langsung pulang karena khawatir kepada ibunya.

" Assalamualaikum bu" ucap Aisyah , hening tidak ada jawaban, Aisyah buru buru menghampiri kamar ibunya, "

"Bu, ibu udah bangun, gimana rasanya apa udah sehat bu?" tanya Aisyah.

" Syah ibu laper, apa kamu ada makanan?, ibu g mau makan bubur" tanya ibu Aisyah yang bernama ibu Rahma.

" Bentar bu Aisyah masak dulu, emang ibu mau apa?" tanya Aisyah lagi.

" Ibu mau makan sama sayur bening tahu syah", "

" Baik bu kebetulan masih ada tahu yang sisa kemarin belum Aisyah masak semua, " Aisyah pun berlalu ke dapur untuk masak buat ibunya.

Singkat cerita masakan udah selesai. Aisyah membawa makanan yang ibunya mau ke kamar ibunya. Akhirnya ibunya pun makan dengan lahap. Detik demi detik berlalu. S

Sampailah waktunya Aisyah harus sekolah.Dia harus selalu hadir karena sebentar lagi mau kenaikan kelas. Aisyah giat belajar sekalipun dalam keterbatasan.

Sampailah Aisyah disekolah. Aisyah punya teman yang selalu di buli sama teman tenam nya. Dia bernama Anusa, laki laki, sebenernya Anusa itu sangat baik pada siapapun. Cuma ada kekurangan dia kalau nangkap pelajaran sangat lamban sekali. Anusa punya sahabat namanya Ali, keturunan Arab. Anusa dan Ali sama sama suka sama sahabatnya Aisyah. yaitu Adriani , mereka selalu berempat kemanapun. Aisyah selalu melindungi Anusa kalau Anusa di buli. Aisyah selalu jadi yang terdepan.

Saat masuk kelas, ketua kelas ngasih pengumuman kalau gurunya g hadir, tapi ngasih tugas kelompok. Kebetulan Aisyah anak yang cerdas begitupun sahabatnya, tapi hanya Anusa yang kurang.Tapi Aisyah tetap mau satu kelompok sama Anusa. Dan akhirnya tugas selesai tanpa kesulitan. Karena dalam kelompok Aisyah hampir semua cerdas.

Tidak terasa waktu pulang sekolah tiba Aisyah bergegas keluar kelas, dan Rini temannya menemani berjalan kaki ke rumah. Namun ditengah jalan ada tawuran siswa, bukan sekolah Aisyah. Sekolah yang lain. Saat Aisyah mau nyebrang jalan Aisyah dikagetkan dengan suara teriakan seseorang yang suaranya Aisyah kenal. Aisyah kaget dan syok luar biasa.Di sana tidak jauh dari Aisyah Dwi sedang dikeroyok sama banyak siswa. Aisyah berlari mencari bantuan. Kebetulan sekolah Aisyah itu dekat dengan asrama Abri.

Aisyah minta tolong, akhirnya banyak Abri berdatangan menolong Dwi.Dipisahkan sama Abri tersebut. Dwi luka luka, wajahnya penuh lebam, bibirnya sobek. Terlihat kilat kemarahan dimata Dwi. Seolah tidak terima dia dikeroyok.

Aisyah melaporkan kejadian ke kepolisian setempat, akhirnya orang tua siswa yang tawuran semua dipanggil. Dwi dibawa ke rumah sakit untuk mengobati luka lukanya, Aisyah tidak ikut karena khawatir akan ibunya,

Aisyah tetap pulang kerumah. Sesampainya dirumah ibunya sudah bisa duduk didepan rumah sambil nunggu Aisyah,

" Syah ko baru pulang, ini udah jam berapa?" tanya ibunya, " ibu sangat khawatir g biasanya kamu telat begini" ujar ibunya lagi,

" Tadi dijalan pulang ada tawuran bu, dan yang dikeroyok tau g bu siapa?" jawab Aisyah.

"Mana tau ibu orang ibu dirumah, kamu ada ada saja kalau ngomong" kata ibu Aisyah sambil cemberut.

"He he he bukan gitu bu, maksudnya ibu pasti kaget, soalnya yang dipukuli Dwi bu" kata Aisyah lagi.

"Astagfirullah, terus gimana keadaannya Dwi nya Syah sekarang?" sahut ibunya,

" Tadi dibawa ke klinik terdekat bu" kata Aisyah lagi.

"Tapi g apa apa Dwinya? " sahut ibunya lagi.

"Ya yang namanya dipukulin pasti lebam bu, pasti luka, orang namanya dikeroyok, " jawab Aisyah lagi,

"Kamu kok ngomongnya kaya g ada rasa empati sama sekali sama Dwi, padahal Dwi itu temanmu dari kecil kan" kata ibu lagi.

"Iya ibu tapi dia kan sudah dewasa kenapa lagi harus khawatir, emang dianya juga seperti itu, karena g mungkin dia dikeroyok kalau dia itu anak baik baik" timpal Aisyah sambil berlalu masuk ke rumahnya.Ibu nya pun ikut masuk, karena emang hari sudah menjelang malam.

Aisyah cepat mengambil air wudhu, karena magrib akan berakhir.

"Syah kalau mau makan itu di meja udah ada makanan, kamu ga usah masak" kata ibunya.

"Emang ibu masak tadi?" tanya Aisyah lagi.

"Bukan itu ada hajatan tetangga jadi kita dikirim berkat nya" jawab ibu nya Aisyah.

"Oh Alhamdulillah rizqy ya bu" kata Aisyah lagi, lalu Aisyah masuk kamarnya untuk menunaikan sholatnya.

Setelah selesai sholat dia makan,

" Bu, apa ibu udah makan?" tanya Aisyah pada ibunya.

" Udah tadi ibu makan sayur yang kamu buat tadi masih sisa" jawab ibunya. Aisyah makan dengan lahap karena jarang sekali makan makanan enak. Sambil tidak lupa bersyukur Aisyah sama yang memberi rizqy.

Setelah selesai makan Aisyah melanjutkan dengan sholat isya karena adzan isya sudah berkumandang, Aisyah dan ibunya sholat berjamaah. Yang diimami oleh ibunya. Selesai sholat isya Aisyah dan ibunya melantunkan ayat suci Al'quran. Setelah selesai Aisyah mengambil buku sekolahnya dan mulai belajar menyiapkan buat ujian minggu depan. Untuk kenaikan kelas. Aisyah anak yang rajin, baik belajar ataupun bekerja.

Setelah cukup mengantuk Aisyah masuk ke kamar ibunya dulu berbincang sebentar sama ibunya, lalu masuk ke kamarnya untuk tidur. Saat mau tidur handphone berdering, Aisyah enggan untuk mengangkatnya, tapi terus berdering akhirnya Aisyah angkat juga. Ternyata yang telpon itu Alan temannya Dwi, Aisyah begitu bersemangat mengangkatnya, karena Aisyah sangat suka sama Alan temannya Dwi.

" Halo Syah apa sudah tidur?" tanya Alan.

" Belum, emang ada apa Alan telpon g biasa nya" jawab Aisyah sambil tersenyum walaupun Alan di sana tidak melihatnya.

Syah tadi Dwi kena musibah apa kamu sudah tau, secara kamu kan deket rumahnya" ujar Alan lagi.

"Tau Lan soalnya pas tawurannya deket sekolah saya, persis saya pulang sekolah" kata Aisyah lagi.

" jadi kamu tadi menyaksikan ya kejadiannya, katanya Dwi dikeroyok anak sekolah lain, yang pagi pagi ngajak main band bareng" kata Alan lagi.

"Oh gitu emang sekolah mana?" tanya Aisyah.

"Kalau tidak salah tetangga sekolah aku dan Dwi sih," jawab Alan lagi,

" Lan tadi Dwi Nya sudah dibawa ke klinik apa kamu sudah menengoknya?" tanya Aisyah lagi.

Belum Syah aku masih diluar kota tadi aku g ke sekolah, masih dirumah nenek, nenek aku sakit" ujar Alan .

" Oh pantes kamu nanya saya, emang siapa yang ngasih tau kamu lan?" tanya Aisyah lagi.

"Su Dedi Syah yang ngasih tau,"

"Kapan kamu pulang Lan ?" tanya Aisyah lagi, sejujurnya Aisyah seneng banget kalau ketemu Alan, tapi dia tidak berani deket deket karena sama ibunya di wanti wanti tidak boleh deket dekat bukan muhrim, jadi suka melihat dari jauh saja. Menyukai dalam diam.

" Besok Syah aku pulang" cuma kayanya aku g bisa nengok besok, secara aku harus ngejar yang ketinggalan 2 hari aku g sekolah, sebentar lagi ujian," jawab Alan, " oh iya Syah udah dulu ya, maaf mengganggu malam malam telpon kamu," kata Alan lagi.

" Iya g papa Lan ", iya selamat malam ya, kata Alan sambil bercanda, akhirnya telpon pun ditutup, Aisyah hatinya berbunga bunga, rasa bahagia begitu ketara diwajahnya. Padahal hanya telpon biasa, tidak nyangkut pribadi Aisyah. Dasar anak abg segitu aja sudah sangat senang sekali.

Akhirnya Aisyahpun terbang ke alam mimpinya. Sementara ditempat lain Dwi baru pulang dari klinik. Dia marah bukan main, apa yang ada di kamar nya dia hancurkan. Dia acak acak kamarnya. Sampai alat elektronik yang dia punya hancur tak berbekas. Dia marah semarah marahnya sementara dia hanya ditemani oleh temannya si Dedi. Ibunya belum pulang begitupun kakaknya belum pada pulang. Dedy kewalahan menangani amarah Dwi.

Akhirnya Dedy telpon kang Andy temannya Dwi yang umurnya sudah dewasa, seorang pengarang lagu, kebetulan kang Andi orangnya lembut jadi mudah menundukkan amarahnya Dwi.Kang Andi pun datang,

" Ada apa wi, ko kamu hancurkan barang barang kamu, ?" tanya kang Andi, " Dwi pun duduk sambil mau menjawab pertanyaan kang Andi tapi mungkin dia malu.

Akhirnya dia menunduk sambil terisak, mengeluarkan air matanya, " eh ko kamu nangis, mana Dwi yang arogan itu, udah jangan cemen ah" ujar kang Andi sambil tersenyum.

"Kang, apa coba salah aku tiba tiba mereka ngeroyok padahal selama ini apa mau mereka di ikuti , minta apa aja dikasih, tapi kenapa saat aku menolak ikut lomba band, mereka marah?"ujar Dwi akhirnya Dwi bicara.

"Anak mana" tanya kang Andi, karena kang Andi banyak teman temannya, secara kang Abdi orang musik.

"Temen aku kang, yang selalu main band bareng, cuma tidak satu sekolah saja, itu si agus, sama si budi, tapi yang ngeroyok tadi teman temannya si Budi, kalau si Agus g ikut ikutan," kata Dwi lagi.

" Oh mereka, tenang saja besok kamu bakal tau kabarnya, g usah kamu mengotori tangan kamu, untuk membalas perbuatan mereka. Cukup instruksi mereka akan tau akibatnya" ujar kang Andi lagi,

emang kang Andi mau nyuruh siapa?" tanya Dwi, merasa aneh soalnya kang Andi itu jarang sekali berurusan dengan kekerasan, "

"Adalah yang penting kamu tenang ,terus cepat belajar berapa hari lagi kamu ujian kan" kata Kang Andi lagi,

"Iya kang, makasih ya mau datang, dan mau bantuin bales mereka" ucap Dwi lagi,

" Udah sekarang lo istirahat, biar cepet sembuh, besok soalnya ada pemantapan lagi" ujar Dedy, "

"Kayanya gua g sekolah dulu, masih pada sakit badanku Ded" sahut Dwi, "

"Ya udah g papa lo kan cerdas ini, lo belajar dirumah saja juga bisa kan?" tanya Dedy lagi.

" Ok kalau gitu aku pulang ya" kata Kang Andi, masih ada urusan yang lain.

" Oh iya makasih kang mau datang" kata Dwi dan Dedy berbarengan. Akhirnya kang Andi pulang, Dwi pun istirahat ditemenin Dedy.

Pagi pun tiba, Aisyah sudah di rumah Dwi untuk masak buat Dwi dan Dedy. Tapi persediaan di lemari es sudah tidak ada apa apa, Aisyah terpaksa mengetuk kamar Dwi, sambil berkata, " kak udah bangun, ini Aisyah mau minta uang buat beli makan, soalnya di kulkas g ada apa apa"

Yang keluar malah Dedy sambil ngasih uang 50 rb, A

Aisyah ngomong lagi, " Kakak mau beli apa?" tanya Aisyah lagi, "

"Beli bubur aja " yang jawab masih Dedy, "

"Ya udah Aisyah mau beli dulu ya"

"Iya " kata Dedy lagi, tapi Aisyah g ambil pusing, Dia keluar untuk membeli bubur.

Setelah dapat buburnya, Aisyah kasih ke Dedy , lalu Aisyah mencuci, setelah mencuci langsung gosok baju yang kemarin belum digosok. Setelah selesai seperti rutinitas sehari hari Aisyah melanjutkan ke rumah berikutnya sampai waktu sekolah tiba. Dan sekarang Aisyah sudah ada di sekolah nya...bersambung

C

Terpopuler

Comments

Dy

Dy

lanjut thor

2023-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 Kisah Aisyah
2 Sikap Dwi yang arogan
3 Masa kecil Aisyah
4 Perasaan Dwi
5 Keteguhan hati Aisyah
6 Hati yang rapuh
7 Lelah......
8 Keikhlasan melepasmu
9 Kesabaran yang membuahkan hasil
10 Kehancuran Wulan
11 Khabar duka
12 Terkasih, tersayang, tapi terbuang
13 Terlalu lelah menanti
14 Pernikahan....
15 Cinta tidak usah memiliki
16 Saat rasa cinta mengalahkan logika
17 Setelah cinta datang
18 Bahagiamu adalah lukaku
19 Badai mulai datang
20 Terjatuh lalu bangkit
21 Kehidupan Aisyah setelah perceraian
22 Satu harapan
23 Perjalanan gadis miskin.
24 Harapan seorang Dwi
25 Berita duka
26 Kesalahan Revan dan pengharapan seorang Dwi
27 Kekejaman Dwi
28 Usaha Dwi
29 Menggapai suatu harapan
30 Usaha tidak pernah mengkhianati hasil
31 Sebuah perasaan yang harus terbuang.
32 Kekecewaan Aisyah
33 Ya Allah hapuslah perasaan ini
34 Kepastian Aisyah buat Dwi
35 Aisyah galau
36 Jawaban keluarga Ratiman
37 Kegelisahan Aisyah
38 Badai pasti berlalu
39 Kecerdasan Aisyah
40 Hijrahnya seorang Dwi.
41 Aisyah mengambil keputusan
42 Aisyah bangkit
43 Semangat seorang Aisyah
44 kebencian Hasan menghancurkan ...
45 Kisah Astri
46 Masalah yang datang silih berganti
47 Ketemu orang masa lalu
48 jawab Nuri dan Astri
49 Ada apa dengan Nuri
50 Hilangnya Nuri
51 Jejak Nuri
52 Siap Mba mawar sebenarnya.
53 Nuri pulang
54 Jujur pada Istrinya Nuri
55 Semua bisa terjadi
56 Niko butuh mama
57 Salahkah hati ini ingin menepi
58 Pertemuan Aisyah dan anak angkatnya.
59 Kemarahan Wulan
60 Malam pertama yang gagal
61 Senjata makan tuan
62 Kemalangan Silvy
63 Kemalangan Silvy 2
64 Ibra menginnginkan
65 Keputusan Ibra
66 Ibra dapat kerjaan
67 Hancurnya keluarga Silvy
68 Kebangkitan Rina
69 Tyo jatuh dalam kenestapaan
70 Tyo berharap
71 Akhir kisah
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Kisah Aisyah
2
Sikap Dwi yang arogan
3
Masa kecil Aisyah
4
Perasaan Dwi
5
Keteguhan hati Aisyah
6
Hati yang rapuh
7
Lelah......
8
Keikhlasan melepasmu
9
Kesabaran yang membuahkan hasil
10
Kehancuran Wulan
11
Khabar duka
12
Terkasih, tersayang, tapi terbuang
13
Terlalu lelah menanti
14
Pernikahan....
15
Cinta tidak usah memiliki
16
Saat rasa cinta mengalahkan logika
17
Setelah cinta datang
18
Bahagiamu adalah lukaku
19
Badai mulai datang
20
Terjatuh lalu bangkit
21
Kehidupan Aisyah setelah perceraian
22
Satu harapan
23
Perjalanan gadis miskin.
24
Harapan seorang Dwi
25
Berita duka
26
Kesalahan Revan dan pengharapan seorang Dwi
27
Kekejaman Dwi
28
Usaha Dwi
29
Menggapai suatu harapan
30
Usaha tidak pernah mengkhianati hasil
31
Sebuah perasaan yang harus terbuang.
32
Kekecewaan Aisyah
33
Ya Allah hapuslah perasaan ini
34
Kepastian Aisyah buat Dwi
35
Aisyah galau
36
Jawaban keluarga Ratiman
37
Kegelisahan Aisyah
38
Badai pasti berlalu
39
Kecerdasan Aisyah
40
Hijrahnya seorang Dwi.
41
Aisyah mengambil keputusan
42
Aisyah bangkit
43
Semangat seorang Aisyah
44
kebencian Hasan menghancurkan ...
45
Kisah Astri
46
Masalah yang datang silih berganti
47
Ketemu orang masa lalu
48
jawab Nuri dan Astri
49
Ada apa dengan Nuri
50
Hilangnya Nuri
51
Jejak Nuri
52
Siap Mba mawar sebenarnya.
53
Nuri pulang
54
Jujur pada Istrinya Nuri
55
Semua bisa terjadi
56
Niko butuh mama
57
Salahkah hati ini ingin menepi
58
Pertemuan Aisyah dan anak angkatnya.
59
Kemarahan Wulan
60
Malam pertama yang gagal
61
Senjata makan tuan
62
Kemalangan Silvy
63
Kemalangan Silvy 2
64
Ibra menginnginkan
65
Keputusan Ibra
66
Ibra dapat kerjaan
67
Hancurnya keluarga Silvy
68
Kebangkitan Rina
69
Tyo jatuh dalam kenestapaan
70
Tyo berharap
71
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!