APA KURANGKU!

APA KURANGKU!

GSB 01

"Ray, cepet uda telat nih" teriak kak Niko

"Iya iya berisik amat sih!" kesalku sambil berlari keluar rumah. 

Kenalin, Namaku Naraya Lazuardi, tapi aku lebih dikenal dengan nama Raya. Usiaku sekarang adalah 20 tahun,  baru minggu kemaren tubuhku dibikin adonan sama anak-anak satu geng karena ulang tahun. 

Segala macam bahan disiramin ke aku, tepung, telur, air, bahkan kecap ikut mereka tuang. Untung kejadianya diruMahku, jadi aku bisa mandi 7kali buat ngilangin bau amis yang gak enak itu. 

Aku lahir dari pasangan Bunda Nisa dan Ayah Andi. Kedua orang tuaku itu merupakan sosok yang ajaib. Mereka bisa menjadi sahabat, orang tua, bahkan bisa menjadi lawan debat. 

Dari kecil mereka selalu mendidiku menjadi pribadi yang baik dan penyayang, terutama pada keluarga. Mandiri dan juga terus bekerja keras.

Aku punya kembaran, namanya Niko Lazuardi. Kita kembar cewek cowok yang tidak identik. Dari segi fisik jelas kita banyak perbedaan. Sifat juga gitu, aku lebih kayak Mama yang Ceria,  suka bergaul dan cerewet.  tapi juga suka ngambek. 

Sedangkan Niko lebih ke Papa, dia dingin, cuek, dan suka masa bodo dengan lingkungan sekitar. Kalau bahasa gaulnya dia cowok yang cool. Tapi emang dia beneran cool, coolkas, hehehe. 

Sejak SMA aku dan Niko milih beda sekolah, kuliahpun kampus kita beda. Aku di Universitas Swasta sedangkan Niko Universitas Negeri. Tapi kampus kita searah, jadi tiap hari aku selalu nebeng sama dia. 

Untuk masalah fisik jangan ditanya, Bunda dan Ayah adalah produk istimewa, yang pastinya melahirkan bibit yang unggul. 

Untuk ukuran cewek jelas aku masuk kategori level tinggi, cantik dengan dua lesung pipit, kulit putih mulus, dengan rambut sebahu dan tinggi 165cm. Body uda kayak gitar spanyol, intinya aku tuh cewek idaman banget. 

Niko pun sama, sebagai cowok dia itu ganteng banget, style nya kayak oppa oppa korea, tinggi 170cm kulit putih dengan rambut rapi. Satu kemiripan kita, sama-sama punya dua lesung pipit. 

Di kampus gak ada yang tau kalau aku punya kembaran, hanya teman satu gengku yang tau. Karena aku dan Niko sengaja gak mau ngumbar identitas kita. 

Aku lahir di Kota Surabaya, umur 2 tahun Papa ditempatkan di Jakarta, dan lulus SMP kita baru balik ke Surabaya karena Ayah milih resign dan lanjutin usaha keluarga. 

Ayah anak tunggal, sejak Nenek meninggal dan kakek sakit, bisnis hotel milik keluarga mengalami penurunan. Dan terpaksa Ayah ninggalin pekerjaanya sebagai seorang pengacara dan membangun kembali hotel keluarga. 

Berkat bantuan Bunda yang lulusan Bisnis, mereka berdua merenovasi hotel menjadi lebih modern dan mengikuti zaman. Alhamdulilah 2 tahun terakhir ini pendapatan hotel meningkat. 

Jadi boleh dibilang ekonomi keluargaku sangat stabil. Tapi sejak dulu Kakek selalu mengajarkan kami untuk hidup sederhana. Bunda dan Ayah pun tak masalah, karena memang mereka tipe orang yang gak suka pamer materi. 

Di Surabaya, kita tinggal bareng di rumah Kakek. Kebetulan Mama memang orang Semarang, jadi di Surabaha hanya ada keluarga Ayah.

Rumah yang kami tempati juga sederhana, rumah jaman dulu yang mendapat perawatan terbaik. Jadi meskipun bangunan lama tapi sangat nyaman dihuni. 

Kakek selalu menonjolkan unsur adat jawa di rumahnya, bangunan rumah pun masih seperti jaman jawa kuno, cuma Bunda memberikan sedikit polesan modern. Jadi nuansa jawa ada tapi tidak ketinggalan zaman juga. 

Jarang ada yang tau kalau keluarga kami pemilik hotel. Yang mereka tau dulu kakek bekerja di Lazard hotel sebagai karyawan biasa dan sekarang Ayah meneruskannya. 

"Mas Niko sama Mbak Raya mau berangkat ke kampus?" tanya salah seorang tetangga. 

Aku nyengir "Enggak Bi, kita mau berangkat ke sawah" jawabku bercanda. 

Bi Lastri yang jualan sayur keliling bingung, "Ngapain ke sawah?"

"mau panen padi, hehehe"

"Ngaco kamu tuh! Jangan didengerin Bi, Assalamualaikum" Pamit Niko. 

Kakak kembarku itu melajukan motor kesayanganya meninggalkan komplek perumahan. 

"Kak, ntar pulangnya nebeng lagi ya" rayuku. 

"Ck... Ngrepotin amat sih! Gue ntar ada latihan basket" jawab Niko. 

Aku manyun "terus gue gimana?"

"telphon Ayah deh, biar dijemput sama Pak Joko" usul Niko. 

"Gak bisa santai kalau sama Pak Joko, mesti buru-buru karena kudu standby di tempat Ayah" terangku "Mangkanya tambahin gue uang jajan lo,biar gue bisa beli motor sendiri" 

"Halaah.. Alasan Aja lo, ntar beli malah klayapan mulu!" sergah kak Niko. 

"Hahaha... "

Aku ketawa, Ayah selalu menolak membelikanku motor sendiri karena tau kalau aku pasti bakal klayapan. Selama ini aku berangkat ngampus selalu nebeng Kak Niko, pulangnya lebih sering naik ojol. 

"kuliah yang rajin, awas bikin ulah!" pesan kak Niko tiap nurunin aku di gang depan kampus. 

Aku manyun "Bagi duwit!"

"Ogah!" tolaknya dan langsung berlalu pergi. 

Aku menatap Kak Niko yang semakin jauh, aku mendengus kesal, dan lanjut jalan kedalam gang kampus. Sudah menjadi kebiasaan kalau kak Niko menurunkanku agak jauh dari gerbang kampus, dia males kalau ada yang kepo, aku sendiri juga males kalau ditanya-tanya. 

"Raya, siapa tuh? Cowok lo ya?" pancing Sindi, temen seangkatanku. 

"Bukan, temen. Kebetulan searah, jadi nebeng, lumayan ojek gratis" Candaku. 

"Cuma dimanfaatin, kasian banget dong tuh cowok. Kayaknya ganteng, uda punya cewek belum dia?"

"Jangan tanya deh, dia udah dijodohin dari lahir, jadi lupain aja. Ceweknya galak kayak herder" bohongku. 

"Masa?"

"Ck... Gak percaya" jawabku "Yuk lah, telat entar" ajaku. 

Kami berdua berjalan santai sambil ngobrol-ngobrol. Kekepoan seperti itu yang aku gak suka. Mangkanya aku jarang ngakuin kalau punya saudara kembar seganteng Kak Niko. 

Aku mengambil jurusan Komunikasi, daridulu aku memang suka ngomong alias cerewet, kalau kata Niko cocok banget jurusan ini, apalagi aku punya basic Organisasi yang pas, dan aku sering ikut kegiatan di Pemkot. 

Di kampus bisa dibilang aku cukup terkenal, bukan hanya karena aku menarik, tapi Karena sejak SMA aku sudah menjadi Mbak Yu Kota Surabaya, jadi sampai sekarang aku masih aktiv menjadi Duta pariwisata dan pendamping bagi juniorku. 

Bahkan aku juga menjadi Duta kampus, jadilah semua Mahasiswa tau aku. Entah itu berkah atau musibah. Tapi aku berusaha untuk masa bodo, aku gak mau ada hal yang memberatkan.

"Ray,  ntar temenin gue ke toko buku ya" pinta Shanaz. 

"Mau beli novel?"

"Enggak, mau beliin adek gue buku latihan soal"

"Uda mau ujian?"

"Masih lama sih, dia tuh ulang tahun besok, nagih kado mulu, iseng aja gue beliin kado buku latihan soal, biar kapok!  Orang lagi bokek juga" keluh Shanaz. 

"pelit lu!" sindirku. 

"Gak gitu, baru bulan kemaren gue beliin dia hp sekarang minta ps baru, lo tahu sendiri bayaran gue di Cafe berapa. Mama Papanya kan kaya, malah minta ke gue" omel Shanaz

"Hahaha.. Sabar buk!" kupeluk lengan Shanaz erat. 

"Transferan... " ucapanku dipotong Shanaz. 

"Stop ya, jangan racunin gue dengan ngambil transferan dari Papa.  Gue lagi demo jadi lo gak usah kompor!" semprot Shanaz.

***

Terpopuler

Comments

Ziaa

Ziaa

awal yg menarik thor

2023-07-04

2

Anonymous

Anonymous

Lesung pipit itu bukan cantik woii itu malah ada masaLah Loh katanya kalo ada Lesung pipit
kok bangga 😂😂😂😂😂😂😂cek googLe deh raya hadehhh

2023-06-27

3

Siapa Aku

Siapa Aku

awal yang seru

2023-06-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!