Shahnaz ini salah satu sahabatku yang sekampus plus satu jurusan, dan satu kelas. Diantara yang lain dia memang paling dekat, dan paling sefrekuensi sama aku.
Aku punya 3 sahabat sejak SMA, yaitu Syahnaz, Dian, dan Bara. Kadang Kak Niko juga ikut nimbrung kalau kita ngumpul. Sampai sekarang kita masih suka kumpul bareng, cuma Dian dan Bara kuliah di luar kota, bisa meet up kalau mereka lagi pulang kampung. Tapi komunikasi kita masih Tetep lanjut.
Diantara kita, Shanaz ini yang paling kaya Tapi setelah Mamanya meninggal, dan Papanya menikah lagi hidupnya gak seenak dulu. Dia sering adu pendapat sama Mama tirinya, jadilah Syahnaz memilih tinggal di apartemen sendiri meminimalisir pertengkaran dengan Mama tirinya.
Kakak Syahnaz bekerja di Jakarta dan jarang pulang ke Surabaya, Shanaz sendiri sejak semester 3 milih kerja part time di Cafe. Sebenarnya Mama tiri Shanaz itu baik, cuma cerewet banget, jadi sering debat sama Syahnaz, tapi bukan berarti mereka selalu tengkar.
Adik tiri Syahnaz, namanya Dandi, dan dari dulu dia selalu manja ke Syahnaz, selalu minta ini itu ke kakaknya. Aku dan Dia kadang suka ngomel kalau Syahnaz lagi perang sama Mama tirinya dan kabur ke rumahku, karena otomatis aku dan Dian yang ditanyain ini itu sama Mamanya Syahnaz.
Kalau Dian, dia dari keluarga sederhana, tapi diantara kita otak Dian yang paling cerdas, langganan juara kelas, bahkan dia lulusan terbaik se kota Surabaya. Sekarang dia kuliah di Bandung, ambil jurusan Pendidikan dengan full beasiswa.
Kalau Bara, dia yang paling ganteng karena cowok sendiri, sebenernya dia dulu PDKT ke aku tapi akhirnya kita
milih sahabatan. Dan ternyata kita memang lebih cocok jadi sahabat, terasa lebih nyaman.
Bara kuliah di Jogjakarta, ambil jurusan Bisnis. Dia itu kayak penjaga kita, suka melarang ini itu. Dan paling perhatian, kalau ada yang macem-macem sama kita bertiga dia yang bakal maju duluan, maklum cowok sendirian.
"Lo nanti bareng Niko?" tanya Syahnaz.
"Enggak, dia ada latihan basket" jawabku cuek.
"Pas banget tuh, nanti gue anterin lo balik sekalian"
"Tapi gue ditraktir ya" godaku.
"Astaga... Nih lagi cewek satu, kaya tapi kerjaannya minta traktir mulu" semprot Shanaz.
"gue lagi nabung nih buat beli motor" curhatku.
"Emang uda di bolehin sama si Om?"
"Belum"
"Rugi dong nabung. Uda deh kemana mana naik ojol aja, itung-itung bantu orang kan"
Aku mencibir, semua pada gak ada yang setuju kalau aku punya motor sendiri. Mungkin karena mereka tau aku kalau bawa motor suka semaunya sendiri, kayak emak-emak, lampu sign kemana, beloknya kemana, hahaha.
"Loh Ray itu kan..." ucap Syahnaz menggantung.
Aku menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Shanaz, aku mengernyit, sama herannya dengan Syahnaz, tapi cepat-cepat aku melengos. dan pura-pura sibuk main ponsel, padahal jantungku berdebar kencang.
"Hay Shanaz... Hay Ray..." Sapa orang itu.
"Hai Kak..." jawab Shanaz, aku pura-pura cuek.
kak Dio duduk di sebelahku, dia melirik ke arahku. "Sibuk amat Ray" sindirnya.
"Iya lagi bahas event sama anak-anak" jawabku pura-pura cuek padahal udah adem panas aja ini badan.
Syahnaz yang tahu kelakuanku mencibir, pengen aku tabok aja tuh anak. Dio adalah katingku di Kampus, salah satu most wanted di Universitas. Dia itu gebetanku sejak Maba, tapi apesnya dia dulu uda punya pacar. Dan baru beberapa bulan putus, aku langsung gercep dong cari perhatian.
Tapi sekarang aku lagi marah karena dia dengan seenaknya batalin janji jalan sama aku, cuma marah bohongan sih, aku kesel aja kemaren udah semangat malah main batalin aja. Sebenarnya aku mana bisa marah ke cowok itu, didatengin gini aja hatiku uda meleleh.
''Eh Ray, gue lupa ada janji sama Dandi, gue duluan deh ya, ntar gue telpon" pamit syahnaz.
"Lah, katanya mau ke toko buku? " tanyaku heran.
"gak jadi, ini Dandi chat mau ditemenin bimbingan katanya"
Aku mengernyit dan makin heran saat syahnaz mengedipkan matanya berkali-kali, kelilipan kali dia ya.
"Kak Dio, nitip Raya ya, kalau bisa anterin pulang juga, kasihan naik ojol terus''ucap syahnaz tanpa rasa bersalah dan langsung pergi.
"Siap, ati-ati Shan" balas Kak Dio.
Sekarang aku paham maksud Syahnaz, dia sengaja pergi biar aku bisa berduaan dengan Kak Dio, emang Syahnaz tuh paling the best lah.
"Ray..." panggil Kak Dio,
"Hmmm..." jawabku, duh aku drama sekali pokoknya kalau sama Kak Dio ini.
"Liat sini dong, kan yang ngajak ngomong disini" pintanya.
Dengan jantung yang terus berdebum aku menoleh ke arahnya, sengaja aku pasang wajah datar biar dia makin ngerasa bersalah.
"Maaf" ucapnya lembut.
Makin meleleh lah aku digituin, "Buat?"
"Ya kemarin, jujur deh Ray, aku udah siap mau berangkat, tapi Pak Gani nelpon suruh ke sekretariat, kamu tau sendiri gimana beliau. Maaf ya" ucapnya sambil menatap wajahku dalam.
Aku menghela nafas panjang "AKu itu kesal karena kakak gak ada kabar, kakak gak tau aja gimana aku khawatir"
kemarin aku memang kesal tapi juga khawatir, dia sama sekali gak ada kabar, dihubungi gak bisa. dan baru ngasih kabar sekitar jam 8 malam, padahal kita janjian jam 3 sore, kesel kan pasti.
"Maaf, ponselku ketinggalan. kemarin cuma berdua sama Pak Gani, gak mungkin kan aku pinjam ponsel beliau" jawabnya dengan wajah frustasi.
"Iya, lagian gak ada ngaruhnya sih kak, kan aku emang bukan siapa-siapanya kakaK, " Ucapku sengaja, biar makin ngerasa dia.
Di itu putus sama mantannya uda 7 bulan yang lalu, dan baru 2 bulan kemarin aku benar-benar berani deketin dia, tapi sejak dia pacaran sama mantanya kita emang udah sering chat, eits tapi chat biasa ya bukan yang menjurus pelakor.
Kebetulan dia anak BEM Universitas, tiap ada acara di kampus kita sering terlibat event bareng, jadilah kita deket. Tapi sekedar itu, karena ceweknya dia cerewet dan judes banget jadi aku malas urusan sama dia.
"Eh kok gitu? " dia jadi kelabakan.
Aku mengernyit "Emang iya kan" kataku sok polos.
''Ehm... Kamu masih ada kelas gak? "
"uda selesai"
"jalan Yuk!" ajaknya.
Akhirnya aku dan Kak Dio jalan bareng, dia ngajak aku ke pantai. Cukup jauh eang, tapi aku senang karena uda lama gak mantai, selama kita jalan Kak Dio selalu manis, dia memperlakukan aku seperti Ratu. Dan memang sebaik itu dia.
"Ray... " Ucapnya sambil menggenggam tanganku.
Aku kaget dan melihat tanganku dan wajahnya bergantian. Dia tersenyum sangat manis.
"Pacaran Yuk! " ajaknya To the point.
"hah? "
Dia masih tersenyum, "Ayo pacaran, mau gak? "
Aku manyun, "kak DIo gitu amat sih ngajaknya, kayak ngajak ke pasar aja tau gak" kesalku "Tapi aku mauuuu..."
dia mengerjapkan matanya "Hah? Beneran Ray?"
AKu mengangguk "Iya kak"
"Yes!!!".
Dan siang itu kita resmi pacaran. dia adalah pacar keduaku. yang pertama dulu cinta monyet waktu SMA, hanya beberapa bulan dan putus. Terus aku fokus sama sekolah dan Organisasi. Masuk kuliah aku langsung jatuh cinta ke Kak Dio yang jadi panitia Ospek.
Dia langsung aku jadiin target, tapi sayang dia udah punya pacar. Ngeliat perangai pacarnya aku langsung mundur alon-alon. Hampir dua tahun menunggu akhirnya saat ini tiba, kak Dio benar-benar jadi pacarku.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Anonymous
yg kata2 romantiss dong dio..kalo cuman gini kek ngajak pcaranya gk serius aja...
2023-06-27
1
Anonymous
most wanted tuh apa thor Adhisti Senja
2023-06-27
3
Wika Anggita
lepas status jomloh
2023-06-23
2