Kepergian Xu Yuan dari desa, membuat beberapa orang warga menjadi bertanya-tanya, apalagi mereka mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh pemuda itu.
Berkelana bukanlah hal yang baik untuk seseorang yang hanya memiliki tingkat kemampuan di ranah pemurnian Qi saja, meskipun hal itu dilakukan semata-mata untuk mencari pengalaman ataupun meningkatkan kekuatan.
Tapi untuk sebagian pemuda yang tinggal di desa itu, kepergian Xu Yuan merupakan sebuah kelegaan tersendiri, meskipun dia hanyalah seorang praktisi pemurnian Qi, namun memiliki paras wajah yang sangat tampan, sehingga gadis manapun pasti akan tertarik terhadapnya.
Mereka bahkan telah berkali-kali memikirkan cara untuk menyingkirkan Xu Yuan, agar bisa mendekati gadis incaran yang selama ini telah merebut hatinya. Selalu saja keberadaan pemuda itu membuat perhatian dari gadis-gadis teralihkan, hingga terkadang mereka merasa rendah diri.
Xu Yuan sama sekali tidak memperdulikan pemikiran orang-orang di sekitarnya, dengan sangat tenang dia memacu kudanya menuju ke hutan Flamboyan Jingga. Meskipun dia mengetahui bahwa tempat itu dihuni oleh beragam ras yang memiliki kekuatan besar, namun bermodal tekad yang sangat kuat, dia yakin bisa melewati semua itu, meskipun harus sedikit bertaruh nyawa.
Langkahnya seakan begitu ringan, pemuda itu bahkan tidak membalikan tubuhnya sedikitpun, sejak dia memantapkan hati untuk melepas semua kekangan yang selama ini menekan dantiannya, dan menemukan cara untuk menghancurkan segel Dewa terkutuk yang tertanam dalam dirinya.
Xu Yuan memacu kudanya semakin cepat, sebuah lengkungan tipis muncul di sudut bibir pemuda itu, membuat penampilannya semakin menawan. Sementara dari arah kejauhan saat ini, beberapa orang pria berpakaian hitam nampak mengawasi kedatangannya.
Sesekali terlihat dahi pria-pria itu mengernyit, bagaimana mungkin seorang praktisi pemurnian Qi berjalan sendirian melewati hutan Flamboyan Jingga yang terkenal dengan bandit hutannya? Apalagi mereka juga telah mencapai kekuatan di ranah golden core, sehingga seorang praktisi pemurnian Qi hanyalah mainan untuk mereka.
Sementara Xu Yuan masih melanjutkan langkahnya, sesekali pemuda itu berhenti hanya untuk mengisi perut atau menambah perbekalan air, dia tak mungkin membiarkan dirinya kelaparan di tengah jalan. Apalagi jarak menuju benua tengah masih membutuhkan waktu sekitar 2 bulan perjalanan jika menggunakan kuda.
.
.
.
Pada sore hari menjelang senja, hujan deras dari langit mengguyur bumi. Sekelompok orang bercadar dan berpakaian serba hitam bersiap siaga menunggu perintah dari sang tuan.
Angin bertiup tak terasa menusuk, meski kelompok bercadar itu diam seperti patung dibawah siraman air hujan. Dingin dan membekukan.
Xu Yuan melihat sosok mereka, itu terlihat menyerupai iblis, pasukan dari neraka bumi yang siap membunuh tanpa ampun. Dahi pemuda itu langsung mengernyit, entah apa yang saat ini ada dalam pikiran kelompok itu sehingga menghadang perjalanannya. Padahal dia tidak memiliki masalah sekalipun terhadap mereka.
Di sisi lain tak jauh dari kelompok pria bercadar, berdiri dua orang pria berpayung merah pucat. Salah seorang dari mereka berkata dengan suara lirih, tajam namun tegas. "Bunuh!"
Serentak pula, sekelompok pria bercadar berlari, berhamburan dengan niat menyerang dan membunuh si bocah lelaki dengan senjata pedang terhunus.
Mau tak mau Xu Yuan segera bergerak menerobos hujan deras, guna menyelamatkan diri dari kejaran kelompok pembunuh. Dia sengaja memutar arah, agar para pemburu sedikit kerepotan dan kehilangan jejak.
Xu Yuan terus berlari cepat setelah berhasil mengecoh lawan. Dia sekarang menuju ke sebuah goa, untuk menghindari kepungan dari kelompok pria bercadar.
Xu Yuan masuk kedalam goa dengan nafas memburu dan tersengal-sengal. Keringat bercampur air hujan telah membasahi hanfu yang digunakannya.
Bruk...
Tubuh pemuda itu tersungkur, mengakibatkan dahi dan sikutnya terluka, darah pemuda itu tiba-tiba menetes mengenai sesuatu benda yang berada di bawah kakinya, sebuah segel tiba-tiba saja aktif, menunjukkan reaksi setelah terkena darah dari Xu Yuan.
Cahaya berwarna kemerahan sepekat darah mengalir memenuhi tulisan demi tulisan, dan membuat suasana gelap dalam goa berubah menjadi terang. Rangkaian tulisan yang membentuk kaligrafi, tiba-tiba saja bersinar dan membuat suara berdengung yang sangat menyakitkan telinga.
Kratak...
Pyar...
Tiba-tiba saja segel itu hancur, sebuah benda melayang dengan sangat indah, tepat dihadapan Xu Yuan, membuatnya terpaku hingga beberapa detik ditempatnya. Dia bahkan tak pernah menduga akan menemukan sebuah senjata yang sedemikian berharga dalam persembunyiannya.
Wuuuung...
Sebuah busur keemasan bersinar dengan cahaya teramat terang, menunjukkan reaksi teramat menakjubkan, pertanda kekuatan busur Dewa telah bangkit. Bias cahaya emas berpijaran dan terasa sangat menyilaukan mata.
"A-astaga.. Busur dewa?" Xu Yuan hampir tak bisa mempercayai penglihatannya, saat ini dia baru saja mendapatkan sebuah senjata pusaka yang sangat berharga. Bahkan pusaka itu juga sudah mengakuinya sebagai pemilik serta mengenalinya melalui bau darah yang tanpa sengaja menetes.
Xu Yuan terpaku ditempatnya, bukankah untuk senjata dewa, terlalu berat untuk dia yang masih berada di ranah terendah dalam kultivasinya?
Ketakutan lain muncul dalam benak Xu Yuan, seraya menyentuh busur bercahaya emas, dia berucap tanpa keraguan. "Aku tidak ingin mati dengan sia-sia tanpa perlawanan sama sekali!"
Busur seberat badan orang dewasa pun dia angkat dengan sangat mudah. Jika itu orang lain, kemungkinan tidak akan sanggup menjunjung sejata sakti berkekuatan setara dengan pusaka milik dewa utama alam kahyangan.
Busur terangkat sempurna....
Xu Yuan berbalik kebelakang, tekad hatinya telah kuat, saat ini dia harus bisa menghadapi kelompok pria bercadar yang telah berani menginginkan nyawanya.
Apalagi dia tidak mengetahui kesalahan apa yang telah diperbuat sehingga kelompok itu tiba-tiba saja ingin menyerang dan membunuhnya. Sementara kelompok pria bercadar yang saat ini masih berada di luar nampak takjub dengan kedatangan pemuda itu, apalagi melihat sebuah pusaka berharga yang berada di tangannya, membuat mata mereka mulai menunjukkan binar kerakusan.
"Serahkan busur itu dan kau bisa pergi dari sini!" ucap salah seorang pria bercadar itu dengan sangat sombong.
Xu Yuan hanya melirik dengan ujung mata, meskipun kemampuannya tidak akan pernah bisa melawan dan mengalahkan kelompok pria bercadar itu, namun dengan senjata yang saat ini berada di tangannya, sudah bisa dipastikan bahwa dia bisa menguasai pertarungan.
"Ambil, jika kau bisa!" jawabnya dengan sangat tenang.
Dengan serentak, kelompok pria bercadar itu segera berlari ke arah Xu Yuan, dengan mengerahkan genggaman tangan membentuk kepalan tinju berlambar energi Qi tingkat tinggi. Tatap mata setajam pedang dengan kemarahan tersirat pada raut wajah mereka, mulutnya terkatup disertai suara gigi yang bergemertak saling berhimpitan.
Namun, Xu Yuan masih terlihat sangat tenang dan hanya berdiri menunggu kedatangan serangan dari lawannya, dengan pancar ketenangan pada wajah tampan seindah bunga. Sepasang matanya bahkan ia pejamkan rapat tanpa adanya bias ketakutan di sana.
Detik berikutnya, deruan hawa panas dari kekuatan lawan menyerang si pria muda. Disertai desingan tajam dari energi yang sangat besar. Membuat Xu Yuan bersiap mengangkat busur panahnya untuk menghadang hantaman tinju dari kelompok pria yang sangat berambisi menghancurkannya
Booooom...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Albet Jalius
dikejar pembunuh......
2023-07-09
1
ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ
niatnya ingin bersembunyi Malah dapat rezeki nomplok mendapatkan sebuah senjata busur Dewa bagaikan mendapatkan Durian Runtuh . yuk berjuang Jangan Menyerah
2023-07-04
1
Ayano
Senjata ini emang buat dia keknya
2023-07-04
1