Part 3 : Flashback (2)

2010

Di sebuah TK, anak-anak bermain dengan riang gembira. Fany adalah satu di antara anak-anak yang berbahagia itu. Ia tumbuh menjadi anak yang manis dan ceria. Hidup hanya dengan seorang ibu dan serba kekurangan membuat Fany bersikap lebih dewasa. Ketika anak-anak yang lain ditemani oleh orang tua selama di sekolah, ia selalu sendirian. Sejak hari pertama masuk, ia menolak ditemani ibunya, dan mengatakan bahwa ia adalah anak pemberani. Hal itu membuat Divya bersyukur karena anaknya bisa mandiri, dan ia bisa bekerja dengan tenang.

Brukk!!!

"Aduh," seorang anak tidak sengaja menabrak Fany hingga mereka berdua terjatuh.

Fany berdiri dan membersihkan roknya yang sedikit kotor, tapi ia terkejut ketika anak yang menabraknya tadi mulai menangis.

"Huaaaa... Mama!!" terlihat wanita yang dipanggil mama berlari menolongnya.

"Sayang, kok bisa jatuh sih," kata wanita tadi sambil membantu anaknya berdiri.

"Fany mendorongku," Fany terkejut saat anak itu menunjuknya.

"Hah? Ndak tante!"

"Kamu jangan nakal gitu ya!" wanita tadi berbicara cukup keras membuat orang-orang disana menoleh, "cepat minta maaf."

Dahi Fany mengernyit, "tapi kan Fany ndak salah, Dea yang lari-lari terus nabrak Fany, kita berdua sama-sama jatuh kok."

Anak yang bernama Dea tadi menggeleng, "Fany yang salah, Ma."

"Kamu gak tau cara minta maaf, ya? Disekolahin biar pintar malah jadi anak nakal, ini sih efek gak diperhatikan sama orang tua," ucapan mama Dea sangat melukai hati Fany.

"Tante jahat! Dea yang salah, kenapa orang tuaku yang disalahin?!" teriakan Fany membuat guru-guru TK berhamburan keluar.

"Berani membentak orang tua kamu, hah?! Dasar gak punya ayah!" teriak mama Dea tidak kalah lantang.

"Sudah, bu. Tenang dulu, Fany masih anak-anak," ucap salah satu guru TK sembari menyembunyikan Fany di balik tubuhnya.

"Tolong kasih tau ibunya Fany kalau anaknya kurang ajar, bu. Biar wanita itu bisa mendidik anaknya lebih baik," ujar mama Dea.

Fany hanya bisa menangis di balik tubuh gurunya. Ia hanya seorang anak kecil, tapi sudah mendapat caci maki dari orang dewasa. Beruntung gurunya tidak melaporkan hal ini kepada Divya karena mereka tahu kondisi Divya dan Fany seperti apa, mereka juga tahu kalau Fany tidak mendorong Dea. Fany tetap menjadi anak yang ceria dan bergaul dengan teman-temannya, meskipun seringkali ia mendapat ejekan dari teman-temannya karena hidup miskin dan tidak punya ayah.

Di usia yang masih belia, ia sudah harus belajar bertahan di tengah kejamnya dunia, segala ucapan menyakitkan yang ditujukan padanya telah menumbuhkan amarah dalam hatinya, tetapi hal itu juga membuat mentalnya semakin kuat.

...----------------...

2019

Fany sekarang berada di kelas 2 di salah satu SMP terbaik di kotanya. Setiap hari menempuh perjalanan sepanjang 8 km untuk sampai di sekolah menggunakan sepeda. Ia menjalani kesehariannya dengan ikhlas, walaupun di dalam hatinya ada setitik rasa iri pada teman-temannya yang pergi ke sekolah diantar oleh orang tuanya, ataupun naik motor walaupun mereka masih di bawah umur.

"Mereka punya kehidupan yang baik, gak perlu ngerasain capeknya ngayuh sepeda," pikiran itu sering muncul dalam benaknya, tetapi segera ia tepis, "biarin aja, mereka pasti gak sekuat gue."

Sesampainya di sekolah, seperti biasa, ia langsung menuju ke kantin untuk menitipkan gorengan yang ibunya buat pagi tadi.

"Selamat pagi, Bu Denok," sapa Fany kepada Bu Denok, ibu penjaga kantin.

"Selamat pagi, Fany. Seperti biasa, ya," sapa Bu Denok ramah.

"Iya, Bu," Fany langsung menata gorengan yang ia bawa di meja kantin.

"Udah bu, saya langsung ke kelas ya, udah mau masuk," Fany langsung berlari ke kelas tanpa menunggu balasan dari Bu Denok. Penjaga kantin itu hanya tersenyum melihat Fany, ia senang melihat Fany yang selalu ceria saat bertemu dengan siapapun.

Sesampainya di kelas, ia melihat semua temannya sibuk menulis sesuatu.

"Ada PR ya?" tanya Fany kepada salah seorang temannya.

"Lah, lo juga belum ngerjain, Fan?"

"Anjir! PR apaan?!" Fany panik, lalu ia bergabung dengan teman-temannya yang menyalin PR matematika milik Berly, sahabatnya yang sangat rajin itu.

"Ekhmm..."

Dehaman seseorang membuat semua yang ada di dalam kelas tersebut menoleh ke arah pintu.

"Eh Bu Rara," kata Dion, sang ketua kelas kepada Bu Rara, guru matematika yang memberikan PR, "bel masuknya kan belum bunyi, bu."

"Lalu?" Bu Rara bersikap acuh dan melenggang masuk menuju bangku guru.

Semua murid hanya terdiam sambil melihat pergerakan bu Rara, mereka semua tidak ada yang berani bergerak.

"Kumpulkan PR kalian sekarang juga!" ucap Bu Rara tajam.

Semua siswa berbondong-bondong menyerahkan buku tugas mereka di meja guru, tidak peduli sudah selesai mengerjakan PR atau belum, termasuk Fany. Ia sudah pasrah dengan hukuman apa yang akan diberikan pada dirinya.

Benar saja, Fany dan tiga temannya yang sama sekali belum mengerjakan PR dihukum untuk hormat kepada tiang bendera di tengah lapangan selama jam pelajaran matematika, yang sialnya hari ini ada 2 jam.

"Fan, lo kok bisa gak ngerjain PR sih," kata salah seorang temannya.

"Iya nih, padahal lo kan siswa yang rajin, peringkat 2 di kelas lagi," celetuk temannya yang lain.

"Terus kenapa kalau gue peringkat 2? Gini gini gue juga manusia, bisa lupa," ucap Fany malas.

"Eh ssst ssst, diem semua, Bu Rara sama wali kelas kita nyamperin," bisik salah satu temannya yang melihat guru matematika mereka bersama dengan wali kelas berjalan menuju mereka.

Fany yang melihatnya mengernyit bingung. Ini hanya hukuman, kenapa wali kelas mereka ikut datang. Padahal hukuman seperti ini sudah biasa terjadi. Entah kenapa firasatnya buruk saat dua orang dewasa itu mulai mendekat, ditambah wajah garang Bu Rara berubah menjadi sendu menatap ke arahnya.

"Fany," panggil wali kelasnya.

Saat itu, ia sangat benci mendengar namanya dipanggil, apalagi mendengar ucapan wali kelas setelahnya, "ibu kamu sudah tidak ada."

Di usianya yang ke-14, ia kehilangan ibunya akibat kecelakaan. Divya menjadi korban tabrak lari saat hendak pergi membeli kain ke pasar, dan meninggal di tempat. Lengkap sudah penderitaan Fany, hidup sebatang kara, tanpa ada kerabat yang bisa merawatnya.

Beberapa kali ia ditawari tetangganya untuk pergi ke panti asuhan, tetapi ia menolak. Ada juga yang menawarinya pekerjaan, tentu saja ia menolak, karena orang-orang yang menawarinya pekerjaan pasti menuntutnya untuk berhenti sekolah. Ia tahu orang-orang iba dengannya, tetapi ia sangat tersinggung dengan tawaran orang-orang itu. Dia hanyalah seorang remaja yang memiliki emosi labil, ia semakin merasa hidupnya tidak adil. Ia marah kepada semuanya, ia marah pada dunia, ia marah kepada Tuhan, ia marah pada ayahnya yang dari dulu meninggalkan ia dan ibunya.

Dengan tabungan ibunya, uang hasil gorengan yang ia buat sendiri untuk dititipkan kepada ibu kantin, serta dana bantuan dari desa, ia bertahan hidup sendiri di kontrakan kecil itu. Hingga saat ia lulus SMP, ia langsung pindah untuk sekolah di SMA di kota, dan ia tinggal di kost dekat sekolahnya.

Terpopuler

Comments

Nindi

Nindi

Ceritanya sangat menarik, semangat terus untuk authornya🤗

Jangan lupa mampir di novelku "Aleksa Sayang" dan "Kuambil Kembali Milikku"

Mari saling suport

2023-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Sekolah
2 Part 2 : Flashback
3 Part 3 : Flashback (2)
4 Part 4 : Om Yudha
5 Part 5 : Minta maaf
6 Part 6 : Rangga
7 Part 7 : Tiga bersahabat
8 Part 8 : Ayah
9 Part 9 : Keluarga Baru
10 Part 10 : Kesepakatan
11 Part 11 : Rumit
12 Part 12 : Rumah Baru
13 Part 13 : Maafin Fany, Bu
14 Part 14 : Perjodohan
15 Part 15 : Makan Malam
16 Part 16 : Terima atau Tolak?
17 Part 17 : Ring Tinju
18 Part 18 : Bunda
19 Part 19 : Calon Menantu
20 Part 20 : Pacar Calon Suami
21 Part 21 : Abang
22 Part 22 : Hari Terakhir Ujian
23 Part 23 : Menikah
24 Part 24 : Kamar Hotel
25 Part 25 : Rahasia
26 Part 26 : Mobil Baru
27 Part 27 : Diskriminasi
28 Part 28 : Pertengkaran
29 Part 29 : Kencan, ya?
30 Part 30 : Permana Group
31 Part 31 : Skill Fany
32 Part 32 : Kecewa
33 Part 33 : Istri vs Pacar
34 Part 34 : Mengamuk
35 Part 35 : Emosi yang Tidak Terkendali
36 Part 36 : Merawat Istri
37 Part 37 : Semakin Dekat
38 Part 38 : Pameran Seni
39 Part 39 : Terbongkar
40 Part 40 : Move On
41 Part 41 : Ada Apa Sebenarnya?
42 Part 42 : Aphrodite
43 Part 43 : Kerja Sama
44 Part 44 : Pesta
45 Part 45 : Blackjoy
46 Part 46 : Farel
47 Part 47 : Cemburu
48 Part 48 : Pengakuan Cinta
49 Part 49 : Ada yang Ingin Mencelakai Juna
50 Part 50 : Petunjuk
51 Part 51 : Siapa Pelaku Sebenarnya?
52 Part 52 : Bukti
53 53 : Orang Ketiga
54 Part 54 : Aksi Farel
55 55 : Cuddle
56 56 : Curiga
57 57 : Pantai
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Part 1 : Sekolah
2
Part 2 : Flashback
3
Part 3 : Flashback (2)
4
Part 4 : Om Yudha
5
Part 5 : Minta maaf
6
Part 6 : Rangga
7
Part 7 : Tiga bersahabat
8
Part 8 : Ayah
9
Part 9 : Keluarga Baru
10
Part 10 : Kesepakatan
11
Part 11 : Rumit
12
Part 12 : Rumah Baru
13
Part 13 : Maafin Fany, Bu
14
Part 14 : Perjodohan
15
Part 15 : Makan Malam
16
Part 16 : Terima atau Tolak?
17
Part 17 : Ring Tinju
18
Part 18 : Bunda
19
Part 19 : Calon Menantu
20
Part 20 : Pacar Calon Suami
21
Part 21 : Abang
22
Part 22 : Hari Terakhir Ujian
23
Part 23 : Menikah
24
Part 24 : Kamar Hotel
25
Part 25 : Rahasia
26
Part 26 : Mobil Baru
27
Part 27 : Diskriminasi
28
Part 28 : Pertengkaran
29
Part 29 : Kencan, ya?
30
Part 30 : Permana Group
31
Part 31 : Skill Fany
32
Part 32 : Kecewa
33
Part 33 : Istri vs Pacar
34
Part 34 : Mengamuk
35
Part 35 : Emosi yang Tidak Terkendali
36
Part 36 : Merawat Istri
37
Part 37 : Semakin Dekat
38
Part 38 : Pameran Seni
39
Part 39 : Terbongkar
40
Part 40 : Move On
41
Part 41 : Ada Apa Sebenarnya?
42
Part 42 : Aphrodite
43
Part 43 : Kerja Sama
44
Part 44 : Pesta
45
Part 45 : Blackjoy
46
Part 46 : Farel
47
Part 47 : Cemburu
48
Part 48 : Pengakuan Cinta
49
Part 49 : Ada yang Ingin Mencelakai Juna
50
Part 50 : Petunjuk
51
Part 51 : Siapa Pelaku Sebenarnya?
52
Part 52 : Bukti
53
53 : Orang Ketiga
54
Part 54 : Aksi Farel
55
55 : Cuddle
56
56 : Curiga
57
57 : Pantai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!