Angel sudah diantar pulang kembali ke rumahnya oleh salah satu anak buah Mami Mona yang selama ini bertugas menjadi sopir untuk mengantar anak-anak Mami Mona ke manapun. Begitu sampai di rumah, wanita itu langsung merebahkan diri di kasurnya bahkan tanpa sempat mengganti dress-nya dahulu. Cukup melelahkan baginya yang semalam. Namun, sekali lagi ia merasa lelahnya terbayar lunas begitu memandangi amplop cokelat tebal di tangannya yang tadi Yasya berikan padanya sebagai bonus. Jumlahnya lumayan banyak, seakan mudah saja bagi Yasya untuk membuang uang. Belum lagi, ditambah mengingat jumlah nominal transferan dari sang mami, jatah bagi hasil dari bayaran Yasya, jumlah yang juga tak sedikit.
“Hah, lumayan, dalam semalem bisa hasilin sebanyak ini. Bisa aku pake buat nyicil bayar utang mama papa. Dan sisanya, aku bisa pake shopping dan perawatan buat jaga penampilan,” gumam Angel seraya tersenyum senang sebelum dirinya akhirnya benar-benar terlelap.
Setidaknya, masih ada waktu beberapa jam untuk ia tidur sampai nanti tiba waktunya wanita itu berangkat ke tempat pekerjaan siangnya.
Angel tinggal sendirian di sebuah hunian sederhana di suatu kompleks perkampungan. Tetangga sekitarnya sampai detik ini mungkin belum tahu perihal aktivitas Angel di malam hari. Bila sudah ketahuan, yang pasti Angel akan menjadi bahan sasaran empuk cibiran dan hujatan tetangganya, atau mungkin saja Angel sudah diusir pergi dari perkampungan itu. Angel masih pandai menyembunyikan ladang penghasilannya di malam hari atau jangan-jangan memang tetangga-tetangganya yang masa bodoh. Yang jelas, Angel masih aman-aman saja tinggal di sana sejauh ini. Sebenarnya Angel bisa saja membeli rumah yang lebih besar dan mewah daripada ini, atau tinggal di apartemen mewah dengan hasil kerja malamnya. Namun, wanita itu memilih hunian sederhana karena pikirnya ia hanya tinggal sendiri, untuk apa rumah yang terlalu besar? Lebih baik ia sisihkan uangnya untuk keperluan lain juga agar utang keluarganya bisa segera lunas. Dari uang bayarannya selama ini, Angel pun sudah bisa punya sebuah mobil pribadi yang bisa ia gunakan untuk mempermudah transportasi. Ya, meski terhitung cukup jarang wanita itu menggunakan mobilnya. Untuk pergi menemui klien saja sang mami sudah menyiapkan sopir khusus. Jadi, Angel tak perlu menyetir dan memakai mobilnya sendiri.
Bertolak belakang dengan dunia malamnya, di siang hari, Angel selalu menjalani pekerjaan baik-baik dengan gaji tak seberapa. Walau terkesan rendah, Angel masih nyaman saja menjalani pekerjaan kecil itu. Ya, Angel memilih menjadi seorang pelayan kafe di siang hari. Sudah cukup lama, seiring statusnya sebagai wanita malam. Entahlah. Angel selalu berpikir, ia harus punya pekerjaan sampingan juga selain sebagai wanita penghibur. Mau sampingan itu pekerjaan kecil sekalipun, yang terpenting setidaknya ada, dan itu pekerjaan yang bisa dibilang ‘baik-baik’. Mungkin, ini salah satu cara untuk kamuflase, menyembunyikan statusnya sebagai kupu-kupu malam di tengah masyarakat sekitarnya. Atau mungkin pikirnya ini untuk berjaga-jaga kalau-kalau ia sepi orderan atau sudah tak laku lagi di pasaran dunia penghibur. Namun, yang terlihat selama ini nyatanya Angel tak pernah kehabisan job dari maminya, orderan dari beragam klien selalu mengantre untuknya. Seorang Angel tidak laku? Rasanya mustahil.
Setelah cukup lelah pulang dari kafe, malam harinya ia kembali bersiap ke tempat sang mami untuk menuntaskan panggilan kerja. Angel sudah berdandan begitu cantiknya, seperti biasa, seksi dan menawan demi memikat kliennya agar mau mengeluarkan bayaran lebih banyak dan mereka tak menyesal membuang banyak uang untuk satu malam saja.
“Mam, jadi siapa klien aku malem ini?” tanya Angel seperti sudah sangat siap bertempur.
“Sayang, malem ini kamu sama Tuan Yasya lagi, ya.”
“Apa? Yasya? Jadi, dia berhasil deal sama Mami? Tadi pagi dia udah bilang katanya pengin sama aku lagi, Mam.”
“Ya, siang tadi dia telepon mami. Minta kamu lagi. Kayaknya dia beneran ketagihan sama kamu deh, Sayang.”
“Oke, jadi sekarang aku mesti ke mansion dia lagi?”
“No. Tuan Yasya sepertinya siapin tempat lain buat bermalam sama kamu. Mami udah dikasih alamatnya. Biar kamu dianter sama orang mami, ya.”
“Hm, oke, Mam.”
“Have fun my baby girl. Doing great as always.”
Angel diantar ke sebuah tempat yang sudah disiapkan oleh Yasya. Begitu sampai di sana, Angel kembali dibuat takjub. Tak kalah menawan dari mansion Yasya, kali ini wanita itu tengah memandang bangunan megah yang berpemandangan indah, suasananya begitu menenangkan. Ya, kini Angel berada di sebuah villa pribadi mewah milik Yasya. Bahkan, di teras samping, Yasya sudah mengeset makan malam romantis untuk mereka. Terkesan berlebihan untuk pertemuan klien dengan wanita malamnya, bukan? Angel sudah terlalu sibuk mengagumi sekelilingnya, tetapi dari tadi sang pria yang memanggilnya belum juga terlihat batang hidungnya.
“Tempat ini begitu indah. Kenapa Yasya harus siapin tempat seindah ini Cuma buat bermalam sama aku?” batin Angel.
Selang beberapa menit, sebuah tangan kekar melingkar di perut Angel. Embusan napas seseorang terasa di ceruk lehernya. Sudah pasti itu Yasya. Pria itu bahkan sudah menyandarkan kepalanya ke bahu Angel yang terekspos, sembari sesekali menghirup aroma tubuh Angel dari lehernya.
“Kamu udah dateng, Sayang.”
“Emmmhh, Yash. Ehh, kamu... kenapa kita harus ketemu di sini? Dan semua ini—“
“Why? Kamu gak suka tempatnya?”
“No. Mana mungkin aku gak suka tempat seindah ini? But, ini cukup berlebihan kan?”
“Gak berlebihan kalo buat wanita secantik kamu. Ini villa milik aku. Aku jarang-jarang ke sini. Karena aku mau cari suasana baru buat malem kita, aku coba ajak kamu kemari.”
“Hmm.”
“Apa kamu udah makan malem?”
Angel menggeleng.
“Good. Pas banget, aku mau ajak kamu makan malem romantis dulu sebelum kita bercinta di dalem nanti. Aku dah siapin ini buat kita.”
“Are you sure? Yas, boleh aku tanya sesuatu?”
“Yap.”
“Apa saking gak adanya wanita yang bisa kamu ajak makan malem romantis begini? Sampe-sampe kamu mesti ajak wanita penghibur kayak aku? Em, sebelumnya sorry kalo aku lancang.”
“It’s ok. Memang kenyataannya gak ada yang bisa kuajak. Ehm, lebih tepatnya, gak ada yang pengin aku ajak makan malem romantis begini selain kamu.”
“Kenapa?”
“Gak ada alasan khusus, intinya pengin aja.”
“Hm, oke. Jadi, aku gak perlu takut ada seseorang yang salah paham kan?”
“Haha, siapa? Gak ada siapa pun, kok. Aku mau malem ini hanya tentang kita. Silakan.”
Yasya benar-benar memperlakukan Angel layaknya tuan putri. Makan malam yang begitu luar biasa, ditemani alunan musik romantis, juga hidangan menu-menu spesial yang lezat dan mewah.
“Em, thank you, Yas. Ini kali pertama aku dapet treatment yang beda dari klien aku.”
“Hm, you’re welcome. Ini juga kali pertama aku makan malem sama wanita yang istimewa.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments