Angel dan Yasya masih berbaring berdua di atas ranjang king size milik Yasya sembari berpelukan mesra. Tangan Yasya bahkan masih asyik mengusap-usap punggung mulus Angel dan hidungnya sesekali menjelajah leher jenjang sang wanita malam, menikmati aroma parfum dan tubuh Angel yang begitu memikatnya. Mode bercinta mereka sudah slow down. Begitu lelah rasanya bertempur semalaman dan mencapai puncak kenikmatan berkali-kali.
“Angel, makasih, ya. Maaf kalo aku buat kamu terlalu lelah malem ini. Maaf juga karena aku tadi terlalu agresif dan terobsesi sama kamu.”
“Kenapa harus minta maaf, Yas? Ini tugas aku, karena kamu udah bayar mahal buat malem ini. Aku justru seneng kalo bisa puasin kamu.”
“Aku puas banget. Bahkan, aku rasanya udah kecanduan sama kamu. Apa malem selanjutnya aku bisa booking kamu lagi? Ayo kita bersama lagi nanti malem, Cantik!”
“Siapa pun klien aku, aku tergantung mami.”
“Baiklah. Nanti biar aku yang urus dan nego sama Mami Mona, biar nanti malem kamu bisa nemenin aku lagi.”
“Hm... apa kamu gak bosen, terus bersama wanita yang sama? Anak mami yang lain masih banyak. Gak mungkin udah pernah kamu coba semua kan?”
“Hey, mana mungkin aku bisa bosen sama kamu? Udah kubilang kan, aku justru kecanduan. Dari semua anak Mami Mona yang pernah nemenin aku, gak ada yang sehebat dan senikmat kamu. Kalo aku udah nemuin yang istimewa, kenapa aku mesti ribet cari yang lain?”
“Hahh... oke Yasya. Sampe ketemu lagi nanti, kalo kamu berhasil deal sama mami.”
“I will fix it. Kita akan punya malem yang lebih indah lagi nanti. Selama ini, Mami Mona selalu mudah diajak nego.”
“Yah, selama harga sesuai, why not?”
“I like it. You are so different. So special. Hm, oke baby, masih ada sedikit waktu buat kita istirahat sebelum pagi tiba. Tidurlah. Aku tau pasti kamu capek banget ladenin aku tadi.”
“Oke, Tuan Singa Kelaparan. Hihi.”
“Hm, siapa pun bisa jadi singa kalo lihat mangsa se-menggiurkan kamu. Sleep well, baby.”
Mereka berdua mencoba kembali terlelap bersama.
Ketika sinar matahari perlahan menerobos jendela kamar mansion Yasya yang masih tertutup tirai, Angel lebih dulu mengerjapkan mata. Wanita cantik yang masih tanpa busana dan hanya tertutup selimut berusaha bangun, dengan perlahan menyingkirkan tangan kekar Yasya yang setia merangkulnya dari semalam. Jujur, rasanya badan Angel agak sakit-sakit karena permainan Yasya semalam benar-benar bringas. Namun, sekali lagi, karena ini memang sudah jadi tantangan profesionalitas kerjanya sejak lama, Angel mencoba terbiasa dan menghalau begitu saja segala rasa sakit yang ia rasakan pada tubuhnya usai melayani klien.
Angel berhasil bangun. Ia lantas memungut pakaiannya yang berserakan di lantai akibat ulah Yasya semalam. Wanita itu bergegas memakainya.
Saat Angel masih sibuk berpakaian lagi, seketika Yasya juga terbangun. Pergerakannya tadi ternyata juga mengusik tidur Yasya. Melihat wanita malamnya tengah memakai pakaiannya kembali, Yasya terduduk sembari menyapa wanitanya.
“Cantik, kamu udah mau pergi?”
“Eh, kamu bangun juga. Ya, aku harus pulang. Ini udah pagi kan, jam kerja aku nemenin kamu udah selesai dong.”
Yasya beranjak berdiri, masih dengan bertelanjang. Pria itu membantu menarik ritsleting di bagian belakang dress Angel ke atas. Setelah itu, masih dengan nakalnya, bibir Yasya kembali mengecup leher Angel penuh nafsu.
“Yash aahh, stop! Waktu kamu udah habis.”
“I know, baby. Yang terpenting... emmh kita bisa punya banyak waktu lagi nanti malem. Biar aku anter kamu pulang, yah,” tawar Yasya.
“Oh, gak usah, Yas. Aku bisa sendiri.”
“Gak masalah, aku bisa anter kamu sampe rumah.”
“Em, tapi aku pulang ke tempat mami dulu.”
“Of course. Aku juga bisa anter ke tempat mami.”
“Ah, kenapa kamu mesti ngerepotin diri kamu sendiri sih, Yas. Kamu gak perlu—“
“No. Aku paling gak suka dibantah. Tunggu aku pake baju sebentar, ya.”
“Hmm, baiklah. Up to you.”
Setelah Yasya berpakaian rapi, ia mengantar Angel kembali ke tempat maminya. Ya, markas tempat usaha Mona selama ini. Yasya bahkan membukakan pintu mobilnya untuk Angel ketika akan berangkat hingga waktu mereka turun di tempat tujuan.
“Silakan, Cantik.”
“OMG! Apa kamu se-sweet ini sama semua wanita yang pernah nemenin kamu?”
“No. Just for you. Because, you’re so special.”
“Hahaha, oke. Thank you, Yas.”
“Mau dianter sampe ke dalem?”
“Eh, gak usah. Apa, sih? Em, atau kamu sekalian mau survei anak mami yang lain? Siapa tau nanti jadi berubah pikiran pengin booking yang lain aja buat nanti malem.”
Yasya mengusap lembut pipi dan bibir seksi Angel dengan jemarinya. “No, gak akan. Aku hanya mau kamu. Oke, silakan masuk. Aku pergi sekarang. See you tonight.”
Yasya memilih berlalu dengan mobilnya. Sementara itu, Angel masuk untuk menemui maminya sebentar sebelum ia kembali pulang ke rumah dan bersiap untuk pekerjaannya yang lain.
“Hey, Sayangnya mami, kamu baru kembali. Di depan tadi mami lihat ada mobil mewah yang anter kamu, ya.”
“Tuan Yasya maksa mau anterin aku, Mam.”
“Hm, itu berarti kamu pasti udah berhasil puasin klien spesial kamu semalem. Good job, baby girl. Bayaran Tuan Yasya bahkan udah sampe ke mami, dan bagian kamu udah mami transfer.”
“Thank you, Mami.”
“You’re welcome. You did so great.”
“Ya udah, Mam, aku langsung pulang, ya.”
“Oh, ya, tentu. Mami tau, Sayang, kamu pasti lelah habis layanin Tuan Yasya semaleman. Kamu harus ambil waktu istirahat dulu sebelum kerja lagi. Oke, mami siapin mobil buat anter kamu, ya. Sampe jumpa nanti malem, Sayang.”
Setelah cipika-cipiki dengan Angel, Mona membiarkan Angel pulang.
Selang beberapa jam setelah Angel pergi, Mona mendapat telepon dari Yasya.
“Halo, Mam.”
“Ya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?”
“Saya sangat puas dengan pelayanan anak Mami yang paling istimewa semalam. Dia benar-benar spesial.”
“Tentu, Tuan. Angel memang gak pernah mengecewakan.”
“Bisa kan saya minta dia lagi untuk saya malam ini?”
“Tuan Yasya yakin mau dengan Angel lagi?”
“Ya. Saya gak mau yang lain.”
“Em, sebenarnya saya udah ada janji dengan klien lain yang mau booking Angel nanti malam.”
“Siapa dia? Berapa nominal yang dia sepakati sama Mami? Saya bisa bayar lebih asal Angel tetap dengan saya nanti malam.”
“Tuan Yasya serius?”
“Ya. Beritahu berapa harga kesepakatan kalian, saya akan bayar dua kali lipatnya.”
“Ah, baik, Tuan. Kalo gitu, saya akan siapkan Angel untuk Anda malam ini.”
“Deal. Senang berbisnis dengan Anda, Mam. Nanti, antar Angel ke alamat tempat yang saya kirimkan.”
“Bukan di mansion Tuan lagi?”
“Bukan. Saya ingin cari suasana berbeda untuk menikmati malam saya dengan Angel.”
“Oke, Tuan.”
“Baik, terima kasih.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments