Star School

Disisi lain, di dalam mobil kini Ellen dan Elleanor sedang bertos ria karena seperti biasa mereka akan berangkat ke sekolah dengan senang hati karena tidak ad si buruk rupa bersama mereka berdua. Sedangkan pak Willy yang didepan kemudi hanya diam memandang mereka dari kaca mobil.

Sebenarnya pak Willy kasihan dengan anak tuanya itu, dan ingin membantu Mawar tapi apalah daya dia hanya seorang supir yang mencari nafkah untuk keluarganya.

Pernah sekali pak Willy mencoba akan memberitahu pada bosnya tentang apa yang dilakukan oleh Ellen dan Elleanor kepada Mawar, akan tetapi sebelum niatnya tercapai, dia telah ketahuan lebih dulu oleh anak bungsu Julian.

Jika pak Willy sampai berani berbicara apapun kepada ayahnya maka Elleanor akan meminta kepada ibunya untuk memecat pak Willy. Karena takut di pecat maka dengan alasan itu pak Willy hanya memilih diam saja hingga sekarang.

Jika dia di tanya oleh tuannya apakah dia sudah mengantarkan ketiga anaknya ke sekolah dengan selamat, maka pak Willy hanya akan menganggukkan kepalanya untuk mengiakan ucapan tuanya saja walaupun dengan berbohong karena semua itu tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Setelah beberapa waktu bus yang berdua naiki berhenti di halte tempat tujuan mereka. Turun lili dan Mawar dari dalam bus bersama. Juga beberapa anak yang turun bersama mereka dengan menggunakan pakaian seragam serupa dan warna yang sama dengan dengan mereka berdua pakai sekarang ini, juga ada yang beberapa berbeda warna dengan seragam yang mereka berdua pakai turun dari bus satu persatu dari dalam bus, setelah semua anak sekolahan itu turun, bus pun berlalu meninggalkan halte tersebut menuju ke tujuan selanjutnya.

Di seberang jalan tidak jauh dari tempat mereka sekarang ini, terlihat dua sekolah dengan nama yang hampir sama betigu juga dengan warna kedua bangunan sekolah itu yang berada di dalam satu kawasan yang sangat luas. Dua sekolah itu adalah Star school dan star high school. Kedua sekolah itu dikelilingi pagar beton yang menjadikan kedua sekolah yang berdampingan itu berada dalam satu lingkungan.

Kedua sekolah itu dibatasi dengan dinding beton setinggi pinggul orang dewasa, yang dibangun oleh pihak sekolah untuk memisahkan kedua sekolah itu, dan di jadikan sebagai pembatas agar murid-murid tidak membuat masalah nantinya, dua sekolah yang memiliki warna seragam yang berbeda itu terlihat sangat ramai, karena merupakan sekolah elit dan sangat terkenal di kota N. Kedua sekolah elit dan terkenal itu milik orang terkaya urutan pertama di kota N, hingga universitasnya pun ada dan berada di pusat kota N.

Mawar dan Lili beserta anak-anak lainnya menuju seberang jalan untuk menuju ke star school. Mereka berdua sekarang masih duduk di kelas IX sehingga mereka berdua berjalan ke arah star school, sesampainya mereka berdua di depan gerbang sekolah mereka berdua buru-buru masuk karena bel tanda masuk sekolah telah berbunyi. Mereka berdua memilih mempercepat langkah kaki mereka berdua sebelum gerbang sekolah ditutup.

Kini mereka sedang berada dihalaman sekolah mendengar arahan dari kepala sekolah star school. Setelah selesai mereka mendengar arahan dari bapak kepala sekolah star school, Mawar dan Lili menuju kelas untuk belajar karena jam pertama pelajaran adalah matematika, yang di di ajarkan oleh pak Ricky. Pak Ricky dikenal dengan guru yang sangat galak dan sangat tepat waktu untuk jam mengajarnya.

Pak Ricky tak segan-segan mengeluarkan siswa yang datang terlambat di jam mengajarnya, apalagi ketika beliau telah berada di dalam kelas. Bahkan untuk masalah nilai para siswa pak Ricky akan memberikan nilai sesuai dengan kemampuan siswanya masing-masing. Pak Ricky tidak akan pernah bisa disogok dengan uang atau pun yang lainnya, bahkan jika siswanya itu berasal dari orang terkaya di dunia sekali pun. Pak Ricky selalu mematuhi aturan dan nilai darinya tidak bisa dibeli dengan apapun.

Dalam perjalanan menuju ke kelas Mawar dan Lili bertemu dengan kedua saudara kembarnya yang juga akan masuk ke dalam kelas mereka kelas VIII, karena kelas Mawar dan Lili berada di lantai tiga, jadi mereka melewati depan kelas kedua adik kembarnya yang berada dilantai dua. Karena harus melewati tangga menuju lantai tiga mau tidak mau mereka harus melewati depan kelas adiknya itu. Mereka berdua tidak bisa menggunakan lift, karena lift di sekolah sedang rusak dan masih belum selesai diperbaiki.

" Kak Ell, lihat ad cupu buruk rupa dan temannya yang merasa dirinya paling cantik lewat." Ucap Elleanor pada Ellen yang akan masuk dengan wajah menghina saat Mawar dan Lili berada di depan mereka

" Sudahlah Elle, jangan membuat pagi kita yang indah ini akan buruk hanya karena wajahnya yang buruk rupa itu." Balas Ellen

Lili yang mendengarpun merasa telinganya panas karena Elleanor selalu saja menghina mereka terutama kepada Mawar saat mereka berpapasan, sama seperti saat ini. Dia tidak habis pikir ada apa dengan kedua adik kelasnya ini, mereka berdua terlihat sangat tidak menyukai Mawar dan selalu saja mencari perkara dengan mereka berdua ketika bertemu.

Saat Lili akan membalas ucapan kembaran tak punya sopan santun kepada kakak kelas mereka di depannya ini, tangannya sudah ditarik lebih dulu oleh Mawar sahabatnya itu, karena mereka harus segera pergi dari sana, mereka sedang di kejar waktu. Ketika hendak protes karena tangan ditarik begitu saja dan tidak bisa membalas iblis kecil itu, maMawar lebih dahulu membuka suara mulutnya untuk mengatakan sesuatu.

" Tidak usah menghiraukan mereka, sebaiknya kita cepat ke kelas, sebelum pak Ricky masuk ke kelas duluan dari kita, jika itu sampai terjadi maka ucapkan selamat tinggal pada nilai sempurna kita, dan tamatlah riwayat kita berdua jika sampai disuruh keluar dari kelas." Ucap Mawar yang berlari kecil dengan masih setia menarik tangan sahabatnya itu yang masih saja bersungut-sungut dan kesal karena tidak bisa membalas dua iblis kembar tadi, jelmaan iblis kembar nama yang diberikan Lili kepada Ellen dan Elleanor.

Mawar hanya bisa tersenyum dengan tingkah sahabatnya itu dan membawa menuju ke kelas.

Sesampainya di kelas, Mawar dan Lili memilih duduk ditempat masing-masing mengatur buku-buku mereka di atas meja sambil menghela nafas lega karena tidak terlambat.

" Kenapa kalian berdua terlambat?, tidak seperti biasanya, Klian berdua selalu tepat waktu, kenapa sekarang melenceng dari waktu biasanya kalian berdua datang?, bahkan kalian berdua terakhir yang masuk ke kelas, dan lagi kalian kenapa ngos-ngosan seperti itu?, Seperti orang yang baru habis di kejar setan saja." Tanya Gita kepada mereka berdua dengan beberapa pertanyaan sekaligus tanpa jeda

" Kalau tanya orang itu satu-satu Neneng." Ucap Lili masih mengatur nafasnya

" Yah bukannya bagus, agar tidak ribet nanti, dan tidak membuang-buang banyak waktu, dan lebih praktis." Ucap Gita

" Bilang saja kalau kamu itu ingin jawaban yang lengkap dan detail tanpa kekurangan" ucap Lili

" Itu kau tau jawabannya." jawab Gita

"Dasar ratu gosip." Ucap Lili pada Gita

" Bukannya begitu sahabatku yang paling cantik sedunia, kamu tau kan kalau cita-cita aku itu jadi jurnalis, jadi jika aku ingin mengetahui sesuatu, aku harus mengetahuinya sampai ke detail-detail sekecil apapun itu. Jadi kamu pasti mengerti aku kan?" Tanya Gita dengan tersenyum manis yang di buat-buat

" Bilang saja mau cari bahan gosip Oneng." Ucap Lili

"Sudahlah sekarang jawab pertanyaan dariku yang belum kamu jawab." Ucap Gita

" Kita berdua habis berlari karena takut terlambat di kelasnya pak Ricky, kamu kan pak Ricky seperti apa yang ada kita berdua akan mengucapkan selamat jalan pada nilai sempurna kita, bahkan bisa berpengaruh ke yang lainnya. Dan sebagai akibatnya kamu bisa melihat sendiri bagaimana keadaan kita berdua sekarang, apalagi haru berlari menaiki tangga, aku rasa betis kaki kita berdua bisa menjadi betis olahragawan, tapi kita beruntung karena pak Ricky belum datang, kalu tidak kita akan menjadi pengemis di luar kelas hingga jam pertama pelajaran selesai." Jawab Mawar dengan diselingi sedikit candaan

" Apa kata dunia nanti jika Lili yang cantik sedunia ini harus berdiri diluar kelas karena terlambat." Tambah Lili dengan mendramatisir keadaan yang belum tentu terjadi. " Dan ini semua karena ulah sikembar jelmaan iblis bermulut setajam pisau pemotong ayam yang ada di rumahku." Tambah Lili pada jawaban Mawar dengan wajahnya yang masih terlihat sedikit kesal.

Sedangkan Mawar dan Gita hanya menatap bingung melihat sahabat mereka kalau dia sedang marah atau kesal pada sesuatu dia akan terlihat seperti singa betina yang kehilangan anaknya.

Lili yang masih kesal dibuat tambah kesal dengan tampang bingung kedua sahabatnya yang sekarang sedang menatap dirinya seperti orang bodoh. Dia pun menjelaskan bahwa jelmaan iblis yang dia sebut itu adalah Ellen dan adik kembarnya Elleanor. Kedua sahabatnya itu hanya menganggukan kepala mereka sebagai tanda kalau mereka mengerti. Dan itu sukses membuatnya bertambah kesal, pada saat lili mau protes akan tanggapan mereka tentang penjelasannya, tiba-tiba masuklah pak Ricky ke dalam kelas.

Lili mengerucutkan bibirnya dan merajuk kepada kedua sahabatnya itu. Dan memilih berakhir menatap wajahnya ke depan kelas, karena pak Ricky sudah memulai pelajaran yang akan dia jelaskan pada siswa siswi yang berada di kelas itu.

Mawar dan Gita saling pandang dan tersenyum sambil menggelengkan kepala mereka melihat tingkah Lili yang seperti anak di depan mereka.

Tempat yang Mawar duduki berada di samping jendela yang berhadapan langsung dengan lapangan basket, sebelah kanannya tempat duduk Gita , didepannya tempat duduk Lili dan di sebelah kanan Lili adalah tempat duduk wakil ketua kelas mereka yang bernama Sely

Ok bersambung.....

Sampai jumpa lagi di episode berikutnya

Semoga suka ya, happy Reading 😊😊😊

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!