Beberapa waktu berlalu mobil Julian sampai di tempat parkir Sebuah taman yang luas dan indah. Setelah Julian memarkirkan mobilnya, dia pun keluar dari mobil dan mengajak Shaina menuju taman. Dengan Shaina yang menenteng makanan yang dipesannya untuk mereka berdua, sedangkan Julian memegang sesuatu sebagai alas untuk mereka berdua duduk.
Mereka berdua memilih duduk di bawah pohon besar dan rindang, Julian menggelarkan alas yang Julian pegang di bawah pohon yang menjadi tempat mereka berdua akan makan bersama. Shaina kemudian membuka makanan yang dia pesan dan membukanya dan menaruh semua makanan itu di atas alas yang mereka buka. Mereka berdua pun mulai memakan makanan itu dengan tenang sembari ditemani angin sepoi-sepoi.
Karena sekarang masih waktu jam sibuk kerja sehingga taman tempat mereka berada sekarang sepi tidak ad seorang pun selain mereka berdua, taman yang mereka datangi biasa akan ramai pada waktu sore hari dan pada saat weekend, dan akan sangat dipadati pengunjung pada saat hari libur.
Setelah mereka selesai makan, Julian dan Shaina membersihkan sampah bekas makanan mereka dan mengisi sampah kembali ke kantong bekas yang sebelumnya diisi makanan pesanan mereka, kemudian Shaina berjalan ke arah tempat sampah yang tak jauh dari tempat mereka berada, sedangkan Julian melipat kembali alas yang mereka pakai untuk duduk.
Ketika keduanya telah selesai Julian dan Shaina kembali ke mobil mereka untuk melanjutkan perjalanan kerumah orang pintar yang sudah menjadi rencana awal mereka hari ini, walaupun waktunya sudah sedikit molor dari waktu rencana mereka.
Mobil Julian membelah jalanan kota N yang tidak begitu banyak kendaraan yang berlalu lalang karena masih dalam jam kerja sehingga jalanan tidak terlalu macet. Jika mereka berdua perginya pada waktu pulang kerja pasti jalan yang mereka lewati sekarang akan padat dengan kendaraan dan akan menyebabkan kemacetan parah. Mengingat itu semua sehingga mereka berdua memilih pergi pada waktu selesai makan siang biar nanti pulangnya tidak terlalu malam ketika kembali.
Dalam perjalanan Shaina dan Julian terlibat pembicaraan kecil diantara. Perjalanan ditemani dengan Shaina yang mulai bertanya kepada Julian.
" Sayang, bagaimana keadaan ibu yang kamu tabrak tadi siang, apakah ibu itu baik-baik saja?" Tanya Shaina
" Iya, ibunya sudah baik-baik saj." Jawab Julian
" Sebelum aku menemui kamu, aku memastikan keadaan ibu itu terlebih dahulu pada dokter yang memeriksanya." Ucap Julian lagi
" Baguslah jika ibu itu baik-baik saja." Ucap Shaina menghela nafas lega
" Tetapi ibunya belum sadar, kata dokter paling cepat besok atau bisa besok lusa baru ibu itu siuman, jadi nanti aku akan kembali lagi ke rumah sakit untuk melihat ibu itu." Lanjut Julian
" Aku akan menemanimu kerumah sakit jika kau mau kesana lagi, bolehkan aku menemanimu?" Tanya Shaina
" Boleh sayang, kita tunggu saja kabar dari rumah sakit, baru kita kesana, mereka akan menghubungi aku ketika ibu itu sudah sadar nanti." Jawab Julian
Mobil suami istri itu masih di dalam perjanan. Tujuan mereka kesebuah daerah paling timur kota N. Perjalanan mereka memakan waktu hampir 2 jam lebih untuk sampai ke tempat tujuan mereka. Waktu terus berlalu kini mereka telah sampai di depan sebuah rumah sederhana yang tidak terlalu besar tetapi bersih dan rapi.
Julian melihat alamat rumah didepan mereka apakah alamatnya sama atau tidak dengan alamat yang diberitahukan oleh pegawai yang ada dirumahnya, setelah mencocokkan alamat rumah didepan dengan alamat yang sudah ditulis diatas kertas yang dipegangnya yang ternyata cocok, barulah Julian mematikan mesin mobilnya.
" Akhirnya kita telah menemukan rumahnya, jadi tidak perlu lagi kita berkeliling mencari alamatnya lagi." Ucap Julian
" Iya sayang, kita tidak perlu repot-repot bertanya kepada orang lain lagi, ayo sayang kita turun." Ucap Shaina bersemangat
Julian mengajak Shaina turun dari dari dalam mobil. Setelah keduanya keluar turun, Julian menggandeng tangan istrinya untuk bersama menuju ke rumah di depan mereka. Sampai di depan pagar rumah mereka masuk begitu saja karena pagar rumah itu tidak digembok, mereka berdua lanjut jalan menuju pintu rumah, sampi di depan pintu Julian mengetok pintu rumah sederhana itu
"Tok tok tok, permisi, apakah ad orang dirumah?" Suara Julian mengetok pintu rumah itu
"Iya, siapa?" Jawab suara dari dalam rumah
Tak lama pintu rumahpun dibuka dari dalam oleh pemilik rumah sederhana tersebut, mereka berdua dipersilahkan masuk kedalam rumah oleh pemiliknya.
Ketika mereka berdua sudah berada didalam rumah, dan menjelaskan apa yang menjadi tujuan mereka bertamu kesana kepada seorang bapak yang tadi mempersilahkan mereka masuk.
"Maaf pak, sudah mengganggu waktunya." Ucap Julian tak enak hati ketika selesai menjelaskan tujuan mereka menemui bapak itu
" Tidak apa-apa, tidak masalah, saya senang bisa membantu tuan dan istri." Jawab bapak pemilik rumah
" Terimah kasih untuk bapak yang mau mendengarkan permintaan kami, kami permisi pulang dulu, sekali lagi terimah kasih." Ucap Julian mengucapkan terima kasih dan berpamitan kepada bapak pemilik rumah
" Iya sama-sama." Ucap bapak itu tersenyum
Selesai berpamitan kedua suami istri keluar dari dalam rumah. Julian dan Shaina keluar melewati pagar dan berjalan menuju mobilnya untuk kembali kerumah mereka, sebelum mereka ke mobil tak lupa Julian mengucapkan terima kasih kembali kepada bapak pemilik rumah yang juga ikut mengantarkan suami istri itu kembali ke mobil mereka, tetapi hanya sampai sebatas depan pagar rumah. Julian dan Shaina masuk kedalam mobil dan meninggalkan rumah itu.
" Kalian akan sangat beruntung jika kalian memberikan banyak cinta padanya dan juga menyayanginya dengan tulus. Akan tetapi semua itu tergantung dari kalian sendiri, bagaimana cara kalian memperlakukan dirinya." Ucap bapak itu sambil tersenyum kecil.
Dia memandangi mobil pasangan suami istri itu yang telah hilang di persimpangan jalan, kemudian dia berbalik memasuki halaman rumahnya, setelah menutup pagar dia berlalu dari situ dan menuju rumahnya dengan eksepsi seperti sedang menerawang ke masa depan.
" Semoga keputusan yang kami ambil nanti sudah benar, maaf hanya itu yang bisa kami lakukan untukmu agar tetap aman, semoga kelak kau bahagia bersama mereka." Ucap bapak itu sambil menghela nafas berat dan seperti orang yang sedang dalam keadaan tidak mempunyai pilihan lain lagi untuk melakukan sesuatu. Dia menghela nafasnya sekali lagi di depan pintu, kemudian dia memilih masuk ke dalam rumah dan menutup pintu rumahnya.
Didalam mobil Julian saat ini tidak ada pembicaraan apapun di antara mereka berdua dan hanya ada suasa hening diantara mereka berdua. Mereka berdua diam dengan pikiran mereka masing-masing, dan itu berlangsung selama pelajaran pulang mereka, kurang lebih hampir 3 jam mereka dalam perjalanan pulang, kini mereka telah sampai di depan gerbang rumah mereka. Gerbang di buka oleh pak beny setelah mendengar klakson mobil dari tuannya.
Ketika sampi depan rumah mereka, Julian dan Shaina pun turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah. Shaina memilih turun terlebih dahulu tanpa menunggu Julian membuka pintu untuknya.
Brak!
Pintu mobil ditutup oleh Shaina yang sudah lebih keluar dari mobil. Julian yang melihat hanya diam tidak berbicara apapun, hanya bisa menghela nafas pelan. Julian tak ambil pusing dengan sikap istrinya sekarang ini, dia memilih turun dari mobil dan menyusul Shaina ke dalam rumah.
Mereka masuk rumah langsung ke lantai dua menuju ke kamar mereka untuk bersih-bersih. Karena tak lama lagi waktu makan malam. Sebelumnya Julian sudah menyerahkan kuncinya mobil kepada pegawainya untuk memakirkan mobil ke tempat garasi rumahnya, begitupun dengan Shaina yang menyuruh bibi May untuk menyiapkan makan malam mereka seperti yang diperintahkan untuknya.
Setelah mereka berdua bersih-bersih, keduanya turun untuk makan malam. Setelah selesai makan mereka kembali lagi ke kamar mereka berdua. Didalam kamar Shaina tidak bisa tidur karena mengingat perkataan bapak yang tadi mereka datangi yang dikenal sebagai orang pintar di daerah itu.
" Sayang aku sangat takut jika sampai tua nanti kita tidak akan pernah bisa merasakan bagaimana mempunyai anak." Ucap Shaina pada Julian yang berada disampingnya
"Apakah kamu tidak mendengar perkataannya, kalau kita harus bersabar, karena kita pasti akan memiliki anak jika kita bersabar sedikit lagi, kita berdua juga harus berusaha lagi. Kamu mau kan bersabar sedikit lagi dan berusaha lagi?" Tanya Julian
" Itu pasti aku lakukan, tapi mau sampai kapan kita harus bersabar,,, Aku takut kalau keluargamu akan memisahkan kita, karena sampai sekarang aku belum juga memberikan cucu pada mereka." Ucap Shaina pada suaminya. Julianpu berjanji pada Shaina sampai kapanpun itu tidak akan pernah terjadi
Akhirnya setelah pembicaraan panjang kali lebar suami istri itu yang berakhir dengan Julian yang berkali-kali meyakinkan Shaina tentang dia yang tidak akan pernah meninggalkannya. Setelah puas dengan apa yang di ucapkan dan janji dari suaminya. Pembicaraan berakhir dan mereka memilih tidur dengan berpelukan untuk menghadapi hari esok dan hari-hari selanjutnya yang menanti mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments