kecelakaan

Semalam setelah istirahat sejenak. Julian membangunkan Shaina untuk makan malam yang

sudah di siapkan bibi May sesuai dengan perintah Julian. Mereka pun turun untuk makan

malam bersama, setelah makan malam mereka kembali ke kamar mereka untuk lanjut

beristirahat karena besok mereka mulai bekerja kembali.

Sesampainya di kamar Shaina lebih dulu membersihkan diri di kamar mandi dan setelah itu

Julian menyusul melakukan hal yang sama ketika Shaina telah selesai. Ketika keduanya

sudah selesai dengan urusan bersih-bersihnya, mereka duduk bersama di atas tempat tidur

untuk melakukan percakapan ringan sebelum tidur.

Percakapan dimulai dengan Shaina yang meminta kepada Julian agar besok mengantarnya

mencari orang pintar untuk melihat kenapa sampai sekarang mereka belum juga mempunyai

anak, padahal mereka berdua tidak ada yang sakit dan dalam keadaan baik-baik saja. Awalnya

Julian menolak dengan keras permintaan istrinya karena dia tidak pernah percaya dengan hal￾hal seperti itu.

Tanpa putus asa Shaina berusaha keras membujuk suaminya agar mau memenuhi permintaan

nya. Kata Shaina tidak ada salahnya jika hanya mencoba untuk mencari tau alasan kenapa

mereka belum juga punya anak. Sebenarnya Shaina juga tidak mempercayai hal-hal seperti

itu sama seperti suaminya.

Lantaran Shaina sangat takut suaminya akan berpisah darinya. Makanya segala cara harus dia

coba lakukan mengingat usianya yang mempunyai batas waktu untuk memiliki anak, serta

dia sangat takut jikalau keluarga sang suami memaksanya untuk bercerai dari suaminya.

karena belum memberikan keturunan pada mereka. Keluarga Julian juga butuh pewaris.

Julian merupakan satu-satunya anak laki-laki di keluarga Austin. Keluarga Austin hanya

mempunyai 2 keturunan yaitu Julian dan adik perempuannya, sehingga Shaina takut mereka

akan dipisahkan, padahal Julian tidak akan pernah meninggalkan Shaina.

Julian rela kehilangan semua harta warisannya, asal jangan kehilangan Shaina, karena Julian

tidak bisa hidup tanpa Shaina. Terbukti hampir 6 Tahun mereka menikah dan belum memiliki

anak, Julian masih tetap setia pada pernikahannya, begitu juga dengan Shaina.

Akan tetapi Shaina yang sebagai perempuan juga ingin merasakan bagaimana menjadi

seorang ibu akhirnya meminta suaminya untuk menemani dirinya pergi ke orang pintar,

walau hanya sekedar untuk melihat apakah mereka bisa mempunyai anak atau tidak.

Sebagai suami yang sangat mencintai istrinya, Julian akhirnya mau menemani istrinya,

walaupun Julian merasa tidak perlu sampai seperti itu, hanya demi menghargai usaha istrinya

akhirnya dia setuju dengan Shaina.

Rencananya mereka akan pergi siang ini ke tempat orang pintar yang dikasih tau oleh salah

satu pegawai dirumahnya mereka telah mengantongi alamat orang pintar tersebut, yang telah

diberikan pegawainya.

Setelah beberapa waktu mobil Julian sampai didepan sebuah butik yang lumayan besar

berlantai dua milik istrinya. Julian memarkirkan mobil di depan butik tersebut untuk

menurunkan istrinya. Julian mencium singkat kepala istrinya sebelum Shaina keluar dari

dalam mobil. Setelah membuka pintu mobil dan membiarkan Shaina turun, Julian kembali

menutup pintu mobil dan melanjutkan perjalanan menuju ke kantornya sendiri untuk bekerja.

Waktu berlalu di dalam sebuah butik terlihat Shaina sedang sibuk mengecek barang yang

baru datang ke butiknya hari ini, barang yang akan di jual di butiknya maupun sebagai stok

hingga 3 bulan ke depan, karena barang akan di order lagi 3 bulan kemudian.

Sebenarnya di butiknya ada desainer maupun penjahit yang berkerja di butiknya, akan tetapi

karena banyak pembeli hingga terkadang stok yang direncanakan untuk 3 bulan sudah akan

habis kurang dari 3 bulan. Pakaian yang berada di butiknya mempunyai kualitas yang sangat

bagus dan harganya pun sangat terjangkau jadi banyak pembelinya.

Biasanya Shaina akan memesan kain yang bagus dari kota-kota besar lainnya hingga keluar

negeri, sedangkan pakaian yang sudah jadi dia akan memesan dari temannya yang ada di kota

M sebagai pemasok tetap di butiknya. Dia juga akan memesan pakaian di kota tempat

tinggalnya sendiri yaitu kota N, ika terjadi keterlambatan atau pembatalan pengiriman dari

temannya sebagai pemasok tetap atau pun pakaian di butiknya habis sebelum waktunya.

Jadi untuk mengisi kekosongan hingga pakaian selanjutnya dikirim dia akan memesan dari

kotanya sendiri dan tentunya dengan kualitas yang bagus serta harga yang terjangkau pula.

Sama halnya dengan Julian, saat ini sedang sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di

meja kerjanya. Setelah selesai bertemu dengan kliennya, dia memerintahkan pada asistennya

untuk mengadakan rapat dadakan dengan para karyawannya untuk membahas hasil

pertemuan dengan kliennya tadi pagi.

Rapat dadakan tersebut berlangsung hingga 3 jam lamanya, setelah selesai rapat dengan para

karyawannya Julian kembali ke ruangannya, dan disinilah di ruangan yang hanya dihuni oleh

2 orang sedang fokus meneliti berkas-berkas diatas meja bersama sang asisten ditemani 2

cangkir kopi panas yang di buat oleh sekretaris yang diperintahkan oleh sang asisten bos

perusahan sebelumnya untuk menemani pekerjaan mereka.

Waktu berlalu hampir waktunya makan siang tiba tetapi pekerjaan Julian belum ada tanda￾tanda untuk selesai, tetapi karena waktu makan siang hampir tiba dan dia juga harus menjemput istrinya untuk makan siang bersama dan selanjutnya harus mengantar Shaina

sesuai rencana semalam, maka terpaksa dia harus menghentikan pekerjaannya dan di berikan

kepada sang asisten untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Julian menyuruh asistennya bekerja setelah asisten itu selesai makan siang baru boleh

dilanjutkan. “ Ken, tolong kau urus pekerjaan yang tersisa yang belum sempat aku kerjakan”

ucap Julian pada asistennya yang bernama Kenan.

“ Baik bos.” Jawab Kenan

“ kamu boleh keluar untuk makan siang terlebih dahulu baru kemudian lanjutkan

pekerjaanmu kembali” ucap Julian lagi, dan berjalan keluar dari ruangannya.

“ sungguh bos yang sangat baik hati, tapi kasihan juga bosku itu menikah sudah lama tapi

juga belum mempunyai anak” ucap Ken pelan sembari melihat kearah pintu yang baru saja

dilewati oleh Julian. Dia merasa kasihan juga pada bosnya itu, karena dia tahu bagaimana

usaha dan perjuangan bosnya memiliki anak.

Setelah keluar dari ruangannya dia berjalan dengan terburu-buru mengingat waktu terus

berjalan. Julian masuk dengan tergesa-gesa ke dalam lift yang akan membawanya ke lobby

perusahaan. Sepanjang perjalanan setelah keluar dari lift Julian menelpon Shaina.

“ hallo sayang, sudah sampai dimana?” tanya Shaina

“ Sedang menuju parkiran mobil.” Ucap Julian

“ baiklah, aku akan menunggumu didepan butik.” Ucap Shaina dari seberang telepon

Setelah menelpon istrinya Julian menutup telepon dan kini dia telah tiba di depan mobilnya.

Julian pun masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin mobilnya untuk menjemput istrinya

di butik. Sebenarnya bisa saja dia menyuruh pegawainya yang bekerja disitu untuk

mengantarkan mobil ke depan perusahaannya.

Entah lupa atau bagaimana, mungkin juga faktor usia sehingga tidak melakukannya dan

malah memilih berjalan hingga ke tempat parkir, mungkin bisa juga faktor keasikan menelfon

istrinya tercinta dan di kejar waktu hingga dia menjelma menjadi karyawan biasa bukan bos

perusahaan.

Padahal tinggal perintah semua langsung tersedia tidak perlu repot-repot berjalan jauh.

Tapi Julian tidak mengingat itu semua, hingga disapa oleh karyawan sepanjang jalan pun dia

tidak merespon sapaan mereka.

Terlihat sebuah mobil mewah keluar dari area perusahan besar Austin group. Didalam mobil

tersebut duduk seorang pria tampan Tak lain adalah Julian Austin yang akan keluar menjemput istrinya untuk makan siang bersama, saking terburu-buru nya Julian secara tak

sengaja menabrak seorang ibu-ibu yang akan menyebrangi jalan menuju mall besar yang

tidak jauh dari perusahannya.

Meskipun sedang terburu-buru saat ini, mau tak mau Julian harus menolong ibu-ibu yang

telah ditabraknya untuk dibawah ke rumah sakit terlebih dahulu. Apalagi waktu turun dari

mobil untuk melihat ibu yang ditabraknya. Sudah banyak orang yang berkumpul

mengerubungi ibu yang masih tergeletak diatas jalan.

Julian menghampiri ibu yang tergeletak dijalan, dilihatnya ibu dengan keadaan kepala yang

mengeluarkan banyak darah dan juga tangan kirinya yang memprihatinkan, sepertinya

tangannya patah serta kedua kakinya tergores aspal jalan, kedua lututnya juga mengeluarkan

banyak darah tetapi anehnya ekspresi ibu itu sepertinya biasa saja tidak merasakan sakit

ketika seseorang mengalami kecelakaan.

Padahal keadaannya hampir saja mati tertabrak, mungkin karena tuntutan kehidupan, hingga

beliau menahan rasa sakitnya, mungkin bagi ibunya orang miskin dilarang keras untuk sakit

karena dalam pikiran mereka hanya ada pikiran bagaimana caranya untuk tetap bertahan

hidup.

Menghiraukan ekspresi ibu itu yang terlihat biasa saja, Julian segera meminta tolong kepada

bapak-bapak yang sedang mengerubungi ibu tersebut untuk diangkat dan di masukan ke

dalam mobilnya untuk dibawanya ke rumah sakit.

Dengan ditemani 2 orang bapak yang masuk ke dalam mobil untuk memangku ibu yang

ditabraknya, dengan satu orang memangku kepala dan yang lainnya lagi memegang kaki ibu

tersebut.

Sesampainya di rumah sakit perawat sudah siap dengan bangkar pasien didepan rumah sakit,

karena sebelum sampai Julian sudah menelepon ke rumah sakit terlebih dahulu. Menerima

telpon dari salah satu orang terkaya tersebut membuat mereka panik sendiri.

Dikira istrinya yang tertabrak padahal orang lain, karena para dokter kenal dengan istri Julian

yang cantik dan baik hati tersebut, karena sudah menjadi pasien rumah sakit tersebut setiap

bulannya, walaupun hanya untuk mengecek kehamilan. Karena gosip sekarang beredar

bagaikan api yang merambat mengikuti arah bahan bakar makanya dengan mudah Shaina

terkenal di rumah sakit tersebut.

Ibu yang di tabrak Julian dilarikan ke IGD untuk dilakukan pemeriksaan, selama

pemeriksaan, selama pemeriksaan berlangsung Julian dan kedua bapak yang membantunya

masih berada didepan ruangan pemeriksaan, mereka menunggu hasil pemeriksaan dokter

pada ibu itu, dan bagaimana keadaannya apa ibu yang belum di ketahui namanya itu selamat

atau tidak, mengingat kondisinya yang sangat buruk itu.

Tak lama setelah itu dokter pun keluar dari ruang pemeriksaan dan segera memberitahu

kepada Julian kalau keadaan ibu itu baik-baik saja dan akan di pindahkan ke ruang rawat.

Julian berterima kasih kepada dokter dan akan pergi untuk mengurus biaya rumah sakit.

Tak lupa juga Julian berterima kasih kepada 2 bapak yang membantu dan menemaninya

hingga pemeriksaan selesai.

Julian menawarkan bantuan kepada mereka untuk diantarkan ke tempat semula tetapi mereka

berdua menolaknya, jadi Julian hanya memberikan mereka ongkos taksi untuk kembali

walaupun dengan paksaan karena pada awalnya mereka menolak, tetapi pada akhirnya

mereka menerimanya, daripada harus naik mobil mewah Julian, mereka memilih naik taksi

ke tempat tinggal mereka.

Setelah urusannya dengan kedua pria itu selesai, Julian berjalan menuju ke bagian

administrasi untuk mengurus biaya pengobatan ibu tersebut. Kembali dari bagian

administrasi Julian menuju keruangan ibu yang ditabraknya, dia akan menemui ibu

tersebut ke ruang rawatnya untuk melihat keadaannya sebelum dia pergi menemui istrinya.

Didalam ruang rawat VIP sudah ad dokter yang sedang memeriksa pasien, ruang tempat ibu

yang ditabrak Julian dirawat, Julian meminta kepada dokter untuk menempatkan ibu itu

keruangan VIP,

“ bagaimana keadaannya dok dan kapan kira-kira pasien akan siuman?” tanya Julian

“ Melihat dari keadaan pasien, paling cepat besok, atau bisa saja besok lusa pasien akan

siuman.” Jawab dokter yang memeriksa Ibu yang ditabrak Julian.

“ Tolong kabari saya dok kalau ibunya sudah siuman.” Ucap Julian

“ baik kami akan mengabari anda jika pasien telah siuman.” balas dokter

Julian pergi dari ruangan itu setelah berbicara dengan dokter tentang keadaan pasien, dia pun

pamit pergi, dan kembali untuk melihat keadaan ibu itu ketika siuman nanti. Julian keluar

dari rumah sakit untuk menemui Istrinya dia sudah menelepon istrinya untuk memberitahu apa yang dialaminya agar istrinya tidak

cemas pada dirinya, dia menelpon istrinya pada saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Jadi

Shaina akan tau kalau suaminya akan terlambat menjemputnya, dan acara makan siang

mereka menjadi makan hampir malam.

Sesampainya di butik, Shaina sudah menunggu Julian di depan pos jaga yang ada di depan

butik sehingga mobil Julian mobil Julian tidak perlu lagi masuk kedalam area butik untuk

menjemputnya. Julian membuka pintu mobil dan meminta Shaina masuk.

Shaina masuk dalam mobil, Julian pun menyalakan mesin, dan menjalankan mobilnya

meninggalkan butik depan butik Shaina menuju tempat tujuan, bukan ke restoran tapi

Ketaman untuk makan siang yang tertunda karena kejadian yang menimpa Julian.

Shaina sudah memesan makan siang secara online untuk dirinya dan juga suaminya, setelah

menerima telpon dari suaminya kalau suaminya itu terlibat kecelakaan dan tidak bisa

menemani Shaina untuk makan di restoran favorit Shaina karena harus mengantar korban ke

rumah sakit.

Kalaupun mereka bisa pergi, pasti tidak akan mendapatkan tempat direstoran tersebut untuk

makan, saking banyaknya orang yang datang makan direstoran tersebut.

Namanya restoran bintang, restoran favorit Shaina, karena makanannya enak, suasana

nyaman, serta terdapat pemandangan yang indah di pandang, restoran yang kiri dan kanannya

terdapat taman bunga hingga membuat Shaina betah lama-lama di situ.

Shaina merasa restoran itu mirip dengan rumahnya yang banyak di tanami bunga, sedangkan

di belakang restoran terdapat kebun yang ditanami berbagai jenis buah dan sayur sehingga

terkadang hasil panen biasanya akan dipakai pemilik restoran untuk digunakan di restorannya

sendiri.

Pengunjung juga bisa menikmati buah segar di restoran tersebut karena terdaftar dalam menu

yang ditawarkan yaitu buah-buahan segar tergantung buah yang bisa dipanen dan didaftarkan

dalam menu khusus restoran.

Biasa jam makan siang restoran bintang dipenuhi dengan pembeli sore hari dan yang

terlambat untuk datang makan siang biasanya tak akan mendapatkan tempat duduk, daripada

menunggu lama jika makan direstoran yang padat pengunjung, Shaina lebih memilih makan

di taman bersama suami, sambil mengenang masa lalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!