15 Tahun Kemudian
Disebuah rumah megah, lebih tepatnya didalam sebuah kamar tidur yang tidak terlalu besar maupun mewah, bisa terlihat dari barang-barang yang terdapat di dalam kamar tersebut. Didalam kamar itu hanya terdapat sebuah lemari pakaian satu pintu dengan ukuran tinggi badan orang dewasa, meja belajar yang sudah agak pudar warnanya seperti telah lama dipakai dan tempat tidur tidak terlalu besar yang hanya bisa ditempati khusus satu orang saja yang bisa menempatinya. Kamar yang didominasi dengan warna abu-abu itu, terlihat jelas perempuan cantik yang masih terlelap dalam tidurnya, di kamar yang terlihat layaknya kamar pembantu itu, tetapi tidak dengan pemilik kamar tersebut.
Perempuan cantik itu adalah anak pertama dari pasangan suami istri, Julian Austin dan Shaina Austin salah satu orang terkaya di kota N. Perempuan cantik itu bernama lengkap Mawar Trasia Austin. Dia juga memiliki dua adik perempuan kembar yang bernama Ellen Friska Austin dan Eleanor Friska Austin. Yang kakak dari kembaran identik itu adalah Ellen dan yang adik adalah Eleanor. Mereka berdua hanya hanya berjarak 5 menit. Mawar nama yang biasa dipanggil oleh keluarganya.
Kedua adik perempuannya memiliki arti nama yang sama yaitu wanita cantik yang penuh energi. Jarak usia di antara mereka hanya berjarak satu tahun. Mawar Trasia Austin yang biasa dikenal dengan nama Mawar. Gadis berusia 14 Tahun lebih dan tinggal beberapa bulan lagi akan berusia genap 15 Tahun.
Matahari masuk melewati celah ventilasi kamar menyinari wajah cantik yang masih terlelap diatas tempat tidur dan itu mengganggu tidurnya. Mawar akhirnya terbangun karena hal tersebut. Mawar kemudian membuka matanya karena sinar mentari pagi yang menyilaukan mata Mawar.
Dia pun bangun dan duduk di atas tempat tidur untuk mengumpulkan sebagian nyawanya yang masih belum berkumpul semuanya. 5 menit berlalu Mawar beranjak dari tempat tidurnya dan keluar dari kamarnya menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk melakukan aktifitasnya hari ini.
Gadis cantik itu masih mengenyam pendidikan disalah satu sekolah terkenal di kota tempat tinggalnya, yaitu kota N. Setelah berada diluar kamarnya Mawar menuju ke arah kamar mandi yang berada tak jauh dari kamarnya, tidak seperti kamar lainnya yang mempunyai kamar mandi di masing-masing kamar yang berada dalam rumah megah itu.
Kamar yang ditempati oleh Mawar tidak memiliki kamar mandi didalamnya. Kamar yang bersebelahan dengan dapur itu dulunya adalah bekas gudang tempat penyimpanan, sekarang telah dipakai olehnya, setelah dibersihkan dari barang bekas di gudang itu dan di pel hingga bersih, barulah ditempati oleh Mawar sebagai kamar tidurnya yang berbeda didalam rumah megah itu.
Setelah selesai dengan urusan mandinya, Mawar kembali ke kamar untuk bersiap-siap ke sekolah. Sampai di kamar Mawar memakai seragam sekolah yang telah dia siapkan dan setrika dari semalam. Habis memakai bajunya dia mengambil sisir dan ikat rambut yang berada di laci meja belajarnya. Mawar berjalan ke depan cermin untuk menyisir dan mengikat rapi rambutnya.
Rambut Mawar dia ikat kepang dua, memakai kaca mata tebal yang biasa dia pakai untuk kesekolah dan ketika dia berada di dalam rumah maupun keluar rumahnya. Dia hanya akan melepas kacamatanya ketika mandi dan tidur. Mawar menatap rambutnya yang sudah terlihat rapi, walaupun begitu rambutnya sering menjadi bahan cemoohan teman-temannya di sekolah.
Mawar memiliki warna rambut Eigengrau. Eigengrau yaitu warna abu-abu instristik atau bisa disebut juga sebagai abu-abu otak. Warna yang kita lihat pada saat mata terpejam atau ketika kita berada pada kondisi gelap total. ( Hasil pencarian ditempat Mbah google 😁)
Mawar kemudian mengambil tas sekolahnya dan keluar dari kamarnya. Sebelum keluar untuk sarapan pagi, gadis cantik berponi itu memilih mengecek kembali penampilannya sekali lagi di depan cermin. Sampai di depan yang menempel pada lemari pakaiannya, terlihat wajah cantik tersebut. Akan tetapi jika diperhatikan lebih dekat terdapat bekas luka bakar pada sisi kiri wajahnya.
Mawar melihat bekas luka bakar itu dengan wajah sedih, tangan mawar pelan naik keatas dan mengelus pelan sisi wajahnya, kemudian selanjutnya mengangkat poni untuk melihat bekas luka lainnya yang tertutupi poni tersebut.
" Jangan sedih Mawar, tidak apa-apa jelek yang terpenting masih bisa hidup sampai sekarang." Ucap Mawar tersenyum tipis menurunkan poninya kembali
" Semangat Mawar!" Ucap Mawar mengepalkan tangannya di depan cermin
Mawar memiliki bekas luka bakar di sisi kiri wajahnya. Dimulai dari jidat hingga turun mencapai setengah pipinya, setelah selesai melihat penampilan dan menyemangati dirinya di depan cermin dia pun keluar dari kamarnya untuk menuju kearah ruang makan.
Sesampainya dimeja makan, terlihat semua keluarganya telah berkumpul untuk sarapan pagi.
" Tuan putri buruk rupa telah tiba." Sindir Ellen adik Mawar padanya
Mawar tidak menanggapi sindiran dari adiknya itu, dihanya berjalan kemeja dan duduk diam dikursinya, dia memilih sarapan dengan diam, sudah menjadi hal biasa bagi Mawar tiap paginya harus sarapan sembari ditemani dengan mendengarkan sindiran dari adiknya.
Julian dan Shaina yang melihat Mawar disindir oleh adiknya memilih diam saja, tidak menegur ataupun memarahi anaknya itu. Mereka lebih memilih fokus pada sarapan yang berada dihadapan mereka. Mawar yang melihat orang tuanya tidak membelanya atau menegur adiknya, tidak ambil pusing dengan itu semua, dia sudah terbiasa dengan itu.
Dia tau jika ibunya tidak menyukai dirinya karena wajahnya yang buruk rupa, sedangkan ayahnya, dia sangatlah tau jika ayah itu sangat menyayangi dirinya. tetapi ayah itu tidak akan pernah menujukan kasih sayang padanya jika ada ibu dan kedua adiknya itu, dia tidak tau apa alasannya kenapa ayahnya itu berbuat seperti itu, tapi dia bersyukur masih ada satu orang yang menyayangi dia di antara keluarganya itu, walaupun hanya satu saja sudah cukup, dan itu sudah membuatnya senang.
Sarapan mereka terus berlanjut dengan diselingi sindiran dari Ellen kepadanya, walaupun orang yang disindir hanya diam dan sibuk mengunyah makanan didalam mulutnya hingga sarapan pagi itu selesai.
Biasanya bukan hanya Ellen yang selalu menyindir Mawar. Sang adik Elleanor juga seperti itu. Jika Ellen akan tidak memikirkan waktu, keadaan dan tempat untuk menyindir Mawar. Lain halnya dengan Elleanor, gadis cantik itu seperti jelmaan iblis kecil yang sangat licik, dia tidak akan menyindir Mawar di depan orang tua mereka.
Tetapi dia akan menyindir Mawar dengan lebih kejam jika tidak ada orang tua mereka, dia akan dengan senantiasa menyindir, membuli bahkan selalu mencari cara untuk selalu menyakiti Mawar tanpa sepengetahuan orang tua mereka di bantu oleh sang kakak Ellen. Ketika perbuatan mereka diketahui oleh Julian dan Shaina mereka selalu membela diri kalau mereka tidak sengaja atau bahkan mengatakan jika itu bukan perbuatan mereka.
Ellen selalu mencari cara untuk membela saudara kembarnya itu, jika perbuatannya diketahui oleh Julian. Elleanor akan selalu memasang wajah terluka dan bersedih jika dia akan dimarahi oleh Julian. Ellen akan dengan senang hati mengatakan jika itu perbuatannya yang telah menyakiti Mawar jika Elleanor yang ketahuan telah menyakiti Kaka mereka, dan selalu saja alasan mereka selalu sama yaitu tidak di sengaja dan hanya bercanda dengan kakak mereka itu.
Mereka berdua sangat tau jika ayah mereka tidak akan berani memarahi mereka secara terang-terangan didepan ibu mereka, karena ibu mereka sangat sayang kepada mereka berdua dibanding dengan Mawar, kakak mereka sendiri, dahulu ibu mereka juga menyayangi kakak mereka itu, tetapi setelah wajahnya menjadi buruk rupa, ibu mereka berbalik tidak menyayanginya bahkan seperti tidak pernah perduli dengan keadaannya.
Mereka sempat bingung kenapa ibu mereka memberikan kasih sayang yang berbeda antara mereka dan juga kakak mereka. Padahal orang tua mereka bisa saja membiayai operasi wajahnya jika ingin wajah anak mereka itu kembali seperti semula. Secara kedua orang tuanya memiliki kekayaan yang sangat banyak, dan menjadi salah satu orang terkaya di kota tempat tinggal mereka. Hanya untuk biaya operasi wajah kakak mereka itu bukan biaya yang sangat besar untuk orang tua mereka.
Jadi sangat mudah hanya untuk mengembalikan wajah anak mereka itu, tapi kenapa sampai sekarang orang tua mereka tidak melakukannya, itulah yang menjadi pertanyaan mereka berdua hingga sekarang.
Shaina tidak pernah memarahi mereka jika keduanya dengan sengaja menyakiti Mawar, tapi berbeda dengan Julian, dia sama-sama menyayangi ketiga anak perempuannya dan tidak pernah membeda-bedakan mereka. Dia selalu memberikan kasih sayang secara merata kepada mereka bertiga. Walaupun Julian akan menunjukkan kasih sayangnya pada anak sulungnya tanpa sepengetahuan anak tersebut, maupun istri serta kedua anak kembarnya. Karena setaunya istri dan kedua anak kembarnya itu sangat tidak menyukai Mawar.
Tanpa Julian tau jika Mawar sudah mengetahui jika ayah itu sangat menyayangi dirinya. Julian hanya sedikit kecewa kepada istrinya, hanya karena putri pertamanya berubah jadi buruk rupa diapun tidak menyayanginya lagi. Julian tak bisa memaksa istri itu untuk kembali menyayangi putri pertama mereka, karena itu tidak akan pernah terjadi, dan dia sangat tau apa alasannya. Dia hanya berdoa semoga suatu saat istrinya itu akan kembali menyayangi Mawar walaupun tidak sebesar kasih sayang yang dia berikan kepada putri kembar mereka.
Julian pernah meminta ijin kepada istrinya untuk membawa mawar untuk mengobati wajah dan melakukan operasi pada wajahnya di luar negeri, tetapi tidak diijinkan oleh Shaina. Jika sampai Julian melakukannya maka Shaina akan membawa kedua putri kembarnya untuk meninggalkan Julian. Dengan begitu Julian pun hanya bisa mendengarkan istrinya, karena Julian tidak akan pernah sanggup berpisah dari istri dan juga kedua anaknya itu.
Selesai sarapan mereka keluar dari rumah. Mereka semua keluar menuju ke arah mobil mereka untuk menuju tempat tujuan masing-masing. Julian dan Shaina menaiki mobil yang sama untuk berangkat bekerja dengan Julian yang ke kantornya dan Shaina ke butik karena tempat tujuan mereka searah.
Sedangkan tiga gadis remaja itu menuju ke sekolah. Ketiga anak gadis mereka menaiki mobil yang sama, karena mereka bertiga menempuh pendidikan disekolah yang sama jadi mereka akan berangkat bersama. Setelah mereka bertiga sudah masuk kedalam mobil, mobilesin pun dihidupkan oleh pak Willy, nama pak supir yang akan mengantarkan ketiga putri tuanya itu ke sekolah.
Biasanya anak seumuran mereka yang berada di kota N sudah bisa membawa kendaraan bermotor kesekolah, hanya saja Julian tidak akan pernah membiarkan putri-putrinya itu belajar mengendarai motor, karena tentu saja belum cukup umur untuk memiliki surat izin mengemudi, juga Julian sangat takut jika sampai terjadi sesuatu kepada tiga anaknya itu.
Makanya dengan sangat keras dia menolak keinginan istrinya untuk membelikan motor kepada kedua anaknya. Ellen dan Elleanor yang pernah meminta kepada ibu mereka untuk membujuk Julian agar membelikan motor kepada mereka.
Julian tidak akan memenuhi keinginan istrinya dia sangat yakin jika sampai dia membelikan mereka berdua motor maka mereka akan dengan sembarangan membawa motornya di jalanan, dan itu bisa mengakibatkan kecelakaan jika mereka seperti itu. Dia sangat takut kehilangan anaknya karena dia sangat tau bagaimana perjuangan mereka untuk memiliki anak, sehingga dia tidak rela jika harus kehilangan salah satu dari ketiga anaknya. Sedangkan untuk Mawar dia tidak akan pernah meminta atau menerima sesuatu yang berharga dari ayahnya karena itu bisa mengundang kemarahan ibu dan kedua adiknya itu.
Mobil yang Julian kendarai Keluar terlebih dahulu melewati gerbang rumah mereka, disusul mobil yang disupiri pak Willy yang membawa anak-anak mereka. Kedua mobil mereka tersebut berpisah jalan setelah berada di luar gerbang, karena tempat yang menjadi tujuan mereka berlainan arah.
Terlihat sebuah mobil mewah sedang melaju dijalanan kota N, tak berselang lama kemudian mobil tersebut berhenti disebuah halte bus yang biasa di pakai orang-orang untuk menunggu bus yang akan mereka naiki untuk pergi bekerja, berangkat ke sekolah ataupun aktifitas sehari-hari lainnya.
" Turun kau gadis buruk rupa, kita tidak akan pernah mau berangkat ke sekolah bersama dengan mu, apa kata teman-teman kita nanti jika melihat gadis buruk rupa seperti dirimu itu berangkat bersama kami, aku tidak Sudi jika harus turun di depan sekolah bersamaan dengan mu, bisa-bisa kecantikan kita ternoda oleh wajahmu itu." Ucap Ellen yang bermulut pedas, sepedas ayam geprek level sepuluh itu kepada Mawar
" Wajah buruk rupa seperti dirimu sebenarnya tidak pantas semobil dengan kami berdua, apakah kau tidak pernah berkaca dan melihat perbedaan kita?, Apakah matamu yang empat itu tidak berfungsi dengan baik lagi?." Tanya Elleanor sarkas
" Bahkan bus yang akan kamu naiki itu terlalu mewah untuk dirimu, kau lebih cocok menggunakan sepeda pak Benny yang buntut itu untuk ke sekolah, karena sangat cocok dengan wajah mu yang buruk rupa itu." Lanjut Elleanor
Mawar hanya diam mendengar hinaan dari kedua adiknya. Dia tidak akan membelas mereka berdua karena sekarang waktu yang paling penting baginya, karena dia tidak boleh sampai telat ke sekolah.
" Pak Willy, tolong buka pintunya pak." Ucap Mawar minta tolong dibuka pintu mobil oleh pak Willy
Pak Willy merasa tidak enak jika harus menurunkan putri tuannya itu tidak di tempat tujuannya."Tapi nona di belum sampai disekolah." Ucap pak Willy
" Tidak apa-apa pak, bukan biasanya memang seperti ini, jadi tidak masalah lagi, tolong pak buka pintunya karena saya takut terlambat ." Ucap Mawar
" Sudah pak cepat buka pintunya, kami juga akan terlambat kalau dia tidak cepat turun, atau pak Willy sudah tidak mau bekerja di rumah kami lagi?, Kami bisa meminta ibu memecat pak Willy." Ucap Ellen yang sudah bosan dengan pembicaraan mereka
Klik! Bunyi tombol pintu mobil yang menandakan mobil sudah bisa dibuka.
Pak Willy memilih mematuhi perintah anak majikannya dari pada harus dirinya yang di pecat. Mawar keluar dari mobil setelah mengucapkan terimah kasih pada pak Willy. Setelah Mawar keluar Ellen meminta pak Willy segera berangkat ke sekolah mereka.
Setelah melihat mobil mereka pergi Mawar jalan beberapa langkah ke halte bus. Sudah menjadi tradisinya Mawar akan berangkat dengan bus jika hendak ke sekolah. Pada awalnya mereka bertiga akan berangkat ke sekolah bersama dari rumah, namun seperti biasa dia akan diturunkan oleh kedua adiknya itu di halte bus tersebut, karena tidak mau berangkat bersama dengannya, dan juga tidak mau sampai ada yang tau kalau gadis buruk rupa itu adalah Kaka mereka.
Tiap harinya dia akan di turunkan di halte itu untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke sekolah dengan menggunakan bus, tidak berselang lama ketika sampai di halte bus, bus yang akan digunakannya pun berhenti di halte tersebut. Mawar naik ke dalam bus dan dia melihat juga sudah ada temannya yang bernama lili yang tersenyum kearahnya. Lili pun memanggil Mawar untuk duduk, lili telah menyiapkan tempat duduk seperti biasa kepada Mawar dengan cara menaruh tasnya dia atas tempat duduk agar orang lain tidak akan menduduki tempat duduk yang berada disampingnya. Lili sangat tau waktu temanya itu ketika akan berangkat ke sekolah dengan bus dan waktu tepatnya ketika dia sedang menunggu di halte.
" Terima kasih teman ku lili cantik, yang cantiknya kaya semut sedang berbaris didinding." Ucap Mawar pada lili dengan sedikit bercanda
" Kok cantiknya kaya semut sih, semut tak cantik sama sekali, kalau bikin sakit, baru iya." Ucap lili cemberut
" Iya lili yang cantik sedunia." Ucap Mawar tersenyum pada lili
" Nah, itu baru betul, setuju." Ucap lili
Mereka berdua pun tertawa bersama, tidak perduli dengan orang sekitar mereka yang sedang memandangi mereka berdua yang duduk di dibagian belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments