Bab 5. Bersedih

Jam menunjukan pukul empat pagi,bugh. Sebuah bantal empuk melayang ke arah punggung Fadlan yang sedang tengkurap, siapa pelakunya?tentu saja Akram.

"Bangun,bugh. Berisik!!bangun ga! Dee."Akram dengan kesal membalikkan badan Fadlan yang terus mengorok.

"Ihh jorok, Fadlan kamu ileran. Liat bantal sama selimut abang jadi basah."teriak Akram marah, Fadlan terbangun dari tidurnya setelah itu duduk dan mengusap sisa iler yang berada di ujung bibirnya.

"Tinggal abang cuci apa susahnya."kata Fadlan acuh sambil meregangkan tangannya.

"Enak banget kamu ngomong!!"kata Akram kesal.

"Sebelum sekolah cuci dulu, kalo ga jangan harap dapet uang jajan."Akram pergi ke kamar mandi.

"Ckk, apa dah. Masalah kecil aja pake di besar-besar rin."Fadlan melihat bantal dan selimut yang tekena ileran nya.

"Pantesan aja marah, orang hampir setengahnya kena iler. Hihh, ni mulut juga kenapa bisa ngeluarin iler sebanyak itu sih."kata Fadlan yang ikut kesal.

Fadlan akan pergi ke kamarnya namun ia ingat saat ada orang yang meninggal kemarin, jadi ia urungkan untuk ke kamarnya ia akan menunggu Akram saja.

"Kamu ngapain masih di sini?"tanya Akram heran.

"Nungguin abang, ayo bang temenin ke kamar aku. Aku mau mandi."jawab Fadlan.

"Ckk, ga sekalian abang mandiin ha?"tanya Akram kesal, Fadlan tampak berfikir setelah itu mengangguk.

"Boleh deh bang."jawab Fadlan yang mendapatkan getokan dari Akram.

"Mandi sama."kata Akram sambil mendorong Fadlan agar keluar dari kamarnya.

"Temenin bang."kata Fadlan memelas.

"Ayo."mereka pergi ke kamar Fadlan, tanpa membuang-buang waktu Fadlan langsung membersihkan dirinya sedangkan Akram menyiapkan pakaian yang akan di pakai Fadlan.

"Bang, hari ini abang ga mau anterin aku?"tanya Fadlan setelah keluar dari kamar mandi.

"Nga, motor kamu kan udah selesai pemeriksaan."

"Humm, padahal kan kalo mau di anterin abang juga, aku mah nga masalah."kata Fadlan.

"Kamu emang ga masalah tapi kan abang?"tanya Akram.

"Bermasalah."jawab Fadlan dengan polos. Akram menatapnya datar, sebenarnya sifat Fadlan yang seperti ini keturunan dari siapa ya.

"Kamu ada olahraga renang kan hari ini?"tanya Akram yang di angguki Fadlan.

"Iya bang, harusnya sih kemarin cuma ga sempet waktunya jadinya di undur deh jadi sekarang."jawab Fadlan sambil mengambil baju olahraga yang di berikan Akram.

"Hati-hati nanti kalo renang nya, kalo ga bisa. Pake bola biar mengambang."kata Akram.

"Alah, abang ga tau aja gini-gini juga aku atlet renang."kata Fadlan bangga.

"Masa?"tanya Akram tak percaya.

"Iya bang, lagian aku juga udah pesen bebek besar satu buat nanti berenang."jawab Fadlan.

"Benar-benar omongan kamu itu ga bisa di percaya."kata Akram kesal.

"Ayo bang, ke bawah. Abang masak aku nyuci." Fadlan mendahului Akram keluar dari kamarnya.

"Bang, Fadlan berangkat duluan."kata Fadlan.

"Iya, hati-hati bawa motornya."Fadlan mengangguk setelah itu berangkat menuju sekolahnya.

Akram mengendarai mobilnya menuju kantor, setiap jalan yang ia lewati ia selalu merasa resah. Pasalnya semakin hari semakin dekat pula pernikahan yang akan menghampiri Fakhira.

"Ya Allah, aku mohon yang satu itu ya Allah." gumam Akram, Akram langsung memasuki kantor nya setelah sampai di parkiran.

"Sek kram?"tanya Fakhira setelah Akram memasuki ruang kerjanya.

"Iya nona."jawab Akram gugup.

"Tau apa kesalahanmu?"tanya Fakhira dingin.

"Tau nona, maaf saya terlambat lima menit."jawab Akram, ya Akram terlambat karena terus melamun di sepanjang jalannya.

"Rapat kali ini kamu yang pimpin, ini berkas yang harus kamu hafal."Fakhira meletakkan berkas pada meja Akram setelah itu kembali ke mejanya.

"Baik nona."Akram mulai bekerja, tak lupa ia berdo'a untuk kelancaran pekerjaan nya.

Rapat di mulai, Akram menjelaskannya dengan sangat lancar. Fakhira mengangguk, Akram memang hebat.

"Seharusnya dia mengundurkan diri dari perusahaan ini, dan melanjutkan usahanya yang sedang berjalan. Jika ia melanjutkannya kemungkinan besar perusahaan yang ia pimpin akan terkenal suatu hari nanti, namun anehnya kenapa ia tetap bertahan di sini?"pikir Fakhira.

"Nona, nanti saat jam makan siang, kita ada agenda makan bersama dengan tuan Abraham. Kita akan membahas mengenai proyek yang sedang berjalan di kota A."kata Akram kepada Fakhira setelah sampai di ruang kerjanya.

"Hm, persiapkan semuanya."kata Fakhira yang di angguki Akram.

Sekarang mereka tengah berada di salah satu restoran yang cukup wah, makan siang yang di hadiri oleh Fakhira, Akram, tuan Abraham dan sekertaris nya.

Setelah makan siang mereka membahas proyeknya, di sela-sela pembicaraan tuan Abraham berkata.

"Nona Fakhira anda sangat cocok bila bersanding dengan sekertaris Fadli." Akram melihat ke arah Abraham dengan tersenyum malu. Fakhira tersenyum tipis, satu jam kemudian akhirnya pembahasan mereka telah selesai.

"Sek Akram?"tanya Fakhira.

"Ya nona."jawab Akram.

"Bagaimana dengan cabang perusahaan yang ada di kota b, apa tidak ada masalah."kata Fakhira.

"Sejauh ini tidak ada masalah nona"kata Akram.

"Benarkah?"tanya Fakhira memastikan.

"Ya nona."jawab Akram sedikit ragu.

"Saya mendengar terdapat masalah di sana, akhir-akhir ini kenapa anda tidak fokus dalam menangani pekerjaan sek Akram? Apa ada masalah? Jika anda terlalu kelelahan, anda bisa mengambil libur beberapa hari."kata Fakhira.

Akram terdiam, benarkah ia tak fokus dalam menangani pekerjaan? Perubahan suasana hatinya juga sangat cepat. Akram menunduk.

"Tidak nona."jawab Akram.

"Pergilah untuk memeriksa dirimu pada dokter Rafi."kata Fakhira.

"Iya nona, lain kali saya akan memeriksa nya."

"Pulang lah, tidak usah kembali ke kantor untuk saat ini. Sepertinya anda butuh istirahat."kata Fakhira.

"Tidak, saya masih ada pekerjaan yang belum di selesai kan nona."kata Akram.

"Tak apa pulang lah, pekerjaan itu biar Orlin yang urus."kata Fakhira, akhirnya Akram pulang.

Akram mengendarai mobilnya menuju sebuah taman, Akram bersandar pada sebuah pohon yang ada di sana. Akram melemparkan kerikil-kerikil kecil pada danau tersebut.

"Hufss, aku harus apa?"tanya Akram bingung pada dirinya sendiri.

"Fadli?"Akram melihat ke arah seseorang yang memanggilnya, seorang wanita berpakaian gamis mendekati nya.

"Hasna?"tanya Akram saat mendapati teman Fakhira yang berada di taman.

"Yaa, sedang apa kamu di sini."kata Hasna sambil berhenti tiga langkah dari Akram.

"Melihat danau."

"Ouh, kamu lagi ada masalah ya? Kamu bisa cerita sama aku."kata Hasna.

"Tidak usah, eum kau juga sedang apa di sini?"

"Aku? Aku hanya jalan-jalan menikmati waktu yang senggang."jawab Hasna, padahal kenyataannya tak seperti itu ia memiliki niat tertentu.

"Oh, saya permisi pulang dulu."

"Iya."

Hasna melihat kepergian Akram dengan tersenyum miring, setelah itu membuka hp. Langsung terlihat foto laki-laki yang menjadi wallpaper hp nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!