Hening melanda suasana mereka, sampai suara dering hp membuyarkan keheningan tersebut.
"-----"
"Waalaikumussalam."
"-----"
"Ya."
"-----"
"Naik lah dan hati-hati."
"-----"
Akram mengepalkan tangan nya di atas meja, Akram sangat tau siapa yang menelepon Fakhira tadi.
"Huh, pasti orang nya sebentar lagi ke sini."batin Akram, tak lama seseorang yang di maksud Akram memasuki ruangan.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
"Tuh kan bener."batin Akram.
"Siang semua."kata Fathan dengan tersenyum tipis.
"Siang."jawab Orlin.
"Padahal masih pagi, orang masih jam setengah sepuluh."gumam Akram yang masih dapat di dengar Fathan.
"Wahh, sekertaris Akram bagaimana kabarmu hari ini?"tanya Fathan sambil mendekati meja kerja Akram.
"Buruk, sangat buruk apalagi setelah kedatangan anda."jawab Akram menatap tajam Fathan.
"Wahaha, ternyata kabarmu sangat baik yah. Ah sudah dulu ya ngobrol nya, aku akan mengobrol dengan calon istriku dulu."kata Fathan dengan terkekeh pelan.
"Sabar Akram, dia hanya satu langkah di depanmu." Batin Akram.
Fathan itu tau kalo Akram menyukai Fakhira, terbukti dari sikapnya jika Fathan datang berkunjung maka perubahan ekspresi wajahnya sangat terlihat.
"Pagi calon istri, kamu lagi ngapain."kata Fathan kepada Fakhira, Fakhira melihat ke arah Fathan sekilas setelah itu berhenti mengerjakan pekerjaannya.
Akram yang melihat dan mendengar itu langsung memakai, headset earphone bluetooth. Ia akan mendengarkan sholawat untuk penyejuk hatinya yang sedang panas.
"Kerja."kata Fakhira.
"Aku sengaja belum makan dari pagi, supaya bisa makan bareng kamu."kata Fathan dengan semangat.
"Memberi kode ya."batin Fakhira.
"Sudah sarapan?"tanya Fakhira.
"Belum."jawab Fathan malu.
"Hmm, duduk lah di sana." Fathan mengangguk setelah itu berjalan menuju sofa yang terletak dekat dengan meja Akram. Fakhira mengirim pesan kepada seseorang.
"Hai, lagi ngapain?"tanya Fathan sambil duduk di depan Akram.
"Kerja."jawab Akram ketus.
"Ohh, biasa aja dong jawabnya aku kan cuma nanya."Akram tak mengindahkan ucapan Fathan.
"Ngomong-ngomong Fakhira makin hari makin cantik yah, berkharisma. Beruntung banget kan yang jadi suami nya suatu hari nanti."kata Fathan dengan tersenyum lebar, Akram mengambil botol yang berada di atas mejanya setelah itu meminumnya sampai tersisa setelah.
"Hm."dehem Akram, walaupun Akram memakai headset tapi sholawat yang ia dengarkan sangat bervolume kecil, sehingga ucapan di sekitarnya masih dapat di dengar.
"Wajah kamu emang suka merah yah, kamu pake pemutih?"tanya Fathan polos, Akram mengebrak mejanya. Ia tak pernah memakai produk apapun untuk wajahnya, wajahnya memerah karena ia sedang menahan amarah.
"Sek Akram, ada apa?"tanya Fakhira, Akram melihat ke arah Fakhira dengan malu sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada apa-apa nona, saya hanya sedang berusaha untuk mengusir nyamuk yang menggangu saya."jawab Akram yang di angguki Fakhira.
"Lanjutan pekerjaan mu!"
"Baik nona." Akram kembali duduk, Fathan menatapnya dengan senyuman mengejek. Akram mendengus kesal.
"Pergi sana."kata Akram ketus.
"Nga ah, mending di sini aja liat kamu lagi kerja."
"Bilang aja kalo mau ganggu!"
"Terserah apa katamu sekertaris Akram."
Ceklek, semua orang melihat ke arah seseorang yang membuka pintu, seorang karyawan masuk.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
"Permisi nona, pesanan yang nona pesan sudah tiba."
"Bawa masuk."
"Baik nona."
Dua orang memasuki ruangan dengan masing-masing paperbeeg di tangannya.
"Kita makan bersama terlebih dahulu."Fakhira berjalan ke arah meja dekat sofa tersebut dengan di ikutin Orlin, Akram, dan Fathan.
Posisi duduk, Fakhira dan Orlin satu sofa. Di depannya terdapat Akram dan Fathan, mejanya itu ada dua sehingga jarak duduknya lebih jauh.
"Makanlah." Semuanya mengangguk, mereka sudah terbiasa makan bersama.
"Fathan jangan menambahkan pedas ke makanan mu!"kata Fakhira yang di angguki Fathan. Akram mengalihkan pandangannya.
"Kenapa sih, cuma mau makan aja harus nemuin hal yang bikin kesel dulu."batin Akram.
Mereka makan bersama, waktu jam kantor telah usai Akram sedang bersiap-siap untuk pulang.
"Masih jam empat lebih."gumam Akram.
Ting, suara pesan masuk. Di ikuti oleh suara telpon yang berdering, Akram mengangkat nya.
"Assalamualaikum bang."
"Waalaikumussalam, ada apa?"
"Aku belum pulang sekolah, tadi ada rapat osis."
"Terus?"
"Abang jemput yah? Kalo ga abang jemput nanti aku pulangnya ke sore an."
"Hmm, abang pesenin taksi online."
"No, aku maunya abang yang jemput."
"Gaa, kamu kan bisa pulang sama Justin."
"Aelah bang, bentaran doang ko. Sekalian beli rujak yah, taman jam segini rame loh bang, banyak yang jualan."
"Di mana sekarang?"
"Kelas bang sekarang menuju gerbang."
"Ya, abang ke sana sekarang."
Tut, panggilan berakhir. Akram keluar dari kantor dan langsung menuju sekolah Fadlan.
"Abang sini."teriak Fadlan ketika melihat mobil Akram.
"Kalo bukan karena rujak, mana mau aku jemput Fadlan."gumam Akram.
"Lohh, Justin juga ikut?"tanya Akram saat melihat Fadlan dan Justin memasuki mobilnya.
"Iya hehe, tadinya mau ajak ka Jihan cuma ya bang Akram tau sendiri lah."jawab Justin dengan cemberut, sebenarnya Justin sengaja tidak membawa motor ke sekolah agar pulangnya bisa di jemput Fakhira dan jalan-jalan bersama, namun ya seperti biasanya Fakhira selalu menolak.
"Eum, yaudah sekarang kita mau ke mana nih."kata Akram.
"Langsung ke taman aja bang, nyari jajanan."kata Fadlan, Akram mengangguk. Sampai di taman Fadlan dan Justin langsung keluar untuk berburu jajanan.
"Justin mau beli boneka monyet ga? Lumayan loh buat koleksi."kata Fadlan, Justin tampak berfikir sambil melihat boneka monyet dengan ukuran kecil.
"Nga ah, ukuran nya kecil. Nanti aja aku beli di tokonya langsung."kata Justin, Fadlan mengangguk.
Jika kalian berfikir bahwa Justin mengoleksi boneka monyet maka jawaban kalian sepenuhnya salah, Justin memang selalu membeli boneka monyet, setelah itu kembali ia jual dengan harga yang lebih tinggi dari harga aslinya. Bisa di bilang bisnis juga kali ya.
"Ke sana yuu, katanya ada yang jualan mie pedas. Laku banget."Fadlan menarik Justin menuju sebuah tempat yang ramai pembeli.
"Fadlan ke mana ya."gumam Akram.
"Nah itu mereka, huh. Tau-tau aja makanan yang lagi viral."kesal Akram sambil berjalan menuju Fadlan dan Justin yang sedang mengantri.
"Ehh, abang!! Apa an sih main tarik-tarik aja, tuh liat tempat aku kan jadi di isi orang."kesal Fadlan.
"Salah kamu, ningalin abang."kata Akram acuh.
"Kaka."teriak Justin kepada seseorang yang tengah memegang boneka monyet berukuran sedang.
"Fakhira?"batin Akram.
"Kaka katanya sibuk, tapi apa ini? Jalan-jalan sendiri an ga ngajak-ngajak."kata Justin merajuk.
"Nih, tadinya sibuk tapi ke inget kamu yang suka sama boneka monyet, makannya kaka sengaja beliin."kata Fakhira sambil memberikan bonekanya kepada Justin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments