Nathalie tidak bisa diam saja, wanita itu melangkahkan kakinya keluar kamar.
"Ampun, Mi!! Ampun!!" Daneesh yang berkali-kali mencoba melepaskan tangan sang mami dari telinganya tidak di pedulikan oleh sang empu. Nathalie benar-benar geram!
"Dasar Om-Om mesum kau ini ya! Belum apa-apa sudah main garap! Memaksa Anna lagi!!" Ujar Nathalie.
Bagaimana tidak kesal! Tadi dirinya sudah mengatakan untuk jangan mengambil DP dahulu, tapi apa yang di lakukan putranya ini?
Daneesh bahkan hampir mengambil DP dari Annabelle, apalagi semua mata dapat melihat bagaimana dua kancing Anna yang terbuka di bagian atasnya. Belum lagi Daneesh, sang putra yang membekap mulut Annabelle saat setelah mendengar jeritan Annabelle. Ini sudah cukup untuk barang bukti tersangka!!
Barang bukti untuk menikahkan kedua anaknya.
"Mi, Mami salah paham! Ahhh, Mi sakit...!!" Daneesh memohon pada Nathalie supaya melepaskan telinganya.
"Jangan banyak bantah, Rainer! Mami tidak mau tahu kau harus menikahi Anna besok! Titik, tidak pakai koma!"
"Mom, Dad, Anna tidak mau menikah... Apalagi dengan Om-Om tadi..." Anna terlihat begitu memelas dengan semua ini. Dia belum siap menikah, usianya masih sangat muda.
Bagaimana caranya dia menjadi istri? Bagaimana caranya mengurus suaminya nanti?
Sementara masak air saja dirinya belum bisa? Oh God!
"Yah tidak masalah sayang, yang penting kau jangan hamil dulu." Ingat Darius.
"Dad, hamil itu apa? Anna tidak mengerti..." Tanya Anna polos.
Huh!
"Ya, anu itu lho, An, begini..." Ulfa memperagakan kedua tangannya yang bertemu kepada Anna.
Sementara, Daneesh yang sangat paham hanya bisa menunduk malu setengah mati di sana.
Benarkah dirinya akan menikah dengan anak ini?
Bagaimana kehidupannya setelah ini?
"Ann, tolong mengerti kami. Grandma mu sudah sakit-sakitan, hanya dengan Daneesh lah Daddy bisa tenang menitipkan dirimu." Ujar Darius.
Anna mencebik kesal. "Apa sih, Dad. Anna bukan barang!"
"Sudah, sudah. Jangan diperpanjang kembali yang penting kita harus menyiapkan pernikahan besok pagi. Untung ini masih sore, Papi bisa mengurusnya. Maaf hanya pesta sederhana lebih dahulu, tapi nanti setelah Anna lulus sekolah kita akan mengadakan pesta besar-besaran." Kaisar yang sedari tadi diam kini mengeluarkan suaranya.
Setelah berpamitan kepada keluarga Annabelle, Nathalie, Kaisar, dan Daneesh kembali ke rumahnya untuk menyiapkan segala keperluan pernikahan esok hari.
Daneesh merebahkan tubuh kekarnya di atas ranjang. Pria itu melipat kedua tangannya sebagai bantal.
Saat asik melamun membayangkan pernikahannya besok! Suara ketukan dari arah pintu membuyarkan lamunan Daneesh.
"Masuk, Mi!" Ucap Daneesh saat melihat sosok ratunya di arah pintu. Nathalie tersenyum melihat putranya yang sedang selonjoran di atas ranjang.
"Kau sibuk, Rain?" Tanya Nathalie.
"Tidak Mi, paling nanti menyiapkan supervisi untuk kepala pemerintah kota." Jawab Daneesh.
Sebagai seorang gubernur muda, tentunya membuat tanggung jawab Daneesh semakin besar. Belum lagi masa jabatan itu akan berakhir tahun ini dan sang papi, Kaisar memintanya untuk meneruskan perusahaan Sturridge Corp.
Nathalie masuk mendekat ke arah ranjang, duduk di sebelah putranya. Daneesh membaringkan kepalanya di atas paha sang mami.
Spontan saja tangan halus Nathalie mengelus rambut tebal putranya itu.
"Kau tahu tidak jika Mami itu sayang sekali dengan Anna?" Tanya tiba-tiba Nathalie.
Daneesh melirik wajah cantik maminya, "maksud Mami?" Daneesh belum mengerti maksud ucapan Nathalie.
"Sayang, Rainer. Anna itu yang selalu menemani Mami saat kau kuliah di Belanda dulu. Anna jugalah yang sering Mami bawa kemana-mana." Papar Nathalie.
Daneesh hanya diam menyimak ucapan sang mami.
"Karena Anna jugalah Mami tidak pernah merasakan kehilanganmu, apalagi ketika kau jarang pulang dahulu. Anna yang selalu menghibur Mami. Apalagi saat Papi keluar kota, keluar negeri, pergi ke kantor, pulang malam." Lanjutnya.
"Tapi Mami kehilangan Anna, apalagi saat Bibi Ulfa dan Paman Darius memilih berhenti bekerja. Kau tahu dulu mereka saat masih dirimu kecil, sayang. Bibi Ulfa dan Paman Darius kini harus pergi ke London, Grandma Anna sakit-sakitan. Mami pun tahu bagaimana lahir dan tumbuhnya Anna saat dulu. Saat kau pun memilih bersekolah di luar negeri bersama Aunty Athena, bersama Faiz. Mami kehilanganmu, Rain. Apalagi saat itu Mami kehilangan Anna.
Kau tidak pernah pulang dan Anna yang di bawa pulang. Untuk mengadopsi Anna pun tidak bisa karena Bibi Ulfa menolaknya, Mami sangat sayang dengan Anna. Jadi Mami mohon denganmu untuk menikahi Anna supaya Mami mempunyai anak perempuan.
Mami 'kan tidak pernah minta apa-apa kepadamu? Jadi untuk permintaan Mami, tolong menikahlah dengan Anna " Daneesh melihat sang mami Yeng terlihat begitu menyayangi Annabelle.
Lagipula benar yang dikatakan maminya, Daneesh tidak pernah tetap untuk tinggal di Indonesia. Saat SMP hingga SMA dirinya tinggal DNA menetap di rumah sang aunty, Athena bersama sepupunya Faiz. Setelah lulus dan berniat untuk kuliah, Daneesh harus meninggalkan sang mami karena kuliah yang dijalaninya berada di Negeri Paman Sam.
Belum lagi jika ini adalah permintaan pertama sang mami?
"Mi..." Daneesh menggenggam tangan lembut sang mami. Mengusap lembut tangan halus itu. "Mami yakin jika Anna yang terbaik untuk Rain?" Tanya Daneesh pada Nathalie.
Nathalie melihat ke arah wajah tampan putra semata wayangnya itu.
Huh!
"Mi, kalau Mami yakin dan jika dengan Rain menikah dengan Anna membuat Mami bahagia. Rain akan melakukannya, Rain siap menikah dengan Anna, gadis pilihan Mami." Air mata Nathalie menetes mendengar ucapan Daneesh, putra tampannya yang dari kecil selalu membuat dirinya dan sang suami bahagia.
Nathalie yakin jika bahagia Daneesh, putranya itu ada pada Annabelle. Gadis manja, ceroboh, DNA jujur apa adanya itu.
Annabelle adalah gadis yang sangat cocok untuk mendampingi Daneesh yang terlalu lurus dalam menjalani hidup semenjak kandasnya hubungan kasih dengan Flo, mantan kekasih Daneesh saat kuliah di Belanda dulu.
"Mami hanya bisa mendoakan semoga kau bahagia selalu, Rain-nya Mami. Kesayangan Mami dan Papi." Daneesh hanya menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan indah dari mulut Nathalie.
Dan dia sudah meyakinkan dirinya bahwa ini adalah keputusan yang paling baik. Bukankah keputusan dengan cinta dari orang tua adalah hal yang baik dan berujung indah?
[ To be continued ]
--------------------------------
Spoiler!!!
Daneesh memijit pelipisnya, rasanya nano-nano begitu, tahu tidak sih?
"Bagaimana jika aku buat kau hamil saat ini?"
Deg!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments