bab 03.

"Apa orang kaya selalu seperti itu bu, selalu memandang sebelah mata pada orang miskin, padahal aku benar-benar tidak menginginkan uangnya, aku hanya ingin permintaan maaf, tapi dia malah menuduhku yang tidak-tidak"

"Ayah ibu dengar ya jika aku nanti jadi orang kaya dan banyak uang, aku berjanji tidak akan sombong, aku tidak akan memandang orang dengan sebelah mata. Dan jika aku sudah banyak uang aku akan renovasi makam kalian agar lebih bagus".

"Semoga ayah dan ibu senang nanti, yah bu titip pada tuhan, bilang padanya jangan beri aku ujian hidup yang berat, karena aku hanya sendirian di dunia ini".

"Doakan aku semoga besok aku bisa bekerja dengan baik, Arsen menyebalkan bu dia bilang boss aku yang baru sangat kejam, dia pasti hanya menakut-nakutiku, dia memang suka jahil".

"Ayah ibu, aku tidak akan di DO dari kampus, karena aku sudah memiliki pekerjaan, dan bisa membayar uang tunggakan ku selama ini, aku bertekad aku harus sukses dan membuat kalian bangga".

Renata terus bercerita apapun di makam kedua orangtuanya itu, ia bercerita semua yang ia alami, walaupun hidup yang ia alami sangat berat tapi ia tidak mengeluh sama sekali pada orangtuanya. Ia selalu ceria dan bersemangat

"Ayah, ibu aku pamit ya, hari sudah mulai gelap aku akan mengunjungi kalian lagi nanti, aku harus menyiapkan perlengkapan kerjaku supaya besok tidak terlambat, sebenarnya aku agak gugup. Tapi aku mencoba tenang, jangan khawatirkan aku di sini ya. Kalian bahagialah di sana".

Renata pun meninggalkan makam dan pulang menggunakan Angkutan umum lagi.

***

Hari yang di tunggu-tunggu Renata telah tiba. Sudah dari pagi buta ia mempersiapkan semuanya. Ia memilih baju yang paling bagus yang ia punya.

Renata memiliki ukuran payudara yang cukup besar dari pada umumnya. Makanya ia selalu menggunakan baju yang agak longgar, agar tidak terlalu terlihat. Namun tampilannya jadi sedikit berantakan karena ukuran baju yang besar sangat sulit di rapikan.

"Renata kamu tidak jualan hari ini?". Tanya Arsen.

"Aku tidak sempat, aku harus buru-buru takut terlambat di hari pertamaku.

Renata selain kerja dan kuliah ia juga suka berjualan makanan siap saji di kosannya, karena hobinya memasak dan masakannya selalu enak jadi ia menjual makanan siap saji kepada penghuni kost yang lainnya. Karena penghuni kost di sini 90% karyawan jadi pasti tidak sempat masak saat pagi, jadi Renata mengambil kesempatan itu sebagai tambahan penghasilannya.

Semua Renata lakukan untuk bertahan hidup.

"Yahh kita sarapan apa dong".

"Beli saja di depan dulu ya".

"Tapi tidak enak, masakan kamu lebih enak dan lebih murah". Arsen tertawa.

"Hhhhh, sudah sana aku tidak punya banyak waktu". Renata sedang merias wajahnya dengan riasan tipis

"Baru masuk kerja aja udah bilang gak punya waktu".

"Arsen jangan menggangguku terus, besok jika aku sempat aku akan membuatkan sarapan lagu".

"Benar ya".

"Iya benar, sudah sana". Ucap Leana.

"Oke oke, semoga hari pertama kerja tidak pingsan karena punya atasan yang sangat kejam"

"Diamlah. Kamu sedang menyemangatiku atau membuatku patah semangat". Ucap Leana.

"Hehe semangat ya Leana. Semoga harimu menyenangkan". Ucap Arsen.

"Nah gitu dong. Kan enak di dengarnya ahah⅙". Renata tertawa .

"Sudah hati-hati, jangan sampai pulang tanpa kaki karena digigit CEO kejam". Arsen meninggalkan Renata sambil meledek .

"Arsennnn". Renata berteriak kesal.

Arsen meninggalkan Renata sambil tertawa

***

Tidak ingin telat di hari pertamanya. Renata pun berangkat pagi sekali dengan naik bus. Ia sangat bersemangat padahal hari masih sangat pagi.

Sampai di kantor benar saja masih terlalu pagi dan belum ada karyawan yang datang. Baru ada pak satpam yang baru akan membuka gerbang.

"Pak belum buka ya kantornya". Tanya Leana.

"Belum dek. Ada perlu apa?".

"Saya karyawan baru pak. Baru masuk hari ini".

"Waahh kepagian de. Masih setengah jam lagi".

"Gak apa-apa deh pak, yang penting saya gak telat". Ucap Renata mengatur nafas yang tidak teratur karena berlari tadi.

"Kerja di posisi apa de?". Tanya pak Satpam.

"Sekretaris pak"..

"Sekretaris, hmpp hati-hati ya semoga kuat sampai satu bulan".

"Ada apa memangnya pak?".

"Tidak hanya mengingatkan saja, tidak ada yang kuat lebih dari satu bulan menjadi sekretaris Pak Rudransh".

"Bapak akan melihat saya lebih lama". Ucap Renata sombong.

***

Karyawan satu persatu berdatangan, Renata tertidur sebentar karena mengantuk bangun dari sangat pagi.

Saat mendengar langkah kaki yang banyak. Renata terbangun dan ikut masuk ke dalam kantor.

Renata masih bingung harus bagaimana dan kemana. Ia menemui wanita yang kemarin menerimanya bekerja.

"Kamu yang kemarin yah".

"Iya bu".

"Bagus tidak telat, dan pakaianmu juga rapi walaupun sedikit kebesaran". Ucap Lina melihat Renata menggunakan baju yang lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Padahal Renata sengaja menggunakan baju dengan size yang besar agar dadanya yang jumbo tidak terlihat.

"Iya bu bajunya aga kebesaran".

"Yasudah tidak apa-apa yang penting rapih, sekarang kamu pergi ke ruangan Pak Rudransh karena ruangan itu berada satu ruangan dengannya".

"Baik bu, terima kasih".

Renata meninggalkan bu Lina dan memasuki ruangan utama pak Rudransh, saat sampai di mejanya sudah banyak sekali pekerjaan yang menunggunya.

Berkas-berkas menumpuk di atas meja.

Ia sampai bingung harus mengerjakan yang mana dulu.

Karena tekadnya kuat untuk sukses ia langsung mengerjakan tugas yang menumpuk itu satu persatu. Ia sangat tekun dan sangat fokus saat bekerja.

Saat ia sedang bekerja tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan ada sosok pria tampan yang tidak asing untuk Leana.

"Kamu". Ucap Renata menunjuk pria itu.

"Pria sombong, kamu yang kemarin hampir menabrakku kan dan malah menuduhku menginginkan uangmu, kamu ngapain disini. Kamu pasti bawahan disini kan, ngapain kamu masuk ruangan bosku". Sambung Leana..

Pria itu melewati Renata dan duduk di kursi boss nya.

"Itu kursi bos ku kenapa kamu duduk di situ. Apa kamu"....

Renata langsung terdiam dan menggigit jarinya yang ia pakai untuk menunjuk-nunjuk pria itu

"Aku Rudransh".

"Mampus". Ucap Leana.

"Siapa yang mampus?".

"Bukan pak maksudnya selamat pagi".

"Siapa pria sombong yang kamu maksud, apa kamu menunjuk aku?". Ucap Rudransh di kursi kerjanya.

"Baru pertama masuk kerja sudah berani menunjuk-nunjuk saya, berani sekali".

"Maaf boss". Renata menundukan kepalanya.

"Maaf?, apa kamu belum mengenalku, aku tidak pernah menerima kata maaf, semua ada konsekuensinya". Ucap Rudransh berdiri mendekati Leana.

"Tapi kamu memang bersalah kemarin dan tidak minta maaf padaku karena hampir menabrakku".

"Berani menjawab?" Rudransh menatap tajam Leana.

"Tidak boss".

"Ternyata kamu sekretaris barunya?, hari pertama sudah berani menghina saya, saya akan menambah pekerjaanmu 2x lipat hari ini".

"Tapi boss"

"3 kali lipat".

"Oke 2 kali lipat saja".

Renata mencoba tetap tenang walaupun ia sangat ingin melempar bossnya itu dengan sandal.

Terpopuler

Comments

Cty Badria

Cty Badria

jgn tiba2 lsg tutup buku ya thor....

2023-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!