Renata punya teman dekat yang kost dekat dengannya namanya Arsen, ia sangat baik pada Renata ia juga satu kampus dengan Renata mereka sering berangkat ke kampus bersama naik angkutan umum.
Sifat Renata yang ceria dan mudah tersenyum membuatnya mudah sekali di sukai banyak orang, apalagi Arsen ia sudah lama menyukai Renata hanya saja sepertinya Renata tidak memiliki perasaan yang sama seperti Arsen. Jadi Arsen memilih memendam perasaannya. Takut jika Renata tau ia akan menjauhinya.
"Hey lagi ngapain sibuk banget sih dari tadi". Arsen mengagetkan Renata dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
"Heyy ngagetin aja, sini duduk deh aku mau cerita". Ucap Renata dengan penuh semangat.
"Ada apa nih kayaknya seneng banget". Arsen duduk di samping Renata .
"Aku baru saja diterima di perusahaan Malvarendra Group." Leanna bercerita dengan penuh semangat".
"Serius?". Tanya Arsen.
"Serius, liat masa muka kaya gini gak serius". Renata menunjukan wajahnya yang so serious.
"Kamu ngelamar jadi sekretaris juga".
"Iyalah jadi apa lagi. Aku kan sudah berpengalaman jadi sekretaris selama 2 tahun di perusahaan lamaku, tapi ada yang aneh. Mau tau gak".
"Apa yang aneh?".
"Mau tau gak?".
"Iya mau tau".
"Masa aku langsung diterima tanpa interview, ahhhhh seneng banget aku tuh". Renata menjerit kegirangan.
Arsen hanya diam.
"Ko kamu diam aja si, kamu gak seneng?"
"Kamu gak tau ya?".
"Gak tau apa?".
"Malvarenda Group itu punya CEO yang kejam. Sudah puluhan kali ganti sekretaris karena mereka semua gak ada yang kuat jadi sekretaris kejam itu. Aku tau dari teman aku yang kapok kerja di sana. Walaupun gajinya besar, nyali nya juga harus besar".
"Hah masa si?, serius dong". Ucap Renata .
"Aku serius, Malvarenda Grup itu sudah terkenal banget ko dengan CEO nya yang kejam, makanya aku gak aneh pas kamu bilang langsung diterima tanpa interview mungkin karena bawah nya di suruh cari sekretaris dengan cepat".
"Alah aku gak takut. Selama dia masih makan nasi dan bukan makan orang aku gak takut". Ucap Renata sombong.
"Yee di bilanginnya malah gak ngerti, aku yakin sehari aja kamu kerja disana langsung minta resign".
"Itu hanya berlaku untuk orang lemah, aku gak akan mudah menyerah, gajinya 3 kali lipat dari gaji di perusahaanku dulu sen. Masa aku nyerah cuma karena CEOnya galak". Ucap Renata percaya diri.
"Ihh susah di bilanginnya,, kamu rasain aja nanti sendiri, paling nanti kamu cerita sambil nangis-nangis". Ledek Arsen.
"Ya doain sahabatnya yang baik-baik dong, nanti kalau aku bisa gajian kan kamu bisa aku traktir baso di depan, besar lo gaji aku sekarang".
"Belum mulai kerja aja udah sombong"..
"Bukan sombong dong. Nanti kalau aku dah kerja dan punya gaji besar kan aku gak ngerepotin kamu lagi dengan minjemin uang mulu"
"Gak apa-apa lagi lea, aku suka ko di minjemin uang sama kamu. Nanti kamu dah ada gaji besar gak mau minjem duit sama aku lupa juga lagi sama aku".
"Gak lah kamu kan sahabat aku yang paling baik. Kamu itu sahabat selamanya". Renata memeluk Arsen.
"Selamanya?".
Arsen tersenyum tipis mendengar kata selamanya.
****
Seperti rencananya ia akan ke makam orangtuanya setelah selesai beres-beres.
"Selesai, Makasih sudah bantu aku".
"Gimana makasihnya ditunda sampai kamu gajian, dan traktir aku baso di depan aja ,soalnya makasih doang gak kerasa". Ucap Arsen.
"Hmm oke deh, aku simpan dulu ya ucapan makasih ya. Sekarang aku mau ke makam orang tuaku dulu, aku rindu banget".
"Pasti, soalnya aku yang merantau dan bertemu orang tuaku sebulan sekali aja udah kangen banget, apalagi kamu yang gak bisa ketemu lagi selamanya, pasti sakit banget nahan kangen".
"Gak selamanya ko, nanti aku akan bertemu orang tuaku lagi di surga, kita akan berkumpul kembali dalam keabadian". Ucap Renata .
"Serem ih ngomongnya, jangan ke surga dulu ke, utang kamu masih banyak". Arsen menggoda.
"Ngeselin, bukannya sedih kalau aku pergi malah mikirin utang, udah ah aku mau pergi sekarang".
"Aku anter gimana?".
"Gak usah aku mau sendirian curhat sama orang tuaku dulu, nanti kamu di sana kayak nyamuk".
"Iya deh, hati-hati ya".
"Caelah segala hati-hati". Renata tertawa.
"Ngeselin ya". Arsen mengusap rambut Renata .
Arsen sangat senang jika bersama dengan Renata . Karena bisa tertawa lepas tanpa beban. Itu yang membuat Arsen menyukai Renata diam-diam.
Seperti biasa Renata selalu menggunakan angkutan umum jika pergi kemanapun karena ia tidak memiliki kendaraan. Rencananya jika ia sudah punya uang yang cukup ia akan membeli sepeda motor yang biasa saja untuk memudahkannya bepergian.
Saat ia menyebrang jalan tiba-tiba.
Tinnn,, tinnn tinnn.
Ia hampir tertabrak oleh mobil mewah yang melaju dengan cepat, hanya sejengkal saja Renata akan tertabrak. Untung saja mobil itu langsung mengerem dengan cepat.
"Hey kenapa tidak hati-hati, hampir saja aku tertabrak mobil". Renata memukul mobil yang hampir menabraknya itu.
"Buka kaca mobilnya dan minta maaf padaku". Renata ngetok-ngetok kaca mobil.
Pria di dalam mobil itu tidak merespon ucapan Renata dan hanya terdiam.
"Buka kacanya atau aku lempar pakai batu".
Pria itu pun membuka pintu kaca dan memberi 10 lembar uang 100 ribuan pada Renata .
"Ambil dan pergilah aku tidak banyak waktu". Ucap pria itu.
Ternyata pria itu ada Rudransh yang baru pulang dari rumah orangtuanya.
"Apa-apaan ini. Siapa yang meminta uang. Aku tidak butuh uangmu. Aku hanya ingin kamu meminta maaf"
"Heh banyak alasan, bilang saja jika ingin uang, aku sudah banyak menemui orang sepertimu. Pura-pura tertabrak lalu meminta uang". Ucap Rudransh dengan tatapan dingin.
"Gak punya sopan santun. Sudah hampir menabrak orang sekarang malah menuduh yang tidak-tidak, aku tidak butuh uangmu aku hanya ingin kamu minta maaf karena hampir menabrakku"
"Hampir kan. Belum tertabrak. Ambil uang ini dan menyingkirlah". Ucap Rudransh dengan tatapan tajamnya.
"Dasar orang kaya sombong. Aku tidak butuh uangmu". Renata mengambil uang di tangan Rudra dan melemparkannya pada wajah Rudransh
Ia langsung pergi melihat Rudrans dengan wajah yang kesal.
"Dasar wanita aneh". Ucap Rudrans.
Renata sama sekali tidak mengambil uang yang diberikan Rudransh, karena memang ia tidak menginginkannya. Ia hanya ingin permintaan maaf. Tapi ia malah mendapat tuduhan yang tidak-tidak.
Ia pergi menuju makam orangtuanya dan terus mencaci pria yang hampir menabraknya tadi di dalam hati.
Sampai Renata di depan makam orangtuanya.
"Tarik nafas, buang tarik lagi, buang, ahhhh, sabar-sabar aku harus sabar dan tenang".
"Huh gara-gara pria si*lan itu aku jadi emosi padahal aku tidak ingin terlihat seperti ini di depan ayah dan ibu".
"Ayah ibu maafin aku ya, tadi ada yang membuatku kesal, dia hampir menabrakku, tapi dia malah menuduhku menginginkan uangnya".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments