" APAAAA..." pekik Pak Ujang dan Istrinya. Dengan kantuk yang langsung sirna.
" Awalnya aku tidak menerimanya Ayah tapi kata Ibu anggap aja sedekah mereka tiap bulan...." Widi menjelaskan.
Ayah dan Ibu Widi saling menatap tidak percaya.
" Widi lebih sopanlah kepada mereka, inilah rezki dari Allah bersyukurlah...." Sebuah keluarga itu saling berpelukan. Bahagia.
Esok harinya semua berjalan seperti biasa Widi yang latihan dengan Pak Ujang. Waktu pun berlalu.
3 Tahun kemudian
Anak pertama Pak Farid telah tamat SMA dia kuliah sambil membantu Pak Farid di perusahaan. Fitrah sama dengan Widi sama sama menanti hasil ujian. Nanda adik bungsu Fitrah baru mendaftar di SMA yang sama dengan Widi. Di bangku SMA Widi lebih giat lagi belajar ketika kawan kawannya sibuk dengan alat kecantikan dan fashion cita citanya kuliah di luar negeri begitu membara. Hanya melalui pendidikan nasibnya dan kedua orang tuanya berubah cuma itu di kepalanya. Jika bosan belajar Widi ke taman bunga milik Ibu Farid. Jika ada yang layu atau rumput mulai tumbuh. Widi mulai fokus merawat semua bunga. Ketika semua bunga kembang widi sangat menyukainya. Warna bunga bunga itu sangat menarik perhatiannya. Disaat bunga di taman itu kembang semua Widi membuat teh panas dan cemilan duduk sambil memandangi mereka sesekali memfotonya dan menguploudnya di media sosialnya hanya sesekali Widi membuka media sosialnya. Sore itu Widi merasa matanya sangat lelah hand phonenya di tinggalkan di kamarnya Widi berjalan keluar kamar rasanya sudah lama dia tidak ke taman itu. Memandang sekeliling taman. Rumput rumput mulai berkeluaran. Widi berjongkok mencabut rumput hingga ke akarnya. Begitu asiknya Widi mencabuti rumput tidak menyadari Ibu Farid berdiri di belakangnya. Ibu Farid ikut berjongkok dan mencabut rumput.
" Ibu..." ucapnya kaget.
" Tak apa Widi sudah lama saya tidak mencabut rumput seperti ini dulu ketika saya seusia kamu saya juga merawat bunga ibu saya dan mencabut rumput..." sambil terus mencabut rumput rumput yang mulai bermunculan.
" Widi sebentar lagi kamu tamat SMA apakah kau ada rencana ingin kuliah dimana?..." tanya Ibu Farid sambil terus mencabut rumput.
" Saya ingin kuliah kedokteran di luar negeri bu...kalau rezki saya dan Allah memberi kemudahan rezki saya ingin kuliah kecantikan di Korea Selatan..itu prioritas tapi kalau rezki saya di negara lain saya tetap kuliah kedokteran tapi tidak di kecantikan..." Widi menjelaskan.
" Uang yang Ibu transfer tiap bulan bagaimana? ...."
" Tidak pernah saya gunakan bu...saya ingin membangun gedung rumah sakit milik sendiri. Kalau rezkinya sedikit saya akan bangun kecil saja bu..."
" Ibu akan mendoakan....oya..." mereka pun mengobrol yang lain. Terlalu seru mengobrol sesekali bercanda tawa tak terasa jelang maghrib. Widi masuk ke kamarnya mandi. Dan Ibu Farid masuk ke kamarnya.
" Seru sekali mengobrolnya mami..." tegur Pak Farid.
" Aku sangat menyukai anak itu papi...impiannya tinggi, tidak pernah keluar malam, belajar dan belajar
katanya papi hanya pendidikan yang merubah nasibnya dan kedua orang tuanya...."
Pak Farid hanya mengangguk angguk tak peduli melanjutkan minum kopi dan membaca koran online.
Hari ini pengumuman di sekolah Widi dan Farid. Seperti biasa Widi menjadi juara umum. Kepala sekolah memanggil Widi dan Ayahnya ke ruangan kepala sekolah. Kepala sekolah menawarkan beasiswa penuh jika Widi kuliah di dalam negeri
Jika di luar negeri pihak sekolah melalui para donatur akan membantu biaya awalnya saja. Dengan yakin Widi memilih negara Korea Selatan. Ayah Widi menatap anaknya tak tega melarangnya mengingat betapa kerasnya anaknya belajar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Wiji Bajay
mantap thor👍korea
2020-08-29
0