BAB 5

"Arita ... ajak Baron pulang sekarang juga." Tanpa melihat kondisi sekitar, pria dengan kacamata hitam itu memerintah dengan tegas.

Sontak, ketiganya terkejut bukan main. Manik mata Arita langsung tertuju pada sang pelaku, yang kini menatap mereka semua dengan wajah santai. Bak tersihir, Baron langsung terbangun dari posisi tidurnya.

"Hai Om," sapa si bocah dengan sumringah. Begitu juga dengan pria tersebut, yang kini merentangkan kedua tangan, seolah meminta si bocah untuk mendekat ke arahnya.

Tanpa diduga, bocah dengan wajah sembab itu langsung bergerak turun dari pangkuan sang ibu. Beruntungnya, Arita segera menahan lengan mungil sang putra. Jika tidak, mungkin putranya itu sudah berada dalam pelukan pria asing di hadapan mereka semua.

"Baron, stop di sini. Kamu ingat pesan Ibu, kan?" peringat Arita dengan menatap lekat manik mata sang putra. Untuk sejenak, bocah berwajah tampan itu mematung. Dengan kepala yang tertunduk, Baron hanya memainkan jari jemarinya.

Entah mengapa, tatapan tak suka ditujukan oleh wanita paruh baya tersebut. Netranya yang terhalang sebuah lensa, terus memindai pria yang berdiri diteras rumahnya. "Siapa kamu?!"tanya wanita paruh baya itu, dengan nada tegasnya.

Bukannya menjawab pertanyaan tersebut, ia justru memusatkan tatapannya ke arah Arita. Sontak saja, wanita itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Hal yang sangat ia hindari, justru kini terjadi begitu saja.

"Om-nya baik, Bu. Kenapa Baron nggak dibolehin?"

"Shuttt ..." Dengan cepat, ia mengisyaratkan sang putra untuk diam. Arita tak ingin, putranya itu kembali berkomunikasi dengan pria yang ia anggap asing.

Saking tak sukanya, wanita itu menyembunyikan tubuh mungil sang putra di belakangnya. Namun beruntung, bocah laki-laki itu menuruti perintah sang ibu dengan kepala yang tertunduk. Meski melihat raut wajah kebingungan si pria, tak membuat Arita goyah.

"Kamu kenal laki-laki itu, Nak?" tanya si wanita paruh baya dengan tatapan menyelidik ke arah wanita dihadapannya.

Melihat Arita yang menganggukkan kepala ragu, membuatnya kembali menatap ke arah sang pria. Meski menyadari tatapan tak suka dari wanita paruh baya tersebut, tak membuat si pria berkutik. Ia tetap berdiri tegap, mengarah pada Arita yang menyembunyikan Baron di balik tubuh ramping itu.

"Ayo, cepat pulang!" titahnya kembali dengan nada yang seolah tak ingin terbantahkan.

"Silakan kalau Anda mau pulang duluan. Saya dan Baron ingin singgah di sini lebih lama," sahut ibu satu orang anak itu tanpa melakukan kontak mata. Nada bicaranya yang terdengar ketus, membuat pria berkacamata hitam itu menghela napas panjang.

Kedua wanita yang sejak tadi bersama Arita pun, menatap ke arah Baron. Bocah laki-laki itu nampak murung seolah terkekang oleh perintah ibunya. Sesekali, mata bulatnya melirik ke arah pria yang berdiri tegap di depan sana.

"Ibu, Baron mau pulang." Untuk sekejap, wanita berwajah teduh itu memejamkan mata. Entah mengapa, tiba-tiba putranya itu mengucapkan hal demikian. Sesuai dugaan, pria berbaju hitam itu langsung tersenyum seolah memiliki kesempatan.

Hari sudah semakin petang, mau tak mau membuat wanita itu berniat untuk segera pulang.

"Ayo sini, Baron pulang bareng Om." Belum sempat ia mencegah putra kecilnya, bocah laki-laki itu sudah berlari ke arah si pria. Hal yang sangat ia benci, kembali terulang disaat yang tidak tepat.

Melihat Baron yang langsung menggenggam tangan pria itu, membuat sudut hatinya terasa nyeri.

Seolah lupa akan keberadaannya, bocah enam tahun itu hendak pergi bersama pria asing yang berdiri menjulang di sebelahnya. Raut marah yang tergambar jelas diwajah Arita, seketika menghentikan langkah kaki pria dewasa tersebut.

"Baron, Ibu nggak pernah ngajarin seperti itu. Mau kemana kamu?" Gertaknya pada sang putra, yang entah mengapa tiba-tiba tak menghiraukannya. Arita kembali mengepalkan kedua tangannya, melihat si pria yang mengulas senyum miring.

Begitu mendengar suara tegas sang ibu, ia langsung bersembunyi dibalik kaki pria yang dipanggilnya om itu. Tak lupa, tangan mungil yang mencengkram erat celana yang dikenakan si pria.

"Biarkan dia pulang sama aku,"

Terpopuler

Comments

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Lanjut

2023-06-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!