Suamiku Majikanku

Suamiku Majikanku

Bab 1

Ada seorang gadis desa, dari keluarga sangat biasa. Karena masalah ekonomi keluarga, yang memaksanya merantau ke Negeri Jiran Malaysia.

Bukan cuma karena keterbatasan ekonomi saja. Namun di tambah lagi pendidikan yang kurang memadai sehingga ia memilih menjadi TKW di Negeri Jiran Malaysia sana.

Nama nya Elmira, anak dari keluarga bapak Muhidin, yang tinggalnya di daerah Cianjur. Ia sosok yang bertanggung jawab, penyabar. Jujur, dan lembut.

Usia Elmira saat ini sekitar 22 tahun. Anak pertama dari tujuh bersaudara.

Elmira dengan adik-adik nya hanya beda usia tiga tahun, yang bungsu baru menginjak 3 tahun.

Hari ini Elmira mau berangkat ke Jakarta untuk di medikal. Nanti setelah lulus baru akan di berangkatkan ke Malaysia.

"Bapak, Umi, doakan Mira ya? semoga di Jakarta Mira lancar medical nya. Biar segera terbang." Mira memeluk umi dan juga bapak nya bergantian, air mata pun menghiasi di pipi mereka. Adik-adik Mira pun semuanya menangis! seakan tak rela melepas kepergian kakak sulung nya.

Umi Diah memeluk erat Mira. "Umi tak bisa mencegah mu, pergi neng. Walau Umi tak rela kamu pergi jauh-jauh," bu Diah mengusap air matanya.

"Umi, jangan menangis. Mira janji Mira akan secepatnya kembali kita pasti akan berkumpul lagi." Elmira tersenyum getir dan mengusap air mata Uminya.

Ia harus tegar kuat, demi membantu keuangan keluarganya. Demi membantu biaya sekolah adik-adik, agar dapat terus melanjutkan sekolah. Jangan seperti dirinya yang hanya tamatan SMP.

Pak Muhidin seorang tukang buruh tani di sawah orang. Dan uminya buruh nyuci itupun kalau ada yang suruh.

Sebelumnya Mira bekerja di sebuah toko baju namun karena toko itu bangkrut. Mira menjadi nganggur, mencari ke tempat yang lain. Tak ada satupun yang menerimanya! dengan alasan belum membutuhkan pegawai baru.

Kebetulan ada penyalur yang menawarkan kerja jadi TKW di Malaysia sana. Setelah berpikir panjang dan berulang-ulang. Mira memutuskan untuk menerima tawaran itu.

Ia merasa kasian kepada orang tuanya! yang serba kekurangan. Mana adik-adik nya masih membutuhkan biaya yang banyak. Mira berniat ingin meringankan beban kedua orang tuanya.

"Ya sudah, hati-hati ya, dan ingat selalu di mana pun kamu berada jangan pernah meninggalkan sholat yang lima waktu. sesibuk apapun itu." pesan Pak Muhidin ke Elmira, dan Elmira pun mengangguk.

"Iya Pak, Mira akan selalu mengingat pesan Bapak."

"Mira jangan lupa selalu kirim kabar ke rumah ya? karena Umi akan khawatir." tutur bu Diah.

"Iya Umi, Mira pasti akan mengirim kabar pada Umi dan Bapak." Mira mencium tangan umi dan bapaknya. Lalu menghampiri adik-adiknya yang berderai air mata.

"Kak jangan pergi, jangan tinggalkan kami kak."kata adik-adik Mira bergantian.

Walau sedih mendengar ucapan adik-adiknya barusan. Mira harus kuat tak boleh terlihat menangis di mata adik-adiknya.

Mira tersenyum menatap mereka semua.

"Dengar kakak dek! jangan membuat Umi dan Bapak marah ya? kalian harus nurut, dan membantu beliau. Belajar yang bener! agar menjadi orang yang sukses, nanti kakak kirimkan uang untuk membantu membeli keperluan kalian sekolah." tutur Mira berpesan pada adik-adiknya.

"Tapi kak?" timpal adiknya.

"Sekarang kakak harus pergi, sudah siang nih. Jangan lupa pesan kakak ya dek?" Elmira menoleh bu haji yang sudah lama menunggu di depan. Bu haji adalah orang yang menawarkan Mira pekerjaan itu.

"Umi, Bapak, Mira berangkat dulu ya?" ucap Mira pada kedua orang tuanya. Setelah Mira mencium tangan kedua orang tua, dan mencium si bungsu yang ada di pangkuan uminya.

Mira pergi meninggalkan keluarga yang sangat di sayangi nya. Pak Muhidin dan Bu Diah hanya menatap berat putri sulungnya. Sementara adik-adik Mira.

"Kakak cepat kembali kak," sambil melambaikan tangan.

Mira yang sudah masuk mobil menoleh kearah keluarga! tak lupa balas melambaikan tangan. Kemudian mobil melaju pergi meninggalkan tempat itu. tujuan Jakarta.

Hening ... di dalam mobil Mira menyandarkan bahunya ke kursi mobil. Pandangannya keluar jendela mobil, sesekali mengusap air mata yang terus mengalir!

Bagi Mira Ini kali pertama dia meninggalkan keluarga besar dan Kampung halamannya. Karena sebelumnya paling meninggalkan sewaktu kerja dari pagi sampai sore saja lalu balik lagi.

Namun kali ini sangatlah berbeda. Mungkin kali ini akan bertahun-tahun ia tidak bertemu keluarga tercintanya.

"Kamu mau makan dulu Mir? ini sudah setengah dari perjalanan?" tanya Bu haji memecah lamunan Mira.

Mira menggercapkan matanya! dan menoleh bu haji yang duduknya di depan bersama supir.

"Eh ... Mira gak lapar Bu, biar nanti saja!" Mira mengalihkan pandangannya ke arah jendela melihat kuda-kuda besi yang sibuk berlalu-lalang.

Selama perjalanan Mira tak banyak bicara. Hingga sampailah dia di depan gedung yang Bu haji bilang itu! tempat selama Mira di karantina. Mira keluar dari mobil melihat ke arah gedung disitu ada tulisan PT. Mitra muda XX yang ada di daerah Jakarta.

"Mari masuk Mir." ajak Bu haji yang duluan berjalan di buntuti oleh Mira membawa tas berisi pakaian.

Setelah di dalam, masuklah ke suatu ruangan! yang di sana ada beberapa tempat tidur dan di dalamnya banyak perempuan mungkin mereka juga calon TKW, sama seperti Mira.

"Kamu sementara tinggal di sini untuk di proses Mir, kamu ikutin aja prosesnya. nanti setelah beres semua prosesnya. Baru kamu akan di terbangkan," tutur Bu haji.

"Iya bu!" sahut Mira mengangguk.

"Satu lagi, jangan pernah keluar tanpa ijin saya." Tambah Bu haji lagi.

"Iya baik bu," jawab Mira mendudukkan tubuhnya di tempat tidur.

"Sudah! saya pergi dulu ya Mir," pamit Bu haji, meninggalkan Mira di ruang itu. Bu haji melangkah sembari menyalami perempuan di situ yang memanggil Bu haji dengan sebutan madam,

Mira menebar senyuman pada orang-orang di sana. Mereka mendekati Mira dengan ramah, saling menyapa satu sama lain.

"Kamu tujuan bekerja ke Negeri mana dek?" sapa perempuan yang usianya sekitar tiga puluh tahunan itu.

"Mau ke Negeri Jiran mbak," sahut Mira dengan ramah.

"Panggil aja aku teh Cucu." Kata Cucu menjabat tangan.

Mira mengangguk, dan menyambut tangan Cucu. "Aku Elmira teh! dari Cianjur," tambah Mira.

"Oh, teteh dari Subang." Tambah Cucu.

"Teh maaf, kalau toilet/kamar mandi di mana ya?" tanya Mira.

"Tuh sebelah sana Mir." Jawab Cucu menunjuk ke arah toilet.

"Terima kasih, teh?" Mira senyum ramah.

Mira melangkah ke arah toilet. Badan terasa gerah, mau mandi dan belum salat, magrib ....

,,,,,

Terima kasih kepada yang sudi mampir di tulisanku ini. Mohon dukungannya. Jangan lupa like, komentar sebanyak-banyaknya. Agar aku tambah semangat menulis.

Terpopuler

Comments

Erny Su

Erny Su

Seperti biasanya aku selalu hadir di karya mu author favorit ku 😘

2024-05-02

1

Erny Su

Erny Su

Seperti biasanya aku selalu hadir di karya mu author favorit ku❤️

2024-05-02

1

Aidah Djafar

Aidah Djafar

mampir Thor 🙏

2024-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Ban 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 bab 49
50 Kehilangan
51 Bidadari
52 Tante galak
53 Milik orang
54 Menikmati
55 Hilang
56 Menyalahkan
57 Kebohongan
58 Sikap dingin
59 Menyalahkan
60 POV Hana
61 Dendam
62 Kecurigaan
63 Siapa my love
64 Bukti baru.
65 Meluluhkan hati
66 Jangan-jangan
67 Bagai monster
68 Tidak bersyukur
69 Hati nurani
70 Khilaf
71 Caper
72 Keberatan
73 Rebutan
74 Kembali
75 Tidak ada bukti.
76 Semangat
77 Bercanda
78 Keras kepala
79 Terbang
80 Tiba
81 Berkumpul
82 Tangkap belut
83 Mengganggu
84 Sama-sama
85 Makasih
86 Pindah
87 Gosip
88 Syarat
89 Obsesi
90 Dimana ini
91 Ada
92 Tidak ada
93 Pertemuan
94 Berkumpul
95 Honeymoon
96 Nama perempuan lain
97 Yang hancur
98 Secinta-cintanya
99 Malah happy
100 Sudah besar
101 Belum siap pacaran
102 Malas
103 Penggoda
104 Berkenalan
105 Perjodohan
106 Kepergian
107 Memaafkan
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Ban 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
bab 49
50
Kehilangan
51
Bidadari
52
Tante galak
53
Milik orang
54
Menikmati
55
Hilang
56
Menyalahkan
57
Kebohongan
58
Sikap dingin
59
Menyalahkan
60
POV Hana
61
Dendam
62
Kecurigaan
63
Siapa my love
64
Bukti baru.
65
Meluluhkan hati
66
Jangan-jangan
67
Bagai monster
68
Tidak bersyukur
69
Hati nurani
70
Khilaf
71
Caper
72
Keberatan
73
Rebutan
74
Kembali
75
Tidak ada bukti.
76
Semangat
77
Bercanda
78
Keras kepala
79
Terbang
80
Tiba
81
Berkumpul
82
Tangkap belut
83
Mengganggu
84
Sama-sama
85
Makasih
86
Pindah
87
Gosip
88
Syarat
89
Obsesi
90
Dimana ini
91
Ada
92
Tidak ada
93
Pertemuan
94
Berkumpul
95
Honeymoon
96
Nama perempuan lain
97
Yang hancur
98
Secinta-cintanya
99
Malah happy
100
Sudah besar
101
Belum siap pacaran
102
Malas
103
Penggoda
104
Berkenalan
105
Perjodohan
106
Kepergian
107
Memaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!