"Kamu juga gak boleh pergi tanpa saya. Meskipun ke Kampung kamu. Kamu sudah jadi tanggung jawab saya, saya takut nanti kamu gak kembali, yang akan membuat saya repot. Yang otomatis saya harus membayar ganti rugi, pada calon majikan kamu."
Tatapan madam tertuju pada Elmira.
"Walau di sini banyak calon TKW tapi ... semua sudah ada tujuannya masing-masing," tutur Madam menjelaskan dengan sangat panjang lebar.
Elmira tidak menjawab selain terdiam dan bergeming dengan pemikiran yang entah kemana.
"Saya harap, kamu dapat mengerti?" tambah madam lagi.
"Iya Bu, Mira mengerti." Ia menunduk dalam sambil memeluk map.
"Ya sudah, saya pergi dulu. Besok saya balik lagi siang. Siap-siap ya?" kata madam, sambil tangan kanannya mengusap bahu Mira.
Elmira hanya mengangguk pelan. Bu haji melangkah pergi meninggalkan Mira yang sedari tadi berdiri. Namun baru saja berapa langkah, bu haji membalikan badannya menghadap ke arah Mira.
"Oya Mira, kamu telepon aja orang tuamu, kabari mereka. Bahwa kamu besok sore berangkat." Ujar Bu haji menatap Mira tajam.
"Baik Bu," Mira mengangguk lagi. Lalu mereka sama-sama pergi meninggalkan tempat itu.
Setiba di kamar, Mira di sambut kedua temannya. Meraka mendekati dengan ekspresi wajah penasaran.
Mira malah berjalan ke arah tempat tidurnya, dan ia duduk menyimpan map ke dalam tas miliknya. Teman-temannya semakin penasaran, mereka pun ikutan duduk di dekat Mira.
"Ada apa Mir? map apa yang kau bawa? kamu dapat kabar baik kan? atau kabar buruk?" rentetan pertanyaan yang bergantian Mira dengar, dari mulut kedua temannya itu.
Mira Hanya diam dan berpura-pura merapikan kerudung panjangnya yang tampak sedikit kusut.
Cucu dan Yuli, semakin penasaran di buatnya. "Mir, jawab dong. Jangan buat kita tambah penasaran dong," kata Cucu menatap wajah Mira yang dia lihat ekspresinya biasa-biasa aja.
Setelah merasa kerudungnya rapi, Mira melirik ke arah Cucu dan Yuli bergantian. Sembari tersenyum manis.
"Yeyy! Mira lulus, aku besok sore berangkat." Mira sumringah merasa sangat bahagia, tangannya di satukan di bawah dagu.
"Yang bener, Mir?" tanya Cucu seakan tak percaya, dan ingin memeluk Mira.
Mira mengangguk seraya berkata, "Bener."
"Ya Allah! selamat ya Mir, " Yuli merasa haru. Terus mereka saling berpelukan satu sama lain.
Mereka bertiga berpelukan sangat erat, seolah gak akan bertemu lagi. Beberapa saat kemudian Yuli melepas pelukannya, ekspresi wajahnya berubah menjadi raut yang sedih banget.
Mira yang melihat raut wajah Yuli berubah. Mira pun melepas pelukannya pada Yuli dan Cucu.
"Mbak Yuli kenapa ?" Mira menatap penuh tanya,
"Kalian besok berbarengan berangkat, sedangkan aku gak tau kapan? padahal aku yang lebih lama di sini." Yuli sangat murung.
Mira berbalik memeluk Yuli seraya berkata. "Mbak jangan sedih, Mbak harus yakin, setelah kita. Pasti Mbak berangkat juga." Mira menenangkan Yuli yang tengah merasa sedih.
"Betul Yul, kamu pasti berangkat juga sabar ya?" tambah Cucu jadi ikutan memeluk Yuli.
"Sabar ya mbak?" kata Mira. mengusap bahu Yuli. Lalu melepaskan pelukannya.
"Mira lupa kalau Mira belum telpon keluarga tuk kasih kabar, bahwa Mira akan pergi besok," ujar Mira sembari menjauhi teman-temannya yang masih berpelukan. Cucu dan Yuli menoleh pada Mira.
"Emang kamu gak bisa pulang walau sebentar?" tanya Cucu menatap Mira.
"Gak bisa teh, madam melarang Mira pulang, beliau sedang sibuk jadi gak bisa mengantar pulang. Sendiri pun gak di perbolehkan, dengan banyak alasan teh!" ujar Mira menjelaskan.
"Ooh, tapi, kan harusnya pulang dulu tuk pamitan." Kata Yuli menoleh wajah Mira.
"Aku rasa, Madam punya alasan yang lebih tepat, kenapa melarang Mira tuk pulang!" jelas Cucu melirik Yuli.
"Iya, kan tadi sudah Mira bilang gitu, beliau punya alasan sendiri yang jika di jelaskan pun, kita belum tentu dapat mengerti," Mira tersenyum, tangannya merogoh tas untuk mengambil handphone miliknya.
Tangannya sudah berapa kali di masukan ke tas tapi ... barang yang ingin ia ambil itu tidak ada. Mira pun cemas ia keluarkan isi tas semuanya, tanpa tersisa satu pun. Namun tetap handphone nokia jadulnya raib entah kemana.
"Kenapa Mir?" Cucu melihat Mira begitu gusar. Di wajahnya sangat jelas terlihat kebingungan. Mira menoleh Cucu,
"Handphone aku hilang teh." Sahut Mira sambil mencoba cari-cari di bawah bantal, kasur, seprei pun tak luput dari pencariannya.
"Kamu lupa naro kali Mir ? iya bener bekas kamu pake lupa naro! coba deh ingat-ingat lagi Mir? " kata Cucu dan Yuli bergantian, dan ikut mencari benda itu ke tempat lain.
"Nggak. Mira ingat betul kalau barang itu aku simpan di tas punyaku," Mira merasa sangat yakin.
"Selama ini kalian pernah gak lihat hp aku di simpan di atas kasur misalnya?" tanya Mira menatap kedua temannya.
"Gak pernah lihat, benda itu selalu kamu simpan di tas." Jawab Cucu sambil tertegun mengingat-ingat lagi.
"Nggak kan? kecuali di ces." tambah Mira.
"Iya bener " timpalnya Yuli membenarkan.
"Terus dimana dong? oya aku telpon aja no kamu ya Mir? biar tahu di mana." Seru Cucu mengambil handphone miliknya. Setelah beberapa kali di telpon hasilnya sama, tidak tersambung.
"Nomor yang anda tuju di luar jangkauan terus Mir." Kata Cucu, ikutan bingung.
"Coba lagi Cu?" pinta Yuli pada Cucu.
"Sudah Yul, nih tetap aja no yang anda tuju berada dalam jangkauan," sahut Cucu memperlihat kan panggilannya.
"Apa baterai nya abis Mir?" Yuli duduk dekat Mira yang tengah kebingungan.
"Baterai nya pull Mbak, mira yakin kok" jawab Mira merasa yakin.
"Terus?" tanya Yuli.
"Apa ada yang ambil Mir?" tanya Cucu menatap Mira.
"Gak tahu teh," Mira termenung memeluk lututnya.
"Handphone hilang" gumam Mira dalam hati.
"Tapi ... siapa? gak mungkin, kan ada yang ma--" Yuli tak melanjutkan ucapannya karena terpotong Mira.
"Gak mungkin ada yang mau, secara hp aku, kan jadul bukan hp baru." Kata Mira.
Sejenak mereka terdiam. Dengan wajah gusar berjamaah tentunya. Tak mengerti kemana tuh handphone milik Mira hilangnya.
"Ya sudah biar saja, tapi ... yang Mira sayangkan no keluarga Mira disitu. Hik-hik-hik, hik," ucap Mira dengan wajah sedihnya.
"Ya udah, kami telpon keluarga mu pake handphone punyaku saja." Tawar Cucu memberikan handphone milik nya. Mira hanya menatapi benda itu.
"Atau pake handphone punya aku saja Mir nih?" Yuli pun menawarkan diri.
Sejenak Mura terdiam dan tidak habis pikir, siapa yang iseng dan tidak akan ada yang mau handphone jadul kaya gitu. Mana mau di pakai menghubungi keluarga di kampung lagi ....
...🌼---🌼...
Jangan lupa like komen dang dukungan lainnya ya. Makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Aidah Djafar
kek ny c madam terselubung nih 🤔
2024-01-17
2
Ummi Alfa
Kalu iya madam yang ambil HP jadul.Mira tapi untuk apa? makin penasaran juga alasannya terus kenapa juga Mira Ndak boleh pulang dulu.
Tapi kalau bukan madam yang ambil kira2 siapa ya....
2023-11-26
1
Muhamad Fikri Fikri
pasti kerjaan si madam nih
2023-06-30
1