Sudah seminggu Elmira di Jakarta, ia merasa cemas. Takut gak lulus. Kalau aja gak lulus ia bingung harus cari kerja kemana lagi?
Kerjaan emang banyak, yang membutuhkan asisten rumah tangga pun banyak. Tapi terkadang gak mudah, harus melalui yayasan dulu.
"Hei, bengong mikirin apa sih?" sapa Cucu sambil mendudukkan tubuhnya dekat Mira.
"Eh teh Cucu." Mira menoleh seraya melukiskan senyuman samar nya.
"Kau terlihat begitu cemas, memikirkan apa sih?" teh Cucu menatap begitu lekat. Seakan ingin tau apa yang ada dalam pikiran Elmira.
Elmira menarik napas dalam-dalam. Lantas berkata. "Mira cemas teh, gimana kalau aku gak lulus? jangankan terbang ke Malaysia, yang ada di pulangkan lagi ke kampung." ekspresi wajahnya menggambarkan kesedihan.
"Em, jangan sedih, jangan juga merasa cemas. Aku yakin Tuhan akan mendengar doa gadis baik sepertimu," ujar Cucu pada Mira sambil mengusap bahu gadis cantik itu.
"Aamiin, teh Cucu bisa aja. Makasih ya teh?" Mira menatap dengan senyuman tulus.
"Haduh ... ini mah melo-melo mulu. Kapan bahagianya?" kata salah satu kawannya dari belakang, menghampiri. Mira menoleh dan memberi senyumannya.
"Mungkin nanti Mbak." Seru Mira.
Nada dering handphone Mira berbunyi. Ia pun mengambil Handphone nya di dalam tas. "Hera," gumam Mira.
"Teh Cucu Mira angkat telepon dulu ya." Mira menoleh Cucu dan yang lainnya.
"Halo, Assalamu'alaikum? Hera sehat? gimana Umi dan yang lainnya?" tanya Mira ia merasa senang bisa bicara dengan keluarganya walau hanya lewat suara.
"Wa'alaikumus salam! sehat, kakak gimana. Sehat juga?" tanya Hera adik yang paling dekat jaraknya dengan Mira.
"Kakak baik. Alhamdulillah," jawab Mira.
"Kak, ini umi mau bicara." Hera tak terdengar lagi suaranya tergantikan dengan suara uminya.
"Mira gimana kabarmu, Nak? Umi kangen sama kamu Mir," suara Bu Diah lirih.
"Umi, maafkan Mira jarang ngasih kabar, tapi Mira di sini baik-baik aja Umi," kata Mira.
"Syukurlah kalau kamu baik-baik di sana. Umi senang bisa mendengar suaramu Mira" lirih Bu Diah.
"Iya Umi, Bapak sehat?" tanya Mira ingat akan Bapaknya.
"Bapak baik. Sekarang juga sedang narik." Kata uminya Mira.
"Syukurlah, adek-adek sehat, kan Mi?" tambah Mira.
"Adikmu juga sehat, mereka sering nanyain kamu. Mereka kangen sama kamu! jangan lupa sholat yang lima waktu ya. Mir" ujar bu Diah.
"Iya Umi, Mira akan selalu ingat pesan Bapak sama Umi kok, Mira juga kangen sama kalian." Keluh Mira.
"Umi juga kangen, berat di tinggalkan Mira. Kalau aja bisa mencari kerja di kampung aja Mir" ujar Umi Diah.
"Umi doa kan Mira ya? semoga secepatnya Mira Bisa berangkat, agar secepatnya juga Mira bekerja." Mira penuh harap.
"Tentu, Umi dan Bapak akan selalu doakan Mira, di manapun berada."
"Makasih ya Umi, Oya, Umi gak kerja sekarang nih?" tanya Mira.
"Umi sudah lama gak ada kerja, jadi cuman mengandalkan Bapakmu saja." Tambah umi Diah.
Mira merasa sedih, mendengar uminya tidak bekerja. Dari mana umi dapat uang jajan buat adek-adek.
"Umi, kalau seandainya Umi sangat butuh uang, cari pinjaman aja dulu, insya'allah nanti kalau Mira sudah punya uang di ganti," tutur Mira.
"Mira, jangan terlalu mikirin kita disini, pikirin aja dulu Mira sendiri. Jangan khawatir Neng. Umi dan adek-adek, kan ada Bapak." tambahnya.
"Iya Umi, Mira disini baik-baik saja. Umi gak usah khawatir tentang Mira, ya udah dulu Umi, nanti pulsa Hera abis. Salam buat Bapak ya Umi? sehat selalu buat kalian," timpal Mira suaranya parau, di tenggorokannya tertahan kesedihan. Mata pun berkaca-kaca.
"Ya sudah. Assalamu'alaikum ..." ucap umi Diah lirih.
"Wa'alaikum salam ... Umi," jawab Elmira.
Ia merasa senang rasa rindunya sedikit terobati.
"Doakan aku ya umi. Semoga urusan Mira lancar," batin Mira sembari menyimpan handphone nya.
...-------------...
Kini Mira sedang membaca buku panduan yang di kasih pihak PT. dengan sangat fokus.
"Fokus amat Mir?" tanya seorang teman di sana menghampiri Mira dan duduk di samping Elmira.
Mira hanya tersenyum, meliriknya sekilas. "Biasa aja kok mbak," kata Mira.
"Di luar ada madam tuh, baru datang" jelas Mbak Yuli pada Mira.
"Oya, oiya kalau teh Cucu kemana ya? Mbak lihat gak?" Mira menatap Yuli. Menyimpan bukunya yang tadi Ia baca.
"Teh Cucu tadi di panggil pihak PT. " jawab Yuli.
"Oh." Mira membulatkan bibirnya.
Teh Cucu yang baru masuk mendekati Mira, ekspresi wajahnya begitu sumringah,
"Mir, kamu di panggil. Harus ke kantor sekarang juga, dan di situ ada madam juga," kata Cucu
"Ada apa? kok teh Cucu sumringah banget?" Mira sedikit heran.
"Cu, kamu bahagia banget sih?" tanya Yuli menatap Cucu, yang terlihat sangat bahagia.
Cucu bukannya menjawab malah senyum-senyum matanya berbinar-binar. Tiba-tiba ia memeluk Mira dan Yuli.
"Aku lulus, besok aku bisa terbang, hore ... Alhamdulillah!" tutur Cucu penuh haru.
Mira maupun Yuli yang tadinya kaget menjadi haru, ikut bahagia mendengar Cucu sebentar lagi mau terbang ke Singapore.
"Selamat ya teh Cucu?" kata Mira sambil membalas pelukan Cucu.
Sesaat mereka berpelukan, kemudian Cucu melepas pelukannya,
"Sudah, kamu Mira cepat ke kantor. Siapa tahu ada kabar baik untukmu," suruh Cucu, seraya mengusap air mata bahagianya.
Mendengar perkataan Cucu, Mira bangkit, melangkah keluar ruangan itu.
Sedikit berlari menuju Kantor.
Setiba di tempat yang di tuju, dan benar saja di situ ada Bu Haji juga.
Tok, tok, tok. Orang yang di dalam menyuruhnya masuk. Mira pun membuka pintu lalu masuk mendekati beberapa orang kantor dan Bu haji.
Mira pun duduk, yang sebelumnya sudah dipersilahkan.
"Kamu tahu kenapa kamu di panggil kesini saat ini?" kata Bapak sekertaris PT. Mira menggelengkan kepala pelan.
Beliau menyodorkan map yang berisi berkas-berkas,
"Besok kamu berangkat, penerbangan jam dua sore. Paspor, tiket dll sudah ada di map ini." Bapak itu menjelaskan.
"Benar Madam, kata Bapak ini?" Mira menoleh Bu haji.
Bu haji mengangguk, mengiyakan, pertanyaan Mira.
Setelah melihat ekspresi Bu haji mengiyakan. Mira merasa bahagia, akhirnya ia segera bisa terbang ke Malaysia, ia menyatukan tangannya di dada.
"Alhamdulillah ya Allah." gumam Mira.
"Terima kasih Pak?" Mira tersenyum.
"Maaf Mir, gak bisa, saya sangat sibuk. Jadi gak bisa mengantarmu ke Kampung." Bu haji menatap Mira yang sedikit kecewa.
Raut wajahnya Mira sedikit muram, yang tadinya sumringah. Berharap bisa ketemu dengan keluarga, pupus sudah.
Hati Mira jadi melengos, sedih. Mau pulang sendiri nggak berani, maklum dia gadis kampung yang baru ke Jakarta dan tidak berani ke mana-mana sendiri ....
...🌼---🌼...
Mohon dukungannya ya makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Ndak apa Mir, saat ini kamu Ndak bisa bertemu dengan keluargamu yang penting mereka semua sehat
Semoga aja yang menjadi harapan kamu pergi ke luar ngeri Allah ijabah ya....
2023-11-26
1
Kurniaty
Semoga gak ada kendala yang menghalangi keberangkatanmu ya Mira,selalu semangat biar bisa mencapai cita-cita Mira.
Sukses thoor dan lanjut
2023-05-24
1