Bab 3

Sudah seminggu Elmira di Jakarta, ia merasa cemas. Takut gak lulus. Kalau aja gak lulus ia bingung harus cari kerja kemana lagi?

Kerjaan emang banyak, yang membutuhkan asisten rumah tangga pun banyak. Tapi terkadang gak mudah, harus melalui yayasan dulu.

"Hei, bengong mikirin apa sih?" sapa Cucu sambil mendudukkan tubuhnya dekat Mira.

"Eh teh Cucu." Mira menoleh seraya melukiskan senyuman samar nya.

"Kau terlihat begitu cemas, memikirkan apa sih?" teh Cucu menatap begitu lekat. Seakan ingin tau apa yang ada dalam pikiran Elmira.

Elmira menarik napas dalam-dalam. Lantas berkata. "Mira cemas teh, gimana kalau aku gak lulus? jangankan terbang ke Malaysia, yang ada di pulangkan lagi ke kampung." ekspresi wajahnya menggambarkan kesedihan.

"Em, jangan sedih, jangan juga merasa cemas. Aku yakin Tuhan akan mendengar doa gadis baik sepertimu," ujar Cucu pada Mira sambil mengusap bahu gadis cantik itu.

"Aamiin, teh Cucu bisa aja. Makasih ya teh?" Mira menatap dengan senyuman tulus.

"Haduh ... ini mah melo-melo mulu. Kapan bahagianya?" kata salah satu kawannya dari belakang, menghampiri. Mira menoleh dan memberi senyumannya.

"Mungkin nanti Mbak." Seru Mira.

Nada dering handphone Mira berbunyi. Ia pun mengambil Handphone nya di dalam tas. "Hera," gumam Mira.

"Teh Cucu Mira angkat telepon dulu ya." Mira menoleh Cucu dan yang lainnya.

"Halo, Assalamu'alaikum? Hera sehat? gimana Umi dan yang lainnya?" tanya Mira ia merasa senang bisa bicara dengan keluarganya walau hanya lewat suara.

"Wa'alaikumus salam! sehat, kakak gimana. Sehat juga?" tanya Hera adik yang paling dekat jaraknya dengan Mira.

"Kakak baik. Alhamdulillah," jawab Mira.

"Kak, ini umi mau bicara." Hera tak terdengar lagi suaranya tergantikan dengan suara uminya.

"Mira gimana kabarmu, Nak? Umi kangen sama kamu Mir," suara Bu Diah lirih.

"Umi, maafkan Mira jarang ngasih kabar, tapi Mira di sini baik-baik aja Umi," kata Mira.

"Syukurlah kalau kamu baik-baik di sana. Umi senang bisa mendengar suaramu Mira" lirih Bu Diah.

"Iya Umi, Bapak sehat?" tanya Mira ingat akan Bapaknya.

"Bapak baik. Sekarang juga sedang narik." Kata uminya Mira.

"Syukurlah, adek-adek sehat, kan Mi?" tambah Mira.

"Adikmu juga sehat, mereka sering nanyain kamu. Mereka kangen sama kamu! jangan lupa sholat yang lima waktu ya. Mir" ujar bu Diah.

"Iya Umi, Mira akan selalu ingat pesan Bapak sama Umi kok, Mira juga kangen sama kalian." Keluh Mira.

"Umi juga kangen, berat di tinggalkan Mira. Kalau aja bisa mencari kerja di kampung aja Mir" ujar Umi Diah.

"Umi doa kan Mira ya? semoga secepatnya Mira Bisa berangkat, agar secepatnya juga Mira bekerja." Mira penuh harap.

"Tentu, Umi dan Bapak akan selalu doakan Mira, di manapun berada."

"Makasih ya Umi, Oya, Umi gak kerja sekarang nih?" tanya Mira.

"Umi sudah lama gak ada kerja, jadi cuman mengandalkan Bapakmu saja." Tambah umi Diah.

Mira merasa sedih, mendengar uminya tidak bekerja. Dari mana umi dapat uang jajan buat adek-adek.

"Umi, kalau seandainya Umi sangat butuh uang, cari pinjaman aja dulu, insya'allah nanti kalau Mira sudah punya uang di ganti," tutur Mira.

"Mira, jangan terlalu mikirin kita disini, pikirin aja dulu Mira sendiri. Jangan khawatir Neng. Umi dan adek-adek, kan ada Bapak." tambahnya.

"Iya Umi, Mira disini baik-baik saja. Umi gak usah khawatir tentang Mira, ya udah dulu Umi, nanti pulsa Hera abis. Salam buat Bapak ya Umi? sehat selalu buat kalian," timpal Mira suaranya parau, di tenggorokannya tertahan kesedihan. Mata pun berkaca-kaca.

"Ya sudah. Assalamu'alaikum ..." ucap umi Diah lirih.

"Wa'alaikum salam ... Umi," jawab Elmira.

Ia merasa senang rasa rindunya sedikit terobati.

"Doakan aku ya umi. Semoga urusan Mira lancar," batin Mira sembari menyimpan handphone nya.

...-------------...

Kini Mira sedang membaca buku panduan yang di kasih pihak PT. dengan sangat fokus.

"Fokus amat Mir?" tanya seorang teman di sana menghampiri Mira dan duduk di samping Elmira.

Mira hanya tersenyum, meliriknya sekilas. "Biasa aja kok mbak," kata Mira.

"Di luar ada madam tuh, baru datang" jelas Mbak Yuli pada Mira.

"Oya, oiya kalau teh Cucu kemana ya? Mbak lihat gak?" Mira menatap Yuli. Menyimpan bukunya yang tadi Ia baca.

"Teh Cucu tadi di panggil pihak PT. " jawab Yuli.

"Oh." Mira membulatkan bibirnya.

Teh Cucu yang baru masuk mendekati Mira, ekspresi wajahnya begitu sumringah,

"Mir, kamu di panggil. Harus ke kantor sekarang juga, dan di situ ada madam juga," kata Cucu

"Ada apa? kok teh Cucu sumringah banget?" Mira sedikit heran.

"Cu, kamu bahagia banget sih?" tanya Yuli menatap Cucu, yang terlihat sangat bahagia.

Cucu bukannya menjawab malah senyum-senyum matanya berbinar-binar. Tiba-tiba ia memeluk Mira dan Yuli.

"Aku lulus, besok aku bisa terbang, hore ... Alhamdulillah!" tutur Cucu penuh haru.

Mira maupun Yuli yang tadinya kaget menjadi haru, ikut bahagia mendengar Cucu sebentar lagi mau terbang ke Singapore.

"Selamat ya teh Cucu?" kata Mira sambil membalas pelukan Cucu.

Sesaat mereka berpelukan, kemudian Cucu melepas pelukannya,

"Sudah, kamu Mira cepat ke kantor. Siapa tahu ada kabar baik untukmu," suruh Cucu, seraya mengusap air mata bahagianya.

Mendengar perkataan Cucu, Mira bangkit, melangkah keluar ruangan itu.

Sedikit berlari menuju Kantor.

Setiba di tempat yang di tuju, dan benar saja di situ ada Bu Haji juga.

Tok, tok, tok. Orang yang di dalam menyuruhnya masuk. Mira pun membuka pintu lalu masuk mendekati beberapa orang kantor dan Bu haji.

Mira pun duduk, yang sebelumnya sudah dipersilahkan.

"Kamu tahu kenapa kamu di panggil kesini saat ini?" kata Bapak sekertaris PT. Mira menggelengkan kepala pelan.

Beliau menyodorkan map yang berisi berkas-berkas,

"Besok kamu berangkat, penerbangan jam dua sore. Paspor, tiket dll sudah ada di map ini." Bapak itu menjelaskan.

"Benar Madam, kata Bapak ini?" Mira menoleh Bu haji.

Bu haji mengangguk, mengiyakan, pertanyaan Mira.

Setelah melihat ekspresi Bu haji mengiyakan. Mira merasa bahagia, akhirnya ia segera bisa terbang ke Malaysia, ia menyatukan tangannya di dada.

"Alhamdulillah ya Allah." gumam Mira.

"Terima kasih Pak?" Mira tersenyum.

"Maaf Mir, gak bisa, saya sangat sibuk. Jadi gak bisa mengantarmu ke Kampung." Bu haji menatap Mira yang sedikit kecewa.

Raut wajahnya Mira sedikit muram, yang tadinya sumringah. Berharap bisa ketemu dengan keluarga, pupus sudah.

Hati Mira jadi melengos, sedih. Mau pulang sendiri nggak berani, maklum dia gadis kampung yang baru ke Jakarta dan tidak berani ke mana-mana sendiri ....

...🌼---🌼...

Mohon dukungannya ya makasih

Terpopuler

Comments

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Ndak apa Mir, saat ini kamu Ndak bisa bertemu dengan keluargamu yang penting mereka semua sehat
Semoga aja yang menjadi harapan kamu pergi ke luar ngeri Allah ijabah ya....

2023-11-26

1

Kurniaty

Kurniaty

Semoga gak ada kendala yang menghalangi keberangkatanmu ya Mira,selalu semangat biar bisa mencapai cita-cita Mira.
Sukses thoor dan lanjut

2023-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Ban 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 bab 49
50 Kehilangan
51 Bidadari
52 Tante galak
53 Milik orang
54 Menikmati
55 Hilang
56 Menyalahkan
57 Kebohongan
58 Sikap dingin
59 Menyalahkan
60 POV Hana
61 Dendam
62 Kecurigaan
63 Siapa my love
64 Bukti baru.
65 Meluluhkan hati
66 Jangan-jangan
67 Bagai monster
68 Tidak bersyukur
69 Hati nurani
70 Khilaf
71 Caper
72 Keberatan
73 Rebutan
74 Kembali
75 Tidak ada bukti.
76 Semangat
77 Bercanda
78 Keras kepala
79 Terbang
80 Tiba
81 Berkumpul
82 Tangkap belut
83 Mengganggu
84 Sama-sama
85 Makasih
86 Pindah
87 Gosip
88 Syarat
89 Obsesi
90 Dimana ini
91 Ada
92 Tidak ada
93 Pertemuan
94 Berkumpul
95 Honeymoon
96 Nama perempuan lain
97 Yang hancur
98 Secinta-cintanya
99 Malah happy
100 Sudah besar
101 Belum siap pacaran
102 Malas
103 Penggoda
104 Berkenalan
105 Perjodohan
106 Kepergian
107 Memaafkan
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Ban 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
bab 49
50
Kehilangan
51
Bidadari
52
Tante galak
53
Milik orang
54
Menikmati
55
Hilang
56
Menyalahkan
57
Kebohongan
58
Sikap dingin
59
Menyalahkan
60
POV Hana
61
Dendam
62
Kecurigaan
63
Siapa my love
64
Bukti baru.
65
Meluluhkan hati
66
Jangan-jangan
67
Bagai monster
68
Tidak bersyukur
69
Hati nurani
70
Khilaf
71
Caper
72
Keberatan
73
Rebutan
74
Kembali
75
Tidak ada bukti.
76
Semangat
77
Bercanda
78
Keras kepala
79
Terbang
80
Tiba
81
Berkumpul
82
Tangkap belut
83
Mengganggu
84
Sama-sama
85
Makasih
86
Pindah
87
Gosip
88
Syarat
89
Obsesi
90
Dimana ini
91
Ada
92
Tidak ada
93
Pertemuan
94
Berkumpul
95
Honeymoon
96
Nama perempuan lain
97
Yang hancur
98
Secinta-cintanya
99
Malah happy
100
Sudah besar
101
Belum siap pacaran
102
Malas
103
Penggoda
104
Berkenalan
105
Perjodohan
106
Kepergian
107
Memaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!