Tuh lihat.. Seksi kan.. " ucap Rudi sambil menyeringai kepada 3 pria disebelahnya.
Tanpa banyak berkata-kata, salah satu dari 3 orang tersebut membuka celana jeans dan mengelus paha mulus Maria. Ia lalu membuka baju atas dan hanya meninggalkan bra dan ****** *****.
2 yang lain berjalan mendekati Maria dari kedua sisi samping kasur. Pria pertama mulai mencium perut dan paha, lalu membuka ****** ***** dan memasukan jarinya ke dalam milik Maria.
Pria pertama memainkan jarinya dengan kasar dan cepat. Maria hanya bisa menutup mata sambil menangis dan berteriak tanpa mengeluarkan suara. Sedangkan 2 pria lain membuka bra Maria dan mencium buah dadanya. Kelakuan keji itu berlangsung tanpa henti dan tanpa ampun
Maria berteriak sekencang-kencangnya, namun ia tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali, karena mulutnya tersumpal kain. Air mata terus mengalir deras membasahi pipinya. Air mata Maria semakin tidak terbendung saat ia merasakan alat vital salah satu pria masuk kedalam alat vital miliknya.
Rasa sakit yang teramat sangat membuat Maria tanpa henti berteriak memohon untuk siapapun menolongnya.
Kejadian keji itu terus berlanjut sampai ke 3 orang tersebut selesai merudapksa Maria. Tubuh Maria lemas dan kesakitan. Bercak darah berceceran dimana-mana.
Untuk sesaat, Maria sempat melihat 3 pria itu mengenakan pakaian dan membayar Rudi sejumlah uang. Ia melihat Rudi yang tersenyum puas mendapatkan banyak uang.
Kemudian Maria tak kuasa menahan semuanya dan pingsan. Tak tau berapa lama ia pingsan, Maria terbangun dari tidurnya. Tali yang mengikat tangan dan kakinya sudah terlepas.
Ia tidak bisa memikirkan alasan kenapa talinya dilepas dan siapa yang menolongnya, Dengan badan yang kesakitan dan lemas, ia berusaha bangun dan berjalan keluar. Saat pintu dibuka, yang terlihat adalah hutan rimbun dan perkebunan. Ternyata hari sudah pagi dan burung-burung sudah berkicau.
"Tolong... Tolong.. Tolo.. " lirih Maria sekuat tenaga. Lirihan minta tolongnya didengar seorang Nenek yang kebetulan lewat jalan tersebut.
"Astaghfirullahaladzim... Ya ALLAH.. Kenapa nak?. Kenapa kamu? " teriak histeris Nenek melihat keadaan Maria yang sudah tidak bisa lagi dijelaskan.
"Rumahmu dimana nak? "
Maria tak sanggup mengeluarkan kata-kata
"Sini ikut Nenek ke rumah. Tapi rumah Nenek jauh. Perjalanan bisa 15-20 menit. Apa kamu sanggup nak? " tanya Nenek lagi
"Biii... sa Nek.. Saya kuat" jawab Maria terbata-bata berusaha menguatkan dirinya
Perjalanan Nenek dan Maria memang benar menghabiskan waktu 25 menit. Mengingat Maria yang sedang sakit dan lemas namun ia kuat berjalan selama itu hanya bisa disebut dengan Mukjizat dari sang Tuhan.
Sampailah mereka ke kampung Nenek yang memang jauh dari tempat ditemukannya Maria.
Saat memasuki kampung, beberapa orang sekitar yang melihat dengan sigap membantu Nenek dan Maria. Para warga sedikit bingung dengan kejadian ini, namun Nenek meminta membawa Maria ke rumah beliau. Sesampainya di rumah kecil milik Nenek, Maria dibaringkan di atas kasur. Namun setelah dibaringkan di kasur, Maria berteriak sangat keras dan menjatuhkan tubuhnya ke bawah.
Badan Maria gemetar dan tatapannya begitu ketakutan. Ia berlari menuju sudut ruangan dan duduk sambil memegang erat tubuhnya. Warga yang membantu tambah bingung dengan apa yang terjadi. Namun Nenek dengan sigap meminta tolong warga untuk memanggil pak RT. Sepertinya Nenek sudah menduga kejadian apa yang menimpa Maria. Dengan lembut, ia mengelus rambut dan menenangkan Maria.
10 menit kemudian, Pak Rt datang bersama dengan Bu Rt dan beberapa warga yang penasaran. Namun dengan tegas Pak RT meminta warga untuk menjauh dan pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Nek Aisyah, ini siapa? " tanya Pak Rt
"Maaf Pak Ujang, saya juga tidak tau" jawab Nenek sambil menenangkan Maria yang masih bergetar ketakutan.
"Saya tadi pagi, seperti biasa mau ke kebon dan hutan untuk cari kayu" imbuh Nek Ais
"Tapi saya terkejut ketika mendengar suara minta tolong dan melihat anak ini sudah seperti ini Pak Ujang.
"Rumah kamu dimana nak? " tanya Bu Rt yang sembari tadi ada disebelah Pak Rt.
Maria hanya terdiam dan tatapannya yang kosong.
"Ya sudah, biarkan dia tenang dulu dan buk tolong ambilkan makanan dari rumah ya" pinta Pak Ujang kepada istrinya.
Dengan cepat, Bu Rt pulang ke rumah sesuai permintaan suaminya.
"Nek Ais, anak ini dititip disini dulu ya, saya akan telfon dinas mengenai ini" ujar Pak Ujang ke Nenek Aisyah.
"Iya pak Ujang" jawab Nenek sembari mengambil gelas berisi air minum dan memberikannya ke Maria.
Dengan tangan yang masih gemetar, Maria menerima gelas tersebut. Nenek Aisyah sudah menduga apa yang terjadi dengan Maria.
Beliau seketika menangis meratapi nasib gadis muda yang ada di depannya. Maria mengingatkan beliau akan cucunya yang sudah tiada saat berumur 7 tahun. Mungkin dalam fikirnya, Nek Aisyah melihat cucuny di dalam diri Maria. Terasa aneh, namun rasa ingin melindungi gadis yang baru saja ia temui begitu kuat.
Dengan lembut, Nenek membawa Maria untuk duduk di kursi. Beliau kemudian mengambil sisir dan merapikan rambut Maria. Kemudian Bu Rt datang dan membawa beberapa makanan dari rumah.
"Nek, ini makanannya. Saya taruh di meja ya" ucap Bu Rt sembari menata makanan.
"Makasih Bu RT, maaf saya juga kebetulan tadi tidak masak" jawab Nenek.
" Tidak apa-apa, tolong dihabiskan ya nek. Suami saya pergi ke balai desa dan sedang melaporkan kejadian"
"Iya Bu RT. Terimakasih banyak".
Lalu Bu Rt pergi meninggalkan rumah Nenek Aisyah. Nenek bangun dari tempat duduknya dan beliau mengambil makanan untuk diberikan kepada Maria. Maria masih sama saja. Tatapannya begitu kosong, seoalah-olah jiwanya pergi entah kemana. Jiwanya benar-benar sangat terguncang.
Namun Nenek tak menyerah, beliau terus membujuk Maria untuk makan. tak lama kemudian, Maria membuka mulutnya. Dengan sigap Nenek menyuapi Maria. Mungkin karena kelembutan dan kesabaran yang Nenek Aisyah lakukan telah menyentuh hati paling dalam Maria.
1 jam kemudian, rumah Nenek diketuk Pak Rt. Pak Rt datang bersama dinas sosial dan perlindungan wanita, juga dengan beberapa anggota polisi. Awalnya Maria merasa ketakutan, namun Nenek meyakinkan semuanya akan baik-baik saja.
Alhamdullilah, Maria bisa menjawab dengan tenang semua pertanyaan yang diajukan. Setelah pihak dinas dan kepolisian mendapat kejelasan peristiwa yang dialami Maria dan mengtahui alamat tempat tinggalnya, dibawalah ia pulang. Sebelum pulang, Maria memeluk erat Nenek.
"Nek terimakasih banyak ya.. Kalau saat itu Nenek gak ada, aku gak tau lagi harus gimana". Ucap Maria sambil menangis sendu.
"Ya nak.. Kamu harus kuat, kalau sempet, kapan-kapan mampir ke rumah Nenek ya." senyum Nenek yang juga mengeluarkan air mata sambil mengelus rambut Maria.
Maria mengangguk tak kuasa berbicara karena menangis tersedu-sedu.
Sesampainya di rumah, Mama terkejut melihat Maria datang bersama 2 anggota polisi, Pak Ujang dan beberapa orang dari dinas. Namun Pak Ujang menjelaskan semuanya dengan tenang. Dibantu pihak kepolisian dan beberapa orang dinas.
Wajah Mama terlihat begitu marah. Terasa seperti benar-benar orang tua yang marah karena anaknya dilecehkan.
Setelah semua perbincangan selesai, Maria kembali kedalam kamar untuk beristirahat. Namun, ia memilih tidur dibawah kasur. Rasa trauma untuk merebahkan dirinya di atas kasur sangat kuat. Seolah-olah, kejadian kemarin malam terulang kembali.
"Dosa apa yang aku perbuat Tuhan, sehingga engkau menghukumku seperti ini? " tanya Maria sedih dan meringkuk dibawah kasur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments