Ch 04 : SMP Cendana

3 tahun telah berlalu, Maria mulai masuk ke jenjang SMP. Namun SMP bukanlah apa yang ada di fikiran Maria. Tapi Neraka yang siap melahapnya. Bully dan siksaan bahkan pelecehan harus dialami Maria. Dan disaat yang bersamaan, sifat asli papa tirinya mulai terlihat.

Hari ini, adalah tahun ajaran baru bagi semua murid yang berhasil masuk ke salah satu SMP favorit di Bandung. Selama 3 tahun, Maria berhasil melewati jenjang SD dengan sangat baik. Ia belajar dengan keras dan berusaha untuk bisa masuk SMP Cendana dan mendapatkan beasiswa penuh.

Kerja keras tidak pernah menghianati hasil. Perjuangan Maria akhirnya berhasil membawanya masuk ke SMP Cendana dan yang lebih hebat lagi,  ia berhasil mendapatkan full beasiswa selama 3 tahun.

Awal mula masuk ke SMP, Maria sangat terkejut dan terpana melihat bagian dalam dan bangunan salah satu sekolah elit yang ada di Bandung. Dari arsitektur dan fasilitasnya benar-benar luar biasa.

Maria tumbuh menjadi gadis yang berparas cantik dan tubuh yang ideal. Kebiasaan dirinya memakan makanan sehat dan menjaga diri tidaklah sia-sia. Namun Maria tetaplah masih seorang gadis SMP berumur 13 tahun. Kepolosan masih ada di dalam dirinya.

"Selamat pagi. Selamat kepada kalian semua, karena kalian telah berhasil masuk ke SMP Cendana" seru Kepala sekolah saat memberikan sambutan di aula sekolah.

Sorak teriakan dan tepuk tangan menggema di aula tersebut. Setelah acara sambutan selesai, pihak OSIS membawa murid-murid baru untuk berkeliling sekolah dan menjelaskan banyak hal.

MOS di Cendana sangat berbeda dengan apa yang ada di fikiran Maria. Karena ia mengira, semua murid akan memakai pakaian atau atribut yang konyol dan bakal disiksa para senior atau anggota OSIS.

Salah satu pembimbing OSIS menjelaskan dengan rinci dari segala fasilitas, tata letak bahkan aturan-aturan yang harus dipatuhi semua siswa. Maria benar-benar tercengang dan merasa senang bisa masuk ke sekolah ini.

Perjalanan Maria baik-baik saja selama 1 tahun pertama di sekolah. Kecantikan dan kepintaran Maria sudah menarik banyak perhatian, baik dari murid cowok dan cewek.

Tak bisa dihitung, sudah berapa cowok yang berusaha mengajak dia berpacaran. Namun Maria menolak semuanya.

Maria benar-benar sudah membuat prinsip untuk tidak berpacaran dulu dan fokus belajar dengan giat. Karena Maria memang mempersiapkan semuanya untuk jenjang SMA dari awal, akan hal itu Maria dikenal sebagai anak yang pendiam di sekolah. Tak banyak siswa yang menjadi temannya. Ia hanya berteman dengan Sisca yang merupakan teman sebangku dia.

Kehidupan rumah Maria tetap seperti biasanya, tidak menyenangkan sama sekali. Mama dan Papa tirinya mulai bertengkar satu sama lain. Maria mengira itu wajar jika pasangan suami istri bertengkar. Namun pertengkaran itu berlangsung setiap hari.

Mama dan Papa tidak pernah merawat Maria, atau bahkan peduli dengan kebutuhannya di sekolah. Maria mengurus semua kegiatan rumah dan kebutuhan pribadinya sendiri. Ia bahkan juga harus merawat adik perempuan kecilnya yg baru berumur 2 Tahun.

Tiada hentinya Maria berdoa kepada sang pencipta. Meminta agar semuanya baik-baik saja. Memohon agar diberikan kekuatan menghadapi semua ujian ini.

1 tahun berlalu. Maria naik ke kelas 2. Sistem kelas di Cendana memiliki sistemnya sendiri. Setiap tahun, siswa mengalami rolling kelas. Jadi setiap tahun para murid memiliki teman kelas yang berbeda. Di kelas 2, seperti biasanya Maria tetaplah menjadi murid yang pendiam dan sayangnya Sisca sudah bukan lagi teman sebangku dia.

Sebenarnya Maria ingin lebih berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman yang lain. Tapi dia selalu merasa cemas dan takut untuk bergaul. Terlebih lagi,  Maria dibebani dengan keadaan di rumah yang semakin tidak karuan.

Namun Maria masih berusaha untuk tersenyum dan berperilaku sopan kepada siapapun. Hal inilah yang membuat para guru menyayangi Maria. Namun karena kebaikan itulah, yang akan menjadi tombak bagi Maria sendiri

"Hai.. Kamu Maria kan. Namaku Rudi.. Salam kenal ya" tiba-tiba duduk murid cowok disebelah Maria dan menyodorkan tangannya

" Hai.. Salam kenal Rudi" balas Maria senyum dan menjabat tangan Rudi.

"Seneng bisa satu kelas sama kamu. Aku udah denger banyak hal tentangmu waktu masih kelas 1 dulu" timpa Rudi.

"Iya makasih banyak. Maaf, aku memang membutuhkan waktu sedikit lebih banyak untuk beradaptasi" jawab Maria gugup

   " santai aja.. Gak usah buru-buru. Btw kamu nanti malam sibuk gak? "

"Ndak sibuk sih.  kenapa?.. Jawab Maria sedikit heran.

"Mau jalan-jalan ke pasar malem gak?. Dari dulu aku mau kesitu tapi gak ada yang mau."

 Maria berfikir sejenak sebelum menjawab tawaran Rudi.

"Mmm... Maaf ya Rud.. Aku gak mau pacaran dulu" jawab Maria dengan wajah polos.

"Hahahahaa.. Santai aja Mar,  gua cuma ajak lu main doang. Kebetulan emang pingin sama kamu aja. Soalny gua sudah kenal sama semua yang ada di kelas ini, kecuali kamu" jawab Rudi sambil tertawa keras.

"Mmm. Ya udah deh. Sama siapa aja Rud? " tanya Maria.

"Cuma kita berdua aja. Yang lain gak ada yang mau ke pasar malam. Sombong semua. Makanya aku ajak kamu. mau ya please..aku gak mau kalo sendirian" melas Rudi kepada Maria.

Ada sedikit rasa khawatir didalam hati Maria. Kata "Cuma Berdua" sedikit memberi rasa momok baginya.

Tapi karena pasar malam termasuk ramai, segalanya pasti aman. Dan Maria untuk pertama kalinya mau mencoba lebih berbaur dan bersosialisasi diawali dengan Rudi yang merupakan salah satu siswa terkenal di sekolah.

"Baik deh, nanti ketemuan dimana? " tanya Maria

"Nanti aku jemput pakek mobil ya. Tenang aja, aku gak nyetir kok. Nanti ada pak supir. Tulis aja alamat kamu atau kamu bisa kasih aku nomer hp kamu"  pinta Rudi

  "Maaf Rud, aku gak punya Hp" jawab Maria polos

Sontak satu kelas yang mendengar hal itu terkejut dan kaget. Bagaimana bisa anak zaman sekarang tidak punya Hp.

Maria mendengar tawa kecil murid-murid lain. Namun tak ada sama sekali ia merasa malu. Karena baginya, ia akan malu kalau nilai akademik dan atittudenya tidak baik.

"Ya udah gpp. Tulis aja alamatmu di hp ku. Nanti sore jam 5 aku jemput ya" pinta Rudi sambil menyodorkan Hp nya supaya Maria bisa menuliskan alamat di note.

  "Iya Rud" jawab lembut Maria.

Setelah itu, Rudi berdiri dan kembali ke bangkunya sendiri dan mereka semua menjalani kegiatan belajar sampai selesai dan pulang ke rumah.

Waktu menunjukan pukul 5 tepat dan tak disangka Rudi datang tepat waktu. Maria yang melihat sebuah mobil didepan rumah, menduga kalau itu adalah Rudi.

Dengan mengunakan outfit casual, Maria izin kepada Papa tirinya yang kebetulan sedang libur dari pekerjaannya sebagai kontraktor. Sedangkan Mama keluar tanpa pamit. Papa mengizinkan Maria pergi dan memintanya untuk tidak pulang larut malam. Karena Maria harus menjaga adik kecilnya Tania

Saat Maria masuk kedalam mobil, Rudi hanya menatap terkesima melihat kecantikan Maria. Rambut hitam panjang yang halus, badan yang ideal dan jari yang lentik. Bahkan meskipun Maria memakai baju sederhana, tetap saja aura cantiknya bersinar.

"Langsung berangkat aja Pak Sutris" suruh Rudi ke supirnya.

"Baik den". Jawab supir langsung menyalakan mobil dan berangkat.

Selama perjalanan, mereka berdua mengobrol dengan baik-baik saja. Dan Maria pun merasa nyaman dengan kebaikan dan tutur kata Rudi yang dirasanya sopan. Sesampainya di Pasar Malam, mereka berdua berkeliling dan membeli banyak sekali kue. Bahkan Rudi membelikan Kue dan beberapa makanan untuk dibawa pulang.

Tanpa sadar, waktu sudah menunjukan pukul 10 malam. Maria bergegas mengajak Rudi pulang dan akhirnya mereka berdua kembali ke mobil. Saat sudah di mobil, Rudi menyodorkan air putih untuk Maria. Maria yang tanpa curiga langsung meminum air putih tersebut.

5 menit kemudian, Maria merasa mengantuk dan tidak kuat untuk menahannya. Tak tau berapa lama ia tertidur, Maria terkejut saat membuka mata, ia sudah berada didalam sebuah kamar dan kedua tangan dan kakinya sudah terikat tali di kedua sisi kasur. Tak hanya itu, mulut Maria disumpal kain, sampai ia tidak bisa berteriak.

Tak lama pintu terbuka. Terkejutnya Maria, saat melihat Rudi membawa 3 orang pria yang berkisaran umur 24 tahunan masuk ke kamar.

"Tuh lihat.. Seksi kan.. " ucap Rudi sambil menyeringai kepada 3 pria disebelahnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***