Ch 03 : Masa Lalu

Bintang & Bulan menghiasi langit malam kota Jakarta. Perjalanan hidup seorang gadis yang berjuang demi masa depan yang tak tentu arah.

Gelap dan dinginnya malam, tidak menjadi halangan bagi keramaian dan hiruk pikuk di kota Jakarta. Apalagi daerah pinggiran dan padat penduduk. Samar-samar terdengar dari luar, suara para pemuda yang sedang asyik mengobrol dan bersenda gurau sambil memetik senar gitar dengan lembut.

Maria sedari tadi tidak bisa tidur sama sekali. Ia hanya duduk dan rebahan di dalam kamar. Dilihatnya, jam dinding menunjukan pukul 11 malam.  Dibukanya pintu kamar dan ia berjalan menuju cermin di ruang tamu. Terpantul wajah sedih dan kosong dari cermin, seperti manusia yang tidak memiliki jiwa.

Perlahan, Maria menuju dapur. Diambilnya pisau dapur dari rak dan ia berjalan menuju kamar mandi. Diputarnya kran dan suara air mengisi keheningan. Perlahan ia duduk di lantai dan menangis tanpa mengeluarkan suara.

Air mata yang turun mengisyaratkan isi hati Maria. Sakit dan kesedihan yang tak terlihat dan dipendam selama ini, ia keluarkan. Perlahan, ia menyayat lengan kirinya. Darah keluar dari kulit halus Maria. Kulit indah yang menyimpan banyak luka dan rahasia.

2 sayatan kecil diberikan kepada lengan kirinya sekali lagi. Ke tiga, ke empat dan ke lima sayatan ia berikan ke kedua lengan tangannya. Sejenak, Maria menatap kosong ke depan. Darah terus keluar dari kedua lengan tangannya. air mata turun semakin deras membanjiri pipi Maria, ia berteriak sangat keras tanpa mengeluarkan suara. Hanya terdengar suara air kran yang terus mengisi.

15 menit Maria menghabiskan diri di kamar mandi. Dan selama 15 menit ia melukai dirinya sendiri. Perlahan ia keluar dari kamar mandi dengan badan yang lemas dan terhuyung-huyung. Lengannya ia tutup dengan handuk untuk menghindari darah yang menetes ke lantai ruang tamu. Segera ia menuju kamar tidur dan menutupnya dengan rapat.

Waktu berdetak dan menunjukan pukul 12 malam. Nenek segera bangun dan mengambil air wudhu, lalu dibentangkannya sajadah dan melakukan sholat tahajud. Di kamarnya ia memohon doa kepada Allah SWT, supaya cucunya diberi kesehatan dan keselamatan. Air mata Nenek menetes, mengingat betapa pedih dan sakitnya jalan yang dilalui Maria. Nenek memang bukan Nenek kandung Maria. Tapi beliau sudah menganggap Maria seperti cucunya sendiri.

10 Tahun yang Lalu.

Blitar, Jawa Timur

"Kamu ya, jadi anak itu yang berguna dikit, udah umur 8 tahun aja masih nyusahin. Mati aja sana" tampar seorang Ibu kepada anak perempuannya.

"Maria salah apa ma?. Maafin ma.. Maafin Maria. " tangis Maria kecil sambil sujud memegangi kaki mamanya.

"Maria siap dihukum ma kalo salah. Tolong maafin Maria. Maria gak mau masuk neraka". ucap polos Maria sekali lagi sambil terus menangis dan memohon.

"Mangkanya kalau Mama bilang makan 1 kali sehari ya 1 kali aja. Kowe kira kita banyak duit ha. Makan 2 kali. Yang capek itu mama. Cari uang susah" tampar mamanya sekali lagi ke Maria kecil.

"Bapak kau itu udah pergi sama wanita lain. Selingkuh dia. Ngerti.. Hidup Mama udah susah, ditambah ngurusin kamu lagi. Beban tau gak. " ujar mamanya sekali lagi dan sekarang menjewer telinga Maria sampai berdarah.

"Ma sakit ma. Mama sakit. Ampun.. Maafin Maria. Maria janji bakal makan 1 kali saja. Maria juga bakal coba mengemis" tangis Maria sambil menahan sakit.

"Bagus tuh, udah dari dulu gua suruh, baru sekarang sadar. Sana pergi ngemis di jalan raya dan uangnya langsung kasihkan ke Mama."

Mama melepas jewerannya dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Maria kecil kemudian lari ke kamar mandi untuk membersihkan darah dan luka di telinganya. Tanpa lama, ia berjalan keluar rumah dan mulai mengemis di jalan.

Hanya demi pengampunan dari sang Mama, Maria kecil berjalan sepanjang pinggir jalan raya untuk meminta uang dari setiap orang yang lewat.

Hari semakin sore, Maria melihat seorang Ayah, Ibu dan anak kecil  membeli mainan dan jajanan di seberang jalan. Untuk sesaat dada Maria terasa sakit. Ia hanya memegang dadanya yang sakit sekali. Maria kecil tidak tau perasaan sakit apa ini. Kemudian muncul dalam pikirannya, apa ia bisa mendapatkan hidup yang indah seperti itu.

Hari semakin gelap, Maria kecil pulang dengan membawa uang total 100 ribu rupiah. Sang Mama sudah menunggu di rumah dan tersenyum lebar melihat Maria membawa uang yang banyak. Diambilnya semua uang dan tanpa basa-basi, ia pergi keluar rumah entah kemana.

Maria yang merasa capek, melentangkan kaki dan badannya di lantai. tak lama kemudian ia membasuh diri di kamar mandi dan berjalan menuju ruang tamu kemudian berlutut sambil melipat tangannya.

"Tuhan terimakasih untuk hari ini. Tadi Maria liat mama senang, Maria jadi ikut senang sekali. 

   Tuhan, maria gak mau jadi anak nakal dan durhaka. Maafin Maria ya kalo dosa Maria banyak. Terimakasih untuk semua..  Dalam nama-Mu Tuhan , Maria berdoa dan mengucap syukur. Aminn"  doa dan ucapan syukur Maria kecil.

Walaupun terkadang Maria mengemis, tapi ia tidak pernah lupa untuk pergi ke sekolah. Keringanan biaya yang diberi sekolahan dan bantuan para guru sangat membantu Maria untuk dapat melanjutkan pendidikannya. .         Maria adalah seorang murid yang sangat berprestasi. Namun sayang tak ada orang tua atau keluarga yang menopang dan mendukungnya dari belakang. Maria hanya berjalan dan berjuang sendiri selama hidupnya.

2 tahun kemudian, usia Maria sudah menginjak 10 tahun. Umur yang masih muda bagi anak pada umumnya. Tapi tidak untuk Maria. Ia mulai belajar kebenaran dan wajah asli dunia ini. Ia mulai sadar kalau mamanya  tidak pernah ada untuknya. Namun ia berusaha tegar dan kuat.

Pagi hari sebelum memulai aktifitas, Maria berlutut dan berdoa

"Tuhan.. Apa dosa Maria?. Sebegitu bencinya kah Engkau kepadaku?. Aku ingin punya Papa yang melihatku tumbuh dan berkembang. Aku ingin jadi Gadis kecil Papa. Aku juga mau gimana rasanya disayang Mama". Tangis Maria didalam kamar.

Tiba-tiba sang Mama membuka pintu dan menarik Maria keluar. Terlihat rumah sangat berantakan. Maria tidak sadar kalau Mama sudah membongkar semua baju dan surat-surat berharga.

"Hei anak sial, ayo cepet ganti baju dan kemasi barang-barang punyamu . Kita pergi sekarang" suruh Mama, sambil menata semua baju.

"Ada apa ma? " tanya Maria kebingungan.

"Udah bacot aja lu. Cepet..!! " teriak Mama sambil mendorong Maria.

Setelah persiapan selesai, mereka berdua naik bis menuju Kota Bandung. Selama perjalanan, Maria tidak mengeluarkan sepatah kata dan hanya terdiam. Ia takut, jika terlalu banyak bertanya ke Mama.

Sesampainya di Bandung, mereka berdua pergi ke satu alamat dan tiba di depan sebuah rumah yang sederhana dan terlihat usang. Saat masuk ke dalam, seorang pria paruh baya berumur sekitar 48 tahun menyambut mereka berdua. Maria sedikit was-was jika harus tinggal di rumah orang yang tidak dikenal. Namun tentu saja ia tak punya pilihan, karena pria itu akan menjadi papa tirinya.

Bagaimana dan kapan mamanya bertemu dengan papa tirinya, Maria tidak tahu menahu sama sekali.

3 tahun berlalu, Maria mulai masuk ke jenjang SMP. Namun SMP bukanlah apa yang diharapkan Maria. Melainkan neraka yang siap melahapnya. Bully dan siksaan bahkan pelecehan harus dialami Maria. Dan disaat yang bersamaan, sifat asli Papa tirinya mulai terlihat.

Terpopuler

Comments

Fumiko Sora

Fumiko Sora

hmmmm. .. ternyata kisah hidup Maria begitu pilu di tangan ibunya sendiri. kasian

2023-06-10

0

Ira

Ira

semangat kak, sudah like, Tambah favorit yah, jangan Lupa mampir juga di karya ku yang berjudul Mencintai Adik Ibu ku 🥰🥰

2023-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!