Semua mata menatap Valeria yang nampak sedikit tegang dan gugup.
"Santai aja mukanya dong, Val," ucap Deri teretawa sambil mengedipkan satu matanya pada Vale untuk menggida mantan sahabat SMAnya itu.
Vale melotot ke arah Deri dan mendengus kesal.
"Gue aja yang kasih pertanyaan. Gue pensaran dari dulu sama Vale," ucap Ferly tertawa.
"Kasih pertanyaan cepat, gue jugaa maudenger," ucap Farel ikut tertawa.
"Lo mau tahu apa?" tanay Ferly melotot.
"Gue mau tahu, Vale, lo suka gak sama gue?" tanya Farel kemudian.
Vale menatap Farel dan Ferly bergantian. Ferly menatap Farel tajam.
"Kok jadi lo yang ngasih pertanyaa. Eits ... Ini pertanyaan atau lagi nembak?" goda Ferly kemudian kepada Farel. Ferly paling tahu kalau Farel sejak dulu suka dengan Valeria tapi Farel tidak berani mengungkapkan karena tahu Deri, sahabatnya juga menyukai gadis yang sama.
"Dua -duanya. Syukur di terima," ucap Farel tertawa malu.
Sejak SMA, Farel adalah lelaki kalem yang tidak pernah neko -neko. Sampai -sampai, Farel merasa malu untuk emngungkapkan semua isi hatinya tepat di kelulusan SMA sesuai keinginannya itu.
"Jawab dong," pinta Nungki dengan cepat.
"Ayo Val, jawab," pinta Emil ikut nimbrung.
Valeria menatap semua teman -teman yang ada di sana. Valeria tidak tahu, jawabannya ini akan menyakitkan seseorang atau tidak. Tapi ini kesempatan untuk Valeria mengakui bahwa ia memang suka pada Farel.
"Suka," jawab Valeria dengan cepat dan singkat.
"Waowww ... Suka Rel. Ini arttinya cinta FArel di terima dong?" tanya Ferly mendesak Valeria.
"Hah? Di terima? Maksudnya?" tanay Vale sok bodoh.
"Ya, Farel kan emang sengaja nembak lo, Val. LO mau gak pacaran sama dia, gitu kan Rel?" tanya Ferly pada Valeria dan Farel.
"Lo mending ngomong langsung deh Rel, gak usah pake mak comblang. Kita kan sahabatan udah lama," ucap Nungki kemudian.
Farel mengangguk pelan. Ia mau menanyakan hal ini langsung pada Valeria.
"Ekhemmm ... Valeria Friliana, maukah kamu menikah denganku?" tanya Farel kemudian dengan wajah serius tanpa terlihat bercanda sama seklai. Tatapan Farel pun lekat dan tajam ke arah Valeria yang melongo menatap Farel setelah mendengar ucapan Farel baru saja. Bukannya menembak katakan cinta, ini malah langsung mengajak Valeria menikah.
Semua sahabat Farel dan Valeria emnatap VAleria menunggu jawaban Valeria. Mereka juga tercengang dan takjub dengan ucapan Farel yang cukup berani dan serius untuk mengajak Valeria menikah bukan lagi untuk pacaran.
"Ka -kamu serius Rel?" tanya Vale pelan meyakinkan semuanya itu adalah benar bukan candaan.
Farel mengangguk kepalanya cepat dan tersenyum sangat manis sekali.
"Aku serius Vale, kalau kamu mau, besok mungkin aku langsung menemui kedua orang tua kamu, untuk menluruskan niat baik aku ini," ucap Farel dengan suara tegas dan lantang.
Valeria nampak sedikit berpikir. Kedua orang tuanya di kampung termasuk orang tua yang di segani dan memiliki pondasi agama yang kuat. Kemungkinan besar, keinginan Farel pasti di terima dengan baik.
"Iya aku mau Rel," jawab Valeria pelan sambil menganggukkan kepalanya dengan yakin.
Keenam temannya langsung riuh bersorak sorai bahagia. Begitu pun dengan Farel yang sangat bahagia dan lega sekali bahwa cintanya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan.
Farel dan Valeria saling beradu tatapan mata, mengisyarakat benih -benih cinta yang tersembunyi di dalam hati mereka sejak dulu dan kini baru bisa mereka ungkapkan melalui senyuman mereka dan kedua mata yang berbinar indah.
"Hebat banget nih. Gara -gara main truth and dare malah dapet binilo Rel. Gue coba ah ... Siapa yang suka gue," ucap Deri dengan suara lantang.
"Tuh, Fer, Mil, yang jomblo kan lo pada, Deri butuh tatih tayang tuh, siapa yang mau," promosi Regina pada kedua sahabat perempuannya itu.
"Iya secara Vale udah langsung sold out tuh," ucap Nungki tertawa sambil merangkul bahu Regina.
"Iya nih, Tinggal Cahyo dan Deri, ceweknya tinggal Emil dan Ferly, udah deh, lo pada jujur aja, apa mau di jodohin?" ucap Regina menyahut.
"Enak aja main jodohin. Gak lah, Gue gak mau, gue tahu borok lo semua, ogah banget," ucap Ferly ketus.
"Yakin ogah lo Fer," tanya Farel yang biasa menjadi tempat curhat Ferly selama ini. Ferly awalnya menaruh hati pada Farel, tapi saat tahu, Farel menyukai Vale, Ferly mundur.
"Gue suka sama lo, Fer. Gue jujur, sejak dulu gue suka sama lo," ucap Cahyo yang terlihat bercanda.
"Ya ampun Yo. Lo ngajak pacaran Ferly kayak mau ngajak gelud sih?" ucap Nungki pada Cahyo.
"Ferly ... I love u, lo mau jadi cewek gue gak?" tanya Cahyo lebih serius. Tapi emang dasar Cahyo belum pernah pacaran, nembak cewek aja gak bisa.
"Gak ah ... Gue gak respek sama lo, Yo. Kalau lo mau janji sama gue gak ikut balap liar lagi, gue mau," ucap Ferly kemudian.
"Oke. Gue siap! Gue janji kalau jadian sama lo, gue gak akan ikut genk motor lagi dan gak akan ikutan balap liar lagi," janji Cahyo pada Ferly dan pada dirinya sendiri.
"Oke. Gue mau jadi cewek lo. Tapi, kalau sampai lo bohong, kita putus," tegas Fely pada Cahyo.
"Makasih sayang, sudah menerima Aa," goda Cahyo yang nota bene tidak bisa merayu dan bersikap romantis.
"Cieeee ... Langsung sayang gak tuh," goda Nungki yang paling absurd tapi juga paling dewasa.
"Udah ah. Jangan godain gue dong," ungkap Ferly malu.
"Tinggal sepsang lagi nih. Mau di jodohin apa mau nembak sendiri?" goda Regina kembali pada Deri.
"Apaan sih, Reg. Lo tahu kan gue udah punya cowok," ucap Emil ketus.
"Tapi lo kan di tinggalin. Mending lo cari pacar baru lagi, biar lo gak sedih," ucap Regina yang merasa kasihan.
"Gak. Gue tetep sayang sama cowok gue. Biar bagaimana pun gue tetep berusaha untuk bisa balikan lagi sama cowok gue," tegas Emil tak peduli dengan sikap Deri yang sudah mulai perhatian pada Emil.
"Jangan di paksa Reg, Hati orang gak bisa di paksa, biar dia pilih pilihannya sendiri," ucap Vale kemudian.
Malam itu berakhir pada acara bersih -bersih dan pulang kembali ke rumha masing -masing pada dini hari. Vale yang datang dengan angkutan umum pun kini ikut membonceng pada Frel, calon suaminya.
Selama di perjalanan menuju kost Vale yaang lumayan jauh dari tempat reuni tersebut. Ada waktu untuk keduanya saling berbicara dari hati ke hati.
"Pagi ini langsung ke rumah orang tua kamu, ya?" pinta Farel denagn cepat.
"Kamu serius mau nikahin aku sceepat ini, Rel?" tanya Vale pelan.
"Serius Val. Aku gak mau ada fitnah dengan kita pacaran. Lebih baik, kita SAH- kan saja. Aku juga sudah bekerja part time dan ambil beberapa project untuk terima jadi fotographer. Insha allah, cukup untuk menghidupi kita berdua," ucap Farel dengan mantap.
Vale tersenyum tersipu di belakang punggung Farel. Ia tidak tahu, seyakin ini Farel padanya. Farel memang serius dan tidak main -main.
"Tapi Rel. Aku kan masih kuliah, kalau aku menikah, tentu bayaran kuliah aku, kamu yang harus nanggung," ucap Valeria pelan.
"Itu sudah menjadi tanggung jawab aku, Vale. Itu sudah aku pikirkan juga. Kamu tenang saja ya," ucap Farel dengan senyum melebar penuh keyakinan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments