Pagi -pagi betul, Valeria sudah bangun. Sesudah shalat shubuh, ia membantu Ibu membuat sarapan pagi dan menyiapkan piring di meja makan.
"Kak ... Sudah mau jadi istri, harus bisa melayani suami dengan baik," titah Ibu Vale menasehati.
"Iya Bu. Kakak pasti belajar dari kebiasaan Ibu mengurus dan melayani Ayah," ucap Vale pelan.
"Memangnya Farel itu kerja apa sih, Kak?" tanya Ibu pada Vale.
"Dia itu asisten dosen Bu. Terus suka dapet proyek dari dosennya untuk buat sistem di toko, perusahaan atau sekolah gitu. Selain itu dia terima fotographer, kayak buat pernikahan atau pre wedding atau acara ulang tahun, kayak gitu sih," jawab Vale pelan.
"Ohhh ... mandiri juga ya," ucap Ibu memuji.
"Iya. Mandiri sekali. Ini juga tadi pulang semua Farel yang biayain, Kakak gak boleh keluarin uang, katanyaa buat simpenan Kakak saja," ucap Vale menceritakan kembali soal kemarin.
"Namanya jodoh ya, Kak. Gak ada yang tahu, kalian bisa, langsung klik begitu. Berarti Farel sudah yakin sama kamu, Kak," ucap Ibu pelan.
"Iya Bu. Bu ... Kakak mau pakai jilbab lagi," ucap Vale pelan.
"Wah ... Itu ide bagus. Sudah jadi istri harus bisa menjaga kehormatan dan martabat suami. Ibu dukung keinginan besar kamu itu," ucap Ibu pelan.
Vale sangat senang sekali. Ibunya begitu mendukung keinginan baik Vale, menikah muda walaupun belum lulus kuliah.
***
Farel sudah berdiri di depan teras rumah Valeria. Ia sudah menghubungi Ibunya pagi -pagi sekali dan bilang kalau Ayah Valeria ingin bicara dengan Ibunya.
"Pak, Ibu saya mau bicara," ucap farel sopan.
Ayah Vale menerima ponsel tersebut dan mulai berbicara ramah dan sopan dengan Ibu Farel. Ada pembicaraan yang serius dan akhirnya tercapai kata sepakat.
***
Suasana pagi itu begitu sepi dan sejuk. Udara pagi yang membuat tubuh terasa segar.
Keluarga Valeria dan Farel sedang makan bersama di meja makan. Ayah dan Ibu Vale beserta Ibu Farel telah sepakat akan menikahkan Valeria dan Farel nanti sore setelah ashar.
Setelah ini, Ayah Vale dan Farel akan mengurus surat -surat untuk pernikahan Valeria dan Farel. Ibu dan Valeria akan pergi ke salon terdekat untuk merias Valeria dengan baju pengantin serta riasan sederhana saja.
Hari ini adalah hari yang sanagt sibuk bagi kedua orang tua VAleria, Vale dan farel. Mereka mengurus sendiri acara pernkahan mereka.
Tepat jam dua belas siang, Farel ijin untuk ke kota bersama adik Valeria untuk mengambil uang dan membeli mahar berupa emas dan seperangkat alat sholat untuk Vale.
***
Hari mulai merangkak siang hingga menjelang waktu ashar. Tepat pukul satu siang, perias sudah datang untuk mendekorasi kamar pengantin secara sederhana. Jika sudah selesai mulai mendekorasi ruang tamu yang akan di apkai untuk ijab kabul.
Ibu Vale dan beberapa Ibu -Ibu tetangganya ikut membantu memasak untuk hidangan prasmanan ala kadarnya.
Seusai ijab kabul, mungkin hanya ada syukuran kecil -kecila saja.
Valeria duduk di depan cermin, wajahnya mulai di rias. Hiruk pikuk suara riuh di luar membuat rumahnya terlihat ramai karena semua ikut membantu menyuksesakan acara pernikahan singkat antara Valeria dan Farel.
Farel sudah membeli mahar dan beberapa hantaran untuk Valeria. Tidak lupa, Farel juga memberikan sejumlah uang di amplop sebagai pengganti biaya dapur. Sudah sesiap itu seorang Farel yang masih kuliah semester lima, mempersunting gadis pilihannya.
"Farel ini nama Valeria," ucap Ayah Valeria dengan suara pelan.
"Iya Pak," ucap Farel sipan.
"Mulai sekarang panggil Ayah," titah Ayah vale pada Farel.
***
Tepat jam tiga sore, semua orang sudah berkumpul di rumah sederhana Valeria. Penghulu dan Kiyai yang akan menikahkan mereka juga sudah datang.
Kini, giliran Farel yang akan mengucap ijab kabul yang secara langsung di lakukan oleh Ayah Vale.
Valeria sudah rapi dalam balutan kebaya dan kain panjang dengan riasan menggunakan hijab. Ia berjanji akan menggunakan hijab setelah menikah.
"Cantik abnget anak Ibu. Sudah mau nikah aja," ucap Ibu dnegan wajah sendu dan kedua mata yang mulai berkaca -kaca dan basah.
Orang tua mana yang tidak sedih, terutama Ibu melepas anak gadisnya yang sebentar lagi di bawa oleh pria yang menikahi putrinya. hanya doa dan restu untuk kedua putra putrinya agar bahagia dunia dan akhirat.
"Bisa di mulai sekarang? Silahkan Ayah pengantin wanita memulai," titah penghulu itu pada Ayah Valeria.
TAngan Ayah Valeria terulur dan emnjabat tangan Farel dnegan erat. Tatapan Ayah Vale pun lekat dan tajam agar Farel semakin yakin akan pilihannya dan tanggung jawab besar setelah ini.
"Untuk ananda Farel, Ayah selaku Ayah kandung Valeria, ingin melepas putri Ayah satu -satunya kepada kamu. Saya nikah dan kawinkan, putri saya yang bernama Valeria Friliana binti Fakrullah dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas seberat sepuluh gram di bayar tunai," ucap Ayah Vale dengan lantang dan sedikit menghentak tangannya pada jabat tangannya di tangan Farel.
"Saya terima nikah dan kawinnya, Valeria Friliana binti Fakrulah dnegan mas kawin tersebut di atas di bayar tunai," suara Farel begitu lantang dan keras.
"Bagaimana saksi? SAH?" tanay penghulu itu mengedarkan pandangannya pada semua orang yang ada di tempat itu.
SAH, jawab semua orang secara serempak.
Mendengar kata SAH, VAleria mengaminkan semuanya. pernikahan Singkat ini benar -benar lancar dan tanpa halangan apapun. Ibu mengulur tanagnnya untuk membantu Valeria keluar dari kamar menuju ruang tamu.
Saat itu juga, Valeria di bawa keluar dari kamar dan berjalan pelan menuju ruang tamu di tempat iajb kabul. Valeria dudu bersimpuh di samping Farel. Mereka saling bertukar cincin dan Vale mncium punggung tangan Farel dengan sikap hormat. Farel pun mencium kening Valeria dengan penuh kasih sayang dan ketulusan. Kedua pasanagn pengantin itu menyalami Ayah dan Ibu lalu sungkem untuk memohon doa dan restu agar pernikahan mereka langgeng dunia akhirat.
"Kalian sudah SAH menjadi pasanagn suami istri. Ingat kalian buakn lagi sendiri tapi satu kesatuan, di perluakn kejujuran, sikap terbuka dan saling komunikasi. Itu yang terpenting," Ayah Vale menasehati keduanya.
"Ingat, harus sabar, harsu daa yang mengalah. Tidak bakal ada api kalau tidak ada asap. Makanya, kalian harus jadi air jika salah satu dari kalia ada yang menjadi api di situasi etrtentu. Itu suatu bentuk kerja sama," ucap Ibu ikut menasehati kedua putra putrinya yang baru saja SAH menjadi pasanagn suami istri.
Acara pernikahan itu di lanjutkan dengan syukuran dan pengajian sederhana lalu makan bersama. Semua orang ikut mendoakan dan berbahagia mengucapkan selamat kepada pasangan penagntin baru itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments