Bab 2

Lima tahun kemudian.

Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat. Kini Rafa Zayano Faresta telah menjadi pewaris kekayaan keluarganya. Setelah lulus di Universitas Harvard dan menempuh pendidikan selama tiga tahun, dia mendapat gelar cumlaude dengan kejeniusannya.

Kemudian pulang dan menggantikan posisi ayahnya sebagai CEO di Faresta Group, salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Satu tahun menjabat, Rafa mampu membawa perusahaan Faresta Group masuk dalam sepuluh besar jajaran perusahaan terbesar di dunia.

Tidak banyak hal yang berubah darinya, sifatnya masih tetap dingin dan datar. Fisiknya semakin gagah dan tampan. Membuatnya banyak digilai di kalangan wanita dan mereka berlomba-lomba ingin menjadi pacarnya.

Tapi Rafa belum ingin menempatkan hatinya kepada seorang wanita. Cinta ditolak lima tahun yang lalu membuatnya masih belum menerima kenyataan.

Selain itu..Riska juga tiba-tiba memutuskannya. Entah apa yang membuatnya mengakhiri hubungan kami hanya lewat pesan. Tapi ada yang janggal dengan hatinya.

Semenjak hari berakhirnya hubungan kami, dia tidak pernah melihat Riska lagi. Informasi yang dia dapatkan dari grup kelas, bahwa Riska sedang kuliah di luar negeri.

Tidak ada satupun yang tau jika kami putus, jadi mereka heboh bertanya padanya saat salah satu dari mereka tidak sengaja melihat Riska bersama pria lain dan mengiriminya ke grup.

Dia tidak menanggapi apa-apa, dia hanya dia sambil menatap kosong foto itu. Marah? mungkin. Namun dia mencoba menepisnya, tapi hatinya kecilnya menolak untuk mengabaikan semuanya.

Walaupun dia berpacaran dengan Riska hanya untuk kepentingan diri sendiri, tapi jujur dia nyaman jika bersamanya. Riska tidak seperti perempuan lain yang manja dan berisik, itulah mengapa dia tidak merasa risih saat bersamanya.

Jadi, melihat Riska bersama pria lain..rasanya seperti ada perasaan tidak suka.

"Tuan Rafa, rapat dengan dewan direksi akan segera di laksanakan dalam lima menit lagi"

Suara berat Ryan sekretarisnya, menyadarkannya dari lamunan masa lalunya.

"Hn.apakah semua sudah siap?" tanyanya datar.

"Sudah Tuan Rafa" jawab Ryan sopan.

Rafa bangun dari kursi kebanggaannya, merapikan jas mewahnya lalu berjalan dengan penuh kewibawaan menuju pintu di ikuti Ryan.

Dalam hati, dia berharap bisa dipertemukan kembali dengan Riska dan mencari tahu kenapa dia belum rela dengan keputusannya secara tiba-tiba itu.

...----------------...

Di sisi lain.

Di Bandara Internasional, Seorang wanita turun dari pesawat. Perawakan tinggi langsing dan kecantikannya membuatnya menjadi pusat perhatian.

Dialah Riska Shafira.

Mengenakan kulot cream yang dipadukan kemeja hitam yang lengannya sedikit digulung dan hig heels warna hitam, rambut panjang yang dibiarkan tergerai membuatnya tampil modis.

Dia berjalan keluar bandara sambil membawa kopernya. namun dia tidak sendirian, ada laki-laki tampan bernama Vero Alastar mengikutinya. Laki-laki itu adalah teman saat kuliahnya di luar negeri. Mereka mengambil jurusan yang sama yaitu kedokteran. Karena sama-sama berasal dari negara yang sama, membuat mereka akrab selama kuliah.

"Kita berpisah disini. Kita akan bertemu lagi besok di rumah sakit" Kata Riska menatap wajah laki-laki yang lebih tinggi darinya.

"Kau tidak ingin ku antar. Sebentar lagi supirku akan datang" tawar Vero.

"Tidak perlu, aku naik taksi aja." Tolak Riska halus sambil berjalan ke arah taksi yang sudah menunggunya.

Vero menghela nafas. Sejak berteman, Riska memang tidak pernah mau merepotkan orang lain. Dia kemudian membantu Riska mengangkat koper dan menaruhnya di bagasi.

"Aku duluan ya.. " ucap Riska tersenyum setelah masuk taksi.

"Hm, hati-hati.. " sahut Vero menatap kepergian Riska. Selang beberapa saat, mobil jemputannya datang. Dia masuk dan ikut meninggalkan area bandara.

Di perjalanan, Riska menatap jendela untuk memandang kota kelahirannya. Selama lima tahun terakhir, tidak ada yang berubah, semua tetap sama. Awalnya dia belum siap untuk kembali, namun pekerjaannya di tempatkan disini. Sebagai seorang calon dokter, dia harus dituntut harus tetap profesional. Mau tidak mau dia harus menerimanya.

Setelah lima tahun di luar negeri, banyak hal yang dia lewati. Mulai dari dirinya yang mencoba melupakan perasaannya yang sakit hati akibat cinta pertamanya.Semua terasa sulit, karena luka yang ditinggalkan terlalu dalam. Namun, dia berusaha bertahan dan seiring waktu berjalan, sedikit demi sedikit dia bisa melupakannya.

Selain itu, dia juga menghindari sahabatnya Anna. Mungkin Anna tidak bersalah tapi hatinya menolak untuk bertemu dengannya. Dia bahkan mengganti nomor telponnya agar tidak bisa dihubungi olehnya.

Tidak terasa melewati perjalanan dengan mengingat kembali masa lalu membuatnya tidak sadar jika dia sudah sampai di rumah sederhananya. Jika tidak mendengar suara supir yang menegurnya, mungkin dia masih tenggelam dalam lamunannya.

Setelah membayar taksi lalu turun, Dia disambut oleh kedua orang tuanya di depan pintu. Sontak senyum merekah lebar di bibirnya. Rasa bahagia dan rindu bercampur menjadi satu. Dia berlari ke arah kedua orang tuanya lalu memeluk mereka erat.

"Ayah..Ibu.. Riska pulang.Aku sangat merindukan kalian berdua." kata Riska dengan mata berkaca-kaca.

"Selamat datang kembali anakku.. Kami juga sangat merindukanmu " Kata ibu Riska dengan halus dan lemah lembut. Dia mengelus rambut Riska yang ada didekapannya.

"Ya nak setiap hari kami rindu padamu. dan kami juga bangga padamu" sambung Ayah Riska tak kalah bahagia.

Riska melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya yang jatuh. Lalu menatap kedua orang tuanya.

"Ini juga berkat doa dan dukungan kalian" kata Riska. Dalam hati dia juga sangat bangga karena bisa memberikan yang terbaik untuk orang tuanya.

"Kalian berdua tetap sehat kan? " tanya Riska pada mereka.

Mereka berdua tersenyum. lalu sang ayah menjawab " Kami selalu sehat nak."

Mendengar jawaban Ayahnya, Riska merasa lega dan ikut tersenyum.

"Ya udah ayo masuk.. Ibu dan Ayah sudah menyiapkan makanan kesukaanmu. Kau pasti lapar setelah perjalanan jauh" Ajak Ibu Riska dengan menggandeng tangan putrinya untuk masuk kedalam.

Sedangkan sang ayah membawa barang Riska lalu ikut masuk.

"Wah perutku semakin lapar melihat semua ini" kata Riska dengan mata berbinar-binar menatap banyak makanan kesukaannya tersaji di meja makan. Dia kemudian dengan bersemangat duduk di kursi lalu menyendok nasi dengan buru-buru.

Orang tua Riska hanya bisa tersenyum melihat tingkah putrinya yang tidak berubah. Padahal sudah dewasa tapi tetap saja bersikap seperti anak-anak.

"Oh ya, Riska juga punya banyak oleh-oleh untuk kalian berdua" kata Riska sebelum menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Terimakasih nak, sekarang makanlah yang banyak" sahut Ibu Riska.

Riska mengangguk dan menyantap makanannya dengan lahap.

Setelah makan dan berbincang untuk melepas kerinduan dengan orang tuanya. Riska pergi ke kamarnya yang tidak berubah sedikitpun sebelum kepergiannya keluar negeri.

Dia berjalan ke ranjang dan merebahkan tubuhnya. mulai hari ini perjalanan hidup yang baru akan dimulai dari sekarang . Mungkin sudah saatnya dia melupakan masa lalunya dan bergerak maju kedepannya.

Terpopuler

Comments

Yuri_be💜

Yuri_be💜

hai thor aku mampir nih, semangat berkarya♥️

2023-07-28

0

vina

vina

semangat terus up nya kak

2023-07-01

0

Vellysia

Vellysia

bab 2 bikin aku traveling kak ..
seruuu
aku hadir

2023-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!