"Bu saya permisi dulu. Anda bisa menemani suami anda ke ruang inap" kata Riska pada Istri pasiennya.
"Ya.. Sekali lagi terimakasih dok" setelah mengatakan itu Ibu itu mengikuti suaminya yang di dorong oleh kedua perawat tadi.
Sedangkan Riska berjalan ke arah berlawanan sambil memasukkan kedua tangannya di saku jas. Dia terlihat bahagia karena pertama kerja sudah bisa menangani pasien dengan baik.
Namun baru melangkah beberapa langkah, Secara bersamaan Rafa datang dari belokan dan tepat..mereka saling berhadapan satu sama lain. Jarak mereka hanya terhalang lima meter.
Seolah waktu tiba-tiba berhenti, Rafa dan Riska sama-sama terdiam membeku. Tubuh mereka tidak bisa digerakkan seolah seluruh sendi terasa kaku. Dua-duanya sama-sama terkejut dengan mata melebar sempurna.
"Riska/ Ra-rafa " gumam keduanya bersamaan dan tidak percaya dengan pertemuan yang secara tidak terduga itu.
Ryan yang mengikuti Rafa di belakangnya ikut berhenti dan menatap keheranan bosnya yang terdiam mematung. Dia juga mendengar bosnya bergumam menyebut nama seseorang. Dia menoleh dan menatap lurus ke depan, dan mengernyit alis bingung saat ada seorang dokter wanita yang juga berdiri kaku disana. Otaknya mulai menerka-nerka, apa bosnya mengenal dokter itu, namun melihat dari gelagat keduannya sepertinya saling kenal.
"Tuan Rafa kenapa anda berhenti? " karena rasa penasaran akhirnya Ryan bertanya.
Rafa tersadar dari keterkejutannya, tanpa menjawab pertanyaan sekretarisnya dia melangkah kaki panjangnya untuk lebih dekat dengan wanita di depannya. Dia harus memastikan jika yang dilihatnya adalah Riska yang dia kenal.
"Riska.. Itu beneran kau.. " Rafa kembali bersuara saat wanita di hadapannya beneran Riska.
Sedangkan Riska yang masih terpaku langsung terbangun ketika mendengar suara Rafa sangat dekat. Dia tersentak saat Rafa sudah di hadapannya.
"Mm hai..iya ini aku" sahut Riska kaku sambil mencoba memaksakan dirinya tersenyum, dia juga berusaha mengendalikan getaran suaranya agar tidak goyah.
Matanya menatap wajah Rafa di depannya, seketika jantungnya berdegup kencang melihat Rafa yang semakin tampan dan terlihat keren dalam balutan jas kantor.
"Kapan kau kembali?" Rafa bertanya sambil meneliti penampilan Riska yang terlihat berbeda.
Aneh, kenapa dirinya merasa gugup bertemu kembali dengan Riska. Setelah tidak lama bertemu, dia semakin cantik dari lima tahun yang lalu dan sekarang dia juga sudah menjadi seorang dokter.
"Kemarin" Riska hanya menjawab seadanya. dia berusaha keras menghindari kontak mata dengan Rafa.
"Kau tidak sibuk?..bisa kita bicara sebentar?"
"Bi-cara apa ya? " Tanya balik Riska dengan gugup yang kentara.
"Ini tentang pesanmu lima tahun yang lalu" Rasanya penasarannya tidak bisa di bendung lagi saat melihat Riksa sudah berada di hadapannya. lebih baik dia tanyakan saja sebab dia meminta putus.
Kenapa Rafa tiba-tiba ingin membahasnya, bukannya seharusnya dia tidak peduli jika dia minta putus?, pikir Riska.
Saat Riska akan menjawab pertanyaan Rafa, terdengar panggilan dari arah belakang.
"Dokter Riska!! "
Spontan semuanya menoleh dari arah datangnya panggilan itu. Ternyata itu perawat yang tadi bernama Lina. Dia berjalan mendekat ke hadapan Riska.
"Dokter Riska..Anda di suruh menggantikan Dokter Susi untuk membantu pasien yang akan konsultasi hari ini. Beliau sedang mengambil cuti bulan madu, jadi tanggung jawab ini di serahkan kepada Anda untuk sementara" jelas Lina.
"Baiklah, kalau gitu ayo pergi" sahut Riska cepat.
Dalam hati dia sangat bersyukur karena Lina datang tepat waktu. Jika tidak, dia tau harus bicara apa untuk menjawabnya. karena sejujurnya dia tidak ingin ada hubungan lagi dengan Rafa.
"Maaf Rafa tapi aku harus pergi.. "
"Tunggu Riska..setelah kau selesai,kita bisa bicara kan? " cegat Rafa.
"A-ku tidak tau..aku pergi dulu.." timbal Riska lalu pergi dari sana.
Lina sempat terkejut melihat ada CEO dari Faresta Group disini, tapi hanya sebentar setelah itu dia langsung mengikuti Riska.
Rafa menatap lurus kepergian Riska. Apa maksudnya tidak tau, apakah Riska tidak mau berbicara dengannya.
"Tuan Rafa apa kita jadi menjenguk pak sudarmanto? " tanya Ryan membuat Rafa menoleh dan menatapnya datar.
"Hm" sahutnya singkat.
"Tapi sepertinya dia sudah di pindahkan keruangan lain karena ruangannya terlihat sepi" Ryan menatap ruangan bertuliskan UGD yang tidak ada tanda-tanda sedang melakukan operasi.
"Cari tahu" perintah Rafa tanpa ekspresi.
"Baik tuan Rafa"
****
Malam pun tiba, Rafa kembali menunggu kepulangan Riska di mobil. Setelah menjenguk sebentar pekerjanya yang terluka, dia mencari Riska lagi. namun Riska terlihat sibuk sekali. Jadi dia kembali ke kantornya dan mempercepat pekerjaannya, lalu datang lagi ke sini.
"Tuan Rafa sampai kapan kita akan berdiam disini? "
Pertanyaan tiba-tiba Ryan membuatnya menoleh ke depan. Dia tidak ada niatan menjawab, justru dia hanya memberikan tatapan datar lalu kembali melihat arah pintu masuk rumah sakit.
Ryan dapat respon seperti itu dari bosnya, hanya bisa menahan rasa ingin taunya. Bosnya sangat aneh semenjak bertemu dengan dokter wanita tadi. Pulang cepat dan rela menunggu berjam-jam.
Apa tuanya memiliki perasaan pada dokter itu? tiba-tiba dia jadi semakin penasaran, jarang-jarang melihat bosnya seperti ini.
Rafa terkesiap saat melihat Riska sudah keluar dari pintu utama rumah sakit. Dia buru-buru membuka pintu mobil dan berjalan tergesa-gesa ke arah Riska.
"Riska" panggilnya.
Riska yang baru keluar menoleh saat orang memanggilnya. Dia terkejut melihat Rafa yang ternyata adalah orangnya.
"Riska kau sudah pulang? bisa bicara sebentar? " Rafa menghadang Riska.
Sementara Riska merasa heran, kenapa Rafa begitu ngotot ingin berbicara dengannya, sampai menunggu dirinya pulang pula. Sekarang dia harus menolak gimana lagi agar terhindar dari semua ini.
Dia melirik ke arah lain untuk mencari keberadaan Vero yang belum juga kunjung datang. Padahal hanya mengambil mobil diparkiran tapi kenapa sangat lama.
Namun baru saja dia menggerutu dalam hati, mobil Vero sudah terlihat dari pandangannya. Dia bernafas lega lalu menatap datar Rafa di depannya.
"Sepertinya tidak bisa, aku sudah ada janji dengan seseorang.. permisi" Riska kemudian melengos dengan cepat dari hadapan Rafa menuju mobil Vero.
Rafa mengikuti arah perginya Riska. Ekspresinya berubah gelap saat Riska masuk kedalam mobil seorang pria. Apa pria itu pacarnya?, pergi begitu cepat dan tidak mau bicara dengannya. Apa Riska takut membuat pacarnya menunggu?
Rafa berjalan masuk kembali ke dalam mobil dengan ekspresi yang sangat menyeramkan, membuat sekretarisnya merinding.
"Besok pagi saya mau semua informasi tentang wanita dan pria itu ada di meja saya" kata Rafa dingin.
"Baik" sahut Ryan cepat lalu menjalankan mobilnya.
Benar-benar menakutkan, suhunya berubah menjadi sangat dingin mampu membuatnya menggigil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Aisyah Putri
aku ngk suka komen tapi ini ok 👍👍👍
2023-09-30
0
◌⑅⃝𖤐𝑘𝑎𝑧𝑢𝑚𝑖 [𝓗𝓲𝓪𝓽]𒈔
saya baca segini dulu ya kk nanti sambung lagi 🤗 tetap semangat kk💪
2023-06-21
1
😺 Aning 😾
Hadechhh kok bawaannya kesal ya akku.
2023-06-09
0