Ekspresi wajah Okta berubah, lalu ia beralih menatap suaminya. Lucas dapat menangkap ekspresi sang istri yang tidak menyukai tamu mereka. "Apakah ini saatnya aku diperiksa, Dok?" tanya Lucas menatap sang istri. Okta hanya menjawab dengan anggukan kepala.
"Ya sudah, Lucas. Dokter Okta, saya harus pergi karena ada jadwal sidang yang harus saya ikuti," pamit Pablo sambil berjabat tangan dengan Lucas dan Okta. Lalu ia beranjak pergi dari kamar inap Lucas.
"Apa yang terjadi, sayang?" tanya Lucas.
"Sayang, kau harus berhati-hati dengan temanmu itu. Pablo bukanlah orang baik, dia ingin menyuntik mati Eliza dan membuatmu lumpuh. Itu rencananya yang kudengar di ruangan dokter Marco tadi," adu Okta kepada sang suami.
"Apa kau yakin kalau Pablo yang kamu maksud adalah rekan kerjaku?" tanya Lucas meyakinkan.
Okta mengangguk pasti. Lucas terdiam sejenak, berfikir. "Aku akan memastikan keadaan Eliza," ucap Lucas, lalu mencoba menelpon orang kepercayaannya. Namun, sambungan telepon tidak bisa dihubungi.
"Aku rasa kita harus pergi dari sini, sayang. Rumah sakit ini sudah tidak aman," ucap Okta cemas. Lalu Okta menghubungi perawat untuk membawakan kursi roda untuknya.
"Sayang, kita tidak bisa pergi begitu saja. Eliza menjadi tanggung jawabku. Tuan Elioz telah mewasiatkan dia kepadaku," ucap Lucas.
"Untuk apa kita mengurusi anak berusia 10 tahun itu, yang berdampak pada keselamatan kita, sayang? Kita belum tahu apa dia bisa bertahan hidup. Berikan saja apa yang mereka mau sayang, biar kita bisa bebas dari masalah ini," protes Okta.
"Sayang, Eliza sebatang kara di dunia ini. Mana sisi kemanusiaanmu?" kata Lucas penuh penekanan.
"Kau memesan kursi roda, Lucas," ucap Pablo yang tiba-tiba mendorong kursi roda masuk ke dalam ruangan.
"Pablo, kau?" ucap Lucas kaget.
Pablo tersenyum, "Apa aku mengganggu perdebatan kalian?" sahut Pablo.
"Sebenarnya, aku belum ingin membuka kedokku padamu sekarang. Tapi, apa boleh buat. Istri mu telah membongkar penyamaranku padamu. Benar apa kata istri mu, berikan apa yang kuinginkan maka aku tidak akan menyakiti siapa-siapa. Kau akan bebas," ucap Pablo sambil tersenyum licik.
"Apa mau mu? Apa kau menaruh alat penyadap di sini?" tanya Lucas.
"Tebakanmu tepat, aku menaruh alat penyadap di sini," kata Pablo sambil mengambil alat tersebut dari bawah tempat tidur Lucas. Lalu ia menunjukkannya kepadanya.
"Kau pengkhianat!" umpat Lucas. "Katakan apa mau mu hingga kau melakukan semua ini?"
Pablo tertawa lepas. "Aku menginginkan berkas pengalihan perusahaan LZ Grup," jawab Pablo sambil menatap Lucas serius.
"Itu tidak akan terjadi, Pablo!" tolak Lucas.
"Apa kau ingin bernasib sama dengan Elioz?" tanya Pablo santai.
"Siapa yang menyuruhmu? Dan siapa dirimu sebenarnya?" tanya Lucas selidik.
"Kau tidak perlu tahu, Lucas," kata Pablo sambil menjentikkan jarinya, memerintahkan anak buahnya menangkap Okta dan Lucas.
"Lepaskan aku!" teriak Okta saat lengan kanannya digenggam erat oleh anak buah Pablo.
"Katakan kau simpan di mana berkas itu!" desak Pablo.
Lucas hanya terdiam.
"Waktu ku tidak banyak, Lucas. Kalau kau masih membisu, ku pastikan istri mu tercinta tidak akan selamat."
"AAAA... Lepaskan!!" teriak Okta.
Lucas menjadi bimbang. "Baiklah akan kuserahkan berkas itu padamu. Tapi, lepaskan dulu istriku, Pablo," ucap Lucas panik.
"Berkas itu ada di dalam brankas di rumah, ruang kerjaku."
"Oke, Lucas. Besok aku ingin kau menyerahkannya kepadaku, dan jangan macam-macam kalau ingin istriku selamat," ancam Pablo.
"Bawa wanita ini!" perintah Pablo lalu keluar dari ruang rawat Lucas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Shai'er
hadeuh🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2023-07-03
0
Shai'er
tidak 😱😱😱
2023-07-03
0
Shai'er
wat😱😱😱😱😱😱
2023-07-03
0