Bab 5 seperti psikopat saja

Sebenarnya apa yang di lakukan Malvia tidak luput dari kenangan akan masa lalunya. Dimasa lalu, Malvia sering di abaikan oleh ibunya entah karena apa. Bahkan ketika dia menangis sang ibu enggan untuk memeluknya. Seakan dia bukanlah putri kandungnya saja. Kadang Malvia berfikir jika dia dan sang ibu tidak lah seperti anak dan ibu kandung.

Ibunya hanya bersikap hangat untuk sesaat saja. Ketika ayahnya tidak ada, dia lebih sering mengacuhkannya dan tidak peduli dengannya.

Rupanya hal itu juga dia lakukan pada Celyn. Bahkan saat anak itu tak berdaya karena kecerobohannya dan hampir saja mati dia tidak merasakan emosi apapun. Malvia harusnya sedih dan panik. Namun hal itu tidak bisa dia rasakan. Dia tidak merasakan emosi seperti wanita pada umumnya.

Rio ada didalam ruangan bersama Celyn. Dia terlihat panik. Dokter lalu menyuruhnya keluar.

Sementara Malvia mengirim pesan pada Jonathan agar ke rumah sakit. Jonathan yang sedang dalam perjalanan langsung putar arah menuju rumah sakit dimana Malvia dan Celyn ada disana.

Sampai di depan ruangan dimana Celyn di tangani dokter, Jonathan terkejut melihat ada Rio juga disana. Dengan mengepalkan tangannya dia langsung menuduh jika Riolah yang membuat Celyn seperti ini. Hingga Malvia datang dan melerai pertengkaran yang akan terjadi.

"Aku yang membuat dia seperti ini," kata Malvia ketika satu tangan Jonathan siap menghantam muka Rio.

"See!" Dengan kesal Rio mengibaskan tangan Jonathan dari bajunya.

Jonathan menatap tajam wajah Malvia.

"Pergi dari sini! Jangan dekati Celyn atau aku tidak akan segan untuk membunuhmu jika kau mengganggu nya!" Ancam jonathan pada Rio. Saat ini Jonathan sudah punya anak buah dan juga kedudukan serta uang yang banyak, sama seperti Rio. Sehingga dia tidak bisa di remehkan lagi seperti ketika dia hanya menjadi seorang ajudan.

"Kau jangan lupa. Dia anak kandungku. Darahku mengalir dalam tubuhnya!" Gertak Rio pada Jonathan.

"Dan aku adalah ayahnya. Aku yang merawat sejak dia lahir hingga sebesar ini. Jangan ganggu hubungan kami!" Gertak Jonathan balik dan mereka berdua saling beradu akan mencekik leher lawan bicaranya.

Tiba-tiba saja Malvia berteriak dan membuat mereka berdua kaget lalu saling melepaskan cekikan mereka.

"Aku tidak peduli. Kalian berdua urus anak itu. Aku akan pulang," Malvia bicara tanpa ekspresi dan membuat Jonathan dan Rio terheran lalu malah saling berpandangan dengan bingung.

Biasanya seorang ibu lah yang paling panik jika anaknya sakit. Tapi hal itu tidak berlaku pada Malvia. Dia tidak panik sama sekali. Hingga Malvia melangkah pergi, Jonathan dan Rio duduk saling berjauhan tanpa bicara. Mereka menunggu kabar dari dokter.

"Siapa ayahnya? Silahkan masuk!" kata dokter membuka pintu.

"Saya!" Mereka berdua menyahut dan berdiri bersamaan. Dokter itu sempat bingung lalu menyebut nama salah satu dari mereka.

"Tuan Jonathan!" Panggil dokter karena memang data Celyn beserta kartu keluarganya sudah ada di rumah sakit itu. Rio nampak shock dan terbengong. Dia memang ayah secara biologis, namun dia tidak terdaftar dalam hukum negara sebagai ayah yang sah dari Celyn.

Jonathan dengan lega masuk kedalam. Dia lalu menemui Celyn dan bicara dengannya. Sementara Rio berdiri diluar dan menatap dari kaca kecil kedekatan Jonathan dan Celyn.

"Aku tidak terima. Dia adalah anakku. Pelayan itu bukan siapa-siapa. Lihat saja. Akan aku beritahu dia jika akulah ayah kandungnya," kata Rio dengan geramnya saat melihat Jonathan mengelus rambut Celyn.

.

Sementara dirumahnya, Malvia terlihat mengambil foto masa kecilnya dan membuatnya sedih kala teringat akan dia yang kesepian sepanjang hari. Dia tidak punya teman dan ibunya juga tidak dekat dengannya.

Dia lebih sering bicara pada kupu-kupu atau binatang peliharaannya untuk menjadi teman bicaranya.

Malvia selain menjafi CEO dia juga penulis buku. Dia menulis buku dongeng untuk anak-anak. Disana dia bisa menceritakan hal yang dia alami dan tidak di pahami oleh orang lain.

"Nona, ada presiden dari panti asuhan ingin bertemu denganmu," kata salah satu asisten pribadinya.

"Aku akan datang," kata Malvia lalu bersiap pergi ke panti asuhan.

Disana ada lebih dari seratus anak sudah duduk dengan masing-masing membawa buku dongeng sumbangan dari Malvia. Dan berkat dongeng yang yang dia buat, banyak anak-anak gemar membaca dan terhibur.

Hal ini sangat di apresiasi oleh pemilik panti asuhan itu dan ingin bertemu dengan Malvia dan mengucapkan terimakasih padanya. Mereka juga membuat pesta kecil untuk Malvia yang di buat oleh anak-anak panti asuhan dan di bantu oleh pengasuh mereka.

Malvia senang namun dia juga tidak merasakan emosi apapun. Dia terharu namun hanya sesaat. Lalu wajahnya kembali terlihat sedingin es tanpa ekspresi apapun. Kenangan akan masa kecilnya yang terabaikan telah membuat hatinya menjadi terguncang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!