Hanggara dan Belinda sama-sama terkejut ketika nyaris saja kedua bibir mereka saling bertemu suara seseorang mengejutkan mereka dan tentu saja orang tersebut adalah Sutikno. Pria itu awalnya hendak pergi ke toilet namun ketika melintas halaman belakang rumah ia melihat sosok Hanggara dan Belinda yang dari gerak-geriknya nampak begitu sangat mencurigakan. Karena didorong oleh rasa penasaran yang tinggi maka Sutikno pun kemudian pergi menghampiri mereka berdua dan benar saja Sutikno dibuat terkejut dengan apa yang hendak dilakukan oleh istri dan adik iparnya hingga Sutikno pun menanyakannya pada mereka. Belinda dan Hanggara nampak salah tingkah namun kemudian Belinda mengatakan bahwa ia hendak pergi dulu, selepas Belinda pergi kini Sutikno pun kemudian menatap tajam adiknya, ia bertanya apa yang dilakukan oleh Hanggara dan Belinda barusan.
“Kami sama sekali tidak melakukan apa pun.”
Jawaban Hanggara barusan tentu saja sama sekali tidak dapat untuk dipercaya oleh Sutikno karena dengan kedua mata kepalanya sendiri ia melihat Belinda dan Hanggara hendak berciuman dan tentu saja Sutikno yakin bahwa keduanya memiliki hubungan spesial selama ini di belakangnya.
“Kenapa tiba-tiba kamu tertarik sekali menanyakan itu?” tanya Hanggara tenang.
“Katakan padaku, kamu dan istriku memiliki hubungan kan?!” desak Sutikno geram.
Hanggara sama sekali tidak merasa terintimidasi dengan ucapan Sutikno barusan, pria itu berjalan mendekati sang kakak tiri dan mengatakan bahwa ia dan Belinda sama sekali tidak memiliki hubungan apa pun. Sutikno marah dan menarik kerah baju yang dikenakan oleh Hanggara, ia mendesak Hanggara untuk jujur namun Hanggara mendorong Sutikno supaya kakaknya ini melepaskannya.
“Aku sudah mengatakannya padamu barusan, kenapa kamu bersikap kasar padaku?”
Selepas mengatakan itu Hanggara nampak berlalu meninggalkan Sutikno dan tentu saja walau Sutikno sudah memanggil namanya berulang kali dan mengatakan bahwa urusan di antara mereka berdua belum selesai namun Hanggara sama sekali tidak mau berbalik badan dan terus saja berjalan masuk kembali ke dalam rumah.
“Aku yakin sekali bahwa mereka berdua pasti memiliki hubungan.”
****
Belinda, Sutikno dan Chelsea sudah kembali ke rumah, putri mereka sudah masuk ke dalam kamar sementara ketika Belinda hendak masuk ke dalam kamarnya nampak Sutikno langsung menghalangi sang istri dan mengatakan kalau ada hal yang ingin ia bicarakan dengan Belinda.
“Astaga Sutikno, apa lagi yang ingin kamu bicarakan denganku? Kamu tahu kan kalau saat ini aku sedang lelah?!”
“Sekali ini saja Belinda, katakan padaku yang sebenarnya, apakah kamu dan Hanggara memiliki hubungan spesial?”
Belinda tentu saja mengatakan pada suaminya bahwa ia tidak memiliki hubungan dengan Hanggara namun jawaban Belinda sama sekali tidak memuaskan Sutikno karena pria itu melihat sang istri dan adik tiri barusan
hendak berciuman di depan kedua mata kepalanya sendiri.
“Kamu dan Hanggara nyaris berciuman andai saja aku tidak melihat kalian berdua kan?”
“Kamu ini bicara apa? Siapa yang hendak berciuman? Hanggara barusan membantuku membersihkan mataku yang terkena debu.”
“Apa katamu? Terkena debu?”
“Terserah kalau kamu tidak percaya padaku!”
Selepas mengatakan itu Belinda langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya, Sutikno sudah berusaha menggedor pintu kamar Belinda namun istrinya itu sama sekali tidak mau membukakan pintu untuknya.
“Belinda, kamu pikir dapat menipuku dengan alasan konyol barusan? Kita lihat saja nanti,” geramnya.
****
Selepas kejadian tak mengenakan yang terjadi di rumah keluarga suaminya, Belinda jadi agak was-was ketika Hanggara mengajaknya untuk bertemu padahal pria itu sudah merindukannya sekali namun Belinda mengatakan
bahwa Sutikno tengah mencurigai mereka dan Belinda juga tidak ingin secara terburu-buru untuk mendeklarasikan hubungan terlarangnya dengan sang adik ipar pada suaminya itu.
“Memangnya kenapa? Kamu takut kalau kakakku menceraikanmu? Bukankah kamu bisa hidup tanpa dia?”
“Iya, aku bukan takut karena diceraikan olehnya namun aku khawatir padamu, apakah kamu tahu bahwa dia akan melakukan apa pun untuk menghancurkanmu kalau tahu mengenai hubungan kita?”
“Aku tidak tahu kalau kamu begitu mencemaskanku, akan tetapi tenang saja aku tidak akan gentar menghadapinya.”
“Kamu tidak mengenal siapa Sutikno, Hanggara.”
“Tentu saja aku mengenalnya Belinda, aku ini adiknya dan aku tahu apa yang akan dia lakukan padaku jika tahu adiknya berselingkuh dengan istrinya, aku siap menerimanya.”
Belinda nampak menghela napasnya panjang, obrolannya dengan Hanggara saat ini sama sekali tidak akan menemukan titik temu, Belinda pun memutuskan untuk menutup sambungan teleponnya dengan Hanggara dan kemudian kembali fokus dengan pekerjannya. Ketika ia tengah sibuk dengan laptop yang ada di hadapannya nampak ponselnya berdering dan di layarnya tertera nama suaminya namun Belinda sama sekali tidak berniat untuk menjawab telepon tersebut.
****
Chelsea tengah duduk sendirian di sebuah café menunggu seseorang datang menemuinya, sebelumnya ia sudah janjian dengan orang itu untuk bertemu di sini dan sembari menunggu orang itu datang nampak Chelsea memainkan akun sosial media di ponselnya hingga tidak lama kemudian akhirnya orang yang sejak tadi ia nantikan datang juga.
“Apakah kamu sudah lama menungguku?”
“Tidak lama kok, Om.”
Orang yang sudah janjian dengannya bertemu di sini adalah Hanggara, Chelsea ingin menanyakan sesuatu pada omnya ini mengingat kemarin saat pertengkaran antara kedua orang tuanya ia sempat mendengar nama omnya ini disebut-sebut oleh papanya dengan nada tinggi.
“Jadi apa yang hendak kamu bicarakan dengan Om di sini?”
Chelsea tanpa membuang waktu langsung menceritakan pertengkaran kedua orang tuanya semalam di rumah selepas mereka pergi ke rumah keluarga Sutikno, Hanggara menyimak cerita keponakannya hingga akhirnya Chelsea pun mengajukan pertanyaan pada Hanggara.
“Om, kenapa papa menyebut kalau Om memiliki hubungan dengan mama? Semua tidak benar kan?”
Hanggara nampak tersenyum pada keponakannya dan kemudian menggenggam tangan keponakannya, ia mengatakan pada Chelsea untuk jangan merisaukan ucapan papanya barusan.
“Kamu percaya pada Om kan, sayang?”
“Iya Om, aku percaya kalau Om tidak mungkin seperti itu, papa pasti hanya asal bicara saja.”
Hanggara namapak tersenyum mendengar ucapan Chelsea barusan, setidaknya saat ini belumlah waktu yang tepat bagi Hanggara memberitahukan pada keponakannya mengenai hubungannya yang sebenarnya dengan
sang mama.
****
Sutikno sedang kesal sekali hingga ia memutuskan untuk tidak pulang ke rumah dan memilih bermalam dengan wanita simpanannya, Belinda sendiri sudah pulang ke rumah dan ia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan
suaminya di rumah ini.
“Papa belum pulang,” ujar Chlesea.
“Begitu rupanya, kamu sendiri kenapa belum tidur?”
“Aku menunggu Mama, siapa tahu Mama ikut lembur juga dan tidak memberitahuku.”
“Apakah kalau Mama lembur di kantor maka kamu ingin menginap di rumah temanmu?”
“Iya, menginap bersama temanku lebih menyenangkan dari pada harus tidur sendirian di rumah.”
“Apakah itu hanya alasan saja? Kamu sebenarnya ingin tidur dengan pacarmu kan?”
“Mama ini! Tentu saja tidak!”
Ketika mereka berdua tengah bertengkar, terdengar suara bel di pintu utama dan asisten rumah tangga membukakan pintu hingga akhirnya tamu itu pun masuk ke dalam rumah, Belinda nampak terkejut melihat
siapa tamu yang datang malam ini ke rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments