"Memangnya apa kesalahan Paman dan Bibi?" tanya ku begitu penasaran.
"Karena mereka sudah membangkitkan vampir yang berumur di bawah 17 tahun.."
Aku pun terkejut kala mendengar fakta tersebut.
"Apa kak Rayn mengatakan yang sebenarnya ke Myrtle?"
"Ya, Myrt. mulai sekarang, aku akan selalu mengatakan segalanya kepada mu,"
"Tapi sebelumnya Kak Rayn berbohong!" aku menudingnya lagi.
"Kak Rayn baru mengatakan perihal vampir ini sekarang.Sementara bertahun-tahun kemarin Kaka dan juga Paman dan Bibi sudah membohongi Myrt!" lanjut ku menuding nya.
"Itu kemarin,Myrt. Mulai sekarang, Kakak akan selalu mengatakan hal yang benar kepada mu. Tak ada lagi yang perlu ditutupi. Percayalah!"
Mendengar di kesungguhan dalam suaranya, aku sungguh merasa tergugah jadinya. Belum lagi ku dapati pula kesungguhan tiu di mata indah milik Kak Rayn. Sepasang mata yang selalu membuat ku tenang sekaligus juga gugup di waktu yang bersamaan.
"Myrt? Kamu melamun lagi. Apa yang sedang kamu pikirkan, hah?"
Dengan terburu-buru aku menjernihkan pikiran ku kembali.
Selanjutnya, ku tanyakan pertanyaan berikutnya pada Kak Rayn.
"Memang apa salahnya jika vampir dibangkitkan di bawah usia 17 tahun? Salahnya di mana?"
"Karena menurut catatan sejarah, Myrt, Sayang.."
Sampai di sini, aku langsung tersipu-sipu kala mendengar sapaan "Sayang" dari Kak Rayn tadi.
"Setiap vampir yang dibangkitkan di bawah usia 17 tahun cenderung akan menjadi vampir yang tak stabil kejiwaannya. Vampir itu tak bisa mengontrol has rat nya atas meminum darah. Sehingga itu jelas sangat membahayakan komunitas vampir secara keseluruhan!"
Beberapa lama setelah kak Rayn selesai berkata, aku baru memahami benar-benar makna di balik informasi yang diberitahukan olehnya itu.
"Maksud Kak Rayn, vampir juga bisa jadi gila gitu??!"
"Yap. Dan vampir gila juga jadi salah stau kriteria yang akan langsung diadili oleh para algojo vampir. Karena kita kan sejauh ini selalu berusaha untuk menyembunyikan status keberadaan kita di antara manusia.."
"Matahari!!" Tiba-tiba saja sebuah pemikiran tercetus di benak ku. Dan aku langsung saja menyuarakannya.
"Huh? matahari? Maksud mu apa, Myrt?"
"Bukankah menurut legenda vampir tak suka dengan sinar matahari?"
"Ya. Kita memang jelas tak suka dengan sinar matahari. Lalu?"
"Lalu..? Kenapa aku dan bahkan juga Kak Rayn masih bisa berjalan di bawah matahari??"
"Myrtle..Myrtle..Myrtle.." Kembali, Kak Rayn menyebut nama ku dalam sebuah barisan melodi. Dan hati ku tak kuasa merasa tersanjung jadinya.
"Pahami konteksnya, Myrt. Kita memang tak suka dengan sinar matahari. Tapi bukan berarti kita tak bisa berjalan di bawah nya terang bolong kan?"
"Jadi..mitos itu salah besar?"
"Ya. Itu jelas mitos yang menyesatkan. Tapi memang, Myrt.. Terlalu lama menerima paparan sinar matahari secara langsung akan membuat penampilan fisik seorang vampir jadi menarik perhatian manusia biasa nantinya. Karena itu kan kita selalu menggunakan lotion atau krim wajah terlebih dulu. Jadi paparan sinar matahari juga tak terlalu banyak nantinya,"
"Hah.. Myrtle gak ngerti, Kak.."
"Tak apa-apa. pelan-pelan saja. Myrt. Nanti juga kamu akan merasakannya satu-persatu.."
".."
"..."
"Rasanya sulit untuk dipercaya. Maksud Myrtle.. semua ini hanya terdengar seperti dongeng semata jadinya," aku kembali menyampaikan argumen ku.
"Apa aku perlu menunjukkan padamu lagi Myrt, tentang betapa tajamnya taring ku?"
Aku langsung tertegun jadinya.
Meski begitu, rasa penasaran juga sempat menyiksa ku untuk sesaat. Sehingga dengan beraninya, aku malah menjulurkan jari telunjuk ku ke arah mulut Kak Rayn.
Sayangnya posisi kami duduk saat ini bersebrangan. Tapi tidak!
Sedetik kemudian, tahu-tahu Kak Rayn kembali bergerak cepat dan pindah duduk jadi tepat di samping ku.
"Kakak mengejutkan ku lagi!" aku berseru padanya.
"Maaf.. kalau aku banyak mengejutkan mu hari ini, Myrt.. Tapi ku pikir kamu mungkin ingin melihat taring ku lebih dekat?" ujar Kak Rayn seraya tersenyum lebar dan memamerkan gigi taring nya yang tiba-tiba saja jadi lebih panjang dari biasanya.
Aku terpukau melihat gigi taringnya itu. Tak ada rasa takut di benak ku. Malah justru aku bernai menjulurkan jari telunjuk ku lagi ke mulutnya. Hingga tangan ku akhirnya berhasil menyentuh gigi taringnya yang panjang itu.
"Ini memnag tampak asli, Kak! Aduh!"
Aku mengaduh sakit manakala jari ku tanpa sengaja terlalu menekan bagian runcing dari gigi taring Kak Rayn. Setetes darah pun seketika keluar dari ujung permukaan jari ku itu.
Tadinya aku hendak mengusutkan jari ku yang terluka itu ke lengan baju. Namun tiba-tiba saja Kak Rayn menahan niat ku.
"Tunggu, Myrt! Jangan dikusut! Biarkan Kakak.."
Kak Rayn tak meneruskan kalimatnya. Ia justru langsung menarik lembut ujung jari ku yang terluka. Dan selanjutnya menghisap darah ku yang menetes keluar.
Saat luka di tangan ku itu bersentuhan dnegan mulut dan lidah Kak Rayn, sebuah sensasi aneh pun tiba-tiba ku rasakan.
Sebuah perasaan menyenangkan yang sulit untuk ku jelaskan tiba-tiba saja mengisi keseluruhan benak ku. Rasa nya mirip seperti ketika kita baru saja menerima kabar menyenangkan tentang sesuatu.. Atau juga seperti ketika kita sedang menikmati secangkir minuman cokelat manis yang hangat. Rasanya sungguh menenangkan!
Sayangnya sensasi itu hanya berlaku sebentar saja. Terutama ketika mulut Kak Rayn tak lagi menghisap ujung jari ku yang terluka.
Aku pun langsung menyatakan protes terhadap nya. Tapi tak satupun kata yang sempat keluar dair mulut ku, begitu aku menyaksikan penampakan ajaib di hadapan ku saat ini.
Entah sejak kapan, dua iris mata Kak Rayn telah berubah jadi warna merah cerah. Aku pun cukup yakin kalau mata Kak Rayn mirip seperti mata seseorang yang sedang mabuk bahagia.
"K..Kak Rayn? Kakak gak apa-apa?" pikiran ku langsung beralih mengkhawatirkan kondisi kakak angkat ku itu.
Selanjutnya ku lihat kedua mata Kak Rayn kembali normal. Dan pandangan nya juga sudah kembali fokus menatap ku.
Sebuah ekspresi tak suka tampak di wajahnya yang tampan itu.
"Sudah ku duga!" ucap Kak Rayn, begitu tiba-tiba.
"A..apa? Ada apa, Kak?" tanya ku sedikit gugup.
Kegugupan ini muncul usai ku sadari kalau Kak Rayn tampak seperti tak menyukai sesuatu pada diri ku.
Aku pun mencoba mengingat-ingaf kembali hal apa saja yang telah ku lakukan hingga membuatnya tampak marah seperti ini?
"Darah mu memang yang paling manis dari semua vampir yang pernah ku temui, Myrt. Gawat.. Ini gawat sekali.." gumam Kak Rayn kembali.
Ia tampak mengabaikan ucapan ku sama sekali.
"Gawat kenapa, Kak? dan apa maksudnya dengan darah Myrtle yang lebih manis? Myrtle gak ngerti. Kak!"
Suasana kembali hening. Hingga akhirnya ku dengar suara Kak Rayn kembali menjelaskan isi pikirannya yang rumit itu.
"Aku cukup yakin, kalau darah mu termasuk ke dalam golongan darah manis, Myrt. Dan itu berbahaya sekali. Karena bisa saja vampir-vampir lainnya akan datang dan tergoda untuk menghisap darah mu juga.. sampai habis..!"
"??!!!!"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Makin Seru Kk Mel
Ry Benci Pakpol Mampir
2023-05-22
1