Kenyataan Sebenarnya

"Kalau memang Kak.. Cella sebegitu pentingnya buat Kak Rayn, terus kenapa Kakak tadi ngotot bilang ke Myrt, kalau Myrt itu tunangan nya Kakak? Gimana dengan Myrtle? Apa Myrtle juga cukup penting buat Kakak dengan gelar tunangan yang kakak maui itu?!" Aku spontan saja menuding langsung Kak Rayn.

Dan itu membuat kami berdua sama-sama tertegun selama beberapa waktu.

"Kamu.."

Kak Rayn mulanya terlihat kesulitan untuk berkata-kata. Dan itu jelas menjadi pukulan tersendiri dalam benak ku.

'Sesulit itukah Kak Rayn untuk menilai seberapa pentingnya aku di hatinya? arrgghh!! Dan kenapa kuga aku harus peduli?! Aku tak seharusnya merasa..patah hati begini kan??' benak ku mulai semrawut oleh pikiran ku yang bercabang.

'Atau jangan-jangan aku memnag benar menyukai Kak Rayn?!'

"Kamu iyu tunangan Kakak, Myrt. Jadi kita sudah ditakdirkan untuk hidup bersama sampai akhir nanti.. Sementara hubungan ku dengan Cella itu hanya seperti.. antara atasan dan bawahan. ya. Kira-kira seperti itu, Myrt.." tutur Kak Rayn menjelaskan posisi ku dna Cella baginya.

"Atasan dsn bawahan? Maksud kak Rayn, Kak Cella itu.. seperti atasan Kakak gitu?" aku berusaha menyimpulkan kalimatnya lagi.

"Ya. Kira-kira seperti itu. Tapi Kakak lebih menganggap Cella seperti Kakak kandung. Begitu, Myrt.."

Sampai di sini, aku langsung memberikan tatapan penuh sangsi kepada Kak Rayn.

'Kakak dan adik? Itu jelas hanya ada di pikiran Kak Rayn saja kan? Karena aku bisa melihat jelas kalau Kak Cella itu menyukai Kak Rayn lebih dari seorang kakak kepada adiknya..' benak ku sibuk bergumul sendiri.

"Myrt! Myrtle.! Apa yang sedang kamu pikirkan sekarang? Katakan padaku apa saja. Jangan diam seperti ini. Kamu membuat ku khawatir.." tegur Kak Rayn saat dirasanya aku diam terlalu lama.

Dengan segera, aku langsung menggelengkan kepalaku beberapa kali. Mencoba menjernihkan pikiran ku yang jelas masih berkabut oleh beragam asumsi.

Setelah merasa lebih tenang, aku pun kemudian berkata lagi.

"Oke. Myrtle akan coba menyimpulkan semuanya. Jadi, Kak Rayn adalah vampir. begitu juga dnegan Myrtle, ya?"

"Ya, Myrt.."

"Apa buktinya? Maksud Myrtle, bukti konkret nya gitu?"

"Kam tadi kamu lihat sendiri sewaktu kakak dan Cella di kamar kan? Kamu lihat apa yang kami lakukan saat itu. kan?"

"Enggak. Myrtle gak bisa jelas lihat apa-apa. Yang ada di pikiran Myrtle waktu gak sengaja lihat--"

"Serius gak disengaja?" canda Kak Rayn menggodaku.

Namun aku tak menggubris candaannya itu. Ku lanjutkan saja ucapan ky lagi.

"Waktu gak sengaja lihat kakak fan Kak Cella fi kamar, Myrtle mikirnya kalian itu lagi.. mm.. mes ra-mes raan gitu,"

"Hah?! Kok kamu mikir nya gitu sih, Myrt?"

"Ya gimana gak mikir begitu. Kan posisi kalian tuh in tim banget kan? Secara Kak Cella waktu tadi duduk ngang kangin Kakak. Dengan kepala yang nunduk pula. Udah gitu.."

"Oke. Stop. Jangan diterusin lagi. Kakak paham apa maksud kamu, Myrt.."

Suasana tiba-tiba kembali hening dan sedikit canggung.

Aku dna Kak Rayn tak berani untuk saling menatap satu sama lain. Setelah agak lama terdiam, aku pun lanjut berkata lagi.

"Intinya. Myrtle gak lihat waktu Kak Cella , eee.. makan.. darah Kakak," imbuh ku dengan terburu-buru.

"Oiya.. posisinya waktu itu kamu ada di belakang kami sih ya.. Makanya gak bisa kelihatan banget waktu Cella minum darah ku.."

Aku segera membulatkan mata ku lebar-lebar. Dan selanjutnya aku pun berseru.

"Jadi beneran, Kak Cella itu tadi minum darah Kak Rayn? Darah Kak Rayn habis dong??" tanya ku cukup antusias sekaligus juga penasaran.

"Ya enggak sampai habis juga sih, Myrt. Cuma bikin jadi sedikit lemas aja. Selebihnya, Kakak Oke kok!"

Aku pun lagi-lagi terdiam. Antara bingung dan tak tahu harus mengatakan apa lagi kepada lelaki di depan ku itu.

Setelah beberapa lama, percakapan kami kembali tersambung.

"Jika benar begitu, apa semua orang, maksud Myrtle, semua manusia di dunia ini juga sebenarnya adalah vampir, Kak?"

"Gak semuanya lah, Myrt. Mungkin cuma sekitar sepuluh persen nya aja ya.."

"Serius, Kak? Itu sih banyak banget ya berarti!" sahut ku begitu terkejut dengan pengetahuan ini.

"Mingkin karena usia para vampir cenderung lebih lama kali ya, Myrt. Maka nya populasi nya cenderung banyak juga,"

Oo.. Maksud kak Rayn, semua vampir bisa hidup abadi gitu ya?"

"Enggak. Bukan hidup abadi, Myrt. Cuma hidup lebih lama aja dari manusia pada umumnya.."

"Selama apa, Kak?"

"Mungkin paling lama ya sekitar seratus tujuh puluhan kali ya.."

Waaahh! Itu sih jelas udah tua banget ta. Kak!" sahut ku begitu bersemangat.

"Tapi yang bisa sampai umur segitu tuh relatif sedikit sih, Myrt. Fata-rata umur vampir tuh paling cuma sampai seratus tahun lebih sedikit aja.."

"Kok bisa gitu sih, Kak?"

"Soalnya para vampir juga punya biro hukum dna keamanannya tersendiri, Myrt. Jadi vampir manapun yang terbukti telah melakukan tiga pelanggaran inti, maka dia akan langsung dimusnahkan di tempat oleh Para algojo vampir,"

"Kedengarannya kok seram banget ya, Kak Rayn?"

"Gak usah takut Myrt.. sepanjang kamu gak melakukan tiga pelanggaran inti bagi vampir, maka kamu gak akan pernah berhadapan dengan para algojo itu,"

"Tiga pelanggaran inti itu apa aja, Kak?"

"Hey.. sepertinya sekarang kamu mulai banyak tanya, Myrt. Apa itu berarti kamu mulai percaya soal vampir ini hah?"

Aku terdiam saja, tak menyahut apa-apa.

Menyadari kalau aku tak akan berkomentar atas ucapannya tadi, Kak Rayn pun lanjut menjelaskan.

"Tiga pelanggaran inti yang dimaksud itu antara lain: Dilarang membunuh tanpa alasan yang dapat dibenarkan, dilarang menghisap darah hingga habis dan pendonor nya mati. Dna yang ketiga adalah dilarang membangkitkan vampir yang usianya di bawah 17 tahun. Tiga pelanggaran itu adalah aturan yang dibuat oleh para dewan vampir. Dna tak boleh dilanggar sama sekali oleh setiap vampir di manapun berada," terang Kak Rayn panjang kali lebar.

Aku mencoba mencerna setiap info yang keluar dari mulut Kak Rayn baik-baik. Meski begitu, terdapat satu hal yang menggelitik benak ku sejak aku mulai mempercayai kebenaran perihal vampir ini.

Hal itu pun langsung ku utarakan kepada Kak Rayn.

"Maaf, Kak.. Kalau memang Kak Rayn, adalah vampir. Apa itu berarti semua keluarga Kakak juga adalah vampir?"

"Ya.. Kamu benar, Myrt. mereka memang adalah vampir,"

"Kalau begitu, kenapa mereka bisa meninggal? Maaf, maksud Myrtle, kenapa mereka bisa meninggal dalam kecelakaan dua tahun lalu? Bukan kah kata Kak Rayn, seorang vampir mempunyai beberapa keistimewaan fisik? Tentunya vampir juga jauh lebih kuat dari manusia biasa kan, Kak?"

"Asumsi mu itu memang benar, Myrt. Sayangnya, kecelakaan yang dialami oleh Mama dsn Papa itu sebenarnya hanya rekayasa semata,"

"Maksud Kak Rayn?"

"Mereka bukan meninggal karena kecelakaan biasa, Myrt.."

Aku pun terkejut mendengar pernyataan Kak Rayn itu.

"Bukan karena itu? Terus, kenapa..?"

"Hh.. Yang sebenarnya terjadi adalah..Mama dan Papa diadili oleh algojo vampir, Myrt.."

"Kenapa bisa?? Memangnya apa kesalahan Paman dan Bibi?"

"Karena mereka sudah membangkitkan vampir yang berumur di bawah 17 tahun.."

Aku pun terkejut kala mendengar fakta tersebut.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!