Dua Wanita dalam Satu Hati?

"Kon..kontrak darah?! Kontrak macam apa itu?!!" tanya ku begitu berang kepada Kak Rayn.

"Kontrak darah adalah kontrak yang dilakukan dalam momen tertentu. Seperti misalnya janji setia sekumpulan vampir biasa kepada vampir pembangkitnya, janji seorang vampir kepada vampir lain yang dianggapnya paling berkuasa, atau bisa juga digunakan ketika momen pertunangan antar dua Vampir. Seperti kita," terang Kak Rayn menjelaskan.

Aku pun seketika ternganga. Merasa bingung atas penjelasannya barusan.

"Tu..tunggu dulu! Kenapa dari tadi Kak Rayn ngomong soal Van..vampir?? Di dunia ini mana ada yang..yang mitos kayak gitu kak!" Aku berusaha menyatakan penentangan ku atas argumentasi Kak Rayn barusan.

Atas ucapan ku barusan, Kak Rayn hanya bisa berdecak pelan, seolah ia sedang menyesalkan kebodohan pernyataan ku sesaat tadi.

"Myrt.. Myrt.. Lalu menurut mu, yang tadi kamu lihat di kamar ku itu apa? Juga darah ini.. Kamu pikir kenapa ada darah yang menempel di mulut ku ini, Myrt?" tanya Kak Rayn mengajak ku berpikir cerdas.

"Itu.. Mungkin aja teman Kakak tadi kan yang udah gigit.."

Sampai di sana, aku tak melanjutkan lagi kalimat ku. Tampak jelas kalau pernyataan ku itu nanti akan terlihat konyol sekali jika sampai aku menyelesaikan ucapan ku nanti.

Sayang sekali Kak Rayn tak bisa dikelabui. Karena kemudian ia malah melanjutkan pernyataan yang belum sempat ku selesaikan tadi.

"CK..CK..CK.. Kamu pikir aku dan Cella sedang berci uman sampai dia kebablasan menggigit bibir ku begitu, Myrt?"

Aku tak menjawab pertanyaan Kak Rayn. Hanya saja wajah merah ku jelas sudah menjadi jawaban untuk nya.

Ya. Aku memang berpikir seperti itu. Anehnya, perasaan tak nyaman itu lagi-lagi mengganggu benak ku. Aku tak suka jika harus membayangkan kejadian Kak Rayn yang bersentuhan dengan wanita tadi. Bahkan dengan wanita lain pun sepertinya aku juga tak akan suka.

'Astaga!! Apa yang sebenarnya ku pikirkan? Jangan bilang kalau aku mulai suka juga sama Kak Daun??!' benak ku mulai melantur ke mana-mana.

Tiba-tiba saja ku lihat Kak Rayn tersenyum. Hanya senyuman tipis saja. Namun aku menangkap ejekan di matanya yang indah itu.

Aku yakin, saat ini Kak Rayn sedang mengejek ku dalam hatinya. Entah oleh sebab apa.

"Kamu memang bo doh, Myrt..." seloroh Kak Rayn mengejek ku.

Sontak saja aku pun menjadi berang setelahnya. Akhirnya ku putuskan untuk berdiri DNA meninggalkan Kak Rayn di ruang tamu sana.

"Hey! Myrt! Tunggu dulu! Obrolan kita belum selesai!" Panggil Kak Rayn di belakang ku.

Aku tak menggubris panggilan nya. Ku lanjutkan saja langkah ku terus ke dalam kamar ku sendiri.

Ajaibnya, saat aku baru saja masuk ke dalam kamar, dan hendak menutup pintu kamar ku, aku yakin merasa kalau ada sesuatu yang mengganjal pintu ku untuk bisa tertutup.

Tapi setelah ku buka kembali pintu, tak ada benda apapun yang mengganjal nya. Dan sebalnya lagi adalah tak terlihat batang hidung Kak Rayn di luar kamar ku. Padahal tadinya ku pikir ia akan mengejar ku.

Baru juga aku meniup pintu, saat aku dikejutkan kemudian oleh suara Kak Rayn. Asalnya tepat ada di belakang ku.

"Kita belum selesai ngobrol, Myrt. Tapi gak aoa-apabjuga sih kalau kamu ngajak ngobrol di sini. Udah lama juga Kakak gak lihat kamar kamu.."

"AA!! Kak.. Kak Rayn! Kok bisa ada di sini sih?! gi.. gimana bisa? Kan Kaka masih di ruang tamu??!" Aku menjerit kaget saat mendapati Kak Rayn tahu-tahu sudah berada dalam kamar ku.

"Well.. bisa dibilang, ini adalah salah satu keistimewaan kaum kita kan, Myrt.."

"Apa maksud Kak Rayn? Kita? Maksud Kakak, aku itu.. gak.. Kakak jelas salah. Aku ini manusia biasa, Kak. Dan Kakak juga kan?"

"Myrt.. Kamu harus tahu, sebenarnya kita ini adalah vampir!"

"Apa?! Enggak! Kak Rayn salah banget! Aku tuh manusia, Kak! Aku..A..aku bukan vampir! Aku kan gak suka minum darah!"

"Well, soal kamu yang gak minum darah, itu bisa dijelaskan juga sih, Myrt. Tapi yang jelas kamu memang adalah vampir. Aku juga sama.."

"..."

"..."

"Sebaiknya Kak Rayn keluar dulu. Tidur atau minum sesuatu untuk menenangkan pikiran Kakak yang kacau itu..?" Aku pun memberi usul.

"Gak, Myrt. Kamu harus percaya ini. Apalagi sebentar lagi umur kamu akan menginjak 17 tahun,"

"Memangnya kenapa dengan umur ku yang 17 tahun?"

"Karena saat itulah umumnya seorang vampir bangkit hasrat minum darah nya."

"..."

"..."

"Kak Rayn gila! Keluar! Myrtle minta Kakak untuk keluar sekarang juga!" Aku mulai merasa panik atas pernyataan Kak Rayn yang berulang-ulang ini.

'Usia 17 tahun sebagai masa kebangkitan seorang vampir muda? unbelievable! Gak bisa dipercaya!' aku menggerutu dalam hati.

"Mau kamu percaya atau enggak, yang pasti Kakak punya kewajiban untuk ngasih tahu kamu tentang hal ini. Sebenarnya Kakak mau ngasih tahu tentang ini nanti aja. Pas kamu udah ngerasain sendiri has rat terhadap darah itu nantinya. Tapi karena kamu udah terlanjut lihat Kakak dan Cella waktu tadi.."

"Siapa sebenarnya Cella? Dan, jika benar dia itu vam..vampir.. apa yang dilakukannya tadi itu adalah meminum darah Kak Rayn??" tanya ku sambil menyimpulkan.

"Cella adalah vampir yang darahnya pertama kali Kakak rasakan, Myrt.. Dan itu berarti dia adalah vampir pembangkit Kak Rayn. Dia adalah wanita vampir yang sangat penting dalam kehidupan Kakak," terang Kak Rayn menjelaskan perihal Cella.

Deg. deg.

Deg. deg.

Entah kenapa mendengar pernyataan Kak Rayn barusan, aku langsung dipenuhi oleh perasaan marah kepada wanita itu. Maksud ku, kenapa bisa dia menjadi wanita yang penting dalam hidup Kak Rayn? Kenapa Kak Rayn bisa menganggapnya sepenting itu? Benakku kusut oleh beragam protes yang sulit tuk dijelaskan.

Kami lalu smaa-sama terdiam selama beberapa waktu. Setelah aku menenangkan debur jantung ku kembali, barulah kemudian aku mulai berkata lagi.

"Kalau memang Kak.. Cella sebegitu pentingnya buat Kak Rayn, terus kenapa Kakak tadi ngotot bilang ke Myrt, kalau Myrt itu tunangan nya Kakak? Gimana dengan Myrtle? Apa Myrtle juga cukup penting buat Kakak dengan gelar tunangan yang kakak maui itu?!" Aku spontan saja menuding langsung Kak Rayn.

Kalimat ku itu jelas membuat Kak Rayn langsung terdiam seketika.

Jangankan Kak Rayn. Aku sendiri pun dibuat terkejut oleh keberanian ku itu.

'Bisa-bisanya kamu bilang begitu, Myrt?? Jangan berharap pafa lelaki yang sudah menyimpan wanita lain di hatinya! Kamu jelas tahu itu banget kan?!' tegur batin ku pada diri sendiri.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!