Bab. 4 Pengganti

"Zahrana dan Laila, " Gumam Umi istri Kiayi Ahmad.

"Bagaimana menurut mu Hilman? " Kiayi Ahmad menanyakan dua gadis dari kelas berbeda di pondok pesantren nya.

"Mereka adalah anak yang berprestasi dan abi sudah mengenal orang tua mereka. Cobalah mengenal mereka terlebih dahulu. "

"Bolehkah Hilman tidak ingin menikah dalam jarak waktu dekat ini. Lebih baik Hilman melanjutkan kuliah S2 saja Bi. "

"Justru dengan menikah itu nanti kamu akan terjaga di tempat yang jauh disana bersama istrimu kelak. "

"Tidak ada tapi tapian. Aku ingin kamu segera menikah. Lihat Kakak mu Gibran, dia juga menikah muda. Dan Abi jodohkan dengan santri sini juga. "

"Tapi, rasanya terlalu cepat mencari pengganti. "

Hilman berkelit, sebenarnya ia tidak ingin menikah saja. Rasanya hati nya belum siap menerima kehadiran orang baru.

"Harusnya kau bersyukur, Tuhan sudah menunjukkan bahwa dia bukanlah jodoh yang tepat untuk mu. "

……

………

Asrama Puteri

"Zahrana, Zahrana... Ada berita bagus. Tadi aku mendengar pembicaraan Kiayi dan Umi di pendopo. "

"Tentang apa? "

"Mereka mencari calon pengganti Salwa. "

"Kyaaa!!! " Para santriwati berteriak histeris saat mendengar itu. Siapa yang tidak histeris jika kesempatan menjadi menantu keluarga terpandang Kiayi Ahmad. Apalagi anak Kiayi nya tampan dan ilmu agamanya mempuni. Jelas saja, dia lulusan Al Azhar di mesir dengan titel Lc.

Kalo di luar pondok anak-anak pada tergila gila dengan BTS. Para santri lebih histeris jika bertemu dengan anak Kiayi.

"Mau aku spill yang masuk kategori ga? "

"Siapa? Ayo cepat katakan. " penghuni asrama langsung bergerumun karena ingin mendengarnya. Mereka semua berharap nama mereka yang disebut atau membandingkan siapa yang pantas bersanding dengan Hilman.

"Yang pasti Zahrana dong. "

Mendengar namanya disebut, jantung Zahrana seakan bergemuruh. Wajahnya memerah dan senyumnya melebar dibalik tangan yang menutupinya. Ia tidak mau terlalu kentara memperlihatkan wajahnya yang begitu sumringah.

"Tapi,... " sambungnya lagi membuat semakin penasaran santriwati yang lain.

"Tapi kenapa? "

"Ada satu nama lagi. "

"Siapa? " santri wati lainnya semakin penasaran.

"Laila! "

"Tunggu, Laila yang mana? Kelas 2 apa kelas 3 Aliyah? Kan ada 2 nama Laila di Pondok ini. "

Semakin penasaran mereka dibuatnya. Bisik bisik santriwati yang lain pun semakin banyak.

"Entahlah, aku hanya tahu namanya saja. Afwan. "

Getir hati Zahrana mendengar ada nama selain dia yang disebut si pembawa kabar. Hilang satu pengganggu, tumbuh lagi pengganggu bak rumput liar.

Cara apa lagi yang akan ia lakukan untuk menyingkirkan saingan nya. Licik memang sifat Zahrana ini. Memang benar tampilan religius, dalamnya bak nenek lampir.

...■□■□■□■□■...

"Zahrana, itu lihat. Ustadz Hilman lagi berbincang sama Laila. " tunjuk salah satu santriwati.

Melihat pemandangan yang tidak nyaman itu membuat hati nya terasa diaduk aduk. Dia pun dengan cepat menyingsing jubah panjangnya dan sedikit berlari menghampiri mereka.

Setelah mendekati di belakang mereka Zahrana pun langsung menurunkan jubah panjangnya, dan berjalan dengan cepat.

"Ustadz Hilman! " Sapa Zahrana dari belakang.

"Ya... "

Hilman berbalik mendengar sumber suara perempuan memanggilnya.

"Oh Zahrana, Ada apa? "

"Anu, apakah Ustadz Hilman sudah memberi tahu kepada Kiayi perihal semalam. "

"Astaghfirullah, Maaf Zahrana. Aku kelupaan. "

"Yaah, padahal anak anak lain pada menunggu hasil nya. "

"Kalo begitu aku sekarang akan memberi tahu Kiayi ya. Laila, Maaf . Aku ke Pendopo dulu. "

"Baik lah. "

"Tunggu ana Ustadz. Mungkin Lebih baik Zahrana ikut dan langsung berbicara dengan Kiayi. Apa Ustadz bisa menemani ana, " tawar Zahrana.

"Baiklah. Ayo. "

Mendapat sambutan baik dari Hilman, senyum licik Zahrana terpatri di bibirnya seraya memperlihatkan kepada Laila.

"Dasar , maksud nya apaan sih ! " geleng Laila melihat tingkah Zahrana.

Di balik Pendopo. Umi memandang dari kejauhan, "Bukannya itu Zahrana dan Hilman. Apa Zahrana yang ia pilih. Baguslah jika sudah memilih. Aku pun juga suka dengan Zahrana, cantik dan santun. "

Dengan segera Umi melangkahkan kakinya mendekat ke pendopo dan duduk di samping Suaminya Kiayi Ahmad. Dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh Zahrana dengan lugas dan jelas.

"Wah, Zahrana. Kamu memperdulikan teman-teman yang lain. Abi, aku rasa ide Zahrana mengenai kursus komputer itu sangat bagus. "

Pujian Umi membuat Zahrana tersipu malu. Ia hanya menunduk bak gadis yang lugu nan manis.

"Ya Abi, aku rasa itu sangat penting. Apalagi zaman sekarang. Teknologi sangat lah di pergunakan. Jadi jika santriwati lulus, maka mereka akan memiliki sertifikat bahwa bisa mengaplikasikan komputer. " Hilman menimpali kembali. Karenaia merasa tujuan Zahrana sangat jelas.

"Zahrana bisa mendata berapa santriwati yang berminat. Jika itu lebih dari 20 orang. Makan Abi akan mencarikan guru di luar. "

"Terimakasih Kiayi. Terimakasih Umi, Terimakasih Ustadz Hilman. Ana pamit. Assalamualaikum. "

"Waalaikum salam wr wb. "

Setelah Zahrana pergi, Umi pun langsung berbicara dengan Suaminya Kiayi Ahmad.

"Gimana Bi? "

"Apa nya gimana maksud Umi? "

"Zahrana? Dia gadis yang Umi maksud. " senyum Umi kepada Abi seakan menunggu jawaban Abi.

Abi hanya tersenyum tanpa menjawab. Sedangkan Hilman diam diujung, dan ia ingin beranjak dari pendopo.

Tanpa di sangka rupanya Zahrana masih berada di samping, dia menguping pembicaraan Kiayi dan Umi. Dia merasa puas hati mendapatkan pujian Umi. Dia sangat yakin, Umi sudah dapat dipastikan memihak kepada nya.

"Kenapa kau senyum senyum sendiri Za? Apa ada kabar baik. Tunggu, jangan-jangan kamu tadi ke pendopo. " santriwati penasaran dengan tingkah Zahrana yang penuh berbunga-bunga sehabis pulang dari pendopo.

Laila masuk ke kantin, ia melihat Zahrana digerumbuni para Santriwati karena Zahrana mengaku dia dipanggil ke Pendopo oleh Kiayi.

"Zahra, apa benar kamu yang terpilih. Ya ampun, kau memang yang terbaik. Berkat kau pun kami bisa mendapatkan pelatihan komputer. "

"Mana bisa ga sih menandingi Zahrana. Ya kan. " Para pendukung Zahrana memuji nya dengan berlebihan dan seakan membandingkan dengan Laila.

"Hati-hati. Jangan terlalu memuji makhluk. Takutnya kalian kecewa, " celetuk Laila melewati gerembunan Zahrana.

"Hey, maksud mu apa hah? "

"Tidak ada maksud apa apa. Hanya mengingatkan saja. "

Laila pun pergi. Saat pergi dan melewati pendopo. Ia bertemu dengan Hilman.

"Laila, dari mana saja kamu. Apa yang ingin kamu bicarakan tadi? "

"Oh iya, aku hanya ingin Ustadz tahu. Apa yang diucapkan Salwa benar adanya. Yang memberikan kunci lemarinya memang Zahrana.

" Maksud mu, itu semua rekayasa untuk mengeluarkan Salwa dari pondok ini. "

"Iya, dan itu rencana Zahrana. "

💙Bersambung💙

💛Terimakasih Sudah membaca novelku

❤Jangan lupa like, komen dan vote

💜Semoga kalian semua terhibur membaca nya

💖Dan jangan lupa tetap ikuti kelanjutan kisahnya

Dukungan kalian sangat bermakna untuk menambah semangat ku untuk menulis dan melanjutkan kisah novel ini. Terimakasih💗

Terpopuler

Comments

Bu Jumaeda

Bu Jumaeda

mantap Laila, biar ketahuan sifatx si Sahrana licik

2023-06-27

3

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Fitnah
2 Bab. 2 Tukang Roti Istri 2
3 Bab. 3 Malam Pertama
4 Bab. 4 Pengganti
5 Bab. 5 Kedatangan Hilman
6 Bab. 6 Aku Milik Mu
7 Bab. 7 Review Jujur
8 Bab. 8 Kejujuran Dalam Berumah Tangga
9 Bab. 9 Merajuk dan Kejujuran
10 Bab. 10 Pacaran
11 Bab. 11 Pindah Ke Kota
12 Bab. 12 Kontrakan
13 Bab. 13 Lika Liku Di Kota
14 Bab. 14 Perjalanan Pintas
15 Bab. 15 Kesempatan Firman
16 Bab. 16 Kehilangan
17 Bab. 17 Seperti Hari Biasa
18 Bab. 18 Kapal Tanpa Nahkoda
19 Bab. 19 Surat Dari Imran
20 Bab. 20 Diantara kebimbangan
21 Bab. 21 Kedatangan Mertua
22 Bab. 22 Ikatan Batin
23 Bab. 23 Percekcokan
24 Bab. 24 Ketukan Jam 1 malam
25 Bab. 25 Kedatangan Imran
26 Bab. 26 Wanita Iblis
27 Bab. 27 Tetap Melanjutkan Hidup
28 Bab. 28 Nasib Na'as atau Nasib Baik
29 Bab. 29 Cinta Seperti Kentut
30 Bab. 30 Ketukan tengah malam
31 Bab. 31 Bus Benih Cinta
32 Bab. 32 Kuah Sate Cinta
33 Bab. 33 Permintaan Fir
34 Bab. 34 Tidak bisa lagi menghindar
35 Bab. 35 Cemburu tanda cinta
36 Bab. 36 Benarkah Cemburu Tanda Cinta
37 Bab. 37 Cinta Dan Dendam
38 Bab. 38 Apa yang salah dengan status Janda?
39 Bab. 39 Mimpi buruk yang nyata
40 Bab. 40 Status Janda lagi.
41 Bab. 41 Kado Pernikahan dari Ayah Mertua
42 Bab. 42 Masa Lalu yang kembali hadir
43 Bab. 43 Bayang Masa Lalu
44 Bab. 44 Sebuah Syarat Pembawa derita atau suka
45 Bab. 45 Siapa yang menang?
46 Bab. 46 Perbuatan licik dibalas dengan cerdik
47 Bab. 47 Hadiah Ulang Tahun dan Persaingan
48 Bab. 48 Malam Pesta yang mengerikan
49 Bab. 49 Di rayu atau merayu
50 Bab. 50 Merenda Kenangan
51 Bab. 51 Sifat iri yang mendarah daging
52 Bab. 52 Lawan Tangguh
53 Bab. 53 Cemburu seorang istri
54 Bab. 54 Cinta tak bisa di paksa
55 Bab. 55 Adu mekanik
56 Bab. 56 Hukum tabur tuai
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab. 1 Fitnah
2
Bab. 2 Tukang Roti Istri 2
3
Bab. 3 Malam Pertama
4
Bab. 4 Pengganti
5
Bab. 5 Kedatangan Hilman
6
Bab. 6 Aku Milik Mu
7
Bab. 7 Review Jujur
8
Bab. 8 Kejujuran Dalam Berumah Tangga
9
Bab. 9 Merajuk dan Kejujuran
10
Bab. 10 Pacaran
11
Bab. 11 Pindah Ke Kota
12
Bab. 12 Kontrakan
13
Bab. 13 Lika Liku Di Kota
14
Bab. 14 Perjalanan Pintas
15
Bab. 15 Kesempatan Firman
16
Bab. 16 Kehilangan
17
Bab. 17 Seperti Hari Biasa
18
Bab. 18 Kapal Tanpa Nahkoda
19
Bab. 19 Surat Dari Imran
20
Bab. 20 Diantara kebimbangan
21
Bab. 21 Kedatangan Mertua
22
Bab. 22 Ikatan Batin
23
Bab. 23 Percekcokan
24
Bab. 24 Ketukan Jam 1 malam
25
Bab. 25 Kedatangan Imran
26
Bab. 26 Wanita Iblis
27
Bab. 27 Tetap Melanjutkan Hidup
28
Bab. 28 Nasib Na'as atau Nasib Baik
29
Bab. 29 Cinta Seperti Kentut
30
Bab. 30 Ketukan tengah malam
31
Bab. 31 Bus Benih Cinta
32
Bab. 32 Kuah Sate Cinta
33
Bab. 33 Permintaan Fir
34
Bab. 34 Tidak bisa lagi menghindar
35
Bab. 35 Cemburu tanda cinta
36
Bab. 36 Benarkah Cemburu Tanda Cinta
37
Bab. 37 Cinta Dan Dendam
38
Bab. 38 Apa yang salah dengan status Janda?
39
Bab. 39 Mimpi buruk yang nyata
40
Bab. 40 Status Janda lagi.
41
Bab. 41 Kado Pernikahan dari Ayah Mertua
42
Bab. 42 Masa Lalu yang kembali hadir
43
Bab. 43 Bayang Masa Lalu
44
Bab. 44 Sebuah Syarat Pembawa derita atau suka
45
Bab. 45 Siapa yang menang?
46
Bab. 46 Perbuatan licik dibalas dengan cerdik
47
Bab. 47 Hadiah Ulang Tahun dan Persaingan
48
Bab. 48 Malam Pesta yang mengerikan
49
Bab. 49 Di rayu atau merayu
50
Bab. 50 Merenda Kenangan
51
Bab. 51 Sifat iri yang mendarah daging
52
Bab. 52 Lawan Tangguh
53
Bab. 53 Cemburu seorang istri
54
Bab. 54 Cinta tak bisa di paksa
55
Bab. 55 Adu mekanik
56
Bab. 56 Hukum tabur tuai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!