“Ma, Pa aku naik dulu ya,” kata Pearl dengan nada capek.
Kedua orangtua hanya senyum, sampai akhirnya Pearl tidur kebesokan paginnya akhirnya mereka berakhir di meja makan.
“Pft, kenapa mama sama papa khawatir banget ya padahal sebelumnya tidak pernah begitu,” kata Pearl sembari menaruh tubuhnya di kasur.
Saat ingin memejamkan mata handphone Pearl berdering, tapi Pearl malas melangkah keluar dari zona nyaman dengan senang hati Pearl tidur tanpa memikirkan siapa yang menghubunginya.
Kebesokan paginya di meja makan Pearl dengan muka segar tidur yang cukup dan bahagia, lalu kedua orangtuanya bingung ada apa dengan anak kesayangan mereka.
“Pearl,” panggil mama dengan nada datar.
“Iya ma,ada apa?” jawab Pearl dengan nada bahagia.
“Kamu kenapa? Tidak ada apa-apa kan? Tidak ada masalah kan,” tanya mama dengan nada takut serta bingung.
Pearl hanya menghela nafas tau bahwa mamanya salah satu orang yang tidak pernah, percaya kepada Pearl tidak seperti papanya yang selalu percaya kepada Pearl.
“Sayang, papa dengar kamu di puji ya rapatnya sama pak Theo?” ungkap papa dengan senyum manis yang menghangatkan hati untuk Pearl.
“Iya pa, papa bangga tidak sama Pearl,” jawab Pearl dengan senyum tipis di bibirnya.
“Iya dong papa senang punya anak pintar dan hebat kayak Pearl, makasih ya sayang papa senang banget dengarnya pertahanin ya demi perusahaan kita kedepannya,” kata papa dengan nada yang penuh rahasia.
Pearl hanya tersenyum sembari jalan menggunakan mobil kesayanganya di kantor, sampai di kantor Anna menghampiri Pearl dengan tergesa-gesa.
“Kamu kenapa Anna?” tanya Pearl dengan bingung juga.
“Ibu, ada pak Theo yang diruangan ibu nampaknya, pak Theo sedang marah tapi saya gak berani nanya,” jawab Anna dengan rasa takut.
Pearl bingung ada apa kemarin itu pria baik-baik aja kenapa sekarang berubah drastis apa pria itu sikapnya begitu, sampai di dalam ruangan Pearl.
“Pak Theo, cari saya? Ada apa ya pak,” tanya Pearl dengan nada takut juga akan di marahin Theo.
Theo melihat dengan tatapan tajam dengan langkah kaki yang besar dan membuat Pearl mengenai tembok di ruanganya, sembari Theo mengepal tanganya ke arah tembok dengan menatap mata Pearl dengan perasaan dalam dan tulus.
“Pak Theo, saya ngelakuin kesalahan apa sampai pak Theo marah sama saya?” tanya Pearl dengan nada lembut dan tidak mencoba untuk melawan.
Theo sontak melayangkan tanganya ke arah Pearl sontak Pearl menutup mata, Theo yang tadinya serius hanya senyum dan mengecup Pearl, Pearl kaget dan menampar Theo.
“Pak Theo, jangan kurang ajar bisa tidak! Ini kantor bukan taman bermain saya minta pak Theo untuk keluar dari ruangan saya,” perintah Pearl kepada Theo.
“Kenapa kemarin kamu tidak jawab telepon saya, kamu lupa kalau saya berperan penting di perusahaan kamu,” jawab Theo sembari menatap Pearl dengan dalam walau Pearl mengelak.
Pearl hanya diam dan tidak mau menjawab sontak, Theo merasa dirinya sudah keterlaluan dengan Pearl secara tidak langsung perlahan menjauh dan keluar dari ruangan Pearl.
Pearl merasa jantungnya berdegub dengan kencang sembari itu cuaca jadi panas serta mukanya memerah ada apa dengan semua ini, apa dirinya menyukai Theo apa alasan dia menyukai pria menyebalkan itu, handphone Pearl berdering dari Andi.
“Halo, ada apa?” tanya Pearl kepada Andi.
“Nanti malam jadwal lu mau gua kirim apa lu liat sendiri?” jawab Andi dengan nada ketus.
“Lu kenapa? Kok kayak lagi marah gua ke sana sekarang kirim lokasi lu ya,” ucap Pearl kepada Andi yang memutuskan telepon mereka.
Andi hanya diam dan tersenyum seketika Andi menaruh handphone di dalam kantong celananya setelah itu akhirnya Pearl sampai di tempat tujuan mereka.
Nafas yang terengah-engah menghampiri Andi, Andi yang melihat itu tidak menyangka Pearl benaran datang sontak Andi mendekap Pearl, tanpa sadar ada Theo juga yang baru selesai rapat Theo yang melihat itu mengepal tanganya dengan erat.
“Pearl, lu benaran ke sini? Gua kira lu tidak ke sini loh,” kata Andi dengan nada bingung sekaligus bahagia.
Pearl menghelus kepala Andi dengan senyum, sembari berbicara dengan Andi sedangkan Theo merasa sesak ketika Pearl bisa tertawa bebas tanpa hambatan kepada pria itu tapi tidak untuk dirinya.
“Lu udah makan Andi? Makan ayo,” ajak Pearl kepada Andi.
Andi kembali mendekap Pearl dengan erat, begitu juga dengan Pearl yang membalas dekapan tersebut, seketika Pearl melihat bayangan Theo dan merasa apa itu benar Theo atau bukan.
“Pearl, ada apa? Kayak liat orang yang lu kenal,” kata Andi dengan nada bingung sembari melihat ke arah Pearl melihat.
“Tidak kok, makan ayo gua lapar,” kata Pearl sembari menarik tangan Andi.
Theo yang di dalam mobil hanya diam sembari mengepal tangan dan kadang beberap kali memukul bagian dalam mobilnya sampai di kantor, muka Theo hanya datar tanpa ada kata apa-apa.
“Pak Theo besok ada rapat dengan Ibu Pearl,” kata asisten pribadinya.
“Kamu gantiin saya, saya tidak mau ketemu dia apa yang dia bialng jelasin ke saya dengan jelas dan teliti,” jawab Theo dengan nada dingin sembari mengetik pekerjaanya.
Selesai dengan mengetik pekerjaanya di lobi ada Pearl yang sedang menunggunya, Theo bingung mengapa ada wanita ini tidak lama Theo merapikan jas dan pergi dari hadapan Pearl.
“Theo, tunggu!” teriak Pearl kepada Theo yang bergegas ingin pergi dari hadapanya.
Theo tetap tidak peduli dan pergi dari hadpan Pearl, Pearl merasa ada yang aneh dengan Theo tapi apa, sampai akhirnya ke tempat penampilan menjadi Dj, selesai pertunjukan Pearl melihat prince T bersama wanita lain, Pearl sontak gak respek dengan pria yang suka main sama banyak wanita.
“Pearl, kenapa?” tanya Andi dengan nada lembut.
“Tidak apa-apa emang gua kenapa,” jawab Pearl dengan nada tinggi.
“Lu keliatan banget lagi marah, tapi gua penasaran siapa yang berani ganggu singa kecil marah? Dia tidak tau kalau singa kecil marah bukan seram malah imut,” ungkap Andi kepada Pearl.
Pearl yang mendengar itu hanya senyum tidak lama akhirnya mereka sampai dirumah Pearl, sampai dirumah Pearl.
“Bye Andi,” kata Pearl kepada Andi.
Andi hanya tersenyum kepada Pearl, tidak lama Pearl masuk kerumah setelah masuk kerumah tidak ada suara dari papa dan mamanya sehingga Pearl buru-buru naik tanpa ketawan orangtuanya sontak tidur.
Kebesokan paginya Pearl bangun dengan muka kusut yang bingung apa yang membuatnya susah tidur seperti ada pasangan, padahal tidak ada pasangan yang cocok dengan dirinya.
“Pagi sayang,” kata kedua orangtuanya Pearl.
“Pagi ma, pa,” jawab Pearl dengan nada malas.
Mama dan papa bingung ada apa dengan anak mereka, tetapi Pearl sadar akan sikapnya pagi ini sampai akhirnya Pearl pura-pura tersenyum agar orangtuanya tidak khawatir kepada dirinya.
Selesai makan Pearl sontak pergi dan sampai di kantor, Pearl merasa deg-degan mau ketemu dengan Theo tapi pada akhirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments