Ujian

Hari ini adalah hari Aqila ujian, sedangkan gadis itu masih tidur dengan pulas, “AQILA BANGUN, LIHAT INI UDAH JAM BERAPA?” teriak bunda Asih menarik mukena yang Aqila gunakan, pasalnya Aqila setelah sholat subuh kembali tidur.

“Iya bunda lima menit lagi” sautnya tanpa membuka matanya.

“Gak ada lima menit lima menit, bangun cepat” bunda Asih kembali menarik mukena Aqila.

“AQILA BANGUN ATAU BUNDA-” bunda tidak melanjutkan ucapannya karena melihat Aqila yang mulai bangun.

“Iya bunda, cerewet banget deh” ucap Aqila lalu melepas mukenanya dan mengambil handuk untuk segera mandi.

“Huh anak ini, susah banget untuk di bangunkan” gumam bunda melihat pintu kamar mandi yang sudah tertutup.

***

Aqila sudah siap dengan seragam lengkapnya, dia menuruni tangga dengan membawa tasnya, “BUNDA, AYAH, QILA BERANGKAT DULU YA” teriak Aqila menuruni tangga.

“Sarapan dulu nak” ucap ayah Fikri.

“Gak nanti aja di sekolah, ini udah telat banget yah” saut Aqila menyalimi kedua orang tuanya.

“Kan sudah bunda bilang dari tadi bangun, bangun, malah tidur terus jadi telatkan” omel bunda Asih.

“Iya-iya sorry”

“Sorry... sorry, kamu ini ya ck... ck...” ayah Fikri menggelengkan kepalanya.

“Udah ah Qila mau berangkat” Aqila yang hendak pergi ditahan oleh bunda Asih.

“Eh tunggu, ini bawa ini buat makan di sekolah” ucap bunda sembari memberikan tepak makan berwarna pink.

“Iya, Qila berangkat dulu, assalamualaikum” setelah Aqila menerimanya dia segera keluar rumah.

Aqila melihat motor scoopy kesayangannya sudah terparkir di depan rumah, mungkin baru saja di panaskan oleh supir pribadi ayahnya, mang Tono.

“Mang Tono makasih ya, Qila berangkat dulu assalamualaikum” ucap Aqila setelah memakai helmnya dan segera pergi meninggalkan halaman rumahnya, sedangkan mang Tono hanya tersenyum saja seraya membalas salam Aqila.

Setelah keluar dari halaman rumahnya, dia melihat Iqbal yang sepertinya akan keluar juga, “ABANGG, QILA BERANGKAT DULU” teriak Aqila tersenyum dan segera melesat meninggalkan kompleks rumah nya.

***

Sesampainya di sekolah, Aqila segera berlari menuju ke kelasnya, pasalnya bel sudah berbunyi dua menit yang lalu. Dan kordior sekolah pun sudah sepi, sudah tidak ada anak-anak yang berkeliaran di kordior sekolah.

BRAK

Aqila menggebrak pintu kelasnya dengan sangat keras, hingga semua orang yang ada di kelas menatapnya kesal, “Minimal datang-datang salamlah, bukan gebrak-gebrak” sungut salah satu siswa yang kesal akibat kaget.

“Huh sorry, belum mulaikan?” tanya Aqila sembari mengatur nafasnya, dan di balas gelengan kepala oleh semua temannya.

Aqila lalu menuju ke tempat duduknya, “Tumben Qila telat?” tanya sahabat Aqila menatap Aqila.

“Kesiangan” jawabnya dan mengambil botol minum milik sahabatnya itu.

“Li minta minum” Aqila segera meneguk air mineral itu hingga setengah lagi.

“Qi yang bener aja, aku belum minum lho” ucapnya polos.

“Elah Li, beli lagi lah” ucap Aqila lalu memberikan kembali botol kepada sang pemiliknya.

“Hmmm iya deh” Loli menghembuskan nafasnya pelan, Lolita sahabat Aqila dari SMP dia polos dan juga pendiam.

“Kenapa kalian pada ngeliat Qila terus?” tanya Aqila ketika beberapa temannya sedari tadi melihatnya terus.

“Qi lo mau belajar atau mau balapan?” tanya salah satu teman Aqila menahan tawanya.

“Lah ya belajar, aneh” sautnya mengangkat bahunya.

“Aneh ya dia?” tanya Aqila kepada Loli.

“Gak ko, dia gak aneh tapi kamu yang aneh” ucap Loli polos.

“Aneh apaan sih?” tanya Aqila bingung.

“Tuhh...” tunjuk Loli kepada kepala Aqila.

Aqila meraba kepalanya, dia melotot kaget, “Kenapa Loli gak bilang sih Li kalau Qila masih pake helm” ucap Aqila melepas helmnya.

“Loli mau bilang, tapi Qilanya” ucap Loli.

“Qilanya apa?” tanya Aqila.

“Ya Qilanya aja. Loli gak bisa jelasin” ucapnya lalu memalingkan wajahnya,.

“Serah Loli aja deh” ucap Aqila.

“Oh iya Li, Yuri mana? Ko belum datang?” tanya Aqila ketika tak melihat Yuri.

“Yuri? Itu Yuri” tunjuk Loli kepada gadis yang baru datang yang sedang mengatur nafasnya di ambang pintu.

“Lah iya, ko Qila gak lihat” ucap Aqila.

Yuri menghampiri mereka dan duduk di bangku sebelah Aqila, Yuri sahabat Aqila dan juga Loli mereka sudah bersahabat dari SMP, Yuri dikenal dengan gadis tomboy berjilbab dan bar-barnya sebelas-dua belas dengan Aqila.

“Tumben telat?” tanya Aqila.

“Motor gue mogok” jawabnya dan mengambil botol milik Loli lalu meminumnya dengan tandas.

“Yuri... itukan minum Loli, ko Yuri habisin kan Loli belum minum” ucap Loli cemberut.

“Nanti gue beliin lagi yang baru, udah tuh muka jangan di tekuk, tambah jelek lo kayak gitu” ejek Yuri pada Loli, dan Aqila yang mendengarnya ketawa.

“Ihhh kalian jahat sama Loli, masa Loli yang cantik ini di bilang jelek sih” Loli tambah cemberut di buatnya.

“Hahaha iya ko Loli cantik” ucap Aqila sembari tertawa.

“Cantik di lihat dari sudut sedotan” lanjutnya, Aqila dan Yuri tertawa bersama sedangkan Loli, dia tambah kesal.

“Ihhh kalian jahat” ucapnya dan membelakangi mereka berdua.

“Hei, Yuri... Aqila kenapa kalian ketawa?” tanya guru yang baru datang.

“Eh gak ada bu” saut mereka berdua dan berhenti ketawa.

“Baiklah, sekarang keluarkan alat tulis kalian, ketua kelas bagikan kertasnya” titah bu guru.

“Baik bu” sautnya, lalu mereka pun memulai ujiannya dengan tenang.

***

“Qi... No 10 apa?” bisik Yuri kepda Aqila.

“Gak tau, coba tanya ke Loli dia pasti tau” saut Aqila berbisik juga.

“Sut... Sut... Li, Loli” bisik Yuri menoel lengan Yuri menggunakan pulpen.

“Apa?” tanya Loli pelan tanpa menoleh.

“No 10, 14, 16, sama 18 apa?” tanya Yuri pelan.

“Bentar Loli tulis dulu” sautnya, lalu Loli pun menuliskannya.

“Nih” Loli memberikan kertasnya kebelakang.

“Hei itu... Loli, Yuri kalian kenapa bisik-bisik?” tanya guru pengawas.

“G-gak ko bu, Loli gak bisik-bisik, Yuri duluan yang mulai, nih bu, Loli gak jadi kasihnya” ucap Loli polos sembari menunjukan kertas contekan yang akan di berikan kepada Yuri, sedangkan Yuri menepuk jidatnya.

“Yuri...” tekannya memanggil nama Yuri sembari melotot.

“Gak ko bu, itu mah Loli aja yang mau ngasih” ucapnya mengelak.

“Enggak, Yuri sendiri yang minta, ya udah Loli kasih” ucapnya jujur.

‘Memang terlalu jujur nih anak satu’ batin Yuri kesal.

Yuri menatap tajam Loli, “Iya kan Qi, Loli gak bohong?” tanya Loli kepada Aqila.

Sedangkan Aqila yang sedang fokus mengerjakaan pun menoleh ke mereka berdua, “Hah apa?” tanya Aqila menatap mereka bingung.

“Sudah-sudah, Yuri awas saja kalau ibu lihat kamu nyontek lagi, ibu gak akan segan-segan buat mengeluarkan kamu dari kelas biar ujian susulan saja” ucap ibu guru pengawas menatap tajam Yuri.

“Hmmm iya-iya” saut yuri malas.

Lalu ibu guru pun kembali ke meja depan, Yuri menatap Loli sedangkan yang di tatap hanya melengos saja dan kembali mengerjakan.

“Ada apa sih?” tanya Aqila kepada Yuri.

“Ada gajah lewat” jawab Yuri ketus, sedangkan Aqila mengangkat bahunya acuh.

***

KRINGGG....

Bel istirahat pun telah berbunyi dan semua siswa/i berhamburan keluar kelas ada yang ke kantin, ada yang kelapangan, dan ada juga yang ke perpus bagi anak-anak yang rajin. Sedangkan Aqila dan kedua sahabatnya memilih ke kantin karena mereka sudah lapar.

“Mau pesan apa?” tanya Loli.

“Qila sih biasa, kalau Yuri apa?” tanya Aqila pada Yuri yang hanya diam sembari memakan permen karetnya.

“Terserah” jawabnya ketus.

“Ya udah Loli pesenin soto aja” ucap Loli langsung pergi.

“Ohh iya Qila punya ini di bekalin bunda, Yuri mau?” tanya Aqila menyodorkan tepak makan yang berisi roti lapis dan juga buah.

“Gak” jawabnya.

“Ihh Yuri kenapa sih ko marah-marah terus, lagi PMS?” tanya Aqila sembari memakan rotinya.

“Gak” jawabnya singkat lagi.

“Pasti lagi ngambek” ucap Aqila.

Tak lama kemudian Loli datang dengan membawa nampan berisi pesanan mereka, “Pesanan datang” ucapnya dan menaruhnya di atas meja.

“Wahhh terimakasih Loli” ucap Aqila dan mengambil pesanananya.

“Iya sama-sama, ini punya Yuri” Loli memberikan pesanan milik Yuri.

“Yuri jangan marah lagi, Loli minta maaf” ucap Loli yang tau Yuri sedang ngambek.

“Yuri... Ahh Loli takut kalau Yuri diam terus” ucap Loli mengguncangkan lengan Yuri pelan.

“Ahhh Qila, Yurinya...” rengeknya pada Aqila yang sudah menyantap makanannya.

“Yuri, woi Yuri Jamilah” panggil Aqila sedikit berteriak di telingan Yuri.

“Ehhh dodol, nama gue gak ada Jamilahnya ya, lagian apaan sih teriak-teriak gue gak budeg ya” ucapnya kesal.

“Kalau gak budeg ko gak nyahuti panggilan Loli?” tanya Loli.

“Heh Jamal gue lagi dengerin musik” ucap Yuri lalu mengeluarkan headset.

“Bilang dong dari tadi, dasar Yuri” ucap Aqila kesal.

“Lah kagak liat lo tadi gue kan masang headset” ucap Yuri.

“Gak lah” ucap Aqila lalu kembali menyantap makanannya.

“Berarti Yuri gak marah sama Loli?” tanya Loli menatap Yuri.

“Ngapain gue marah?” tanya balik Yuri.

“Soal yang tadi” ucap Loli.

Yuri terkekeh pelan, “Gak lah, bosen gue marah sama lo terus” ucap Yuri menepuk kepala Loli yang berbalut hijab pelan.

“Nah gitu dong kan enak di lihatnya” ucap Aqila tersenyum dan mereka pun tertawa bareng.

“Ehh guys, gue mau cerita” ucap Yuri sembari meminum minumannya.

“Cerita apa?” tanya Aqila.

“Gue tuh kemarin kesel... pake bagett keselnya” ucap Yuri mencengkram sendoknya erat.

“Kesel kenapa?” tanya Loli.

“Ya kesel banget, tau gak sih kemarin kan gue di suruh sama bibi gue buat beli susu hamil, kan bibi gue hamil nah gue di suruh beli ke supermarket depan, nah di supermarket itu gue ketemu sama cowok sok cool, sok ganteng, ya pokonya sok banget deh udah mah songong lagi, gue yang di tabrak eh dia yang ngomel” ucapannya terhenti.

“Terus?” tanya Loli dan Aqila bareng.

“Terus, yang bikin gue keselnya gue lagi diam berdiri lagi milih susu hamilnya, terus dia datang bawa troli dan malah nabrak gue, terus dia bilang gini ‘kalau jalan tuh lihat-lihat’ gue yang kesel terus gue marahin di-” ucapan Yuri terpotong oleh Aqila.

“Yuri marahin gimana, enggak Yuri hajar anak orangkan?” tanya Aqila menatap Yuri.

Yuri memutar bola matanya malas, “Ya gak lah, mangkanya gue lagi cerita tuh dengerin dulu” jawab Yuri kesal.

“Hehe iya maaf, ya udah lanjut” saut Aqila terkekeh.

“Nah terus gue marahin dia gini, ‘harusnya tuh lo yang jalannya lihat-lihat, udah nabrak gue, gue lagi yang salah lo yang salah, huh dasar cowok prik’ habis gue bilang gitu tuh ya dianya diem, kirain gue udahkan gak ada masalah lagi eh dia malah bilang kaya gini ‘anak zaman sekarang masih muda udah hamil, ck... ck...’ dia bilang gitu coba, ya gue tambah kesel ya” Yuri kembali menghentikan ceritanya.

“Itu cowok ko ngomongnya gak bisa di filter ya, kan yuri gak hamil yang hamil itu tantenya” saut Loli yang ikut kesel juga.

“Terus Yuri apain tuh cowok?” tanya Aqila.

“Terus gue tendang aja tuh pisangnya, habis gue tendang pisangnya ya gue pergi buat bayar, sumpah gue kesel banget sama tuh cowo, moga aja kagak ketemu lagi sama cowok modelan kek gitu” Yuri pun menghentikan ceritanya dengan menatap tajam ke arah depan dan menusuk-nusuk sotonya oleh sendoknya.

“Emang tuh cowok bawa pisang ya, sampe Yuri tendang pisangnya?” tanya Loli polos menatap Yuri, sedangkan Yuri dan Aqila menepuk jidatnya, bagaimana dengan jalan pikir sahabat yang satunya ini.

“Yuri sama Qila ko cuman diem, emang cowok itu bawa-bawa pisang ya?” tanya Loli lagi.

“Iya, dia bawa pisangnya setiap hari” jawab Yuri.

“Setiap hari? Apa dia gak malu bawa-bawa terus pisang, masa kemana-mana bawa pisang sih” ucap Loli polos sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Astaghfirullah Qi, temen siapa ini?” tanya Yuri mengusap dadanya sabar.

“Gak tau Ri, intinya bukan temen Aqila” jawab Aqila berusaha sabar juga dengan satu human yang ada di hadapannya saat ini.

“Kalian ini gimana sih, ko malah diam aja” saut Loli melihat kedua sahabatnya yang hanya diam saja.

“Udah ya Loli gak usah di perpanjang, mending kita habisin makanannya lalu masuk ke kelas” ucap Yuri dan di angguki oleh Aqila.

***

KRINGGG....

Kali ini bel pulang sekolah yang berbunyi, dan semua siswa/i pun berhamburan menuju parkiran untuk mengambil kendaraan bagi yang bawa. Sama halnya dengan ketiga human.

“Qi lo mau langsung pulang nih?” tanya Yuri menatap Aqila.

“Iya, terus mau apa lagi?” tanya balik Aqila memakai helmnya.

“Jalan-jalan dulu yu” ajak Yuri.

“Bosen gue dirumah, tau lah kalian kalau gue dirumah” lanjutnya dan memakai helmnya juga.

“Loli sih ayo aja” saut Loli.

“Kemana?” tanya Aqila.

“Kemana aja yang penting jalan-jalan” jawab Yuri.

“Ya udah gas ken lah” Aqila langsung menaiki motornya dan Yuri pun sama.

“Terus Loli sama siapa?” tanya Loli menunjuk dirinya sendiri.

“Udah sama Yuri aja Qila males bonceng Loli, Loli berat” saut Aqila.

“Ihhh Loli gak berat ko, ya kan Yuri?” tanyanya pada Yuri.

“Iya udah cepat naek, kalau gak gue tinggal nih” ucap Yuri menyalakan motornya.

“Ihh tunggu” Loli pun langsung naik ke motor Yuri, dan mereka melajukan motornya meninggalkan halaman sekolah.

**To Be Continue....

***

Terimakasih sudah mampir dan selamat membaca di bab selanjutnya, bye-bye**....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!