Episode 04

"huh, paman, jangan bicara lagi, aku sudah benar-benar keterlaluan terhadap mu, aku mohon maafkan aku, aku menjadi seorang keponakan yang tidak tau balas budi."Tutur Lintang sambil menunduk kan kepala nya, dia bahkan merasa malu untuk menatap wajah sang paman.

"Anak bodoh, jangan bicara seperti itu, kau pikir ... aku menjaga mu dari kecil sampai dewasa ... seperti ini, aku menganggap itu menanam Budi? Kau itu keponakan ku, bukan anak angkat ku, ada-ada saja."Tutur sang paman dengan suara lirih nya, sambil mengukir sebuah senyuman di bibir beliau.

"Paman, ada yang ingin aku bicarakan."Ucap Lintang lagi.

"Apa ..." Lirih sang paman kembali.

"Kau ingin aku menikah?"Tanya Lintang setelah beberapa detik mengumpulkan seluruh kekuatan nya untuk menanyakan hal itu kepada sang paman.

"Tidak, hidup mu, aku tidak ingin kau merasa terbebani, kau bebas menentukan pilihan."Jelas sang paman dengan mengalihkan pandangannya dari Lintang.

"Jika paman ingin aku menikah,aku akan menikah, dengan calon istri,yang kau pilih kan sendiri untuk ku."Ucap Lintang dengan suara pelan nya.

Mendengar itu, sang paman hampir saja berlari dari tempat tidur nya, namun dia menahan nya karena jika dia melakukan hal itu Lintang akan tau jika saat ini sakit nya hanya pura-pura.

Ya, sang paman tidak lah benar-benar sakit, ini semua adalah rencana yang di usul kan oleh pelayan peribadi sang paman yang cerdik.

"Ah, tidak perlu memikirkan."Tutur sang paman basa-basi.

"Paman, aku serius, ini demi kau."Ucap Lintang lagi.

"Benar kah? Oh, Lintang, kau benar-benar keponakan yang sangat berbakti, baik lah, karena kau sudah setuju, secepatnya akan aku carikan calon istri yang sempura untuk mu."Ucap Paman Lenan tiba-tiba bangun dari posisi rebahan nya dengan begitu bersemangat dan bertenaga.

Hal ini tentu membuat Lintang kaget dan kebingungan.

"Eh, ahhhh, sakit sekali, dada ku, maaf, aku terlalu bersemangat."Ucap sang paman tiba-tiba sadar dengan apa yang sudah dia lakukan sekarang.

"Astaga, ini, minum lah dulu obat ini, setelah itu istirahat, dengar kan aku, setelah kondisi Paman benar-benar pulih, baru pikir kan lagi soal diriku."Tutur Lintang sambil mengambil beberapa obat dari dokter dan juga segelas air putih untuk sang paman.

Setelah memastikan sang paman meminum obat dan kembali istirahat, Lintang pun keluar dari kamar tersebut.

"Huh, paman benar-benar bahagia, saat aku memutuskan untuk mengikuti keinginan nya, pa, ma, meskipun aku belum siap untuk menikah, dan menjalankan kehidupan rumah tangga yang aku tidak tau bagaimana itu, tapi setidaknya aku sudah menjadi keponakan yang menuruti seorang paman yang sudah membesar kan ku."Tutur Lintang sambil tersenyum menatap foto kedua orang tua nya, yang ada di atas nakas samping ranjang nya.

Begitu lah Lintang, di luar sana, dia mungkin memiliki sifat angkuh, sombong dan juga keras kepala, namun ada beberapa sifat lembut yang tertanam begitu dalam, dan hanya bisa di lihat oleh orang-orang tertentu saja.

Dua hari kemudian.

"Pak, anda, anda adalah pemilik perusahaan Kusuma?"Tanya mama Mona yang saat ini gemetar sambil memegang gelas teh di tangan nya.

Rasanya mama Mona kini tak mampu menghirup teh itu lagi.

"Ya, dan Anda tentu sudah tau, apa tujuan saya datang ke mansion ini."Ucap paman Lenan sambil tersenyum kepada mama Mona.

Pagi ini, tidak di sangka atau di duga oleh mama Mona, ketakutan yang dia pikirkan beberapa hari ini, akhirnya terjadi juga, Lenan Kusuma, akhirnya datang ke mansion menemui nya, mama Mona pun merasa tamat lah sudah riwayat nya.

"Sa, saya tau tuan, tapi apa kah anda tidak bisa memberikan kami sedikit waktu? Untuk melunasi hutang keluarga kami? Kami sedang berusaha, tapi jika benar-benar sudah tidak ada waktu kami terpaksa harus pergi dari mansion ini, kami pasti akan menjadi gembel."Ucap mama Mona dengan wajah sedih nya.

"Sebenarnya aku sudah lama ingin mengambil semua aset kalian, karena banyak nya hutang mendiang suami mu, tapi, aku pikir-pikir, aku ingin menjalin kerjasama lain dengan mu, agar kita bisa sama-sama menguntungkan."Ucap Paman Lenan kepada mama Mona.

"Apa? Kerjasama? Sama-sama menguntungkan?"Tanya mama Mona yang tiba-tiba matanya berbinar-binar.

"Ya, benar, kerjasama sama, dengan begitu, kau tidak perlu kehilangan mansion, ataupun perusahaan."Ucap paman Lenan sambil tersenyum.

"Apa itu tuan, silahkan katakan kerjasama sama apa yang bisa aku lakukan sehingga aku tidak perlu kehilangan semua aset ini?"Tanya mama Mona dengan segudang kebahagiaan.

"Ada siapa ma?"Tanya Fira yang tiba-tiba datang ke ruang tengah dan menghampiri mama nya.

"Ini anak mu?"Tanya paman Lenan lagi.

"Oh, iya, Fira, ayo perkenalkan dirimu, ini adalah tuan Lenan Kusuma."Ucap mama Mona kepada Fira.

Mendengar nama Kusuma, Fira tersentak kaget, saat ini dia tau, jika hari ini semuanya pasti akan berakhir.

"Fira, diam apa kamu? Ayo cepat perkenalan diri."Ucap sang mama dengan ketus kepada Fira.

"Ah, iya, paman, aku Fira."turur Fira sambil membungkuk hormat.

"Anak mu cantik."Turur Paman Lenan lagi.

Hal ini membuat Fira bergidik dan menatap bingung sang mama.

"Duduk Fira."Ucap sang mama yang mengkode Fira.

Fira yang Paham pun akhirnya duduk di sebelah sang mama.

"Oh iya tuan, bisa anda katakan sekarang? Apa kerjasama sama yang bisa aku lakukan, agar aset dan juga perusahaan milik mendiang suamiku bisa bertahan?"Tanya mama Mona terlihat tidak sabaran.

"Begini, aku ingin kau menukar kan hutang mu dengan anak mu."Ucap Paman Lenan sambil tersenyum.

"Apa!?"Kaget mama Mona dan juga Fira Seca bersamaan.

"Ya, aku ingin kau memberikan anak mu pada ku, untuk aku jadikan istri ... "Ucap paman Lenan terhenti karena Fira berdiri dari duduknya.

"Apa? Istri? Tidak, aku tidak mau!"Ucap Fira tampa basa-basi dan kemudian berlari meninggalkan kan ruang tengah menaiki tangga menuju lantai atas untuk segera bersembunyi di kamar nya.

"Tu, tuan, apa aku tidak salah dengar?"Tanya mama Mona yang tak kalah kagetnya.

"Ya, kau tidak salah dengar, aku dengar, kau memiliki dua putri, terserah kau, mau menerima tawaran ku atau tidak, yang jelas jika tidak aku akan membuat kalian benar-benar jadi gelandangan."Turur paman Lenan yang kemudian berdiri dari duduknya.

"Be,beri aku waktu untuk memikirkan nya tuan, secepatnya akan aku kabari."Jelas mama Mona yang kebingungan dengan persyaratan ini, dia bahkan belum sempat memikirkan Zoya.

"Baik, aku beri waktu sampai besok, jika masih belum ada kabar, anak buah ku akan datang untuk mengusir kalian dari sini."Jelas paman Lenan yang kemudian beranjak pergi dari mansion tersebut.

Paman Lenan tentu tau, mama Mona pasti tidak akan memberikan anak kandung nya kepada paman Lenan tapi akan memberikan anak tirinya ya itu Zoya, Zoya lah target paman Lenan sebenarnya.

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!