Episode 03

"kau ini bodoh ya? Sabar bagaimana yang harus mama punya, mama ini sudah sangat sabar, tidak lama lagi perusahaan, mansion, mobil dan kekayaan lain nya akan di ambil oleh perusahaan Kusuma, karena kita, memiliki banyak hutang dengan mereka."Ucap mama Mona sudah seperti orang gila mengaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal.

"Terus gimana dong ma, Zoya sudah mendapatkan pekerjaan?"Tanya Fira dengan wajah polos nya.

"Kau ini, makanya, mama marahi dia, karena dia masih belum mendapatkan pekerjaan dan solusinya, masa harus kita yang memikirkan solusi nya? Ini kan hutang papa nya."Ucap mama Mona.

"Tenang ma, tenang, jika mama terus panik, kita tidak akan mendapatkan solusi apapun, sekarang mama dukuk dulu, dan aku akan membantu mama untuk memikirkan sesuatu sebagai jalan keluarnya."Ucap Fira sambil membantu sang mama untuk duduk di sofa ruang tengah mansion.

Jujur Fira juga tidak mau kembali menjadi gelandangan seperti beberapa tahun lalu, saat mama nya belum menikah dengan papa nya Zoya.

"Kepala mama sudah sangat pusing Fira, mama sudah tidak tau harus bagaimana lagi, kita harus pergi dari sini, tingal kan anak bodoh itu, biar kan dia melunasi semua hutang papa nya, karena ini bukan tugas kita."ucapan mama Mona sudah kehabisan akal.

"Jangan ma, kita pergi dari sini, itu hanya akan membuat kita menjadi gelandangan seperti dulu lagi,aku tidak mau, biar kan dulu Zoya berusaha, saat dia sudah berhasil, kita kan tidak perlu lagi pergi dari mansion mewah ini, atau kita bisa memanfaatkan dia, untuk menjadi tameng kehidupan kita seterusnya."Tutur Fira yang otaknya sama licik dengan otak sang mama.

"Maksud mu?"Tanya sang mama lagi.

"Ya, kita bisa memanfaatkan dia, untuk mencari uang, untuk kita, begitu kan lebih baik, daripada kita bekerja?"Usul Fira dengan wajah yang tersenyum lebar.

"Kau ini, benar-benar pintar ya, mama, saja sampai tidak berfikir seperti itu, ternyata kau ini lebih pintar dari mama."Ucap mama Mona sambil tersenyum menatap wajah Fira.

"Ya sudah, sekarang sebaik nya mama, istirahat dulu, ada banyak hal yang harus kita rencanakan selanjutnya."Ucap Fira lagi kepada sang mama.

"Baik lah sayang, kau juga istirahat ya."Jawab mama Mona.

Mereka pun akhirnya berjalan bersama menuju kamar masing-masing.

Sementara itu di sisi lain.

Terlihat Lintang yang sedang duduk di sebuah bar, tatapan nya kosong, sudah beberapa kali wanita malam di bar itu berusaha mendekati nya, namun dia menolak nya, dia bahkan hanya duduk untuk menatap para remaja,para wanita dan laki-laki yang sibuk menari bersama.

Ini lah Lintang, dia pergi ke bar hanya untuk menikmati musik-musik di bar, bukan untuk minum bir, atau juga bersenang-senang dengan perempuan.

Namun suatu menit kemudian, ponsel yang ada di saku celana nya berbunyi, membuat Lintang tersadar dari lamunannya.

Call on

"Hallo."Ucap Lintang singkat.

"Tu,tuan muda, anda ada di mana?"Tanya seseorang dari sebrang telpon dengan suara yang terdengar gugup.

Lintang pun kembali menatap layar ponselnya, terlihat itu adalah nomer telepon dari mansion.

"Aku ada di bar, ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi dengan paman ku?"Tanya Lintang mulai khawatir, karena tidak biasa nya lara maid menelpon nya seperti itu.

"Tu,tuan Lenan, dia, dada nya kembali sakit tuan muda, dan beliau ingin tuan muda Lintang segera pulang."Ucap pelayanan atau maid mansion tersebut.

"Pangil dokter peribadi segera, aku akan kembali ke mansion sekarang."Ucap Lintang yang kemudian mematikan telepon secara sepihak.

Call of.

"Bagaimana?"Tanya Paman Lenan kepada pelayan nya.

"Berhasil."Jawab si pelayan dengan wajah gembira.

"Baik, sekarang aku harus apa?"Tanya sang paman dengan begitu jahil nya.

"Menelpon dokter pribadi anda tuan, dan mengajak nya bekerja sama."Ucap sang pelayan Paman Lenan yang begitu cerdas.

"Baik, lakukan secepat mungkin, sebelum Lintang datang, dokternya sudah harus ada di sini."Tutur Paman Lenan.

"Baik tuan."Jawab pelayan tersebut melakukan tugasnya.

Sementara itu di sisi lain.

"Astaga, paman, apa dia langsung drop hanya karena kejadian tadi siang? Tidak mungkin."Batin Lintang mulai khawatir karena keadaan sang paman yang sekarang.

Karena jarang dari bar ke mansion cukup jauh, hal ini membuat Lintang membutuhkan waktu satu jam untuk sampai ke mansion, di tambah lagi jalan begitu macet.

Satu jam kemudian.

Setelah susah payah melewati macet nya jalan raya malam ini, Lintang pun akhirnya tiba di mansion.

Ia berjalan cepat menuju kamar sang paman dengan perasaan campur aduk.

"Dokter, apa yang terjadi? Bagaimana dengan kondisi paman ku?"Tanya Lintang yang saat ini sudah berdiri di depan kamar dengan perasaan khawatir melihat sang dokter yang baru keluar dari kamar Paman nya.

"Kondisi jantung beliau sedikit memburuk, karena ada beberapa tekanan yang membuat nya sedikit terbebani, aku harap jangan ada perdebatan, atau pertengkaran,ini akan membuat kondisi jantung nya semakin memburuk, berusaha lah menuruti apa pun yang dia katakan."Tutur sang dokter dengan memegang pundak Lintang.

Mendengar ucapan sang dokter, Lintang pun terdiam, dia sedikit merasa bersalah, karena dirinya lah yang membuat sang paman jadi drop."Apa aku boleh masuk?"Tanya Lintang kepada sang dokter.

"Silahkan, aku sudah memberikan nya beberapa obat, dan jangan terlalu lama berbincang, dia butuh banyak istirahat, kalau begitu aku pergi dulu, tuan muda Lintang, jaga lah paman mu dengan baik, dia adalah orang yang selama ini menjaga mu, sekarang giliran kau."Ucap sang dokter yang kemudian melangkah kan kaki nya pergi dari hadapan Lintang.

Lagi-lagi perkataan dokter ini membuat hati Lintang sedikit terluka dan penyesalan pun tiba, kalau saja dia jadi lebih sopan dan penurut, Paman nya tidak akan drop seperti ini, batin nya.

Lintang pun membuka pintu kamar tersebut, melihat sosok laki-laki hebat yang selama ini selalu ada di dalam kehidupan nya, kini terbaring lemah tidak berdaya.

"Pa, paman, bagaimana kondisi mu."Tanya Lintang yang kini duduk di kursi sebelah ranjang Paman nya.

"Lintang ... Kau sudah kembali? ... Dari mana saja? ... "lirih sang paman dengan suara pelan.

"Aku, aku dari bar, Paman, apa aku boleh tau, kau seperti ini karena aku?"Tanya Lintang yang saat ini di hantui rasa bersalah.

"Ah, lupakan saja ... Aku terlalu egois ... Tidak seharusnya aku memaksa mu ... Kau bebas dengan kehidupan yang kau inginkan ... Kau bebas, aku benar-benar minta maaf atas ini ... "ucap sang paman lagi.

Tiba-tiba Lintang yang arogan dan sombong itu, yang biasa nya tidak pernah mendengarkan ucapan sang paman, kini malah sangat lembut dan mengengam erat tangan paman Lenan.

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!