"pak, kenapa?" Tanya Zoya kebingungan melihat raut wajah laki-laki itu yang tiba-tiba berubah.
"Ah, tidak ada apa-apa, ini, ambil lah dulu CV mu, kau pulang sekarang, aku sudah tau alamat mu, nanti aku akan datang ke mansion mu untuk membicarakan sesuatu, tentang pekerjaan yang akan aku berikan kepada mu."Jelas sang laki-laki sambil menyerahkan kembali map biru milik Zoya.
"Ba, baik lah."Jawab Zoya masih kaget dengan ucapan laki-laki tersebut, yang ingin memberikan pekerjaan, malah ingin langsung datang ke rumah nya.
"Kalau begitu aku pergi dulu."Ucap sang laki-laki yang kemudian berjalan menjauh dari Zoya, bahkan Zoya pun belum menanyakan nama nya atau sekedar berterima kasih kepada laki-laki tersebut.
Dan pada akhirnya, Zoya pun memilih untuk kembali ke mansion, rasanya dia sudah sedikit tenang karena sudah mendapatkan pekerjaan, meskipun dia tidak tau pekerjaan apa yang akan dia dapatkan dari laki-laki tua itu.
Sementara itu di sisi lain.
"Apa? Menikah? Tidak aku tidak mau."Jawab seorang laki-laki tampan dengan tubuh tinggi kekar, terlihat sangat tampan dengan jas hitam yang di gunakan.
"Lintang, apa lagi yang kau pikirkan saat ini? Usia mu saja sudah menginjak dua puluh tujuh tahun, bukan kah kau sudah berjanji kepada ku jika kau masih belum mendapatkan calon istri saat usia mu dua puluh tujuh tahun,maka aku lah yang akan mencari kan calon istri untuk mu."Ucap seorang laki-laki yang kelihatan jauh lebih tua dari laki-laki tampan tadi.
"I,iya, aku tau itu paman, tapi aku masih belum siap menikah, aku juga tidak menemukan wanita yang cocok dengan ku, aku mohon jangan memaksa ku, jika aku menikah, maka itu akan membuat aku tidak bisa mengurus perusahaan dengan benar."Jawab n
Laki-laki tampan yang di panggil Lintang itu.
"Tidak ada alasan apapun, sudah tiba saatnya kau harus menikah, aku tidak akan mendengar kan apapun lagi alasan busuk mu itu Lintang."Ucap sang paman dengan wajah serius.
"Tapi paman! Aku tidak mau! Jangan paksa aku!"Ucap lintang yang kemudian berjalan meningal kan mansion tersebut.
"Lintang mau kemana kau! Aku belum selesai bicara! Lintang!"Ucap sang paman sambil memegang dadanya yang terasa sakit.
"Lintang Kusuma" seorang laki-laki tampan yatim piatu, namun dia adalah keponakan seorang CEO terkaya di kota xx, karena kedudukan nya sebagai satu-satunya keponakan dari CEO terkaya ini lah, lintang begitu sombong dan juga keras kepala.
Paman nya bernama "Lenan" Lenan hanya memiliki seorang keponakan, ya itu Lintang, dia cukup menyayangi Lintang, karena dalam hidup nya hanya ada Lintang, setelah meningal nya papa dan mama nya Lintang karena kecelakaan hebat beberapa puluh tahun yang lalu, Lenan mendapatkan amanah dari papa nya Lintang yang notabene nya adalah adik dari paman Lenan ini, untuk menjaga dan merawat Lintang dengan baik sampai kapanpun, karena begitu amanah dalam melakukan tugas nya, paman Lenan ini, mengorbankan cinta dan masa depan nya, dia memilih mengasuh Lintang sendiri tanpa harus menikah karena takut kasih sayang akan terbagi dan takut jika Lintang tidak dapat seorang bibi yang baik.
"Tuan, apa tuan baik-baik saja?"Tanya maid kepada Paman Lenan.
"Bawa aku ke kamar, jantung ku benar-benar sakit."Ucap paman Lenan lagi.
"Ayo tuan, ayo istirahat."Ucap sang maid yang tau jika paman Lenan ini baru saja selesai bertengkar dengan Lintang.
Semua penghuni mansion tau, jika Lintang begitu di manjakan oleh paman Lenan sejak kecil, dan karena ini lah, Lintang menjadi seorang yang begitu angkuh, egois,keras kepala dan juga sombong, dia benar-benar arogan.
"Tuan, tenang lah, tuan muda Lintang pasti akan kembali ke mansion, dan tuan bisa membicarakan nya secara pelan, melihat sikap tuan muda Lintang yang arogan, dia butuh sedikit kelembutan, dan kalau boleh saya berikan saran kepala tuan Lenan ... "Ucap sang maid terhenti saat paman Lenan menatap nya dengan tatapan dalam.
"Apa? Kau boleh memberikan saran padaku, apa? Ayo katakan."Tutur paman Lenan yang memang sangat terbiasa dan juga ramah kepada para pelayan nya di mansion.
Hal ini tentu membuat para pelayan merasa nyaman dengan pekerjaan mereka karena memiliki boss yang begitu ramah dan baik hati.
"Sini tuan, biar saya bisikan."Ucap sang pelayan yang kemudian membisikkan sesuatu di telinganya paman Lenan.
"Apa kau yakin ini akan berhasil?"Tanya paman Lenan lagi.
"Pasti tuan, ini pasti akan berhasil, karena tuan muda Lintang pasti sangat menyayangi tuan Lenan."Ucap sang pelayan.
"Baik lah, malam ini atur semua rencana yang sudah kau katakan, nanti jika berhasil aku akan memberikan komisi untuk mu."Ucap sang paman dengan wajah bahagia.
"Oke siap tuan."Jawab si pelayan yang kemudian berjalan keluar dari kamar paman Lenan.
Sementara itu paman Lenan akhirnya bisa tenang dan berbaring untuk segera istirahat dan juga mempersiapkan diri.
Sementara itu di sisi lain.
"Dari mana saja kau? Baru pulang?!"Ucap mama Mona kepada Zoya.
"Ma, maaf ma, aku sedang mencari pekerjaan di luar."Jawab Zoya sambil menunduk.
"Pekerjaan? Apa kau sudah mendapatkan nya?"Tanya mama Mona lagi.
"Em, be, belum ma."Tutur Zoya merahasiakan yang terjadi tadi dengan mama Mona.
"Bodoh, lebih baik kau, mencari pekerjaan yang uang nya cepat dapat saja, mengapa kau tidak pergi ke clab untuk mencari pekerjaan?"Ucap mama Mona dengan enteng nya.
"Apa? Tidak ma, aku ini ingin mencari pekerjaan yang baik, bukan menjual diri, jika mam ingin, suruh saja Fira yang melakukan nya, jangan aku."Jawab Zoya dengan mata sedikit memerah menahan amarahnya.
Plak ... Plak ...
Dua tamparan keras dari mama Mona, berhasil mendarat di pipi Zoya, sampai meningal kan bekas, dan juga membuat sudut bibir Zoya mengeluarkan darah segar.
"Sakit ma!"Ucap Zoya dengan air mata yang mulai mengalir sambil memegang pipi nya.
"Kau pantas mendapatkan nya! Ingat Zoya, kau sekarang ini menjadi beban ku juga! Kau harus menuruti apa yang aku katakan! Jika tidak aku akan membuang mu!"Marah mama Mona dengan tatapan tajam nya.
Mendengar itu, Zoya langsung pergi dari hadapan mama Mona, berlari menaiki tangga menuju kamar nya yang berada di lantai atas.
"Ada apa sih ma ribut-ribut?"Tanya Fira yang saat itu baru keluar dari kamar nya.
"Itu, anak yatim-piatu itu! Berusaha melawan ku, dia benar-benar menguji kesabaran ku!"Marah mama Mona dengan wajah memerah menahan diri untuk tidak mengamuk.
"Sudah lah ma, jangan di pikir kan, dia kan memang seperti itu."Jawab Fira dengan santainya.
Mendengar itu, sang mama malah semakin emosi saja.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments