#Dua bulan kemudian ....
Seorang wanita cantik kini merasa tidak nyaman dengan kehidupannya yang sekarang. Bagaimana tidak, suaminya yang selalu menuruti dan percaya dengan perkataan sang Ibu serta, selalu menyalahkan dirinya.
Apalagi sekarang Chiko selalu membanggakan sahabatnya dan tidak pernah mengajak diskusi apa-apa kalau ada arisan keluarga.
'Haruskah aku mengakhiri semua ini? Aku benar-benar enggak sanggup bila begini terus. Suamiku enggak peduli aku dan selalu sahabatnya yang dia banggakan. Begitupun dengan Ibu mertuaku, dia selalu membandingkan aku dengan Bella.' gumam Revi berbicara pada diri sendiri dan tidak mengerti dengan kehidupannya yang sekarang.
Suara ponsel pun berbunyi tanda ada pesan masuk. Revi yang kini sedang berdiri di ballroom segera berjalan mengambil ponselnya yang tersimpan di atas ranjang. Betapa terkejutnya wanita itu saat membuka pesan masuk.
Bagaimana tidak, sang suami, Ibu mertua dan Bella kini sedang asyik makan dan mereka begitu sangat bahagia. Itu bisa di lihat dari photo tersebut mereka saling tersenyum satu sama lain.
'Siapa yang mengirim photo ini Maksudnya apa? Benar-benar itu orang mau bikin rumah tanggaku hancur!' gumam Revi merasa kesal.
Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam kamar lalu, berjalan menghampiri sang istri yang duduk di atas ranjang.
"Lagi apa sih? Bengong aja aku lihat. Oya, kamu tau enggak? Bella tadi udah banyak membantu perusahaan kita lebih baik lagi dan dia juga berhasil menjual tanah yang ada di Bogor itu dengan harga menakjubkan. Benar-benar dia luar biasa," puji Chiko pada sahabatnya itu.
"Kamu bilang dia menjual tanah yang ada di Bogor itu?" tanya wanita itu mengulangi pembicaraannya.
"Iya, napa emangnya?" tanya balik Chiko.
Wanita itu mengelengkan kepala dan benar-benar merasa marah. Bagaimana tidak, tanah yang ada di Bogor itu milik ayahnya dan Revi berniat menyumbangkan tanah tersebut untuk membangun rumah khusus yatim dan piatu.
"Benar-benar gila ya, Mas! Kenapa kamu menjual tanah yang ada di Bogor itu? Kamu tau sendiri kalo tanah itu akan disumbangkan untuk di bangun rumah khusus yatim dan piatu," jelas Revi benar-benar marah.
"Ya ampun aku lupa." Chiko menepak jidatnya.
"Gimana dong tanah itu udah aku jual," lanjutnya.
"Makanya kalo ada apa-apa diskusi dulu sama aku jangan maen jual aja jadi gini 'kan?" Wanita itu menatap kesal suaminya.
"Aku ini siapa kamu sih? Kenapa enggak pernah diskusikan dulu sama aku? Bahkan kamu selalu percaya dan menuruti kemauan Ibumu? Sedangkan aku? Selalu kau abaikan!" lanjutnya.
"Aku bisa jelaskan semuanya." Chiko berharap sang istri mau mendengar penjelasannya.
"Mau jelasin apa sih? Kamu mau bilang kalo ...." ucapan Revi harus terputus saat tiba-tiba seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar.
"Ada apa sih ini? Dari tadi Ibu dengar kalian ribut mulu. Malu tau sama tetangga!" Bu Sani menatap menantu dan putranya bergiliran. Sepasang suami-istri saling menatap satu sama lain.
"Dia marah Bu, karena aku enggak bilang dulu sama dia tentang tanah miliknya itu yang di Bogor," ucap Chiko menatap Ibunya.
"Kenapa harus marah? Kamu harusnya bersyukur dong dengan menjual tanahmu itu lumayan kita dapat uang yang begitu besar. Itu berkat Bella juga sih yang udah mau membantu kita. Senang sekali ya, bila punya menantu seperti dia. Udah kaya, baik hati dan enggak perhitungan!" Bu Sani menatap sinis Revi.
Wanita itu menatap mertuanya kemudian, berjalan menghampiri Bu Sani
"Jangan salah paham dulu, Bu. Lagian Ibu tau sendiri kalo tanah itu milik ayahku dan dia meminta agar tanah itu di wakafkan untuk di bangun khusus anak yatim piatu," jelas Revi menatap Ibu mertuanya.
"Kamu enggak ikhlas bila tanah di jual oleh Ibu? Harusnya kamu bersyukur dong dengan di jualnya tanah itu kita bisa tanam investasi di perusahaan lain," Bu Sani menatap menantunya.
"Tapi Bu ...."
"Udahlah jangan banyak protes! Emangnya kamu pikir di dunia ini hidup dengan gratis? Enggak!" Bu Sani menatap tajam Revi.
"Bilangin sama istrimu jangan pencicilan dan harus ikhlas bila miliknya di ambil sama Ibu. Harusnya dia bersyukur cuma kerja sebagai Ibu rumah tangga masih bisa makan dan belanja! Sungguh meresahkan sekali punya menantu kere," wanita paruh baya itu menatap sinis menantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Keyza
sunggu mertua yg tidak di harapkan,lawan Revi mertua yg semaunya kek gitu,menyebalkan
2024-01-26
0
Uthie
Wahhh .. mertua yg kaya gtu perlu diberi pelajaran suatu hari nanti 😡
2023-06-27
0