"Mel, ponsel mu ketinggalan," teriak Regina sambil berlarian di anak tangga. Suara mobil Kevin sudah terdengar membuat Regina mengayunkan langkahnya semakin kencang supaya ponsel itu dibawa oleh pemiliknya.
Regina merasakan lelah yang luar biasa meskipun hanya berlari dari kamar hingga ke depan rumah itu. Beruntung, Kevin belum menjalankan mobilnya sehingga rasa lelah itu tidak sia sia.
"Terima kasih Re. Kami jalan ya," kata Melati setelah ponsel di tangannya. Kevin tidak bereaksi apapun. Regina merasa tidak heran dengan sikap kekasih sahabatnya. Hampir setiap Kali bertemu. Sikap Kevin tidak menganggap teman teman Melati ada. Bukan saat ini yang pertama Regina bertemu dengan kekasih sahabatnya itu. Hampir setiap hari karena Kevin rutin menjemput Melati pulang kuliah.
Regina masuk ke dalam rumah setelah menutup pintu gerbang. Baru saja dirinya hendak masuk ke kamar mama Lena. Penciumannya menangkap bau yang menyengat. Regina masuk ke kamar mama Lena. Mama Lena menatap Regina seakan ingin mengatakan sesuatu.
Regina mendekati wanita itu. Bau yang menyengat itu ternyata berasal dari tubuh mama Lena. Wanita itu buang air besar dan tidak memakai diapers sehingga bau itu menyebar hingga ke luar kamar.
Jujur, Regina sangat jijik dan ingin muntah tapi dirinya juga tidak mungkin mengabaikan keadaan mama Rani seperti itu. Dengan memakai masker dua lapis. Regina membersihkan tubuh wanita itu.
Tidak mudah bagi Regina membersihkan tubuh mama Lena. Wanita itu sangat berat karena penyakit itu. Mama Lena juga tidak bisa duduk. Regina sangat kewalahan membersihkan mama Lena karena itu memang bukan keahlianya.
"Kenapa tidak pakai diapers sih. Seperti ini kan susah membersihkannya," gerutu Regina sambil menggerakkan tubuh besar itu sudah berbaring miring. Regina menarik sarung yang menjadi alas tidur wanita itu.
Pekerjaan yang dianggap mudah itu tapi tidak mudah bagi Regina. Sarung yang menjadi alas tidur wanita itu tertarik dan sumber bau itu berceceran di lantai membuat Regina semakin jijik.
Regina ingin menangis melihat pekerjaan semakin bertambah. Dirinya tidak menyesal menemani mama Lena saat ini tapi Regina merasa kesal kepada Melati karena mama Lena tidak memakai diapers.
Pekerjaan itu akhirnya selesai juga. Mama Lena sudah bersih dan sudah berganti pakaian. Ketika Regina hendak membawa pakaian kotor milik mama Lena ke kamar mandi. Tiba tiba Regina tidak bisa menahan diri untuk tidak muntah. Regina berlari ke kamar mandi. Wanita itu menumpahkan semua isi perutnya karena bau itu seperti lengket di hidungnya.
Selesai menumpahkan isi perutnya. Regina keluar dari rumah itu sebentar. Dia pergi ke swalayan terdekat untuk membeli diapers dewasa dengan menggunakan uang sendiri. Dia tidak ingin kejadian barusan terjadi beberapa jam kemudian karena bagaimanapun metabolisme tubuh itu tidak bisa ditahan.
Tiba di kamar mama Lena. Regina kembali direpotkan oleh wanita itu. Kali ini memang bukan buang air besar tapi wanita itu buang air kecil. Regina kembali mengulang mengganti pakaian wanita itu. Meskipun Kali ini lebih mudah dibandingkan membersihkan ketika mama Lena membuang air besar. Tetap saja, Regina harus kewalahan mengganti alas tidur wanita itu. Kali ini, Regina memakaikan wanita itu diapers khusus orang dewasa.
Regina menatap mama Lena dengan sendu. Dulu wanita itu adalah wanita yang sangat sehat. Juga terlihat bisa menerima kepergian suami saat ini. Tapi entah mengapa kesehatan mama Lena menurun akhir akhir ini. Setahu Regina dan mendengar sendiri dari Melati. Mama Lena rutin berobat dan terapi.
"Tante harus semangat untuk sehat ya!" kata Regina sambil mengelus pergelangan tangan mama Lena. Terlihat kedua mata wanita itu berair sepertinya ingin menangis.
"Tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan tante. Asal tante semangat untuk sehat dan juga bisa menjaga pikiran," kata Regina lagi. Wanita itu semakin sendu dan kini terlihat air Mata keluar dari kedua matanya. Regina memeluk wanita itu.
Rasa lelah yang dirasakan Regina mengurus mama Lena sangat berbeda dengan yang dirasakan Melati bersama kekasihnya. Ternyata mereka tidak menghadiri ulang tahun mamanya Kevin. Itu hanya alasan belaka. Kenyataannya, Melati dan Kevin masuk ke dalam sebuah club dan rencananya mereka akan bersenang senang.
Suara music yang keras menyambut kedatangan pasanga kekasih itu. Melati dan Kevin bergandengan tangan mesra. Wajah mereka terlihat sangat bahagia dengan senyum manis tersungging di bibir mereka. Mereka berdua menuju meja dimana sahabat sahabat Kevin bersama pasangan masing masing berada.
"Maaf terlambat," teriak Kevin kepada sahabatnya. Suara keras music itu mengharuskan mereka harus berbicara keras juga supaya terdengar oleh lawan bicara.
Deon, salah satu sahabat Kevin hanya terlihat menganggukkan kepalanya sedangkan sahabatnya yang satu lagi sibuk mengendus leher kekasihnya.
Kevin menarik Melati untuk duduk di pangkuannya karena kursi kosong yang tersedia di tempat itu tinggal satu. Begitu juga dengan sahabat sahabat Kevin yang lain terlihat memangku kekasih mereka.
Seperti sudah tahu apa yang hendak diinginkan kekasihnya. Melati menuang minuman beralkohol itu ke gelas dan memberikannya kepada Kevin. Kevin menerima gelas itu kemudian mencium pipi Melati sebagai ucapan terima kasih.
Melati tertawa kemudian membalas ciuman itu dengan memeluk Kevin lebih erat. Melati sangat bahagia. Bersama Kevin hidupnya tidak menoton. Dia menyukai pergaulan seperti ini dimana dirinya bisa melupakan semua kesedihannya karena kehilangan papa dan penyakit yang dirasakan oleh mama Lena.
"Mau?" tanya Kevin sambil mengangkat gelas berisi minuman alkohol itu. Tanpa menjawab, Melati meraih gelas itu kemudian meminum sedikit kemudian kembali memberikan gelas itu kepada Kevin. Minum alkohol bukan hal biasa bagi Melati.
Kevin dan Melati kini sudah dipengaruhi alkohol. Hentakan musik dan pengaruh minuman itu menuntun Kevin dan Melati untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama music. Kini mereka sudah menari di luar kesadaran mereka begitu juga dengan sahabat sahabat Kevin bersama pasangan masing masing.
Waktu terus berjalan. Semakin lama mereka di club itu semakin banyak minuman beralkohol masuk ke tubuh mereka. Begitu juga dengan kesadaran mereka yang semakin berkurang. Bahkan bisa dikatakan jika Melati dan Kevin juga yang lainnya sudah mabuk parah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments