Bab 5

Tak terasa hari sudah menjelang sore dan Erna bersiap untuk pulng.

"Tikno, aku duluan ya.'' kata Erna sambil melambaikan tangannya.

"Bareng aja Er.'' sahutnya.

"Bareng naik motor kamu?'' tanya Erna menghentikan langkahnya.

"Iya, Er. Kebetulan aku mau kerumah gebetan aku.'' ujarnya sambil memakai minyak rambut.

"Hhmm, ya udah boleh deh.'' ujar Erna mengangguk.

Mereka berdua naik motor lalu meninggalkan area parkiran.

"Jam jam segini macet bangat sih,'' keluh Tikno.

"Ya, kan kamu tahu ini jam pulang orang kantoran sama anak sekolahan.'' jawab Erna.

"Huh, bisa gaswat nih si Tini tungguin," katanya.

"Oooo gebetan kamu namanya Tini?'' tanya Erna.

"Iya, Er. Kamu kenal?''

"Hmm, Aku punya tetangga namanya Tini juga. Tapi plis Tik, kalau dia gebetan kamu mah aku saranin kamu kuatin hati sama mental yah.'' kata Erna sedikit berteriak karena angin kencang takutnya Tikno tidak mendengar.

"Emang kenapa Er?'' tanyanya.

"Kalau si Tini tetanggaku tuh, aduh.... Emaknya galak amat, terus tukang gosip juga. Tapi ya aku doakan semoga Tini yang kamu maksud bukan Tini yang aku kenal.'' jawab Erna.

Tak lama sepeda motor berbelok masuk gang ke arah gang rumah erna. Jangan - jangan dugaannya benar ya? Gebetan Tikno ini anaknya Bu Nunung si biang julid? Ya Tuhan, kalau begitu apa jadinya temennya itu nanti? Kasihan juga si Tikno kalau begitu.

Saat motor mereka berdua melewati warung julid, tampak seperti biasanya. Mata para ibu - ibu mulai melihat Erna lalu mulut mereka mulai komat kamit.

"Udah turun derajat kamu Er? Pulangnya naik motor?'' seru Bu Disa.

Ampun dah, tetangganya itu pada sewot semua. Erna tak menanggapi perkataan mereka, anggap saja Erna pura pura tuli.

"Er? Rumah kamu ini?'' taya Tikno.

"Bukan Tik, rumahku yang depannya lagi.'' jawab erna.

"Oh iya benar Er, Waktu aku jemput Tini kesini, aku sempat lihat kamu tapi gak negur." kata Tikno.

"Berarti pacar kamu itu Tini anaknya bu Nunung?" tanya Erna terkejut.

"Hah? Aku gak tau nama ibunya soalnya aku belum pernah bertemu.'' kata Tikno.

Erna menepuk jidatnya melihat ekspresi Tikno.

"Emangnya kenapa sih Er?''

"Woii Erna, udah gak dapat orang kaya lagi? Kok pulangnya pakai motor butut?'' teriak bu Nunung.

"Ihh apaan sih ibu itu, nyebut motor aku butut?'' kesal Tikno.

"Itu emaknya Tini loh Tik,'' kata Erna datar.

"APA???!!!!"

"Ih biasanya aja kali kagetnya,'' ucap erna saling mengelus kupingnya.

"Yang benar er itu ibunya Tini?'' tanya Tikno lagi dengan mata melotot kaget.

"Iya Tik, Aku gak bohong.'' jawabnya.

"Belum perkenalan aja mulutnya udah buat aku tersinggung,'' kata Tikno gemes.

"Makanya tadi aku bilang. Kuat kuatin sama mental kamu Tik,'' ujar Erna hampir tersenyum melihat temannya itu.

"Kalau emaknya kayak gitu udah malas aku Er.'' kata Tikno.

"Ya mau gimana lagi Tik, kalau emang kamu cinta sama Tini yang perjuangin. Toh, yang jalanin kamu sama dia bukan kamu sama ibunya kan?'' kata Erna membesarkan hati Tikno.

"Yoweeesss, Semangat yah Tik.'' tambahnya.

"Oke oke Er. Kalau begitu aku lanjut ke rumah Tini dulu ya.'' katanya.

Saat hendak menstater motor miliknya tiba tiba ponselnya berdering.

"Eh, kayaknya si Tini udah nelpon nih.'' kata Tikno sambil merogoh sakunya.

"Ya udah angkat dulu Tik.''

Dengan semangat empat lima sambil tersenyum Tikno menjawab panggilan dari pujaan hatinya di Tini.

"Hallo, sayangku.'' kata Tikno saat ponselnya sudah diangkat.

Erna yang mendengarnya hanya bisa menahan tawa. Tapi tak lama berbicara, wajah Tikno tiba tiba berubah.

"Eh, gak usah sayang, aku aja yang kesana. Kamu gak perlu kemari Beb. Nanti aku jelasin, kamu jangan marah dong,'' kata tikno.

"Waduh, kayaknya mereka bertengkar nih.'' batin Erna.

"Halo, halo sayang,'' ucap Tikno tetapi sepertinya panggilan sudah diputuskan.

"Ahhh, sial!!!" umpat tikno.

"Kenapa Tik?'' tanya Erna.

" Si Tini marah, Er. Katanya dia mau nyamperin aku kesini.'' ujar Tikno.

"Loh, kok nyamperin kamu kesini sih?'' tanya Erna dengan bingung.

"Iya, Er. Dia cemburu aku boncengin kamu pulang.'' kata Tikno.

Astaga, cobaan apalagi sore ini yang ijinkan terjadi dalam hidup gadis itu?

"Aku malu Er kalau dia sampai kesini ribut ribut. Si Tini kalau marah gak ada yang bisa lawan.'' ujar Tikno.

"Tanpa kamu kasih tau pun, aku sudah tau Tik. Dia kan tetangga aku.'' jawab Erna.

"Lebih baik aku ke rumahnya saja sebelun dia yang kemari.'' kata Tikno hendak menyalakan motornya.

Namun, berkali kali Tikno menstater motornya tetap saja tidak mau nyala. Ia terus mencoba hingga bajunya basah karena keringat yang mengucur deras.

"Tik, istirahat aja dulu.'' kata Erna yang yang kasihan melihatnya.

Ia lalu duduk dan berhenti di bahy jalan dengan nafas terengah - engah.

"Er, minta air ya. Aku haus sekali nih,'' katanya dengan ngos ngosan.

"ya udah bentar ya, aku ambilin dulu.'' kata erna lalu masuk ke dalam rumah.

"Eh, Er, kamu udah pulang, Nak?'' tanya Idah sang ibu.

"Iya, Bu, udah dari tadi sih tapi Erna baru masuk.'' jawabnya sambil mengambil air es dari kulkas di dalam gelas.

"Lah, udah sampai dari tadi kok kamu baru masuk/'' tanya Idah menghentikan jahitannya.

"Dari tadi Erna sama teman di luar, Bu. Motornya mogok.'' kata Erna sambil membawa nampan berisi minuman dingin ke depan.

BAru saja kakinya menginjak teras depan rumah, Dia melihat tini sudah datang. Ia nampak sedikit cekcok dengan Tikno. Erna masih tetap berdiri di tempat semula, rasanya tidak enak nyamperin mereka. Biarlah mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri.

"Hey, Erna!'' sapa Tini sedikit ketus kepada Erna.

"Iya Tin?'' jawabnya masih berdiri di tempat semula.

"Kamu gak bisa cari lelaki lain ya? Kenapa kamu godain pacar aku?'' teriaknya.

"Hah?'' Erna sangat terkejut mendengar perkataannya.

"Udah, Sayang, Aku sam Erna itu satu tempat kerja jadi saat pulang sekalian kuantar dia terus jemput kamu karena kita searah.'' ucap Tikno menenangkan Tini.

"Alllaaaa, itu alasan kalian aja kan biar bisa berduaan!'' kata Tini dengan mata melotot pada Tikno.

"Ya ampun Tin, Yang dikatakan Tikno itu benar. Tadi ia mau kesini karena mau jemput kamu,'' kata Erna meluruskan masalah yang ada.

"Diam kamu gadis kegatelan!!!'' ucapnya padaku.

"Tini!!! Kamu bisa gak, katain orang yang baik dikit?!' bentak Tikno.

"Kamu bentak aku, Tikno? Kamu bela pacar baru kamu itu?'' tunjuk Tini pada Tikno.

Erna yakin keributan di rumahnya ini sebentar lagi akan mengundang para ibu obu kemari. Dan benar saja, tak lama mereka semua berdatangan dari berbagai arah. Persis seperti lebah mencari nektar di bunga bunga. Jika lebah mengolah nektar untuk menjadi madu, maka ibu ibu disini mengolah gosip menjadi bahan julid.

"Hey, Tini, Ngapain kamu teriak teriak disini?'' tanya bu Disa.

"Iya Tin, pakai acara marah marah lagi!'' timpal bu Ria.

"Itu si Erna pengen rebut cowok aku.'' ujarnya sembari menunjuj Erna.

"Gila kamu Tin,'' jawab Erna geram.

"Emang cowok kamu yang mana Tin?'' tanya bu Disa.

"Ibu, Bu.'' jawab Tini sambil mendekat ke arah Tikno.

Raut wajah Tikno berubah menjadi tidak senang, pasti ia sudah malu dengan kelajuan Tini.

"I----ini pacar kamu, Tin?" tanya Bu Disa dengan terbata.

Terpopuler

Comments

Little Peony

Little Peony

Semangat Thor, salam dari Somebody Does Love ❤️

2023-06-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!