"Lah kok gak bilang ibu?''
"Yah, gimana mau bilang, ibu aja gak dengar aku ucapin salam. Dipanggil juga gak nyahut." kata Erna.
"Wess, Ibu lagi dengerin musik jadul di radio. Lagu lagunya bagus bagus." jawab ibunya sambil mencuci daging yang ia potong.
"Er....." panggil ibunya.
"Ya, Bu?''
"Benar kata bu Nunung tadi pagi kamu naik mobil mewah sama cowok?" tanya ibunya serius.
Gelas plastik yang Erna pegang langsung dia lempar ke ember berisi air dan menimbulkan cipratan air.
"Bu Nunung itu cocoknya jadi pembawa berita aja ya bu." kata Erna lalu duduk di kursi.
"Jawab dulu ibu Erna."
"Tadi pagi, Saat Erna nunggu angkot, eh tiba tiba si Shita datang pakai mobil baru. Dia ngajakin aku naik, Ya sudah, rejeki gak bisa ditolak kan bu." jelasnya.
"Ooo, Jadi itu mobil yang nyetir cewek?" ulang ibunya sambil membersihkan daging itu lagi.
"Iya, Bu. Bu Nunung aja yang rabun. Gak ngelihat udah main bilang aku jalan sama cowok." ucap Erna ketus
"Kayak gak tau dia aja Er." jawab Ibunya.
"Lah ibu juga kayak gak tau bu Nunung Merkonah aja. Sampai sampai percaya kata katanya."
"Kan ibu cuma mau menglarisasi aja, Nak."
"Mengklarifikasi, Bu." kata Erna meluruskan.
"Nah itu." balasnya tertawa.
Tin Tinn tinn......
"Noh, mobil siapa tuh yang bunyi di depan Er? Coba kamu lihat." kata Idah Ibunya.
Erna langsung berjalan menuju ke depan melihat siapa yang datang.
"Mobil siapa sih?" gerutu Erna.
Dari arah pintu kemudi keluarlah Doli, Ia adalah teman Erna jaman putih abu abu dulu.
"Doli?" Teriak Erna dan langsung memeluknya.
"Hay, Ern." sapanya dengan nada kemayu dan membalas pelukannya.
Doli teman Erna ini sedikit berlagak kemayu dan lemah lembut. Makanya Erna tak segan segan untuk memeluknya, Semenjaka tamat SMA, Erna sudah tidak pernah bertemu dengannya.
"Wih... Gilaa, Udah sukses ya sekarang," kata Erna saat melihat dirinya yang sudah glow up dan necis.
"Iya dong, Say. Aku kira kamu udah pindah. Eh, tau taunya masih alamat lama jadi aku mampir deh." katanya.
"Yuk masuk. Ibu pasti senang kamu datang." kata Erna menggandeng tangannya masuk.
Namun, ada yang membuat Erna lebih terkejut. Kala Ia melihat di ujung pagar rumahnya sudah ramai dengan kumpulan ibu - ibu tukang julid. Mereka nampak serius mengamati aku dan Doli yang masih berada di teras. Norak sekali mereka ini. Tanpa mempedulikan mereka, aku mengajak Doli untuk masuk.
Setelah cipika cipiki dengan ibu, kami lalu bercerita di ruang tamu sambil tertawa.
Aku duduk di kursi yang menghadap ke luar agar bisa melihat kelakuan ibu - ibu kurang kerjaan itu.
Mereka terus lalu lalang di depan rumahku sambil sesekali melirik kedalam.
"Say, Tetangga kamu kok norak gitu ya? Tadi aku lihat mereka semua lihatin kita di deapn." ujar Doli.
"Ya, Mereka semua begitu." kata Erna sambil memberi tanda garis miring dengan jari di kening.
Sontak mereka bertiga tertawa karena lucu. Tak lama setelah berbincang dengan Doli, Ia pamit untuk pulang. Erna mengantarnya sampai ke depan. Setelah ia pergi, Erna masuk dan menutup pintu.
"Hey Erna," panggil suara yanng tak asing.
Siapa lagi kalau bukan bu Nunung. Erna berbalik dan melihatnya.
"Lah, mengapa datangnya sama bu RT?"
"Sore, Er." sapa ibu RT dengan ramah.
"Iya sore bu, mari silahkan masuk.' kata Erna dengan sopan.
Bu RT dan bu Nunung masuk lalu duduk di ruang tamu.
"Ibu kamu ada Er?" tanya ibu RT.
"Ada bu. Sebentar Erna panggilin dulu ke belakang." katanya dan beranjak.
Erna langsung menuju ke dapur dan memanggil Ibunya.
"Ibu, ada bu rt sama bu Nunung di depan." kata Erna saar sudah melihat ibunya di dapur.
"Waduh, iya tunggu sebentar. Kamu tolong balikin dagingnya yang di wajan ya takut gosong, Nak." kata Ibunya lalu mencuci tangannya dan menuju ke depan.
Entah mengapa firasat Erna tidak enak. Melihat bu Nunung datang dengan bu rt membuatnya merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
"Ernaaaaaa!!!!!!!"
Erna terkejut saat mendengar ibu meneriakiku dari depan.
"Sebentar, Bu." jawabnya.
Cepat cepat ia keluarkan daging goreng yang sudah matang itu lalu mematikan kompor. Erna berlari menuju ruang tamu, ternyata dugaanya benar tak salah.
"Iya, Bu. Kenapa berteriak?" tanyanya.
"Jelaskan pada ibu rt siapa yang datang tadi." kata ibu. Wajahnya sudah menyiratkan kemarahan dan pastilah penyebabnya si biang julid disamping bu rt.
"Sebenarnya ada apa ya bu?'' tanya Erna pada ibu rt.
"Iya,Erna. Ibu minta maaf, tapi tadi saya mendapat laporan kalau kamu membawa laki laki ke dalam rumah ini.'' ucap ibu rt sampai melirik bu Nunung.
"Iya. Jelaskan Erna siapa laki laki itu. Mana pakai mobil mewah lagi." ucap bu Nunung yang terdengar kepo.
"Maaf ya bu, sepertinya ini sudah sangat berlebihan. Yang datang tadi dengan mobil itu teman sekolahku dulu. Namanya Doli.'' jawab Erna menerangkan.
Terlihat raut wajah bu Nunung berubah menjadi curiga.
"Doli siapa toh Er? Kerja dimana dia sampai bisa bawa mobil bagus begitu."tanyanya menggebu.
"Ya mana saya tau bu. Yang saya tau memang dia sudah kaya dari sononya."kata Erna dengan sebal.
Ibunya langsung pergi begitu saja ke belakang meski bu rt masih ada disitu. Sepertinya beliau juga sangat kesal dengan kehadiran mereka.
"Oh, jadi teman kamu toh?'' tanya bu Nunung menggut manggut.
"Udah iya bu Nunung, Jadi saya harap jangan terlalu kepo dan jangan menyebarkan berita yang aneh aneh. Lagian teman saya datang bertamunya baik baik, bukan ngumpet." tambah Erna dengan kesal.
"Huss, biasa aja Erna. Saya kan cuman menjaga warga sini agar gak kena fitnah, terutama kamu sama ibumu/" tunjuk bu Nunung.
"Sudah Bu Nunung, Kita pulang saja. Lagian kita sudah mendengar penjelasan dari Erna sama Ibunya. Dan saya rasa tidak ada yang aneh." kata ibu rt, "Erna, saya minta maaf sebelumnya sudah membuat ribut dan tidak enak." sambung ibu rt.
"Iya bu, gak apa apa. Lain kali tolong jangan seperti ini lagi, saya dan ibu saya tidak serendah yang kalian pikirkan." ucap Erna jengkel.
"Kami hanya peduli tapi kalau gak dianggap seperti itu nyesel deh udah peduliin kalian." kata bu Nunung.
"Ibu bukan peduli, tapi hanya untuk cari bahan gosip dan berjulid."
"Sudah bu, Mari kita pulang." kata bu rt menarik tangan bu Nunung keluar.
Akhirnya mereka berdua pergi dari rumah itu. Dengan sedikit kasar, Erna membanting pintu rumah lalu menguncinya. Dasar tetangga aneh bun julid.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Jangan berfikir buruk dulu, dong Bu ibu
2023-06-17
0